Anda di halaman 1dari 34

MODUL

PENDIRIAN INKUBATOR TEKNOLOGI



LATAR BELAKANG

Dalam dimensi baru dan persaingan global yang berkaitan erat dengan laju laju
perkembangan teknologi semakin pesat dan dibarengi dengan persaingan industri
yang semakin tajam. Perkembangan teknologi telah disadari mampu memberikan
keuntungan ekonomi, sehingga banyak negara terutama Negara-negara
berkembang berusaha untuk mengembangkan potensinya untuk menyerap,
menguasai, dan mengadakan teknologi.
Laju inovasi teknologi semakin pesat karena dorongan dari dua sisi yaitu : dari
permintaan dan pasokan. Dari sisi permintaan muncul, karena adanya persaingan
global yang semakin tajam, sedangkan dari sisi pasokan disebabkan oleh adanya
terobosan-terobosan baru inovasi di berbagai bidang. Daur hidup produk (product
life cycles) menjadi semakin pendek karena didorong oleh adanya penyebaran
inovasi mikro elektronika.
Melalui dinamika inovasi ini, dapat membedakan keberhasilan perekonomian
Amerika dan Jepang. Jepang terus menerus melakukan inovasi secara konsisten
dan penuh dinamis, sementara Amerika Serikat tidak sedinamis dan secepat
Jepang, Akibatnya Amerika Serikat kehilangan daya saing yang hanya tidak
disebabkan oleh melesunya perkembangan ekonomi tetapi juga juga karena
pesatnya perkembangan inovasi yang dilakukan oleh Jepang. Jepang memiliki
komitmen kuat dalam mencurahkan dana penelitian dan pekembangan, sementara
perusaan-perusaan Amerika Serikat hanya mencurahkan dua pertiga dari
pengeluaran R&D teknologi untuk perbaikan peroduk dan sisanya untuk perbaikan
peruses.
Sementara perkembangan inovasi teknologi di beberapa Negara, salah satunya
dipicu karena adanya perubahan politik dari sitem satu pintu menjadi lebih liberal,
terjadi di Eropa Timur dan bekas Uni Soviet, juga di Negara-negara Amerika Latin,
Afrika, dan Asia. Dengan keterbukaan berpikir menyebabkan model ekonomi yang
dianut berubah, mengarah ke orientasi pasar.Nampaknya perubahan deramatis ini,
menyebabkan pemerintah perlu menata kembali perekonomianya. Oleh karena itu
perlu upaya-upaya menciptakan baru, legislasi baru berkaitan dengan peran pihyak
swasta yang diharapkan dapat memberikan konstribusi secara efektif kepada
perkembangan ekonomi dan sosial.

1. Peran DinamisUsaha Kecil Pemula (New Small Enterpirses)
Pada Negara industri dan Negara berkembang terkecuali bekas Negara-
negara sosialis, yang dikategorikan Usaha Kecil adalah :
Jumlah tenaga kerja sejumlah 5-500 orang.
Tergantung pada Usaha besar
Diperkirakan GNP (Gross National Product) dan total tenaga kerja
Nampaknya, untuk Negara Amerika Serikat, terjadi perubahan dalam
jumlah tenaga kerja khususnya di sektor Usaha Besar, terjadi penurunan
yang cukup signifikan dikarenakan system otomatisasi serta makin tajamnya
kopentensi internasional. Sementara Usaha Kecil secara pasti mampu
mengembangkan inovasi Pertumbuhan Usaha Kecil yang berorientasi pada
manajemen yang baik , dapat dengan mudah dan cepat membawanya ke
pasar serta dapat juga mendistribusikan ke usaha-usaha besar dangan biaya
rendah dengan nilai services yang tinggi.Pada Negara-negara maju,
pemerintah sangat membantu Usaha Kecil dengan memberikan fasilitas-
fasilitas yang menarik anatara lain :
Akses kredit mudah
Technical support
Intensif fiskal
Membuka pasar
Di negara-negara berkembang, Usaha Kecil yang memiliki performance
baik umumnya diperoteksikan dan dibantu sepenuhnya oleh pemerintah,
bukan karena keberhasilan sendiri. Mengapa? Ini dikarenakan mekanisme
yang dilakukan dalam mendukung Usaha Kecil terkendala pada kebutuhan
yang bersifat fleksibel, motivasi dari sumberdaya manusia dan pimpinan, baik
pimpinan Usaha Kecil maupun pimpinan pemerintah. Strategis Usaha Kecil
masih terfokus pada pasar lokal, belum adanya proyek-proyek dan technical
assistance, kredit untuk pengembangan hampir sebagian besar tidak berhasil.
Di samping itu, perguruan tinggi, lembaga litbang, industri besar, dan asosiasi
sampai saat ini tidak berperan sebagai signifikan.
Di bekas negara-negara sosialis, kombinasi usaha besar cukup berbeda di
banding usaha kecil secara keseluruhan, sebagai contoh : Usaha yang
memiliki tenaga kerja di bawah 500 orang hanya 12% dari jumlah
keseluruhan usaha yang ada, sementara di negara-negara maju mencapai
70% Dengan sendirinya tercipta perbedaan yang signifikan di dalam tingkat
prosentase kekayaan nasional, jadi benar bahwa Usaha Kecil harus menjadi
milik perorangan dan harus berorientasi pada pasar.

