Di Indonesia , insidensi pada wanita sebanding dengan pria
Sekitar 75 % ditemukan di rektosigmoid
Di Negara barat, perbandigan insidensi laki-laki : perempuan adalah 3 : 1 Lebih sering terjadi pada usia diatas 50 tahun
Colon dimulai dari ileum terminal-caecum, sepanjang 90-150 cm, sampai perbatasan sigmoid-rectum Caecum merupakan bagian terlebar ( 7,5 8,5 cm ) Colon sigmoid merupakan bagian tersempit ( 2,5 cm ) Caecum merupakan bagian yang paling sering rupture. Colon acenden dan decenden terfiksasi pada retroperitoneal, sedangkan caecum, colon tranversum, dan colon sigmoid berada intra peritoneal dan mobile
Rectum memiliki panjang 12-15 cm, mulai dari perbatasan sigmoid-rectum sampai perbatasan rectum anus Bagian atas rectum -- Intra peritoneal Bagian bawah rectum -- ekstraperitoneal Rectum dikelilingi oleh fascia pelvis
Pertukaran air dan elektrolit colon menyerap air, natrium, klorida, dan asam lemak Fungsi rectum adalah sebagai reservoir dan menahan 1200 cc cairan Motilitas colon Pergerakan massa akan menyebabkan perpindahan isi colon ke arah anus Flora colon Bakteri yang paling banyak adalah bakteri anaerob Gas colon 99 % gas di colon : nitrogen, oksigen, carbon dioksida, hydrogen, dan metana
Etiologi tumor colorectal belum diketahui secara pasti Faktor herediter Diperkirakan bahwa 10-15% carcinoma colorectal merupakan kasus familial, seperti pada Familial adenomatous Polyposis (FAP) dan sindroma Lynch. Faktor usia Insidensi meningkat diatas 50 tahun Diet dan lingkungan Penelitian menunjukkan bahwa carcinoma colorectal lebih sering terjadi pada populasi yang mengkonsumsi diet tinggi lemak hewani dan rendah serat Inflamatory Bowel Disease Pasien dengan Inflammatory bowel disease, khususnya colitis ulceratif kronis, berhubungan dengan meningkatnya risiko carcinoma colorectal Faktor resiko lainnya Merokok, ureterosigmoidostomy, kadar GH meningkatkan resiko CA colorecti
Gejala lokal - Perubahan pola BAB - Tenesmus - Feces yang bercampur darah - Feces berlendir - Melena - Nyeri, kembung, muntah - Teraba massa - Hematuria atau pneumaturia
Gejala konstitusi ( sistemik ) - kehilangan berat badan - Anemia Gejala metastasis - Ikterus, nyeri abdomen, pembesaran hepar jika metastasis ke hepar - Bekuan darah pada arteri dan vena 1. Hereditary colorectal carcinoma a. Familial adenomatous polyposis Merupakan polip adenoma yang berproses menuju keganasan mengikuti runtutan adenoma-carcinoma b. Hereditary Nonpolyposis colorectal cancer (Lynchs Syndrome) Carcinoma berkembang dari polip adenoma melelui progresifitas adenoma- carcinoma yang tipikal. 2. Carcinoma colorectal Insidensi Ca colorectal merupakan keganasan yang paling sering Ca recti lebih sering pada laki-laki, Ca colon lebih sering pada wanita Usia diatas 50 tahun
Letak Persenta se Caecum dan colon ascendens 10 Colon transversum 10 Colon descendens 5 Rectosigmoid 75 Predileksi carcinoma colorectal 2
Colon kanan Colon kiri Rectum Aspek klinis Colitis Obstruksi Proktitis Nyeri Karena penyusupan Karena obstruksi Tenesmus Defekasi Diare atau diare berkala konstipasi progresif Tenesmus terus menerus Obstruksi Jarang Hampir selalu Tidak jarang Darah pada faeces Samar Samar atau makroskopis Makroskopis Faeces Normal (atau diare) Normal Perubahan bentuk Dispepsi Sering Jarang Jarang Memburuknya keadaan umum Hampir selalu Lambat Lambat Anemia Hampir selalu Lambat Lambat Rectal toucher Fecal occult blood test ( FOBT ) Endoskopi a. Rectosigmoidoskopi b. Fleksibel sigmoidoskopi dan colonoskopi Double Contrast Barium Enema ( DCBE ) Virtual Colonoscopy Pencitraan a. X-ray foto polos dan colon in loop b. CT scan c. CT colonographi d. MRI e. PET f. Endorectal ultrasound
Laboraturium a. Pemeriksaan darah samar pada feces b. Pemeriksaan DNA feces c. Tumor marker : CEA, CA 19-9, dan CA-50 d. Tes serum Biopsi Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Patologi anatomi ( PASTI ) Colon kanan Colon tengah Colon kiri Rectum Apendicular abscess Massaperiappendicular Amuboma Enteritis regionalis Ulcus pepticum Carcinoma gaster Abscess hepar Hepatocellular carcinoma Cholecystitis Kelainan pancreas Kelainan saluran empedu Colitis ulcerative Polip Diverticulitis Endometriosis Polip Prokitis Fissura ani Haemorrhoid Carcinoma ani Sistem TNM
