Anda di halaman 1dari 6

... Ringkasan Buku ...

Judul asli : Min Akhtha'i al Azwaj


Penulis : Muhammad bin Ibrahim Al Hamd
Edisi Indonesia : Agar Suami Disayang Istri
Penerjemah : Ahmad Syaikhu
Penerbit : Pustaka At Tazkia - Jakarta
Cetakan : I, Mei 2005
Halaman : xii + 229
Buku ini menyebutkan kekeliruan-kekeliru an yang biasa
dilakukan oleh seorang
suami. Dengan maksud sebagai bahan introspeksi agar rumah
tangga menjadi
lebih harmonis. Meski perlu diingat bahwa tidak ada manusia
yang sempurna.
Tetapi alangkah baiknya bila suami tetap terus memperbaiki
diri. Demikian
juga dengan seorang istri. Harus terus memperbaiki diri.
Inilah kekeliruan kekeliruan yang disebutkan dalam buku
tersebut. Saya
sebutkan dengan meringkas penjelasannya.
1. Mengabaikan orang tua setelah menikah
2. Membiarkan hubungan antara istri dan mertua menjadi
renggang
3. curiga terhadap istri
4. Miskin cemburu terhadap istri
Cemburu yang sehat sangat dianjurkan. Cemburu yang didasarkan
pada akal
sehat, cinta kasih dan saling percaya.
Cemburu adalah perasaan mulia dari cinta sejati yang mendorong

seorang hamba
melindungi istrinya. Juga sebaliknya, mendorong istri untuk
menjaga
suaminya.
Cemburu adalah salah satu sifat pria yang mulia. Perasaan itu
tidak boleh
pudar dalam diri seorang pria, apa pun situasinya. Bahkan
ketika ia tidak
lagi mencintai istrinya. Kecemburuannya tetap kokoh, selama
perempuan
tersebut berstatus istrinya, dan karenanya jadi tanggung
jawabnya. Perasaan
cemburu membuat kedua belah pihak merasa dicintai. Masing
masing lalu
berusaha memperbarui, menumbuhkan, dan memelihara perasaan
cinta.
5. Meremehkan istri
6. Menyerahkan komando rumah tangga pada istri
Suami adalah pemimpin. Mencintai bukan berarti mengikuti semua

kemauan
istri. Mencintai berarti bersama sama mengayuh sampan rumah
tangga, dengan
penuh cinta dan saling mengerti.
7. Merampas harta istri
8. Malas mengajari istri tentang Islam
Ini salah satu kekeliruan yang dilakukan oleh banyak suami.
Suami malas
mengajar, mendidik dan memahamkan istrinya dalam urusan
agamanya. Jika istri
bodoh dalam urusan agamanya, ia tidak mengetahui hak suaminya,

tidak mampu
mendidik anak anaknya dan merawat rumahnya dengan baik. Ia pun

tidak
beribadah pada Rabb nya dengan cara yang Dia ridhai.
Syaikh Muhammad Rasyid Ridha mengatakan, "Kewajiban atas
suami, sebagai
pemimpin rumah tangga adalah mendidik istri istrinya
semaksimal mungkin agar
mereka melaksanakan kewajibannya. "
Syaikh Ridha melanjutkan, "Bagaimana mungkin wanita dapat
menunaikan
kewajiban dan hak jika mereka tidak mengetahuinya, baik secara

umum maupun
rinci? ... "
Suami hendaknya berupaya mengokohkan dalam hati istrinya rasa
cinta pada
Allah, takut dan harapan kepada Nya, merasakan pengawasan Nya,

bertawakal
dan senantiasa bertaubat pada Nya. Ia ajarkan hukum hukum
bersuci dengan
berbagai ragamnya, jinabat, hadats, haid, nifas dan lainnya.
Selanjutnya yang juga patut diperhatikan, seorang istri sangat

terpengaruh
dengan perilaku suaminya. Jika ia melihat suaminya sangat
menyukai auratnya
tertutup, iffah (menjaga kesucian diri), berakhlak dan rajin
beribadah, sang
istri pun bersegera melakukannya. Ia terdorong oleh semangat
memenuhi
perintah Rabb nya dan mencari ridha suaminya. Sebaliknya jika
ia melihat
suaminya meninggalkan hukum hukum agama dan adab berkeluarga,
ia pun
mengikuti suaminya demi menyenangkan hatinya.
9. Pelit terhadap istri
Salah satu hak istri atas suaminya adalah diberi nafkah secara