2. Menciptakan Usaha Kecil Berbasis Tegnologi
Usaha Kecil berbasis teknologi mempunyai karakteristik unik dan memerlukan
perhatian khusus :
Latar belakang pengetahuan yang tinggi.
Mereka membutuhkan akses ke perguruan tinggi dan lembaga riset.
Teknologi yang dapat memberikan keuntungan.
Mereka dapat memperoleh keuntungan dari transfer teknologi yang
dilakukan pada jangka waktu tertentu, namun masih ada kendala dalam
hak milik know-how berkaitan dengan intelectual property.
Beragam produk teknologi tinggi.
Berbagai macam aplikasi software dan hardware saat ini sangat cepat
perkembanganya. Untuk itu diperlukan kemampuan manajemen yang luar
biasanya untuk mengelola kegiatan maya antara tim proyek dengan
jaringan dari specialist service property
Biaya dan Waktu.
Peningkatan biaya dan waktu dapat dikurangi dengan cara persiapan
yang baik dan terencana.
Dampak Ekonomi dan Sosial.
Umumnya berdampak sangat luas terhadap ekonomi dan sosial, sama
halnya terhadap lingkungan.
Sumber Daya Manusia dan Infrastruktur.
Dalam pekerjaan yang berbasis teknologi tinggi, mungkin banyak Negara-
negara berkembang dan pasar terbuka saat ini memiliki sumberdaya
manusia teknis, serta ada masalah yang dihadapi adalah masih terbatas
produk-produk dan jasa yang ditawarkan dapat diterima oleh pasar luar
negeri maupun dalam negeri sendiri.


PENGEMBANGAN USAHA KECIL BERBASIS TEKNOLOGI
(Pengalaman di Amerika Serikat)
TAHAP
PENGEMGANGKAN
MODAL
TUGAS YANG
HARUS
DI LENGKAPI
KEBUTUHAN
1 Tahap konsep (3-6 bln)
Identifikasi peluang,dan
Investigasi awal
Literatur/penelurusan
Patent
Pre-feasibility studdy
Kebutuhan modal
(US $ 10-30.00)
Masih di lakukan
Studi,juga masih
Sebagai pekerja.
Sumber :kluarga
Teman.
2 Tahap Riset (12-24 bln)
Persiapan proses teknik
Identifikasi pasar
Informasi pasar&harga
Akses ke riset/fakultas
Identifikasi tim manajemen
Seed capital (US $50-
150.00)
PRODUK RISET
Training:
Pengembangan
Business plan
SUMBER:Individu dan
Seed capital fund
3 Tahap Pengembangan
18-24)bln
Penyempurnaan prototype
Selanjutnyamelengkapi produk
Melindungi know-how
Penelitianj pasar
Finalisasi Business
Plan Training:
Manajemen system
pengawasan
Start-up (us $ 200-
500.00)
Pengembangan produk
dan penentuan pasar
Sumber: lingkup
pertama Venture
Capital
4 Komersialisasi (12-18 bln)
Produk sudah berhasil di pasar.
Analisa biaya
Memesan peral;atan
Dan Membentuk Tim
Penjualan, Mulai beroperasi
Training:Advisory support
Produksi (us $ 2-5 mill)
Pabrik dan
Permesinan Modal
Kerja
Sumber : Lingkup
Kedua
Venture Capital


