FISIOLOGI JANTUNG
A. Sistem pengaturan jantung
1. Serabut Purkinje. Serabut ini adalah serabut otot jantung khusus yang mampu
menghantar impuls dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot
jantung. Hantaran yang cepat di sepanjang sistem Purkinje memungkinkan atrium
berkontraksi bersamaan, kemudian diikuti dengan kontraksi ventrikular yang serempak,
sehingga terbentuk kerja pemompaan darah yang terkoordinasi.
2. Nodus sinoatrial (nodus S-A)
a. Lokasi. Nodus S-A adalah suatu massa jaringan otot jantung khusus yang terletak di
dinding posterior atrium kanan tepat di bawah pembukaan vena kava superior.
x
b. Nodus S-A melepaskan impuls sebanyak 72 kali per menit,
frekuensi
irama yang lebih cepat dibandingkan dalam atrium (40 sampai 60-
kali per menit), dan ventrikel (20 kali per menit). Nodus ini
dipengaruhi
saraf simpatis dan parasimpatis sistem saraf otonom, yang akan
mempercepat atau memperlambat iramanya.
c. Nodus S-A mengatur frekuensi kontraksi irama, sehingga disebut
pemacu jantung.
3. Nodus atrioventrikular (nodus A-V)
a. Lokasi. Impuls menjalar di sepanjang pita serabut Purkinje pada
atrium, menuju nodus A-V yang terletak di bawah dinding
posterior
atrium kanan.
b. Nodus A-V menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi
darah
atrium selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikular.
4. Berkas A-V (berkas His)
a. Lokasi. Berkas A-V adalah sekelompok besar serabut Purkinje
yang
berasal dari nodus A-V dan membawa impuls di sepanjang
septum
interventrikular menuju ventrikel. Berkas ini dibagi menjadi
percabangan berkas kanan dan kiri.
b. Percabangan berkas kanan memanjang di sisi dalam ventrikel
kanan. Serabut bercabang menjadi serabut-serabut Purkinje kecil
yang menyatu dalam serabut Otot jantung untuk memperpanjang
impuls. j. |gg I
c. Percabangan berkas kiri memanjang di sisi dalam ventrikel kiri
dan
bercabang ke dalam serabut otot jantung kiri.
Abnormalitas hantaran * *>
1. Irama jantung abnormal (aritmia) dapat disebabkan oleh ketidak-
teraturan nodus S-A atau nodus A-V, atau karena gangguan pada
sistem hantaran.
2. Blok jantung adalah gangguan pada hantaran sehingga sebagian
atau semua impuls tidak mencapai ventrikel. Jantung kemudian
berdenyut sendiri atau membentuk iramanya sendiri.
a. Pada blok jantung parsial (sebagian), atrium berdenyut dengan
nor-
mal, tetapi frekuensi hantaran yang melalui nodus A-V melambat.
_ Ventrikel hanya berkontraksi satu kali setelah kontraksi atrium
yang
kedua, ketiga, atau keempat.
b. Pada blok jantung kompletJiantaran-darignodus-atau-berkas-A-
V-
sangat terhambat-. Atrium berdenyut dengan normal, tetapi
ventrikel
berdenyut secara independen sekitar 20 sampai 40 kali per menit.
c. Beragam derajat blok jantung ditangani dengan cara menanam
alat
pacu jantung buatan di bawah kulit. Alat ini adalah sejenis
stimula-
tor bertenaga baterai dengan elektroda yang melekat pada
ventrikel.
.3. Fokus ektopik. Pada beberapa kasus defek hantaran, salah satu sisi
selain sisi pacu jantung mungkin akan tereksitasi dan memulai
denyut dengan sendirinya di antara denyut yang normal.
a. Denyut ekstra mi disebut kontraksi ventrikular prematur
[prema-
ture ventricular contraction), atau ekstrasistole.
b. Fokus ektopik dapat diredam melalui obat-obatan tertentu,
stimulan
(seperti kafein), kurang tidur, atau ansietas.
c. Geletar [flutter) dan fibrilasi. Kontraksi cepat dan tidak
terkoordinasi
pada atrium atau ventrikel disebut geletar jika berfrekuensi 200
sampai 300 denyut per menit dan jika frekuensinya lebih tinggi
disebut fibrilasi.
(1) Geletar atau fibrilasi atrial adalah denyut abnormal, tetapi
tidak mengancam kehidupan. Walaupun keefektifan ventrikel
berkurang, ventrikel masih dapat memompa darah ke paru-
paru dan tubuh.
(2) Fibrilasi ventrikular tidak memungkinkan darah dipompa
dan dengan cepat dapat berakibat fatal kecuali jantung
dideflbrilasi dengan listrik (dikejutkan) kembali ke irama yang
normal.
C. Elektrokardiografi HH
1. Elektrokardiogram (EKG) adalah rekaman grafik aktivitas
listrik yang menyertai kontraksi atrium dan ventrikel jantung.
(Lihat Gambar 11-3.)
2. Depolarisasi dan polarisasi otot jantung menghasilkan daya
potensial pada permukaan kulit yang dapat direkam melalui
sebuah poligraf atau osiloskop setelah melekatkan elektroda
permukaan pada lokasi yang tepat.
a. Posisi elektroda berhubungan satu sama lain dan terhadap
jantung
disebut lead.
b. Ada 12 lead konvensional yang dipakai untuk merekam EKG.
(1) Tiga lead tungkai standar meliputi lengan kanan terhadap
lengan
kiri, lengan kanan terhadap tungkai kiri, dan lengan kiri
terhadap
tungkai kiri. Lead ini bipolar karena dapat mendeteksi
variasi
gelombang listrik sebagai dua titik dan memperiihatkan
per-
I ________ bedaannya. w ______________ 1 j* _________ I ___
(2) Tiga lead tungkai modifikasi diperkuat dengan hubungan
listrik yang mengakibatkan defleksi^eningkatan
amplitudo,-Lead
ini unipolar karena hanya dapat mendata perubahan voltase
di salah satu titik (lengan kanan, lengan kiri, atau tungkai
kiri), asalkan titik lain tidak menunjukkan perubahan
aktivitas listrik yang berarti selama kontraksi jantung
berlangsung.
(3) Lead prekordial unipolar merekam data pada enam posisi
di
dada, yaitu V
1
sampai V
6
.
3. Defleksi terhadap potensial kerja jantung seseorang ditunjukkan
dalam
huruf: P, 9, R, S, dan T.
a. Gelombang P memperiihatkan aktivitas listrik yang
berhubungan
dengan depolarisasi atrium setelah depolarisasi awal pada
nodus S-
A.
b. Kompleks QRS (dengan durasi sekitar 0,12 detik), mewakili
penjalaran
depolarisasi melalui ventrikel.
(1) Sejumlah kecil repolarisasi atrium juga terjadi bersamaan,
tetapi tertutup defleksi QRS.
(2) Bentuk, amplitudo, dan arah QRS bergantung pada variabel
seperti posisi jantung dan massa ventrikel.
c. Interval P-R (kurang lebih 0,1 detik) adalah rentang waktu
antara
permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS.
Interval
mewakili jeda waktu antara aktivasi nodus S-A dan permulaan
de-
polarisasi ventrikel.
d. Gelombang T memperiihatkan repolarisasi ventrikel. Durasi
gelombang
ini lebih panjang dan amplitudonya lebih rendah dibandingkan
gelombang depolarisasi (kompleks QRS), yang menunjukkan
bahwa
repolarisasi berlangsung tidak selaras dan lebih lambat
daripada
depolarisasi.
