1.3. Kinesiologi Tendon Achilles 1.4. Vaskulerisasi dan Inervasi 2. Memahami dan Menjelaskan Rupture Tendon Achilles 2.1. Definisi Robek atau putusnya hubungan tendon (jaringan penyambung) yang disebabkan oleh cedera dari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsofleksi pasif maksimal. 2.2. Etiologi Dorsofleksi pasif secara tiba-tiba saat kontraksi maksimal pada betis. Tendon yang kurang menerima aliran darah
2.3. Patofisiologi 2.4. Manifestasi Klinik Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelanggan kaki Pasien, mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki Nyeri bias berat Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelanggan kaki atau betis Pasien merasa seolah-olah ia terpukul tepat pada tumitnya dan tidak bias berjinjit Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan di dekat tumit Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2-3 cm di atas tulang tumit Plantar fleksi kaki akan lemah 2.5. Diagnosis dan Diagnosis Banding 1. Diagnosis ANAMNESIS Keluhan nyeri di daerah pergelangan kaki hingga ke betis Keluhan kaku di pagi hari Tidak dapat atau kurang mampu menggerakan kaki (terutama fleksi) INSPEKSI Pembengkakan di daerah pergelangan kaki Deformitas (perubahan bentuk) PALPASI Terdapat lokasi nyeri tekan pada lokasi tendon Achilles Terjadi spasme otot terutama pada M. Gastrocnemius Selain tindakan tersebut untuk mendiagnosis diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (LI. 3.1) 2. Diagnosis Banding Tendo calcaneal bursitis Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang silang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana Achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit meluncur turun naik. Achilles tendinopathy atau tendonosis Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon. 2.6. Prognosis 2.7. Pencegahan 2.8. Faktor Resiko 3. Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan dan Penatalaksanaan Rupture Tendon Achilles 3.1. Pemeriksaan A. Pemeriksaan Fisik Tes Simmonds/ Tes Thompson Tes ini dilakukan untuk mengetahui kelainan tendon yang terjadi di tulang calcaneus. Cara melakukan tes ini, penderita tidur dengan posisi tengkurap, dengan kedua kaki di pinggir tempat tidur, lalu dilakukan kompresi pada otot betis. Pada otot yang normal, setelah dilakukan kompresi maka akan terjadi flexi plantar, sebaliknya jika setelah dilakukan flexiplantar dan tidak terjadi flexi plantar, maka telah terjadi ruptur tendon achilles. Tes Copeland Tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di bagian tengah sementara pasien berbaring. Manset mengembang hingga 100 milimeter merkuri (13,33kilopascal)ndengan kaki di fleksi plantar. Kaki kemudian dorsofleksi. Jika tekanan naik sampai sekitar 140 milimeter merkuri (18,66 kilopascal), unit musculotendinous dianggap menjadi utuh. Namun, jika tekanan tetap sekitar 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal), maka diagnosis ruptur tendon Achilles dapat ditegakkan. B. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Radiologi MRI (Magnetic Resonance Imaging) Kegunaan : Untuk membedakan rupture lengkap dari degenerasi tendon Achille s, paratenonitis, tendonitis dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan melalui tubuh. Proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang merubuhkan beberapa dari proton tsb keluar dari garis (alignment). Ketika proton kembali mereka (proton) memancarkan gelombang radio mereka sendiri yang unik yang dapat dianalisis oleh computer dalam 3D untuk membuat gambar tajam penampang silang dari area penting. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto berkualitas sangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi menemukan robekan dan cedera lainnya.
X- ray Kegunaan : Mengindetifikasi secara tidak langsung robekan tendon Achilles, tetapi tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera pada jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron energi tinggi menghantam sumber logam. Gambar sinar-X diperoleh dengan memanfaatkan karakteristik redaman yang berbeda dari padat (misalnya kalsium dalam tulang) dan kurang padat (misalnya otot) jaringan ketika sinar melewati jaringan dan ditangkap di film. Sinar-X umumnya dipakai untuk mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara jaringan lunak masih relatif tidak dibedakan di latar belakang nya. Radiografi memiliki peran kecil dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan cedera lain seperti patah tulang kalkanealis.