Atap merupakan perlindungan terhadap ruangan yang ada dibawahnya, yaitu
terhadap panas, hujan, angin, binatang buas dan keamanan lainnya. Bentuk dan macamnya tergantung dari pada sejarah peradabannya serta perkembangan segi arsitekturnya maupun teknologinya. Besarnya kemiringan atap tergantung dari pada bahan yang dipakainya misalnya
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bahan penutup atap adalah : -rapat air serta padat letaknya mantap tak mudah tergiling- Guling tahan lama ( awet ) bobot ringan-tidak mudah terbakar Pada perhitungan struktur atap gedung dari kuda-kuda baja konvensional dalam perencanaan konstruksinya dibuat sesuai dengan Pedoman Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI), dan SK SNI untuk baja tahun 2002 KONSTRUKSI BAJA Baja dan besi sampai saat ini menduduki peringkat pertama logam yang paling banyak penggunaannya. Besi dan baja mempunyai kandungan unsur utama yang sama yaitu Fe, hanya kadar karbonlah yang membedakan besi dan baja, penggunaan besi dan baja dewasa ini sangat luas mulai dari perencanaan struktur seperti jembatan, gedung, rangka atap, sampai dengan peralatan yang sepele seperti jarum, peniti sampai dengan alat-alat dan mesin berat. Sifat struktur baja adalah tidak tahan terhadap korosi, tidak tahan terhadap kebakaran, kuat tarik besar dan pelaksanaan cepat. Profil baja wf banyak digunakan sebagai konstruksi rangka atap. misalnya, pada gudang, ruko, pabrik, gedung, dsb. Dengan penawaran harga yang bersaing dari setiap produsen produksi baja. Dari data awal rumah susun Siwalankerto menggunakan profil rangka atap baja wf dengan model rangka atap perisai. Dari data tersebut dicoba menganalisa desain profil baja wf dengan profil yang lebih ekonomis dan efisien pada desain kuda-kuda dan jarak yang masih sesuai dengan Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 1984).
DATA ANALISA Dalam Data Teknis 1 Bentang / lebar bangunan (L) : 29 m 2 Panjang bangunan : 7 x 6 = 42 m 3 Jarak antar rangka atap (J) : 6 m 4 Jenis atap : Seng Bergelombang 5 Tebal : 0.25 mm 6 Berat : 10 kg/m 2
7 Lebar Gelombang : 750 mm 8 Jenis plafon : Eternit 9 Mutu Baja : BJ 41 Fy = 250 Mpa = 2,500 KN/m 2 = 2,500 Kg/cm 2
Fu = 410 Mpa = 4,100 KN/m 2 = 4,100 Kg/cm 2
10 Beban angin : 30 kg/m 2
11 Sudut Kemiringan Atap () : 25 = 0.4363 rad 12 Panjang sisi miring atap : 16.00 m 13 Tinggi pitch (h) : 6.76 m 14 Jarak antar gording : 1.60 m GAMBAR RANGKA ATAP PERHITUNGAN GORDING Berat sendiri gording dapat dihitung dengan menggunakan cara coba-coba atau dengan memisalkan berat sendiri gording (q) Pembebanan yang dipikul oleh gording menggunakan persamaan:
Beban mati Berat seng gelombang : 10 kg/m 2 Berat Profil : Menyesuaikan Perencanaan Berat Pengikat dll : 10 % dari Berat Total q j VA VB 1 2 1 8 x j Mmax = x q x j VA = VB = x q Beban hidup a. beban pekerja VA VB P = 100 kg 1 2 1 4 b. beban air hujan Q hujan VA VB q = ( 40 - 0.8 ) = kg/m 2 20 kg/m 2 maka ambil nilai q = 20 kg/m 2 20 Mmax = x P x j VA = VB = x P j P = 100 kg