6 Sistem Sirkulasi
D. Siklus jantung
1. Definisi. Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi
(sistole)
dan relaksasi (diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole
berikutnya.
a. Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan
volume
darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur
pem-bukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah
yang me-lalui ruang-ruang dan masuk ke arteri.
b. Walaupun sisi kiri dan kanan jantung memiliki tekanan
atrium dan
ventrikular yang berbeda, sisi-sisi tersebut berkontraksi dan
berelaksasi bersamaan serta secara serempak mengeluarkan
volume
darah yang sama.
2. Peristiwa mekanik dalam siklus jantung (Gambar 11-4)
a. Selama masa diastole (relaksasi), tekanan dalam atrium dan
ventrikel sama-sama rendah, tetapi tekanan atrium lebih
besar dari
tekanan ventrikel.
(1) Atrium secara pasif terus-menerus menerima darah dari
vena (vena kava superior dan inferior, vena pulmonar).
(2) Darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui
katup A-V yang terbuka.
(3) Tekanan ventrikular mulai meningkat saat ventrikel me-
ngembang untuk menerima darah yang masuk.
(4) Katup semilunar aorta dan pulmonar menutup karena
tekanan dalam pembuluh-pembuluh lebih besar daripada
tekanan dalam ventrikel.
(5) Sekitar 70% pengisian ventrikular berlangsung sebelum
sistole atrial.
b. Akhir diastole ventrikular, nodus S-A melepas impuls,
atrium
berkontraksi, dan peningkatan tekanan dalam atrium
mendorong
tambahan darah sebanyak 30% ke dalam ventrikel.
7 Sistem Sirkulasi
(1) Tekanan dalam atrium kiri meningkat antara 7 sampai 8
mmHg; tekanan dalam atrium kanan meningkat antara 4
sampai 6 mmHg.
(2) Volume diastolik akhir adalah volume darah dalam
setiap ventrikel di akhir diastole. Volume normalnya
sekitar 120 ml.
- c. Sistole ventrikular. Aktivitas listrik menjalar4te ventrikelryang
mulai berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel meningkat dengan :
cepaWan mendorong^katup^S-V untuk segera menu!upT~ (1) Ventrikel
kemudian menjadi rongga tertutup dan volume darah tidak dapat berubah.
Ini disebut periode kontraksi isovolu-metrik.
8 Sistem Sirkulasi
(2)Bunyi katup yang menutup merupakan bunyi jantung
pertama.
(3)Jlka kontraksi ventrikular berlanjut, tekanan akan
meningkat dengan cepat sampal 80 mmHg dalam
ventrikel kiri dan 8 mmHg dalam ventrikel kanan,
mendorong katup semilunar aorta dan pulmoner
untuk terbuka.
d. Ejeksi darah ventrikular ke dalam arteri
(1)Tidak semua darah ventrikular dikeluarkan saat
kontraksi. Volume sistolik akhir darah yang tersisa
pada akhir sistole adalah sekitar 50 ml.
(2)Isi sekuncup (70 ml) adalah perbedaan antara volume
diastole akhir (120 ml) dan volume sistole akhir (50 ml).
e. Diastole ventrikular
(1)Ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi.
Tekanan dalam ventrikel menurun tiba-tiba sampai di
bawah tekanan aorta dan trunkus pulmonar, sehingga
katup semilunar menutup (bunyi jantung kedua).
(2)Ceruk dikrotik yang ditunjukkan pada Gambar 11-4
memper-lihatkan adanya peningkatan tekanan aorta
singkat akibat pe-nutupan katup semilunar aorta.
(3)Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam
periode relaksasi isovolumetrik karena katup masuk
dan katup keluar menutup. Jika tekanan dalam ventrikel
menurun tajam dari 100 mmHg sampai mendekati nol,
jauh di bawah tekanan atrium, katup A-V membuka dan
siklus jantung dimulai kembali.
E. Bunyi Jantung
1. Bunyi jantung secara tradisional digambarkan sebagai lup-dup
dan dapat didengar melalui stetoskop. "Lup" mengacu pada
saat katup A-V menutup dan "dup" mengacu pada saat katup
semilunar menutup.
2. Bunyi ketiga atau keempat disebabkan vibrasi yang terjadi
pada dinding jantung saat darah mengalir dengan cepat ke
9 Sistem Sirkulasi
dalam ventrikel, dan dapat didengar jika bunyi jantung
diperkuat melalui mikrofon.
3. Murmur adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung
tidak wajar yang berkaitan dengan turbulensi aliran darah.
Bunyi ini muncul karena defek pada katup seperti penyempitan
(stenosis) yang menghambat
' aliran darah ke depan, atau katup yang tidak sesuai yang
memung-kinkan aliran balik darah.
jHFrekuensi jantung
:
:
1. Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 sampai 100
denyut per menit, dengan rata-rata denyutan 75 kali per menit.
Dengan kecepatan seperti itu, siklus jantung berlangsung
selama 0,8 detik; sistole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik.
2. Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai
melebihi 100 denyut per menit.
3. Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang
dari 60 denyut per menit.
G. Pengaturan frekuensi jantung
1. Impuls eferen men) alar ke jantung melalui saraf simpatis dan
para-simpatis susunan saraf otonom.
a. Pusat refleks kardioakselerator adalah sekelompok
neuron dalam
medulla oblongata.
(1)Efek impuls neuron ini adalah. untuk meningkatkan
frekuensi jantung. Impuls ini menjalar melalui serabut
simpatis dalam saraf jantung menuju jantung.
(2)Ujung serabut saraf mensekresi norepinefrin
(noradrenalin), yang meningkatkan frekuensi
pengeluaran impuls dari nodus S-A, mengurangi waktu
hantaran melalui nodus A-V dan sistem Purkinje, dan
meningkatkan eksitabilitas keseluruhan jantung.
b. Pusat refleks kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla
oblon-
gata.
10 Sistem Sirkulasi
(1) Efek impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi
frekuensi
Jantung. Impuls ini menjalar melalui serabut
parasimpatis dalam
saraf vagus. Saraf vagus kanan berakhir pada nodus S-A;
vagus
kiri pada nodus A-V. PPIP
(2) Ujung serabut saraf mensekresi asetilkolin, yang
mengurangi frekuensi pengeluaran impuls dari nodus
S-A dan memperpanjang waktu hantaran melalui
nodus V-A. c. Frekuensi jantung dalam kurun waktu
tertentu ditentukan melalui
keseimbangan impuls akselerator dan inhibitor
dari saraf simpatis
dan parasimpatis.
2. Impuls aferen (sensorik) yang menuju pusat kendali
jantung berasal dari
reseptor, yang terletak di berbagai bagian dalam
sistem kardiovaskular.
a. Presoreseptor (baroreseptor) dalam arteri
karotis (sinus karotis)
dan aorta (sinus aorta dan arkus aorta) sensitif
terhadap perubahan
tekanan darah.
(1) Peningkatan tekanan darah akan
mengakibatkan suatu refleks yang
memperlambat frekuensi jantung. Refleks ini
menjalar melalui pusat medular. Pusat
kardioakselerator dihambat dan pusat
kardioinhibitor distimulasi.