Entrepreneurship : Di banyak negara berkembang, budaya kewirausahaan
terabaikan. Dalam hal ini keberhasilan diperoleh melalui
kerjasama antara usaha keluarga dan innovator-
entrepreneur dengan memanfaatkan berbagai macam
sumber untuk menciptakan suatu usaha dengan skala
yang signifikan. Suatu usaha dapat berhasil tumbuh pada
budaya yang saling mendukung dan tentunya berani
mengambil resiko yang terburuk atau resiko kegagalan,
memberi semangat dan memotivasi tim kerja yang ingin
berkembang, memberikan penghargaan pada inovasi,
mempromosikan hasil-hasil yang dapat diaplikasikan dan
mempunyai nilai bisnis dalam suatu proyek serta terfokus
pada usaha-usaha yang potensial di masa depan.
Kewirausahaan terbentur pada tiruan/jiplakan,
kerahasiaan, sikap perorangan dan tidak peduli pada
kualitas.
Budaya kewirausahaan rentan apabila dihadapkan pada
masalahmasalah yang mempengaruhi proses
wirausaha itu sendiri. Tidak heran di dunia ketiga para
wirausaha itu sendiri. Tidak heran pada wirausaha harus
survive/mampu bertahan mengatasi aturan atau
peraturan yang tidak berpihak kepada mereka. Umumnya
mereka yang berhasil adalah imigran yang keluar dari
negerinya pindah ke Negara lain.
Financing : Kunci masalah adalah akses lembaga keuangan
khususnya untuk mendapatkan modal kerja dengan skim
pembiayaan jangka menengah. Sistem perbankan
tradisional mensyaratkan adanya jaminan untuk
melengkapi persyaratan skim pembiayaan yang di
kluarkan untuk menjamin faktor resiko. Untuk business
plan usaha berbasis teknologi. Perbankan masih kurang
memberikan apresiasi. Sehingga, mekanisme kredit yang
ada tidak dapat dimanfaatkan secara optimal oleh usaha
pemula berbasis teknologi.
Birokrasi : Sistem birokrasi yang kurang mendukung
pengembangan kewirausahaan mengakibatkan
banyaknya aturan-aturan yang tidak fokus dan saling
bertentangan. Kondisi ini mengakibatkan penerapan
suatu rencana usaha menjadi membutuhkan waktu,
tenaga ekstra, dan biaya-biaya ekonomi tinggi,
khususnya untuk usaha-usaha pemula/baru.
Strategi promosi : Keterlibatan pemerintah sangat diperlukan untuk
mengontrol usaha berbasis teknologi agar dapat tumbuh
dan berkembang. Pemerintah harus menerapkan
kebijakan-kebijakan yang dapat mempromosikan usaha
kecil berbasis teknologi, misalnya, menyiapkan instrumen
kebijakan yang efektif, seperti insentif dan pembukaan
pasar. Dengan keterbatasan dana dan sumber daya
manusia yang dimiliki, maka usaha kecil tidak mampu
melakukan akses ke sumber-sumber informasi, seperti
perdagangan, teknologi, dan sumber daya manusia.

Tantangan Spesifik yang Dihadapi Usaha Berbasis Teknologi :
1. Berawal dari tahapan konsep ke tahapan pengembangan melalui pembuatan
prototipe, selanjutnya ke produk jadi sekaligus memproduksi dan
mempertemukan dengan kebutuhan pasar serta didasarkan pada harga yang
kompetitif.
2. Sistem yang terorganisir dan menjamin adanya akses ke penyedia bahan baku,
serta penyedia kredit keuangan.
3. Usaha membuka dan mengembangkan pasar, dari menciptakan saluran
distribusi baru sampai ke edukasi pembeli potensial (potensial buyers).