Beban angin Referensi Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung Bangunan jauh dari pantai asumsi tekanan angin : 30 kg/m 2
coefisien angin (c 1 ) = ( 0.02 - 0.4 ) = 0.10 dipihak angin (W 1 ) = c 1 x Pa x d = 0.10 x 30 x 1.60 = 4.80 kg/m 2 (angin tekan) dibelakang angin (W 2 ) = c 2 x Pa x d c 2 = -0.4 (untuk semua) = -0.4 x 30 x 1.60 = -19.2 kg/m 2 (angin hisap) Perencanaan profil C untuk gording dengan ukuran : Dicoba profil C 150 x 65 x 20 x
2.3 A = 7.01 cm 2
W = 5.50 kg/m C = 20 mm bf = 65 mm tf = 2.3 mm tw = 2.3 mm iy = 2.42 cm ix = 5.94 cm Ix = 248 cm 4
Iy = 41 cm 4
Sx = 33 cm 3
Sy = 9.37 cm 3
h = 150 mm x 2.3 h = 150mm tw = 2.3 mm c = 20 mm b = 65 mm Beban Mati Berat Gording = kg/m Berat Seng = ( berat atap (w) x jarak miring gording ( l ) ) = 10 x = kg/m Berat total = kg/m Alat pengikat dan lain-lain 10 % = 0.1 x = kg/m q = kg/m 23.649 5.50 1.600 15.999 21.499 21.499 2.150 Beban hidup terbagi rata (q) = ( 40 - 0.8 ) = kg/m kg/m 2 20 kg/m 2 dipakai = kg/m q = jarak gording horizontal x q = x cos x 20 = kg/m Beban Hidup Terpusat ( P = 100 kg ) = kg 1.600 20 20 20 100 0.436 29.000 Tekanan Angin = kg/m 2 kondisi 1 : angin hisap = 1.2 x 30 = kg/m 2 q = x 1.60 = kg/m 2 diabaikan karena beban mati + beban hidup = kg/m kondisi 2 : angin tekan = 0.8 x 30 = kg/m 2 q = x 1.60 = kg/m 3 dihitung karena tekan 24 38.398 30 36 36 57.596 52.649 24.000 Beban Mati = 1 ( q x sin ) L 2 = kg.m 8 = 1 ( q x cos ) L 2 = kg.m 8 Beban Hidup Terbagi Rata = 1 ( q x sin ) L 2 = kg.m 8 = 1 ( q x cos ) L 2 = kg.m 8 Beban Hidup Terpusat = 1 ( p x sin ) L = kg.m 4 = 1 ( p x cos ) L = kg.m 4 Beban Angin Terbagi Rata = 1 ( qtekan ) L 2 = kg.m 8 = 1 ( qhisap ) L 2 = kg.m 8 Perhitungan gaya lintang akibat beban tehadap Sbx dan Sby = 1 ( q x sin ) L = kg.m 2 = 1 ( q x cos ) L = kg.m 2 Qx x 29.983 Qy x 64.299 Mxw x 172.789 Myw x 259.183 Mxl x 63.393 Myl x 135.946 Mxd x 55.152 Myd x 118.273 Mxd x 44.975 Myd x 96.449 xx xx x xxxx Mu beban mati ,beban angin, dan beban hidup terbagi rata = kg.m = kg.m = kg.m = kg.m = kg.m = kg.m = 1.2MD + 1.6ML + 0.8MW = kg.m = 1.2MD + 1.6ML + 0.8MW = kg.m Mu beban mati, beban angin, dan beban hidup terpusat = kg.m = kg.m = kg.m = kg.m = kg.m = kg.m = kg.m = kg.m = 1.2MD + 1.6ML + 0.8MW = kg.m = 1.2MD + 1.6ML + 0.8MW = kg.m = 1.2MD + 1.6ML = kg.m = 1.2MD + 1.6ML = kg.m Quy 333.253 Mux 293.630 Muy 540.600 Qux 155.398 MW 172.789 MW 259.183 Q 29.983 Q 64.299 MD 44.975 MD 96.449 ML 63.393 ML 135.946 Mux 280.444 Muy 512.323 sumbu x sumbu y ML 55.152 ML 118.273 MW 172.789 MW 259.183 sumbu x sumbu y MD 44.975 MD 96.449 Lalu dikontrol terhadap lendutan, lateral buckling dan lalu dikontrol pada lendutan ijin dimana untuk lendutan ijin gording dihitung dengan rumus l/240.