(2) Penurunan tekanan darah akan mengakibatkan
suatu refleks yang menstimulasi frekuensi
jantung yang menjalar melalui pusat medular
dengan cara seperti di atas.
b. Proreseptor dalam vena kava sensitif terhadap
penurunan tekanan
11 Sistem Sirkulasi
darah. Jika tekanan darah menurun, akan terjadi
suatu refleks
peningkatan frekuensi jantung untuk
mempertahankan tekanan
darah.
3. Pengaruh lain pada frekuensi jantung
HH
a. Frekuensi jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada
hampir semua
saraf kutan,'seperti reseptor untuk nyeri, panas,
dingin, dan sentuhan,
atau oleh input emosional dari sistem saraf pusat.
b. Fungsi jantung normal bergantung pada
keseimbangan elektrolit
seperti kalsium, kalium, dan natrium, yang
mempengaruhi frekuensi
jantung jika kadarnya meningkat atau berkurang.
H. Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan
oleh kedua ventrikel per menit. Curah jantung terkadang
disebut volume jantung per menit. Volumenya kurang
lebih 5 L per menit pada laki-laki berukuran rata-rata dan
kurang 20% pada perempuan.
1. Perhitungan curah jantung adakjhsebagai berikut: ______ .
Curah jantung = frekuensi jantung x isi sekuncup Hj
2. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi curah
jantung
a. Aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai
25 L per menit;
pada atlit yang sedang berlatih, mencapai 35 L per
menit. Cadangan
jantung adalah kemampuan jantung untuk
memperbesar curahnya.
b. Aliran balik vena ke jantung. Jantung mampu
menyesuaikan output
dengan input-nya berdasarkan alasan berikut:
12 Sistem Sirkulasi
(1) Peningkatan aliran balik vena akan
meningkatkan volume akhir diastolik.
(2) Peningkatan volume diastolik akhir, akan
mengembangkan serabut miokardial ventrikel.
(3) Semakin banyak serabut otot jantung yang
mengembang pada permulaan konstraksi (dalam
batasan fisiologis), semakin banyak
... isi ventrikel, sehingga daya kontraksi semakin
besar. Hal ini
disebut hukum Frank-Starling tentang
jantung.
c. Faktor yang mendukung aliran balik vena dan
memperbesar curah
jantung, meliputi:
(1)Pompa otot rangka. Vena muskular memiliki
katup-katup, yang memungkinkan darah hanya
mengalir menuju jantung dan mencegah aliran
balik. Kontraksi otot-otot tungkai membantu
mendorong darah ke arah jantung melawan gaya
gravitasi.
(2)Pernapasan. Selama inspirasi, peningkatan
tekanan negatif dalam rongga toraks mengisap
udara ke dalam paru-paru dan darah vena ke
atrium.
(3)Reservoar vena. Di bawah stimulasi saraf
simpatis, darah yang tersimpan dalam limpa,
hati, dan pembuluh besar, kembali ke jantung
saat curah jantung turun.
(4) Gaya gravitasi dari area di atas jantung membantu
aliran balik
vena. I
d. Faktor-faktor yang mengurangi aliran balik vena dan
mempengaruhi
curah jantung, meliputi:
(1) Perubahan posisi tubuh dari posisi telentang menjadi
tegak, memindahkan darah dari sirkulasi pulmonar ke
13 Sistem Sirkulasi
vena-vena tungkai. Peningkatan refleks pada frekuensi
Jantung dan tekanan darah dapat mengatasi
pengurangan aliran balik Vena.
(2) Tekanan rendah abnormal pada vena (misalnya,
akibat hemoragi dan volume darah rendah)
mengakibatkan pengurangan aliran balik vena dan
curah jantung.
(3) Tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah
aorta dan pulmonar memaksa ventrikel bekerja lebih
keras untuk me-ngeluarkan darah melawan tahanan.
Semakin besar tahanan yang harus dihadapi ventrikel
yang berkontraksi, semakin sedikit curah jantungnya.
e. Pengaruh tambahan pada curah jantung, meliputi:
(1)Hormon medular adrenal. Epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin meningkatkan frekuensi jantung dan daya
kontraksi sehingga curah jantung meningkat. I
(2)Ion. Konsentrasi kalium, natrium, dan kalsium dalam
darah serta cairan interstisial memengaruhi frekuensi
dan curah' jantung. W&sm
(3)Usia dan ukuran tubuh seseorang dapat
memengaruhi curah jantungnya.
(4)Penyakit kardiovaskular. Beberapa contoh kelainan
jantung, yang membuat kerja pompa jantung kurang
efektif dan curah jantung berkurang, meliputi:
(a) Aterosklerosis, penumpukan plak-plak dalam
dinding pembuluh darah koroner, pada akhirnya
akan mengakibatkan sumbatan aliran darah.
fb) Penyakit jantung iskemik, suplai darah ke
miokardium tidak mencukupi, biasanya terjadi
akibat aterosklerosis pada arteri koroner dan dapat
menyebabkan gagal jantung.
(c) Infark miokardial (serangan jantung), biasanya
terjadi akibat
______ suatu penurunan tiba-tiba pada suplai darah ke
miokardium. _____________________________________________
14 Sistem Sirkulasi
(d) Penyakit katup jantung akan mengurangi curah
darah jantung
-terutama saat melakukan^ktivitas. -------- . ------------
V. HEMODINAMIKA: ALIRAN DARAH DAN TEKANAN
DARAH
A. Struktur dan fungsi pembuluh darah. Pembuluh darah adalah
serangkaian tuba tertutup yang bercabang dan membawa darah
dari jantung ke jaringan kemudian kembali ke jantung. Ada tiga
jenis pembuluh darah utama, arteri, kapilar, dan vena.
1. Arteri berfungsi untuk membawa darah meninggalkan jantung.
a. Struktur dinding arteri. Semua dinding arteri tersusun
dari tiga
lapisan; adventisia terluar terdiri dari jaringan ikat
fibrosa; media
tengah terdiri dari otot polos dan/atau serabut elastis; dan
intima
dalam, suatu tuba tipis yang terbentuk dari sel-sel
endotelial.
b. Jenis arteri
(1)Arteri elastik. Arteri terbesar pada jantung memiliki
dinding yang tersusun terutama dari jaringan elastik.
Distensi jaringan saat sistole dan pengerutan saat
diastole berperan penting dalam kontinuitas aliran
darah, di luar pengaruh sifat pulsatil denyut jantung.
(2)Arteri muskular. Arteri elastis bercabang menjadi
arteri mus-kular berukuran sedang dan memiliki
serabut otot polos pada dindingnya untuk merespons
stimulus saraf. Arteri ini disebut arteri penyebar
(penghantar); ukuran lumennya diatur sistem saraf,
sehingga volume darah yang dikirim ke berbagai
bagian
H tubuh untuk memenuhi kebutuhan tertentu dapat dikendalikan.
15 Sistem Sirkulasi
(3) Arteri kecil tersusun dari otot dan serabut elastis dalam jumlah yang" beragam.
Komposisl jumlahnya bergantung pada ukuran dan posisi arteri. Serabut ini menahan
aliran pulsatil darah menjadi aliran yang tenang.
(4) Arteriol yang merupakan arteri kecil dengan lumen sempit dan dinding muskular
tebal, membawa darah ke jaringan kapilar. Pembuluh ini disebut arteri tahanan
karena di bawah pengaruh saraf simpatis, pembuluh ini menyediakan sisi tahanan
utama untuk meningkatkan tekanan darah.