Terkait dengan pengembangan kemampuan :
1. Akuasisi teknologi dari sumber-sumber teknologi terbaik, termasuk
internasional.
2. Adaptasi dan aplikasi atas kondisi negara-negara penghasil teknologi dan
mobilisasi jejaring kerja (networks) penunjang baik domestik maupun luar
negeri.

Pengembangan sektor kewirausahaan dengan potensi pertumbuhan yang
signifikan harus datang dari jajaran pebisnis, lembaga riset, perguruan tinggi, dan
masyarakat. Pemerintah dapat mengintervensi secara efektif melalui kebijakan-
kebijakan yang kondusif, menghilangkan hambatan-hambatan serta memfasilitasi
agar tumbuh dan berhasilnya kreatifitas wirausaha di masa depan. Kebutuhan dan
keterkaitan pada usaha berbasis inovasi tidak sama dengan usaha lainnya, seperti
: grosir,jasa atau industri yang sudah berjalan mapan (establish). Pemerintah harus
lebih terbuka dalam menghadapi tantangan, sehingga peran dan keberadaannya
sangat berarti bagi perkembangan kewirausahaan.

















KONSEP INKUBASI TEKNOLOGI

Pendekatan-pendekatan baru yang telah dilakukan untuk menciptakan usaha kecil
berbasis teknologi (di mana umumnya hampir selalu dilakukan oleh sektor swasta)
adalah bisnis inkubasi, yang merupakan contoh perolehan hasil yang baik. Sampai
saat ini telah berdiri 1000 (seribu) lebih inkubatorinkubator dan telah berjalan
dengan baik di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat, Eropa dan China, dan
lebih dari 500 (lima ratus) inkubator beroperasi di Negara-negara bekas komunis.

1. KARAKTERISTIK DISAIN
Gambaran sederhana dari inkubator teknologi adalah suatu lembaga/wadah
yang memberikan fasilitas-fasilitas yang terintegrasi dan dalam bentuk satu
paket yang dibutuhkan umumnya oleh suatu usaha yang baru mulai beroperasi,
antara lain :
Ruangan
Fasilitas kantor bersama
Akses ke lembaga litbangyasa teknologi dan jasa pendukung bisnis (business
support services)
Seperti pendampingan dan pembinaan juga menjadi bagian dari fasilitas yang
diberikan bagi usaha pemula tersebut, tentunya dengan biaya yang rendah dan
dapat dibayar dalam jangka waktu tertentu.Ini semua diberikan untuk menjaga
jangan sampai terjadi kegagalan serta memberikan kesempatan kepada
wirausaha-wirausaha baru di dalam mengembangkan usahanya. Pemilihan
calon wirausaha-wirausaha baru dilakukan melalui proses seleksi yang cukup
ketat dan hati-hati. Tiga perempat dari calon-calon yang ada pada inkubator
teknologi umumnya berhasil dan sisanya masih harus memperpanjang proses
pendamping dan pembinaan, tentunya juga ada yang gugur dan tidak
melanjutkan usahanya. Seperti yang telah disepakati maka keberhasilan
menciptakan wirausaha baru berbasis teknologi, berarti juga keberhasilan
inkubator teknologi itu sendiri. Utamanya inkubator teknologi memberikan
prospek yang baik bagi calon wirausaha-wirausaha yang disebut tenant karena
inkubator teknologi juga membantu dan membimbing di dalam menyiapkan
business plan, mencarikan akses ke lembaga penyedia modal dasar (seed
capital), memberikan training tentang business management skills. Sesudah
melalui inkubasi pada periode tertentu diharapkan tenant-tenant ini sudah
mandiri dan lulus dari inkubator (graduate). Salanjutnya ruangan yang dipakai
oleh tenant yang telah lulus dapat di pergunakan oleh tenant baru lainya. Di
negara-negara maju usaha yang telah lulus tidak lagi dibantu oleh inkubator,
namun berbeda halnya dengan negara-negara berkembang, usaha yang telah
lulus masih dibantu dan dimonitoring sesuai dengan kebutuhannya.
Karakteristik penting lainnya adalah inkubator teknologi itu sendiri
operasionalnya harus juga didasari pada bisnis. Berarti inkubator teknologi
harus dapat membiayai operasionalnya sendiri. Bantuan umumnya diberikan
oleh pemerintah daerah atau kota di mana inkubator teknologi berlokasi dengan
memberikan sebagai contoh sewa murah atau dibebaskan dari
sewa/dipinjami gedung milik pemerintah daerah atau kota, dan biaya-biaya
administrasi lainnya seperti ijin-ijin.
Jasa lainnya yang diberikan inkubator teknologi bergantung dan berorientasi
pada penggunaan peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan dan umumnya
dimiliki oleh lembaga lainnya seperti perguruan tinggi, laboratorium, dan jasa-
jasa professional (asosiasi, konsultan, dan lainnya) baik dari komunitas informal
maupun jejaring kerja formal (formal network). Pemainpemain kunci di dalam
system inkubasi seperti disajikan di bawah ini :
Gambar 1
Keterkaitan Sistem Inkubasi
GLOBAL LINKAGES