ma'ruf.
Maksud nafkah disini adalah harta yang diwajibkan atas suami
untuk diberikan
pada istrinya, seperti tempat tinggal, makanan, pengasuhan,
pakaian, dan
lain lainnya. Dengan begitu, kehormatan istri selamat dari
pelecehan,
kesehatan pun terjaga. Semua itu hendaknya dilakukan dalam
batas batas
kesanggupan.
Ibnu Qudamah berkata, "Memberikan nafkah pada istri adalah
kewajiban,
berdasarkan Al Qur'an, As Sunnah, dan ijma'. Allah berfirman:
"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. Dan orang
yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta
yang diberikan
Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang

melainkan
(sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya." (Ath Thalaq: 7).
As Sarakhsi berkata, "Suami wajib memberikan nafkah menurut
kadar kecukupan
dan dinilai ma'ruf, yakni tidak kikir dan tidak berlebih
lebihan."
Memberikan nafkah kepada istri lebih didahulukan daripada
memberi nafkah
pada orang lain. Ini dilalaikan oleh banyak orang. Abu
Hurairah menuturkan
sabda Rasulullah shallallahu' alaihi wa sallam:
"Satu dinar yang engkau nafkahkan di jalan Allah, satu dinar
yang engkau
nafkahkan untuk membebaskan budak, satu dinar yang engkau
nafkahkan kepada
orang miskin, dan satu dinar yang kamu nafkahkan pada
keluargamu; maka yang
paling besar pahalanya adalah apa yang engkau nafkahkan pada
keluargamu."
(HR. Muslim no. 995).
Istri tidak boleh menuntut nafkah melebihi kebutuhannya, atau
membebani
suaminya di luar kesanggupannya. Itu berarti menyusahkan dan
membebani.
Ketika istri diuji oleh suami yang kikir terhadapnya, lalu ia
bersabar dan
mengharapkan pahala, maka ia akan mendapat pahala dari Allah.
10. Mengejutkan istri setelah lama bepergian
Berikan kesempatan kepada istri untuk bersolek setelah Anda
bepergian lama.
Niscaya hasrat dan kasih sayang lebih bertahan lama.
Dalilnya adalah hadits riwayat Jabir. "Kami bersama Rasulullah
shallallahu' alaihi wa sallam dalam suatu peperangan. Ketika
kami telah tiba
di Madinah, kami pergi untuk menemui istri kami. Rasulullah
bersabda,
"Perlahan, jangan masuk pada malam hari -yakni Isya'- hingga
ia menyisir
rambut yang kusut, dan agar wanita yang ditinggal bepergian
itu bisa
berdandan." (HR. Muslim, No. 715; Abu Daud No. 2776; dan At
Tirmidzi no.
1172).
Hikmah dilarangnya perbuatan ini, adalah agar hasrat terhadap
istri tetap
kuat. Sebab, suami tidak melihat suatu aib pada istrinya atau
sesuatu yang
mengurangi keindahannya. Misalnya, rambut acak acakan, tidak
berhias, dan
lainnya. Dengan memberi tahu terlebih dulu, suami dapat
melihat istrinya
tetap cantik karena telah berhias. Hatinya pun tetap gembira.
Hasratnya pun
tetap terjaga.
Ringkasnya, suami tidak semestinya datang menjumpai istrinya
secara tiba
tiba setelah bepergian jauh. Hal ini dalam rangka mengikuti
sunnah, ... Saat
ini, berbagai sarana tersedia. Seorang suami bisa
berkomunikasi lewat
telepon dan memberitahu istrinya bahwa ia akan datang pada
hari dan waktu
tertentu. Setelah mengetahui waktu kedatangan suaminya, istri
pun
berkewajiban untuk berdandan dan bersiap siap dengan sempurna
untuk
menyambutnya.
11. Hobi mencela dan mengkritik istri
12. Kurang berterima kasih kepada istri
Apa ruginya jika Anda memuji istri Anda karena kecantikannya
dan
kerajinannya? Apa ruginya jika Anda berterima kasih padanya
atas suguhan
yang ia siapkan untuk tamu Anda? Apa pula ruginya jika Anda
menyatakan
terima kasih Anda karena telah mengurus rumah dan anak anakmu,