2. Kapilar adalah saluran mikroskopik untuk pertukaran nutrien dan zat
sisa di antara darah dan jaringan. Kapilar menghubungkan arteriol dan
vehula. Seluruh jaringan memiliki kapilar, kecuali kartilago, rambut,
kuku, dan kornea mata.
a. Pada sisi kapilar yang berasal dari satu arteriol, sebuah sfingter
prekapilar otot polos mengendalikan aliran darah yang masuk ke
jaring-jaring kapilar. Sfingter berkontraksi dan berelaksasi secara
intermiten {vasomotion) dan lebih sering terbuka pada jaringan yang
aktif.
b. Velositas aliran darah dalam jaring-jaring kapilar terlalu lambat
untuk memungkinkan terjadinya pertukaran nutrien, zat sisa, dan
gas-gas.
c. Keseluruhan area kapilar sangat luas, dengan area permukaan di-
perkirakan sekitar 7.000 meter persegi pada tubuh orang dewasa.
d. Anastomosis arteriovena (saluran pintas AV) adalah saluran alternatif
yang memungkinkan darah mengalir langsung dari sirkulasi arteri ke
sirkulasi vena tanpa harus melalui kapilar.
3. Vena membawa darah kembali ke atrium jantung.
a. Struktur dinding vena. Lapisan dinding vena seperti lapisan dinding
arteri, tetapi otot polos dan serabut elastisnya lebih sedikit dan jaringan ikat fibrosanya
lebih banyak.
(1) Sistem vena berdinding tipis dan dapat mengembang (distensible). Vena
menampung 75% volume darah total dan mengembalikan darah ke jantung dalam
tekanan yang sangat rendah.
16 Sistem Sirkulasi
(2) Vena memiliki katup, yang muncul seperti kelepak dari lapisan terdalamnya, untuk
mencegah aliran balik.
B --- b.Jenis vena. Sistem vena berawal dari ujung vena jaring^farmg kapilar
dengan venula postkapilar yang menyatu menjadi venula, dan
:
"kemudian menjadi
vena kecil, sedang, dan vena besaf.
Tekanan darah
1. Definisi. Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan
yang tertutup; yaitu, pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah.
2. Asal tekanan darah. Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah
melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui sistem pembuluh tertutup karena ada
perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan.
a. Tekanan ventrikular kiri berubah dari setinggi 120 mmHg saat
sistole sampai serendah 0 mmHg saat diastole.
b. Tekanan aorta berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai
serendah 80 mmHg saat diastole. Tekanan diastolik tetap di-
pertahankan dalam arteri karena adanya efek lontar balik dari
dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan aorta adalah 100 mmHg.
c. Perubahan tekanan sirkulasi sistemik. Darah mengalir dari aorta
(dengan tekanan 100 rnmHgO) menuju arteri (dengan perubahan
tekanan dari 100 ke 40 mmHg) ke arteriol (dengan tekanan 25 mmHg
di ujung arteri sampai 10 mmHg di ujung vena) masuk ke vena
(dengan perubahan tekanan dari 10 mmHg ke 5 mmHg) menuju vena
kava superior dan inferior (dengan tekanan 2 mmHg) dan sampai ke
atrium kanan (dengan tekanan 0 mmHg).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
a. Curah jantung. Tekanan darah berbanding lurus dengan curah
jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).
b. Tahanan perifer terhadap aliran darah. Tekanan darah berbanding terbalik dengan
tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu:
17 Sistem Sirkulasi
(1)Viskositas darah. Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma,
semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan
peningkatan viskositas; pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas
berkurang.
(2) Panjang pembuluh. Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap
aliran darah.
(3)Radius pembuluh. Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh
sampai pangkat keempatnya.
(a) Jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada vasodilatasi, maka
aliran darah akan meningkat enambelas kali lipat. Tekanan darah akan turun.
(b) Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokonstriksi, maka
tahanan terhadap aliran akan meningkat enambelas kali lipat dan tekanan darah
akan naik.
(4) Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal
konstan, maka perubahan dalam tekanan darah didapat dari
perubahan radius pembuluh darah.
C. Pengaturan tekanan darah
1. Pengaturan saraf. Pusat vasomotorik pada medula otak mengatur
tekanan darah. Pusat kardioakselerator dan kardioinhibitor mengatur
curah jantung.
a. Pusat vasomotorik
(1)Tonus vasomotorik merupakan stimulasi tingkat rendah yang terus-menerus pada
serabut otot polos dinding pembuluh. Tonus ini mempertahankan tekanan darah
melalui vasokonstriksi pembuluh.
(2)Pertahanan tonus vasomotorik ini dilangsungkan melalui impuls dari serabut saraf
vasomotorik yang merupakan serabut eferen saraf simpatis pada sistem saraf
otonom.
(3)Vasodilatasi biasanya terjadi karena pengurangan impuls vasokonstriktor.
Pengecualian hanya terjadi pada pembuluh darah di jantung dan otak.
18 Sistem Sirkulasi
~ (a)^Pembuluh~T3arahTTli^antung~dan otak~memiliki reseptof-reseptor beta
adrenergik, merespons epinefrin yang ber-sirkulasi dan yang dilepas oleh
medulla adrenal.
(b) Mekanisme ini memastikan suplai darah yang cukup untuk organ-organ vital
selama situasi menegangkan yang me-nginduksi stimulasi saraf simpatis dan
vasokonstriksi di suatu tempat pada tubuh.
(c) Stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi pembuluh hanya di beberapa
tempat; misalnya, pada jaringan erektil genitalia dan kelenjar saliva tertentu.
b. Pusat akselerator dan inhibitor jantung serta baroreseptor aorta
dan karotis, dijelaskan sebelumnya, mengatur tekanan darah melalui
sso. .
2. Pengaturan kimia dan hormonal. Ada sejumlah zat kimia yang secara
langsung atau tidak langsung memengaruhi tekanan darah. Zat tersebut
meliputi:
a. Hormon medula adrenal. Norepinefrin termasuk vasokonstriktor.
Seperti dijelaskan sebelumnya, epinefrin dapat berperan sebagai
suatu vasokonstriktor atau vasodilator, bergantung pada jenis
reseptor otot polos pada pembuluh darah organ.
b. Hormon antidiuretik (vasopresin) dan oksitosin yang disekresi dari
kelenjar hipofisis posterior termasuk vasokonstriktor.
"Jf* c. Angiotensin adalah sejenis peptida darah yang dalam bentuk aktifnya termasuk salah
satu vasokonstriktor kuat. (Lihat Bab 16.)
d. Berbagai amina dan peptida seperti histamin, glukagon,
kolesistokinin, sekretin, dan bradikinin yang diproduksi sejumlah
jarjngan tubuh, juga termasuk zat kimia vasoaktif.
e. Prostaglandin adalah agens seperti hormon yang diproduksi secara
lokal dan mampu bertindak sebagai vasodilator atau vasokonstriktor.
D. Pengukuran tekanan darah arteri sistolik dan diastolik
1. Tekanan darah diukur secara tidak langsung melalui metode auskultasi
dengan menggunakan sfigmomanometer.
19 Sistem Sirkulasi
a. Peralatannya terdiri dari sebuah manset lengan untuk menghentikan
aliran darah arteri brakial, sebuah manometer raksa untuk membaca
tekanan, sebuah bulb pemompa manset untuk menghentikan aliran
darah arteri brakial, dan sebuah katup untuk mengeluarkan udara
dari manset.
b. Sebuah stetoskop dipakai untuk mendeteksi awal dan akhir bunyi
Korotkoff, yaitu bunyi semburan darah yang melalui sebagian pem-
buluh yang tertutup. Bunyi dan pembacaan angka pada kolom raksa
secara bersamaan merupakan cara untuk menentukan tekanan sistolik
dan diastolik.
2. Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120
mmHg dan diastolik 80 mmHg, biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah
pada wanita dewasa muda, balk sistolik maupun diastolik biasanya
lebih kecil 10 mmHg dari tekanan darah laki-laki dewasa muda.
E. Denyut. Denyut arteri adalah gelombang tekanan yang merambat 6 sampai
9 m per detik, sekitar 15 kali lebih cepat dari darah.
1. Denyut dapat dirasakan di titik manapun yang arterinya terletak dekat
permukaan kulit dan dibantali dengan sesuatu yang keras. Arteri yang biasa
teraba adalah arteri radial pada pergelangan tangan.
2. Dua bunyi jantung sebanding dengan satu denyut arteri.
3. Frekuensi denyut memberikan informasi mengenai kerja jantung, pembuluh
darah, dan sirkulasi.
VI. JALUR SIRKULASI (Lembar Berwarna 6 dan 7)
A. Pembuluh pada sirkulasi pulmonar
1. Trunkus pulmonar berasal dari atrium kanan. Trunkus ini berupa
pembuluh pendek berdinding tipis yang memiliki panjang 5 cm dan
diameter 3 cm.
a. Berdasarkan konkavitas arkus aorta, trunkus pulmonar terbagi men-
____ __ _______ jadijarteri pulmonaris kanan dan arteri pulmonar is kiri. --------
20 Sistem Sirkulasi
b. Arteri pulmonaris kanan terbagi menjadi tiga cabang lobus dalam
paru kanuit-8Jrteri^ulmonauisidri-terbagi^enjadrdua. cabang lobus
-
dalam paru kiri.
c. Pembagian arteri selanjutnya berakhir dalam jaring-jaring kapilar
yang mengelilingi kantong udara paru-paru. Setelah pertukaran gas,
darah terkumpul dalam venula dan masuk ke vena.
2. Dua vena pulmonaris kanan (dari paru kanan) dan dua vena pulmonaris
kiri (dari paru kiri) mengembalikan darah teroksigenasi ke atrium kiri.
B. Arteri utama pada sirkulasi sistemik
1. Aorta yang muncul dari ventrikel kiri merupakan pembuluh berdiameter terbesar
dalam tubuh.
2. Aorta asenden adalah bagian awal aorta. Panjangnya 5 cm dan awalnya muncul
pada area pertemuan sternum dan iga kedua.
a. Badari aorta yang menjadi kemoreseptor untuk pertukaran karbon
dioksida dan oksigen, terletak di antara aorta asenden dan trunkus
pulmonar.
b. Arteri koronaria kanan dan kiri adalah satu-satunya percabangan
aorta asenden. Arteri ini muncul tepat di atas daun katup semilunar.
Sirkulasi koroner telah dibahas sebelumnya.
3. Arkus aorta dimulai pada sudut sternum, memiliki tiga percabangan
penting: arteri brakiosefalika, arteri karotis komunis kiri, dan arteri
subklavia kiri.
a. Arteri brakiosefalika bercabang menjadi arteri karotis komunis
kanan dan arteri subklavia kanan.
b. Setiap arteri karotis komunis (Sebelah kanan berasal dari arteri
brakiosefalika dan sebelah kiri dari arkus aorta) bercabang menjadi
arteri karotis eksterna dan interna.
(1)Arteri karotis eksterna mensuplai darah ke kepala dan leher di luar rongga kranial.
Cabangnya meliputi arteri tireoidea superior, arteri faringea asenden, arteri lingualis,
21 Sistem Sirkulasi
arteri fasialis, arteri oksipitalis, arteri aurikularis, arteri temporalis superfisialis, dan
arteri maksilaris.
(2)Arteri karotis interna memasuki rongga kranial melalui saluran karotid tulang temporal.
Cabarjgnya antara lain arteri oftalmika, arteri serebri anterior, arteri serebri media.
Arteri serebri mem-bentuk bagian lingkaran Willis yang mensuplai darah ke bagian
dasar otak.
(3) Sinus karotis (presoreseptor) dan bagian badan karotis
(kemoreseptor) terletak di percabangan arteri karotis interna dan eksterna.
c. Arteri subklavia kanan (dari arteri brakiosefalika) dan arteri subklavia
kiri (dari arkus aorta) bercabang menjadi:
(1)Arteri vertebralis yang kemudian bercabang menjadi arteri basilaris merupakan asal
arteri serebri posterior kiri dan kanan, juga arteri-arteri spinalis dan serebelaris.
(2)Trunkus tiroservikalis mensuplai darah ke area tiroid, serviks, dan skapula.
(3)Trunkus kostoservikalis mensuplai darah ke otot intercostal bagian atas dan otot bagian
belakang leher.
(4)Arteri toraksika interna (arteri mamaria interna) memperdarahi otot toraks dan
interkostal, mediastinum, dan diafragma.
d. Arteri subklavia kiri dan kanan memanjang sampai tungkai atas di
setiap sisi sebagai arteri aksilaris yang bercabang menjadi arteri
toraksika superior, torako-akromialis, toraksika lateralis, subska-
pularis, dan arteri sirkumfieksa anterior dan posterior humeris pada
struktur dalam aksila.
e. Arteri aksilaris memanjang sebagai arteri brakialis yang menuruni
lengan dan bercabang menjadi arteri radialis dan arteri ulnaris.
f. Arteri radialis dan ulnaris bergabung di telapak tangan melalui
lengkung palmar dalam dan superfisial serta menjadi awal per-
cabangan arteri digitalis pada jari-jari tangan.
4. - Aorta toraksika menjadi percabangan viseral dan parietal pada organ
--- dan-otot dalam regia toraks. ----
a. Arteri perikardial memperdarahi perikardium jantung.
b. Arteri bronkial memperdarahi paru-paru. T~
22 Sistem Sirkulasi
c. Arteri esofageal memperdarahi esofagus karena mengalir melewati
mediastinum.
d. Arteri interkostalis memperdarahi otot interkostal dan dinding
toraks.
e. Arteri frenik memperdarahi diafragma.
5. Aorta abdominalis berawal pada area sekitar diafragma dan berakhir
pada area sekitar vertebra lumbal keempat, 1 cm di bawah dan di
sebelah kiri umbilikus. Arteri ini bercabang menjadi dua arteri iliaka
komunis. Percabangan aorta abdominalis adalah sebagai berikut:
a. Arteri seliaka (trunkus siliaka) muncul tepat di bawah diafragma
dan bercabang menjadi tiga. ~
e
,r
(1)Arteri gastrika sinistra bersama dengan arteri gastrika dekstra memperdarahi lambung.
(2)Arteri splenika adalah cabang terbesar dari ketiga cabang arteri seliaka. Arteri ini
bercabang menjadi percabangan kecil yang memperdarahi limpa, pankreas, dan
lambung.
(3)Arteri hepatika komunis bercabang menjadi arteri gastrika dekstra; arteri
gastroduodenalis yang memperdarahi lambung, duodenum, sebagian pankreas dan
duktus empedu; arteri hepatika memperdarahi hati; dan arteri kistik memperdarahi
kandung kemih.
b. Arteri mesenterika superior muncul tepat di bawah arteri seliaka.