Entrepreneur & Human Development
INTERNATIONAL
MARKET
NATIONAL
INCUBATOR
LOCAL INCUBATOR
MANAGING BOARD
LOCAL
NEEDS
MARKET
OPPORTUNITY
POTENTIAL
ENTREPRENEUR
PILOT
INCUBATOR
MANAGAMENT
TENANTS
NEW
PRODUCT
TECHNICAL
UNIVERSITY
RESEARCH
FACILITY
NATIONAL
SPONSORS
LOCAL
INVESTOR
SUCCESFULL
ENTREPRENEUR
COMMUNITY
AT LARGE
SERVICE
PROVIDERS
BUSINESS OUR
SIDE INCUBATOR
Untuk jangka panjang, peran Industrial Estates dan Technology Park sangat
dibutuhkan karena sesudah lulus dari inkubator ke dua lokasi tersebut yang
akan menjadi lokasi selanjutnya. Ini dimulai pada tahun 1970-an. Kemudian, di
tahun 1980-an konsep inkubator bisnis berkembang dengan pesat sebagai
wadah mikro untuk membimbing bisnis pemula. Sampai dengan hari ini konsep
semakin meluas tidak hanya inkubator bisnis tetapi dilihat tujuan utamanya
seperti misal : inkubator teknologi, inkubator rural, dan lain-lain.
Tujuan Inkubator
Tujuan utama pusat inkubasi adalah menjaga dan mengembangkan budaya
kewirausahaan serta meningkatkan partisipasi dan peran usaha pemula di
dalam ekonomi nasional, termasuk kaum muda, wanita dan kelompok-
kelompok lainnya. Inkubator juga membantu mengatasi hambatan dan kendala
yang dihadapi sektor bisnis, dengan memfasilitasi proses calon-calon pebisnis
baru, melalui akses network ke komunitas penunjang.
Tujuan spesifik lainnya tergantung pada fokus dari inkubator itu sendiri, seperti
antara lain :
Technological Innovation : melalui interaksi dengan perguruan tinggi
khususnya di bidang teknologi dan lembaga-lembaga riset, untuk meningkatkan
kualitas dan produktivitas, juga untuk merintis produk hasil inovasi dan jasa
untuk dapat masuk ke pasar domestik dan ekspor
Regional Development : melalui desentralisasi aktifitas ekonomi lepas dari
konsentrasi pusat yang besar, mobilisasi sumber-sumber alam lokal, memberi
kesempatan kepada bisnis informal untuk melakukan transisi ke formal sektor
dan mempromosikan wirausaha-wirausaha perempuan. .
Industrial Sub-Contracting : melalui keterkaitan dengan industrial estates,
memfasilitasi privatisasi industry besar, menyediakan jasa specialist brainware
dan barang penunjang lainnya ke perusahaan-perusahaan besar atau
membantu dan menyiapkan kesempatan untuk melakukan spin-off.
Globalisasi : dengan membantu perusahaan-perusahaan asing untuk
secepatnya memulai dan memasuki pasar domestik bekerjasama dengan
perusahaan lokal, atau mempergunakan inkubator sebagai basis untuk ekspor
ke pasar negara ketiga. Juga dapat memfasilitasi untuk masuk ke negara-
negara berkembang melalui wirausaha-wirausaha lokal yang telah menetap di
luar negeri yang ingin membawa pengetahuan dan modal mereka kembali.
Untuk mencapai tujuan di atas, inkubator menyiapkan bemacam-macam agar
dapat digunakan dan dimanfaatkan serta tentunya mereka tidak hanya
membutuhkan sekedar sebutan inkubator. Ini semua termasuk:
Full service Inkubator, selain menyediakan bimbingan dalam cakupan yang
luas, juga memanfaatkan peralatan dan fasilitas dari lingkungannya seperti ;
perguruan tinggi, laboratorium dan pabrik-pabrik yang ada, di dalam
menyiapkan usaha-usaha pemula.
Virtual Inkubator, yang mana dapat membantu membimbing usaha-usaha
pemula in situ atau pada laboratorium-laboratorium yang ada, sampai dapat
memperoleh gedung sendiri serta terpenuhinya fasilitas-fasilitas yang
dibutuhkan di suatu waktu yang tepat.
Internal Inkubator, yang merupakan spin off dari industri besar dan
merupakan simbiosis dengan pekerjaan yang ada. Kecenderungan yang
demikian pada negara-negara industri tersebut ditimbulkan dari hasil kerjasama
di dalam penyediaan jasa-jasa dalam cakupan yang luas di dalam suatu
industri besar. Seperti halnya intrapreneurship sekarang juga dilakukan di
negara-negara Eropa Timur di mana merupakan kombinasi raksasa dengan
sektor swasta/privat untuk menghadapi tantangan pasar bebas.
Single-trade atau Special Purpose Inkubator, Inkubator yang bekonsentrasi
pada pendampingan satu cakupan bidang saja, semisal bidang IT, arsitek,
bioteknologi.Selain itu dapat juga diartikan sebagai inkubator yang hanya
memberikan pelayanan khusus kepada segment tertentu saja seperti;
perempuan, anak-anak muda atau kelompok-kelompok yang kurang beruntung.