Stadium 0 Tis N0 M0 Stadium I T1 T2 N0 N0 M0 M0 Stadium II T3 T4 N0 N0 M0 M0 Stadium III Semua T N1 N2,N3 M0 M0 Stadium IV Semua T Semua N M1 Klasifikasi Duke
AJCC satage grouping
Dalamnya infiltrasi Prognosis hidup setelah 5 tahun A Terbatas di dinding usus 97% B Menembus lapisan muskularis mukosa 80% C C1 C2 Metastasis ke kelenjar limfe Beberapa kelenjar limfe dekat tumor primer Dalam kelenjar limfe jauh 65% 35% D Metastasis jauh <5% Hepar penyebaran hematogen melalui system vena portal Paru-paru Peritoneal ---> mengakibatkan carcinomatosis
A. Pembedahan - Kuratif : bila tumor terlokalisir - Paliatif : bila terdapat metastasis yang multiple - Ileotranverse bypass : bila tumor menginvasi struktur disekitarnya - Fecal diversi : pembuatan stoma pada tempat yang lebih proksimal - Open-and-close : pada kasus terburuk - Laparoscopic-assisted colectomy
Infeksi luka Impotensi Dehiscence atau hernia Anstomosis bocor Perdarahan Adhesi Cedera organ disekitarnya Komplikasi cardio pulmonal
Carcinoma caecum atau colon acenden ---> Hemicolectomi kanan Carcinoma di flexura hepatica atau proximal colon tranversum ---> Hemicolectomi kanan extended Carcinoma colon tranversum tengah ----> Colectomi tranversum carcinoma colon transversum distal, flexura lienalis, dan colon descendens ----> Hemicolectomy kiri carcinoma colon sigmoideum ----> Colectomy sigmoideum Familial adenomatous polyposis ----> Colectomi total dan subtotal Reseksi anterior - High anterior resection - low anterior resection - Extended low anterior resection Prosedur Hartmann Reseksi Quenu-Miles Adjuvant (setelah pembedahan) kemoterapi : Kombinasi dengan infusan 5-fluorouracil, leucovorin, dan oxaliplatin (FOLFOX) 5-fluorouracil (5-FU) atau Capecitabine (Xeloda) Leucovorin (LV, Folinic Acid) Oxaliplatin (Eloxatin)
Kemoterapi untuk yang sudah metastasis : kombinasi 5-fluorouracil, leucovorin, dan oxaliplatin (FOLFOX) dengan bevacizumab atau infusan 5-fluorouracil, leucovorin, and irinotecan (FOLFIRI) dengan bevacizumab 5-fluorouracil (5-FU) atau Capecitabine UFT atau Tegafur-uracil Leucovorin (LV, Folinic Acid) Irinotecan (Camptosar) Oxaliplatin (Eloxatin) Bevacizumab (Avastin) Cetuximab (Erbitux) Panitumumab (Vectibix) Kemoterapi yang sedang dalam percobaan Bortezomib (Velcade) Oblimersen (Genasense, G3139) Gefitinib dan Erlotinib (Tarceva) Topotecan (Hycamtin)
C. Radioterapi D. Immunoterapi E. Vaksin
Stadium Terapi Stadium 0 (Tumor In Situ) Eksisi lokal secara komplit melalui endoskopi Stadium 1 (Carcinoma Colorectal terlokalisasi) Reseksi colon atau rectum Dapat ditambah adjuvant kemoterapi pada pasien tertentu (usia muda, temuan histologi yang beresiko tinggi) Stadium 2 (Carcinoma Colorectal terlokalisasi) Reseksi colon atau rectum Dapat ditambah adjuvant kemoterapi pada pasien tertentu (usia muda, temuan histologi yang beresiko tinggi) Stadium 3 (Metastasis ke nodus limfatikus) Adjuvant kemoterapi, radioterapi imunoterapi. Reseksi radikal Stadium 4 (Metastasis jauh) Adjuvant kemoterapi Reseksi hepar bila terdapat metastasis ke hepar Terapi Paliatif Terapi carcinoma colorectal menurut stadium 1
Prognosis tergantung dari ada tidaknya metastasis jauh, yaitu klasifikasi penyebaran carcinoma dan tingkat keganasan sel tumor. Bila disertai diferensiasi sel tumor yang buruk, maka prognosisnya sangat buruk. Pemeriksaan fisik setiap 3 sampai 6 bulan selama 2 tahun., lalu setiap 6 bulan selama 5 tahun. CT-scan dada, abdomen, dan pelvis dapat dipertimbangkan untuk dilakukan secara rutin selama 3 tahun pertama pada pasien dengan resiko tinggi terjadi rekurensi. Colonoscopy dapat dilakukan 1 tahun setelahnya, kecuali belum dilakukan pada sebelum pembedahan karena adanya massa yang menghalangi. Dalam kasus tersebut sebaiknya dilakukan setelah 3 Sampai 6 bulan. PET or ultrasound scanning, chest X-rays, pemeriksaan darah lengkap atau tes fungsi hati tidak disarankan