walaupun itu
merupakan tugasnya, walaupun ia melakukannya sebagai
kewajibannya? Semua itu
dapat memperkuat kasih sayang antara suami istri.
13. Sering bertengkar
14. Lama meninggalkan istri tanpa alasan
15. Terlalu sibuk hingga jarang menemani keluarga
16. Bersikap kasar terhadap istri
17. Malas berhias untuk istri
18. Mengabaikan sunnah sebelum bercinta
19. Mengabaikan kesantunan dan etika bercinta
20. Mengumbar rahasia ranjang
21. Buta terhadap kondisi kejiwaan istri
Suami dituntut peka terhadap kondisi psikis sang istri. Dengan

memahami
kondisi istri, membantu suami bersikap secara tepat.
Ada juga suami yang tidak tahu problem problem alamiah wanita,

baik ketika
mengandung, haidh, nifas, dan lainnya. Ketika mengalaminya,
kadang ia
merasakan kesulitan dan kegelisahan. Apalagi ketika mengandung

dan mengidam.
Pada saat itu, istri menginginkan banyak hal.
Kadang pula ia tidak menyukai sesuatu, sehingga tidak tahan
melihatnya atau
menciumnya. Terkadang ia tidak menyukai rumahnya, suaminya,
atau hal hal
lain. Jika suami tidak mengerti hal itu, ia bisa saja
beranggapan bahwa
istrinya telah membencinya dan bosan dengannya. Kadang pula,
suami lantas
bersikap keras, dengan menceraikan istrinya. Ia tidak tahu
sikap istrinya
itu di luar keinginannya.
Karena itu, suami sepatutnya memahami masalah masalah ini agar

tidak jatuh
dalam kekeliruan kemudian menyesal. Saat itu, penyesalan tak
lagi berguna.
Jika ia tidak paham hal hal seperti ini, semestinya ia
bertanya. Sebab, obat
kebodohan adalah bertanya.
22. Menggauli istri ketika haid
23. Menggauli istri lewat dubur
24. Memukul istri tanpa alasan
25. Poligami dengan niat buruk
26. Tidak adil pada para istri
27. Terburu buru memutuskan cerai
28. Enggan menceraikan setelah mustahil berdamai
29. Mencela mantan istri
30. Mengabaikan anak usai bercerai
31. Habis manis sepah dibuang
32. Memandang hijau kebun tetangga.
[PERSONAL VIEW]
------------ ---
Buku ini bagus dibaca agar kita bisa mengetahui bagaimana
menjadi suami yang
baik. Tetapi upaya memperbaiki rumah tangga bukan hanya dari
sisi suami
saja. Harus dibarengi juga dengan upaya memperbaiki diri
istri. Dengan
begitu, niatan untuk membentuk keluarga yang sakinah mawaddah
wa rahma atas
dasar aturan aturan Islam bisa dilakukan dari dua arah. Yaitu
suami dan
istri sekaligus.
Ketika membaca buku ini, saya terdiam dan berpikir. Untuk
kesekian kalinya
-alhamdulillah- saya semakin yakin pentingnya ilmu agama dalam

beramal.
Bahkan untuk berumahtangga pun kita harus punya ilmunya agar
tidak banyak
kekeliruan kekeliruan yang kita buat. Contoh yang menarik
adalah kekeliruan
sebagian suami sebagaimana dijelaskan pada point 10, yaitu
mengejutkan istri
setelah lama bepergian. Sebagian dari para suami mungkin
mengira akan
membuat 'surprise' (kejutan) dengan tiba tiba hadir dihadapan
istrinya.
Maksudnya mungkin baik -menurut perkiraan mereka- yaitu agar
semakin
bertambah rasa cinta diantara keduanya. Tetapi ini malah suatu

kekeliruan.
Tidak semestinya seorang suami menjumpai istrinya secara tiba
tiba setelah
bepergian jauh. Hendaknya memberi kabar dulu tentang
kedatangannya, bisa
dengan menelpon atau sms. Dengan itu, seorang istri punya
waktu yang cukup
untuk bersiap siap menyambut suaminya dengan baik. Inilah yang

bisa menambah
rasa cinta diantara suami istri.
Semoga Anda semakin yakin bahwa menuntut ilmu agama itu
penting dan memang
perlu...
Ringkasan buku ini dibuat oleh Chandraleka
di Depok, 29 Desember 2006
Chandraleka
Independent IT Writer
Back to Top

Anda mungkin juga menyukai