2. BIAYA DAN KEUNTUNGAN INKUBATOR
Pendanaan dari Inkubator
Program Inkubator membutuhkan pendanaan untuk tiga tujuan :
1. Sumber modal : untuk mendesain dan mendirikan inkubator, termasuk
pengeluaran untuk peralatan kantor dan furniture juga merupakan biaya
yang harus disiapkan. Gedung inkubator dapat berupa gedung bekas yang
tentunya direnovasi terlebih dahulu atau dapat menyewa. Agar dimulai
secepat mungkin dan untuk mengurangi biaya direkomendasikan bahwa
inkubator memilih dan menentukan ruang gedung kosong yang akan
digunakan (seperti misal : kantor yang sudah tidak dipergunakan,
laboratorium atau training center) dan sebaiknya dilakukan renovasi agar
sesuai dengan persyaratan dan fungsi inkubator.
2. Dana operasi : dibutuhkan untuk membayar staf, utiliti gedung dan
berkaitan dengan biaya-biaya operasional selama 4 atau 5 tahun.
Selanjutnya pendapatan diperoleh dari sewa ruang dan jasa lainnya yang
umumnya tercakup dalam biaya operasi. Pemanfaatan fasilitas sampai
mencapai break-even dan penghapusan secara progresif, sangat
mengurangi kerugian. Pendapatan inkubator dapat juga diperoleh dari biaya
yang dikenakan untuk penyediaan jasa yang dibutuhkan tenants dan dari
royalti (katakan 1-2 %) dari turnover penjualan produk tenants.
3. Speed Capital : dikehendaki oleh tenants inkubator untuk digunakan
sebagai modal kerja dan kebutuhan investasi. Usaha pemula dihadapkan
pada kesulitan untuk memperoleh kredit dari sumber-sumber konvesional
dan umumnya uang tersedia dalam bentuk komersial termasuk melalui
revoling fund yang dikaitkan dengan manajemen inkubator atau sebagai
equity dari dana modal yang dikembangkan. Inkubator itu sendiri dapat
membantu mengelola seed dan dana venture capital apabila kondisi
memungkinkan dan dapt dijamin kemampuannya, menempatkan posisi
equity pada usaha-usaha yang menjadi tenantnya.