Arteri ini memperdarahi keseluruhan usus halus (kecuali bagian su-
perior duodenum) juga sekum, kolon asenden dan transversal.
c. Sepasang arteri suprarenalis (adrenolumbar) memperdarahi kelenjar
adrenal.
d. Arteri-arteri renalis memperdarahi ginjal. _
e. Sepasang arteri testikularis (spermatik interna) atau arteri ovarika
memperdarahi gonad.
f. Arteri mesenterika inferior muncul 3 sampai 4 cm di atas bagian
aorta abdominalis dan masuk ke arteri-arteri iliaka komunis. Arteri
ini memperdarahi sepertiga bagian kiri kolon transversal, keseluruhan
kolon desenden, kolon sigmoid, dan rektum.
23 Sistem Sirkulasi
g. Sepasang arteri lumbalis dan sakralis terpisah dari aorta abdominalis
dan memperdarahi regia muskulatur dan medulla spinalis pada area
lumbosakral.
6. Arteri iliaka komunis kanan dan kiri menurun sepanjang 5 cm. Masing-masing
bercabang menjadi arteri iliaka interna dan eksterna.
a. Arteri iliaka interna memperdarahi area gluteal dan organ-organ
pelvis (kandung kemih dan organ-organ reproduksi internal).
(1) Arteri pudenda interna yang memperdarahi otot pelvis dan genitalia eksternal
merupakan suatu percabangan arteri yang pen-ting dalam reproduksi.
(2) Ereksi dan engorgement organ seksual selama perangsangan seksual adalah
peristiwa vaskular yang dikendalikan sistem saraf otonom. Proses ini melibatkan
kerja percabangan arteri pudenda interna yang merupakan arteri dalam dan dorsal
pada penis dan klitoris.
b. Arteri iliaka eksterna menjadi arteri femoralis pada paha dan
bercabang untuk memperdarahi regia paha.
c. Arteri poplitea adalah perpanjangan dari arteri femoralis yang me-
lewati lutut posterior.
d. Arteri tibial posterior dan anterior adalah percabangan arteri
poplitea yang memperdarahi persendian- lutut, tungkai, dan per-
gelangan kaki.
(1) Arteri tibialis anterior menjadi arteri dorsalis pedis dan arteri arkus pada kaki
dan' pergelangan kaki.
(2) Arteri tibialis posterior merupakan asal arteri peronea yang bercabang menjadi
arteri plantaris medialis dan lateralis di kaki. Arteri dorsalis pedis dan arteri
plantaris lateralis bergabung untuk membentuk lengkung plantar -yangTnenjadi
arteri-arteri digitalis pada jari kaki.
C. Vena utama pada sirkulasi sistemik
, 1. Gambaran singkat. Sistem vena dimulai dari ujung vena pada jaring-jaring kapilar
dengan venula yang menyatu untuk membentuk vena yang berukuran lebih besar.
Semua vena sistemik mengembalikan darah ke atrium kiri jantung melalui tiga jalur:
24 Sistem Sirkulasi
dari dinding jantung ke dalam sinus koroner, dari tubuh bagian atas ke dalam vena
kava superior, dan dari tubuh bagian bawah ke dalam vena kava inferior.
a. Vena dalam adalah vena yang mengalirkan darah dari jaringan dan
organ tubuh dalam. Vena menyertai arteri sehingga namanya sama
dengan nama arteri. Pengecualian diberikan pada vena tertentu
dalam kepala dan kolumna spinalis.
b. Vena superfisialis terletak dalam hipodermis kulit dan mengalirkan
darah ke vena dalam. Nama vena ini tidak berkaitan dengan nama
arteri.
c. Venous sinus adalah ruang pengumpul darah yang ditemukan pada
organ tertentu. Sinus-sinus ini dilapisi endotelium yang merupakan
kelanjutan dari endotelium kapilar dan vena.
2. Vena utama dari kepala, otak dan leher
a. Vena jugularis eksterna mengalirkan darah dari regia superficial
kepala dan leher.
b. Vena jugularis interna berukuran lebih besar dan terletak lebih
dalam dibandingkan vena jugularis eksterna. Vena ini mengalirkan
darah yang terkumpul di otak melalui venous sinus.
c. Masing-masing vena jugularis interna bergabung dengan vena
subklavia untuk membentuk vena brakiosefalika di setiap sisi
kepala.
d. Kedua vena brakiosefalika menyatu untuk membentuk vena kava superior yang menuju
atrium kanan jantung.
3. Vena utama pada tungkai atas
a. Vena dalam yang menyertai arteri lengan memiliki nama yang sama
dengan nama arteri: vena aksilaris, brakialis, radialis, dan ulnaris.
Vena ini mengalir menuju vena subklavia.
b. Vena-vena superflsial pada lengan dimulai dari anastomosis vena di
tangan dan pergelangan tangari yang kemudian mengalir menuju
vena dalam.
25 Sistem Sirkulasi
(1) Vena sefalika mengalir ke atas di sisi lateral lengan dan ber-muara pada vena aksilaris
di bahu.
(2) Vena basilika memanjang ke atas pada sisi medial posterior lengan, melintang ke sisi
depan lengan tepat di bawah siku, dan bergabung dengan vena brakialis.
(3) Vena medial kubiti menghubungkan vena basilika dan vena . sefalika di sisi depan
siku. Lokasi ini adalah lokasi terbaik untuk pengambilan sampel darah melalui
venapunktur.
4. Vena pada toraks. Darah vena dari torak bermuara.di vena kava supe-
rior melalui vena brakiosefalik dan kelompok vena azigos.
a. Vena brakiosefalika mengalirkan darah dari toraks atas dan dinding
toraks anterior.
b. Vena azigos membawa darah dari otot dan organ toraks. Vena ini
merupakan perpanjangan vena lumbalis asenden dekstra dan
bermuara pada vena kava superior.
c. Vena hemiazigos mengalirkan darah dari otot toraks dan organ di
sisi kiri kolumna vertebral. Vena ini merupakan perpanjangan vena
lumbalis asenden sinistra dan menyatu dengan vena azigos. Vena
hemiazigos asesoria adalah perpanjangan superior dari vena
hemiazigos.
5. Vena pada abdomen dan pelvis
a. Vena kava inferior mengembalikan darah ke jantung. Vena ini
terbentuk dari penyatuan vena iliaka komunis sinistra dan dektra
pada area vertebra lumbal kelima.
b. Vena kava inferior menerima darah dari vena abdominalis dan pel-
vis. Vena ini berkai tan dengan sebagian besar arteri yang berasal dari
aorta abdominalis, kecuali aliran darah yang berasal dari saluran
__ I pencernaan, pankreas, atau limpa. ______ ______
c. Sistem portal hepatik adalah modifikasi sistem sirkulasi sehingga
darah yang diabsorbsi dari saluran pencernaan akan dibawa langsung
ke hati sebelum dikembalikan ke jantung. Ini untuk memastikan bahwa
nutrien dan zat yang berpotensi membahayakan dapat dipisahkan dari
26 Sistem Sirkulasi
darah untuk dlsimpan, dimetabolis, atau didetoksikasi. Pembuluh
utama pada sistem portal hepatik meliputi:
(1) Vena splenikus mengeluarkan darah dari limpa, pankreas, bagian-bagian lambung dan
melalui percabangan vena mesenterika inferior, dari sebagian besar usus besar!
(2) Vena mesenterika superior menerima darah dari usus halus dan dari bagian-bagian usus
besar dan lambung.
(3) Vena porta hati adalah vena pendek yang terbentuk dari per-temuan vena splenikus dan
mesenterika superior.