Lendutan akibat beban mati , beban hidup terbagi rata, dan beban angin) f = ( fx1 + fx2 + fx4 ) 2 + ( fy1 + fy2 + fy4 ) 2 = cm cm OK Lendutan akibat beban mati , beban hidup terpusat, dan beban angin) f = ( fx1 + fx3 + fx4 ) 2 + ( fy1 + fy3 + fy4 ) 2 = cm cm OK 1.403 2.500 1.425 2.500 PERHITUNGAN DIMENSI KUDA-KUDA
Pembebanan: a.Beban mati b.Beban angin c.Beban plafon d.Beban mati(G); diasumsikan bekerja vertikal pada tiap titik simpul batang tepi atas, terdiri dari: Berat penutup atap+ gording Gg= g (kg/m) x l (m) [kg] g = lihat pembebanan pada gording l = jaraka ntarak uda-kuda PERHITUNGAN BEBAN Perhitungan selanjutnya ditujukan untuk mendapat nilai nilai pembebanan yang akan diinput ke SAP 2000
Qd = 5.50 + 16.00 kg/m = kg/m qd = 21.5 kg/m j = 6 m VA VB VA = VB 1 ( qd x j ) 2 1 ( 21.5 x 6 ) 2 = 64.5 kg Berat sendiri atap = berat atap x j x jarak antar gording = 10 x 6 x 1.60 = 96 kg Berat sendiri gording = q x j = 5.50 x 6 = kg Berat sendiri plafon = berat eternit x j x jarak antar gording = 4.5 x 6 x 1.60 = 43.2 kg Jumlah beban mati (D) = kg 33.00 172.19 21.5 x = = x Beban Hidup VA = VB 1 2 1 2 = 50 kg Pa = 2Va = 100 kg = x = x P 100 j VB P = 100 kg VA Pa = 30 kg/m 2 = 25 = rad c 1 = ( 0.02 - 0.4 ) = W 1 = c 1 x Pa x d x j = x 30 x 1.60 x 6 = kg/m 0.10 28.80 0.436 0.10 W 1x = W x sin = x 0.42 = kg/m W 1y = W x cos = x 0.91 = kg/m c 2 = -0.4 (untuk semua) W 2 = c 2 x Pa x d x j = x 30 x 1.60 x 6 = kg/m W 2x = W x sin = x 0.42 = kg/m W 2y = W x cos = x 0.91 = kg/m 28.80 26.10 -0.40 -115.19 -115.19 28.80 12.17 -48.68 -115.19 -104.40 W 1x = W x sin = x 0.42 = kg/m W 1y = W x cos = x 0.91 = kg/m c 2 = -0.4 (untuk semua) W 2 = c 2 x Pa x d x j = x 30 x 1.60 x 6 = kg/m W 2x = W x sin = x 0.42 = kg/m W 2y = W x cos = x 0.91 = kg/m 28.80 26.10 -0.40 -115.19 -115.19 28.80 12.17 -48.68 -115.19 -104.40 Beban Angin. Tekanan angina tergantung pada bentuk dan tinggi konstruksi serta besarnya kemiringan atap, dan juga tergantung dari lokasi dimana bangunan akan dibuat. Bagian bangunan yang berhadapan dengan datangnya angina menerima angina tekan dan bagian dibelakangnya menerima angina hisap Beban angina bekerja pada bidang yang dikenainya.
