Anda di halaman 1dari 14

Hasil Pengamatan

Pada akhir dari bulan ke 30, hanya 90 gigi (dari


total 147 gigi) yang dievaluasi.
Sebelum evaluasi klinis dan radiografis
pulpotomi, evaluasi restorasi gigi molar sulung
yang dipulpotomi diamati pada waktu kontrol.
Tujuh gigi molar yang sudah dipulpotomi
(4,7%) dengan restorasi yang gagal dikeluarkan
dari penelitian menurut kriteria pada metode
penelitian.

Hasil Pengamatan
Perbedaan antara tingkat keberhasilan gigi
menurut kelompok usia, gigi molar pertama dan
kedua, serta gigi yang preoperative tidak memiliki
resorpsi akar fisiologis dan gigi yang preoperative
memiliki resorpsi akar fisiologis kurang dari
seperempat akar ikut dianalisis.
Analisis statistik menunjukkan bahwa parameter-
parameter tersebut tidak mempengaruhi
keberhasilan perawatan pulpotomi (P>0,05).
[Tabel 1]

Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Tingkat keberhasilan klinis dan radiografis
bahan pulpotomi dibandingkan menggunakan
tes Chi-square pada setiap periode follow-up.
Secara statistik tidak ada perbedaan masing-
masing bahan pada hasil klinis dan radiografis
Hasil Pengamatan
Hasil Uji Klinis
Formokresol (FC): tidak ditemukan adanya kegagalan dalam
jangka waktu 30 bulan.
Ferric sulfate (FS): 1 gigi diperkirakan gagal karena sakit
terhadap perkusi.
MTA: 1 gigi dinyatakan gagal disebabkan oleh sakitnya gigi
saat diperkusi.
Kalsium hidrokside (CH), 3 gigi yang mengalami kegagalan.
Satu gigi didiagnosis gagal karena sakit terhadap perkusi setelah
18 bulan.
Sakit spontan dan sakit terhadap perkusi serta adanya resorpsi
internal pada bulan keenam didiagnosis pada gigi kedua,
sehingga dilakukan pencabutan pada gigi tersebut.
Pada akhir bulan ke-30, sakit terhadap perkusi, sakit spontan,
fistula, dan kegoyangan ditemukan pada gigi ketiga dan gigi
inipun dilakukan pencabutan.

Hasil Uji Radiografis
Kegagalan radiografis diamati sebagai resorpsi
internal, radiolusensi pada daerah furkasi dan
periapikal. Pada penelitian ini, resorpsi internal
ditemukan pada:
FC: 4 gigi (11.47%)
FS: 7 gigi (24.13%)
CH: 5 gigi (14.28%)
MTA: 2 gigi (4.87%)
Hasil Uji Radiografis
FC: resorpsi internal ditemukan pada 3 gigi
dan pada satu gigi ditemukan adanya
radiolusensi pada daerah furkasi pada 6 bulan
pertama, namun tidak ditemukan adanya
perkembangan radiolusensi daerah furkasi tsb.
Gigi yang mengalami resorpsi internal tidak
dilakukan pencabutan karena tidak ada
keluhan klinis. Pada bulan ke-18 bertambah
satu gigi yang mengalami resorpsi internal.
Hasil Uji Radiografis
FS: 6 gigi mengalami resoprsi internal pada 6
bulan pertama. Pada bulan ke-18, bertambah
satu gigi mengalami resorpsi internal.

Pada bulan ke-30, bertambah satu gigi yang
dinyatakan gagal karena adanya radiolusensi
di daerah furkasi.
Hasil Uji Radiografis
Pada bahan CH, 5 gigi mengalami resorpsi
internal pada bulan ke 6.
Pada bulan ke-18, bertambah satu gigi yang
mengalami kegagalan karena ditemukannya
radiolusensi di daerah furkasi dan periapikal.
Hasil Uji Radiografis
Pada bahan MTA, 2 gigi menunjukkan resorpsi
internal, namun tidak ada perkembangan
pada resorpsi dan perforasi akar, dan lagi
pada satu gigi ditemukan deposit dentin.

PCO dan dentin bridge juga ikut diamati
meskipun tidak dilaporkan sebagai
keberhasilan atau kegagalan. PCO ditemukan
pada:
CH : 2 gigi (6%)
MTA: 1 gigi (2%)
FC: 9 gigi (26%)
FS: 6 gigi (21%).
Dentin barrier ditemukan pada:
CH: 8 gigi (23%) dan
MTA: 11 gigi (27%).

Dalam periode 30 bulan pengamatan, 19 gigi
mengalami eksfoliasi dalam waktu normal dan
7 dari 19 gigi-gigi ini mengalami resorpsi
internal.
Menurut analisis Kaplan-Meier, tidak
ditemukan adanya perbedaan survival times
pada bahan bahan yang digunakan (P =
0.069).

Anda mungkin juga menyukai