(a) Vena ini terletak di bawah hati dan membelah menjadi cabang kanan dan kiri yang
menyertai percabangan kanan dan kiri arteri hepatika menuju had.
(b) Dalam hati, vena porta hati ini bercabang menjadi sinusoid, yang mengalir menuju
venula, Vena sentralis dan vena hepatika.
(4) Vena hepatika keluar dari hati untuk menyatu dengan vena kava
inferior.
6. Vena pada tungkai bawah
a. Vena dalam menyertai arteri dan memiliki nama yang berhubungan:
vena iliaka eksterna, femoralis, poplitea, tibialis anterior dan poste-
rior, serta vena peronea.
b. Vena superfisialis berawal dari anastomosis vena, lengkung vena
dorsal.
(1) Vena safenus kecil berasenden di bagian posterior tungkai, terbagi
menjadi dua vena, dan bermuara ke dalam vena poplitea dan vena
femoralis dalam. Vena ini memiliki 7 sampai 13 katup untuk mencegah
aliran balik.
(2) Vena safenus besar adalah vena terpanjang dalam tubuh. Vena ini
berasenden di sepanjang sisi medial kaki, tungkai, dan paha, untuk
kemudian menyatu dengan vena femoralis di bawah ligamen inguinal.
Ada 10 sampai 20 katup pada vena ini.
D. Sirkulasi pada janin
27 Sistem Sirkulasi
1. Pada janin, sistem pencernaan, urinaria, dan pernapasan, tidak ber-fungsi.
2. Vena umbilikalis di plasenta membawa nutrien dan oksigen ke janin melalui
korda umbilikus dan masuk ke janin pada umbilikus.
a. Vena umbilikalis menyatu dengan sistem portal hepatik janin. Sebagian
darah dari vena umbilikalis memperdarahi hati,. tetapi sebagian besar
masuk ke duktus venosus, yang memintas (bypass) hati untuk
masuk ke vena kava inferior dan bercampur dengan darah miskin
oksigen dari badan janin.
(1) Duktus venosus berobliterasi setelah lahir dan bekasnya menjadi
ligamentum venosum dalam hati.
(2) Vena umbilikalis menjadi ligamentum teres (ligamen bulat) pada hati.
b. Jalur foramen ovale dan duktus arteriosus menembus jantung janin
dan nasib selanjutnya dari jalur ini telah dibahas sebelumnya. (Lihat
niG.)
3. Darah tidak teroksigenasi mengandung zat-zat buangan dari plasenta
melalui dua-arteri umbilikalis yang merupakan perpanjangan arteri
iliaka janin. Bagian proksimal arteri umbilikalis menjadi bagian arteri
yang memperdarahi kandung kemih; bagian distalnya menjadi ligamen
umbilikus fibrosa.
VII. PERTUKARAN DALAM KAPILAR DAN SISTEM LIMFATIK
A. Mekanisme pertukaran cairan dalam kapilar
____ l^_.Semua_4)erpindahair^as,^utrien^dan_produk-sisa-jnetabolik - antara
darah dan jaringan berlangsung melalui membran kapilar dengan proses-proses
fisik-seperti difusi, osmosis, dan filtrasi. (Lihat Bab 3, A,B.)
a. Perpindahan dua arah hanya dapat terjadi pada tingkat kapilar yang
memiliki dinding cukup tipis untuk aliran air dan partikel.
b. Zat-zat bergerak melalui ruang atau "pori-pori" kapilar yang ada di
antara sel-sel endotelial yang berdekatan dan melalui pori-pori
molekular pada membran sel.
28 Sistem Sirkulasi
2. Dinding kapilar mampu menahan elemen-elemen pembentuk darah dan dalam
keadaan normal, makromolekul protein besar dalam plasma.
3. Pertukaran air dan zat-zat terlarut bergantung pada beberapa daya atau tekanan
yang berlawanan.
a. Tekanan hidrostatik darah (tekanan filtrasi) dalam kapilar cenderung
mendorong cairan dan zat-zat terlarut keluar kapilar.
b. Tekanan osmotik koloid darah (onkotik) dibentuk oleh protein
plasma. Tekanan ini cenderung menarik cairan interstisial yang
menyelubungi sel ke dalam kapiler.
c. Tekanan osmotik koloid cairan jaringan (interstisial) terbentuk
karena adanya sejumlah kecil protein yang keluar dari kapilar. Tekanan
ini cenderung menarik cairan dalam kapilar menuju ruang interstisial.
d. Tekanan cairan jaringan (interstisial) adalah tekanan cairan dalam
ruang antar sel. Tekanan ini berlawanan dengan tekanan hidrostatik
darah.
4. Masuk atau keluarnya cairan pada kapilar bergantung pada ke-
seimbangan tekanan yang berlawanan di sepanjang kapilar dari ujung
arteri sampai ujung vena.
a. Tekanan hidrostatik darah dan tekanan koloid cairan jaringan yang
mengeluarkan cairan dari kapilar, berlawanan dengan tekanan osmotik koloid
darah dan tekanan cairan jaringan yang mengembalikan cairan ke dalam
kapilar.
b. Tekanan filtrasi efektif adalah jumlah aljabar tekanan yang ber-lawanan. Jumlah ini
merupakan jumlah kekuatan bersih yang me-ngeluarkan cairan dari darah menuju
jaringan.
5. Hukum Starling kapilar adalah hipotesis mengenai mekanisme per-
tukaran cairan yang didasarkan pada gradien tekanan vena/arteri.
a. Tekanan filtrasi efektif pada ujung arteri kapilar membantu pergerakan
air dan zat terlarut keluar menuju jaringan. Cairan jaringan keluar
melalui ujung arteri.
29 Sistem Sirkulasi
b. Jika tekanan darah dalam jaring-jaring kapilar turun drastis, maka
tekanan ini tidak dapat lagi menahan tekanan lawan untuk absorpsi
ke dalam. Dengan demikian, cairan jaringan akan bergerak memasuki
kapilar melalui ujung vena.
6. Mekanisme Starling mengasumsi suatu kapilar yang ideal. Teori terakhir menyatakan
vasomotion berirama (konstriksi intermiten dilatasi sfingter prekapilar) dalam jaring-jaring
kapilar kemungkinan akan memperbesar atau memperendah tekanan pada kapilar seseorang.
Dengan demikian, pergerakan cairan masuk atau keluar dapat berlangsung di sepanjang
kapilar. *****
7. Sedikit ketidakseimbangan yang terjadi dalam mekanisme pertukaran kapilar akan
mengakibatkan tidak terabsorpsinya sepersepuluh cairan jaringan pada ujung vena jaring-
jaring kapilar. Sedikit kelebihan ini dialirkan menuju sistem limfatik.
Sistem limfatik (Lembar Berwarna 10)
1. Definisi. Sistem limfatik adalah komppnen tambahan sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari
organ-organ yang memproduksi dan menyimpan limfosit; suatu cairan yang bersirkulasi
(limfe); yang merupakan derivat cairan jaringan; dan pembuluh-pembuluh limfatik yang
mengembalikan limfe ke sirkulasi.