Sumber Dana
Struktur pendanaan terdiri atas berbagai macam dengan orientasi pada
masing-masing sponsor, ini merupakan sumber investasi, sebagai contoh :
sektor swasta umumnya akan meminjam dari lembaga keuangan, perusahaan-
perusahaan pembiayaan, private equity funds, atau investor perorangan untuk
memulai operasi usahanya. Non profit inkubator umumnya memperoleh
bantuan pendanaan dari pemerintah daerah/lokal, kelompok komunitas atau
yayasan. Pemerintah juga dapat mengeluarkan bonds, membuat dana dari
pajak langsung yang sesuai, menawarkan potongan pajak serta mendonasikan
gedung kepada sponsor inkubator. Perguruan tinggi dapat membantu melalui
provisi gedung, termasuk suport dari fakultas, staf ahli dan mahasiswa.
Kerjasama sektor dan sponsor dapat mempergunakan kombinasi dari tools
diatas dapat menawarkan investasi untuk inkubator.

Investor Benefit
Meningkatnya, program inkubator yang merupakan kerjasama antara
pemerintah dan sektor swasta, untuk kepentingan kedua belah pihak.Umumnya
gambaran investasi, dengan disain dan pengelolahan inkubator yang baik
dapat membantu menciptakan 50 70 usaha baru dan membuka sampai
dengan 2000 lapangan pekerjaan selama 10 (sepuluh) tahun. Ini akan
memberikan distribusi sebagai tambahan pajak dan pendapatan ekonomi
daerah, dan juga mengembangkan sosial dan ekonomi setempat.

Apabila pilot project inkubator berhasil, maka dapat direplikasikan dengan
modifikasi berdasarkan pada pembelajaran dan pengalaman dari beberapa
negara. Seperti misalnya kerjasama dengan tujuan untuk peningkatan ekonomi,
pemerintah dapat mengarahkan dan mengajak private investor untuk menerima
premium dari investasi yang ditanamkan dalam jangka panjang.

Tenant Benefits
Seperti diketahui, inkubator didisain sebagai wahana untuk mempertemukan
antara kebutuhan wirausaha dengan mengkoordinasikan jasa-jasa yang
ditawarkan dan sumber-sumber keuangan. Adapun keuntungan yang diperoleh
tenants adalah sebagai berikut :

Usaha-usaha yang berada di dalam inkubator memiliki lingkungan yang
mendukung sehingga dapat berjalan baik dengan adanya fasilitas-fasilitas
yang diberikan seperti biaya operasional yang rendah pada jangka waktu
tertentu, askes ke jasa-jasa pelayanan yang sangat dibutuhkan agar usaha
dapat meningkat dan tumbuh. Pendampingan yang diberikan oleh
manajemen, institusi terkait dan jaringan inkubator yang telah berhasil
menjadikan tenant lebih kompetitif berkaitan dengan usahanya.
Biaya sewa ruangan jauh lebih rendah dan jangka waktu sewa yang
diberikan oleh inkubator sangat fleksibel sekalipun mengikuti fluktuasi
bisnis.
Manajeman dapat memberdayakan perusahaan-perusahaan yang
mempunyai kredebilitas untuk mengakses ke pemilik modal baik dari
institusi swasta maupun program-program yang digulirkan oleh pemerintah.
Usahausaha tenant inkubator dapat lebih berkembang dengan
memberikan bantuan pelayanan yang dibutuhkan oleh tenant lain atau
usaha atau juga sebagai feeder unit melalui sub-contracting baik jasa
maupun komponen dari suatu industrial estates dan perusahaan besar
dalam maupun luar negeri. Juga sesama tenants dapat melakukan kontrak
atau kerjasama bisnis.
Lingkup sosial memungkinkan para inkubator untuk berbagi pengalaman
dan tidak meras bahwa kesulitan-kesulitan yang dihadapi mereka demikian
uniknya, jadi apabila tidak berhasil bukan dikarenakan ketidakberuntungan
atau ketidakmampuan. Jaringan kerja atau networking yang baik dan
produk-produk yang diciptakannya merupakan asset yang sangat penting.
Kemungkinan peningkatan usaha. Tenant akan dapat lebih berhasil
menjalankan bisnis melalui kontak dengan perguruan tinggi, industri,
pemerintah dan sektor keuangan, yang memberikan akses fasilitas ke
potensial konsumen sama halnya ke investor asing dan pemilik teknologi