NILAI-NILAI PEMBEBANAN INPUT PADA SAP Input Pembebanan Pada SAP a. beban mati = kg b. beban pekerja = kg c. beban angin W 1x = kg/m W 1y = kg/m W 2x = kg/m W 2y = kg/m Dari hasil perhitungan SAP 2000 didapatkan profil batang: a. Batang Atas = 2L 65 . 65 . 8 b. Batang Bawah = 2L 65 . 65 . 8 c. Batang Miring = 2L 45 . 45 . 5 d. Batang Tegak = 2L 65 . 65 . 8 12.17 26.10 -48.68 -104.40 172.19 100 GAYA-GAYA BATANG HASIL SAP TABLE: Element Forces - Frames TABLE: Element Forces - Frames TABLE: Element Forces - Frames TABLE: Element Forces - Frames Frame Station PMAX Frame Station PMAX Frame Station PMAX Frame Station PMAX Kgf Kgf Kgf Kgf A1 TEKAN -112.79 B1 TARIK 725.09 T1 TEGAK -115.74 D1 DIAGONAL 5549.99 A2 TEKAN -2132.75 B2 TARIK 6135.51 T2 TEGAK -83.97 D2 DIAGONAL 4944.34 A3 TEKAN -225.57 B3 TARIK 11077.3 T3 TEGAK -52.19 D3 DIAGONAL 4338.69 A4 TEKAN -225.56 B4 TARIK 15413.43 T4 TEGAK -20.42 D4 DIAGONAL 3733.03 A5 TEKAN -187.96 B5 TARIK 19143.91 T5 TEGAK 11.35 D5 DIAGONAL 3127.38 A6 TEKAN -112.75 B6 TARIK 22268.74 T6 TEGAK 43.13 D6 DIAGONAL 2521.73 A7 TEKAN 0.04837 B7 TARIK 24787.92 T7 TEGAK 74.9 D7 DIAGONAL 1916.08 A8 TEKAN 150.45 B8 TARIK 26701.44 T8 TEGAK 106.67 D8 DIAGONAL 1310.43 A9 TEKAN 338.45 B9 TARIK 28009.32 T9 TEGAK 138.45 D9 DIAGONAL 704.77 A10 TEKAN 564.04 B10 TARIK 28711.54 T10 TEGAK 170.22 D10 DIAGONAL 101.88 A11 TEKAN 28711.54 B11 TARIK 27976.76 T11 TEGAK 23636.34 D11 DIAGONAL 833.9 A12 TEKAN 1136.07 B12 TARIK 26690.16 T12 TEGAK -86.49 D12 DIAGONAL 1289.16 A13 TEKAN 1611.41 B13 TARIK 24948.3 T13 TEGAK -186.31 D13 DIAGONAL 1744.41 A14 TEKAN 1936.36 B14 TARIK 22751.18 T14 TEGAK -192.9 D14 DIAGONAL 2199.67 A15 TEKAN 2110.91 B15 TARIK 20098.79 T15 TEGAK -65.81 D15 DIAGONAL 2654.93 A16 TEKAN 2135.08 B16 TARIK 16991.15 T16 TEGAK 61.29 D16 DIAGONAL 3110.19 A17 TEKAN 2008.85 B17 TARIK 13428.25 T17 TEGAK 188.38 D17 DIAGONAL 3565.45 A18 TEKAN 1732.22 B18 TARIK 9410.09 T18 TEGAK 315.47 D18 DIAGONAL 4020.71 A19 TEKAN 1305.21 B19 TARIK 4936.68 T19 TEGAK 442.57 D19 DIAGONAL 4475.97 A20 TEKAN 727.8 B20 TARIK 8 T20 TEGAK 569.66 D20 DIAGONAL 4931.23 P MAX TEKAN 28711.54 P MAX TARIK 28711.54 T21 TEGAK 696.76 P MAX DIAGONAL 5549.99 P MAX TEGAK 23636.34 RESUME 6.1 SIMPULAN Dari pembahasan yang telah diuraikan dalam Laporan tugas Perancangan Baja I ini diperoleh hasil sebagai berikut : Atap - Rangka batang atap atas, double siku 2L.65.65.8 - Rangka batang atap bawah, double siku 2L.65.65.8 - Rangka batang atap vertikal double siku 2L.65.65.8 - Rangka batang atap diagonal, double siku 2L.45.45.5 - Pelat buhul tebal 10 mm - Jumlah Baut seluruhnya 87 buah 6.2 Rencana Detail Sambungan Baut - Untuk bangunan yang berada pada wilayah gempa 3 dan 4 direncanakan menggunakan sesuai dengan SNI-03-1726-2002 dan SNI 03-2847-2002 - Untuk bangunan yang ada didaerah lebih 5 km dari daerah pantai (pesisir laut) dapat mengunakan tekanan tiup min 25 kg/m2. Dan untuk pembebanan lainnya dapat mengacu pada Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG)1983 BAB VI KESIMPULAN