2 . Fungsi
a. Sistem limfatik mengembalikan kelebihan cairan jaringan yang
keluar dari kapilar. Jika cairan tidak dikeluarkan, maka cairan
------- tersebuLakan terkumpul-dalamxuang-antaE seLdan-mengakibatkan
edema.
b. Sistem limfatikjuga-mengembalikan^iroteinrplasma-kedalam
sirkulasi. Setiap protein plasma yang keluar dari kapilar menuju
ruang antar jaringan diabsorpsi ke dalam pembuluh limfe. Jika pro-
tein dibiarkan terakumulasi, maka tekanan osmotik cairan jaringan
akan meningkat dan mengacaukan dinamika kapilar.
c. Pembuluh limfatik khusus mentranspor nutrien yang terabsorpsi,
terutama lemak dari sistem pencernaan ke dalam darah.
30 Sistem Sirkulasi
d. Sistem limfatik mengeluarkan zat-zat toksik dan debris selular
dari jaringan setelah infeksi atau kerusakan jaringan.
e. Sistem limfatik mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan dengan
cara menyaringnya melalui nodus-nodus limfe sebelum me-
ngembalikannya ke sirkulasi.
3. Anatomi *
a. Pembuluh limfatik berasal dari kantong tertutup mikroskopik yang
disebut kapilar limfatik. (Kantong ini berasal dari vilus usus halus
yang disebut lakteal.)
(1) Kapilar limfatik berukuran lebih besar dan lebih tidak beraturan dibandingkan kapilar
darah, tetapi struktur dasarnya sama.
(2) Limfe adalah cairan jaringan yang diabsorpsi ke dalam kapilar limfatik.
b. Sirkulasi limfe. Limfe mengalir dari kapilar limfatik utama menuju
limfatik penampung, selanjutnya masuk ke pembuluh yang lebih
besar yang akan bergabung untuk membentuk trunkus limfatik
utama.
(1) Duktus toraks adalah trunkus limfatik utama yang me-ngumpulkan cairan dari
seluruh tubuh, kecuali untuk kuadran kanan atas. Duktus ini memasuki vena subklavia
kiri pada sisi
pertemuan vena tersebut dengan vena jugularis~lnterna.
' (a) Duktus toraks berasal dari sisterna chyli yang menyerupai
kantong terdilatasi pada regia lumbar rongga abdomen. Sisterna chyli ini
adalah duktus pengumpul untuk semua limfatik yang berasal dari hati,
usus, pelvis, dan tungkai bawah. (b) Saat duktus berasenden melalui
toraks, duktus toraks me-nampung limfe dari dinding dada posterior,
bagian kiri kepala dan leher, serta lengan kanan.
(2)Duktus limfatik kanan adalah trunkus limfatik yang lebih kecil. Saluran
ini bermuara pada pertemuan vena jugularis interna dan vena subklavia
kanan.Duktus ini menerima aliran limfe dari sisi kanan kepala dan leher
serta lengan kanan.
31 Sistem Sirkulasi
(3) Trunkus bronkomediastinal kanan menampung limfe dari struktur
mediastinal dan paru-paru, kemudian menyatu dengan duktus limfatik
kanan.
4. Mekanisme aliran limfe
a. Gerakan otot rangka yang bersebelahan dengan pembuluh limfe akan
menggerakkan limfe ke arah trunkus limfatik.
b. Cara kerja kontraksi periodik pembuluh limfatik seperti cara kerja
pompa limfe.
c. Tekanan negatif intratoraks yang terjadi saat inspirasi memberi efek
pengisapan pada limfe dalam duktus toraks.
5. Nodus limfe
a. Struktur. Nodus limfe tersusun dari saluran-saluran sejumlah pem-
buluh limfe. Pembuluh ini menyaring limfe sebelum cairan tersebut
kembali ke sirkulasi vena.
(1) Nodus limfe atau "kelenjar" adalah struktur berbentuk oval atau
menyerupai buncis yang berukuran antara 1 mm sampai 20 mm. Korteks
adalah bagian terluar suatu nodus; medula adalah bagian dalamnya.
(2) Limfe memasuki sebuah nodus melalui suatu kapsul fibrosa yang melewati
beberapa pembuluh limfe aferen dan keluar melalui sebuah pembuluh
limfe eferen.
(3) Katup-katup satu arah dalam pembuluh aferen dan eferen menjaga
---- limfe tetapnmengalir-keisatu-arahT -----
b. Fungsi
(1)Saat bergeralc dari pembuluh
-
aleren menuju pembuluh eleren, limfe dalam
sebuah nodus berperkolasi melalui jaring serabut retikular yang
membentuk ruang-ruang iregular disebut sinus, yang sebagian dilapisi sel-
sel retikular dan makrofag. Makrofag memfagosit partikel asing seperti
bakteri.
(2)Area limfosit tersusun rapat yang disebut nodulus primer (kortikal)
ditemukan dalam korteks nodus. Limfosit teraktivasi dalam nodulus
memberikan respons imun untuk menghancurkan penyusup asing.
32 Sistem Sirkulasi
(3)Jika banyak bakteri yang tersaring dari limfe, nodus akan membengkak
beberapa kali ukuran normalnya karena terjadi proliferasi limfosit dan sel-
sel lain.
(4)Organ-organ limfatik yang fungsinya berkaitan dengan nodus limfe
meliputi kelenjar timus, amandel, dan limpa.
c. Lokasi beberapa nodus limfe berdasarkan kepentingan klinis
(1) Nodus submaksilaris terletak di bagian dasar mulut.
(2) Nodus serviks terletak pada leher di sepanjang otot sternoklei-domastoid.
(3) Nodus supratroklear terletak tepat di atas lekukan siku.
(4) Nodus aksilaris terakumulasi jauh di dalam lengan bawah dan regia dada
atas.
(5) Nodus inguinal terletak di lipat paha.
6. Gangguan dinar .ka kapilar dan aliran limfatik
a. Edema adalah akumulasi volume abnormal cairan interstisial dalam ruang-
ruang yang mengeliltagi sel. Hal ini dapat disebabkan oleh setiap faktor yang
meningkatkan aliran cairan dari kapilar menuju jaringan atau mengurangi
aliran baliknya ke kapilar.
b. Faktor-faktor yang dapat' mengganggu produksi dan absorpsi normal cairan interstisial, serta
mengakibatkan edema, meliputi:
(1) Peningkatan tekanan hidrostatik (tekanan filtrasi) dalam
kapilar yang terjadi akibat gagal jantung.
(a) Jantung hipoefektif hanya memompa sedlkit darah yang mengakibatkan pembendungan
darah dalam sistem vena dan obstruksi vena. Gagal jantung juga mengakibatkan hanya
sedlkit darah yang mengalir ke ginjal sehingga terjadi retensi cairan pada ginjal. Ini
akan mengakibatkan peningkatan volume darah yang tidak sanggup dipompa ke luar
oleh ginjal yang gagal.
(b) Akibatnya adalah peningkatan tekanan dalam kapilar, sehingga semakin banyak cairan
yang keluar menuju jaringan.
33 Sistem Sirkulasi
(2)Penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang mengganggu dinamika kapilar dapat
disebabkan oleh kehilangan protein plasma berskala besar karena penyakit ginjal atau
karena ke-kurangan protein dalam diet (malnutrisi).
(3)Obstruksi limfatik mencegah pengembalian normal cairan interstisial atau protein ke
sirkulasi. Ini dapat disebabkan oleh prosedur pembedahan atau infeksi yang mengakibatkan
pe-motongan saluran limfe.
(4)Peningkatan permeabilitas membran kapilar akibat proses inflamasi menyebabkan
kebocoran cairan dan protein ke dalam ruang interstisial. Histamin dan zat berkaitan yang
dilepas oleh jaringan rusak tersebut akan meningkatkan permeabilitas kapilar.