Cost Benefit Analisis
Biayabiaya yang keluar untuk fasilitas dan operasional (termasuk subsidi)
harus dapat diestimasi, tetapi harga-harga yang tidak pasti tidak dengan mudah
dapat diletakkan pada sistem penunjang yang informal dimana inkubator masih
bergantung. Juga tidak diperoleh keuntungan dari aktifitas usaha baru, formasi
keahlian atau pengembangan regional yang telah terkuantifikasi. Pertanyaan
yang akan ditanyakan adalah: Akankah keuntungan ini menjadi besar tanpa
investasi yang ditanamkan oleh inkubator? Alternatif kesempatan seperti apa
untuk mencapai tujuan yang diinginkan? Kedua pertanyaan tersebut tidak
dengan mudah terjawab. Ini diperlukan pemikiran yang rasional untuk memulai
suatu pilot program sehingga lebih dapat dimengerti akan biaya-biaya yang
harus dikeluarkan dan merupakan hal yang sensitif.


3. ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Masalah yang serius yang hampir dihadapi oleh inkubator-inkubator di hampir
semua Negara adalah mendapatkan manajer inkubator yang memenuhi syarat
dengan latar belakang entrepreurial dan bisnis, terbiasa dihadapkan pada
masalah usaha-usaha berbasis teknologi dan mempunyai kontak ke jaringan
kerja/networking lokal atau internasional. Oleh karenanya penting untuk
mengidentifikasi orang-orang yang terbaik, latih mereka baik di dalam negeri
maupun luar negeri dan berikan kondisi yang menantang serta insentif atas
dedikasi di dalam pekerjaannya.
Sebagai contoh, pada awal berdirinya, staf dari Ukraina inkubator dan Mexico
inkubator memperoleh kesempatan training di Rensserlaer Polytechnics
inkubator dari Indonesia juga berkesempatan training di University Of Texas
Austin inkubator. Manajer dari seluruh inkubator di Amerika Latin melakukan
training di Twente University Netherlands. Masih banyak lagi yang telah
diberikan berkaitan dengan pelatihan dengan pelatihan khususnya dalam
rangka pengembangan sumber daya manusia untuk keberhasilan incubator.

Sponsors (Pemberian Dana)
Diperkiraan separuh dari semua inkubator-inkubator yang berada di Negara
Amerika Serikat didukung oleh pemerintah. Sementara seperempat dari
tambahan yang dibutuhkan didanai oleh kombinasi antara organisasi umum
dan perorangan. Umumnya pemerintah memberikan bantuan melalui
pengembangan ekonomi daerah, dengan berbagai macam sumber dana baik
dari daerah itu sendiri maupun agen-agen setempat.
Prosentase disrtibusi dari Pemberi Dana ke Inkubator
- Sektor Publik / Pemerintah 51%
- Hybrid (publik dan private) 25%
- Universitas 10%
- Akademi 6%
- Sektor Private/Orientasi profit 8%



Tujuan Inkubator
Tujuan utama dari inkubatorinkubator di Amerika Serikat adalah untuk
mempromosikan pengembangan ekonomi dan diversifikasi ekonomi daerah
Prosentase Tujuan Inkubator
- Pengembangan ekonomi 91%
- Divertifikasi ekonomi daerah 61%
- Komersialisasi hasil riset 33%
- Transfer teknologi 23%
- Pendapatan organisasi spronsor 20%
- Revitalisasi lingkungan 12%
Inkubator di banyak negara sering berada di lokasi gedung-gedung bekas
industri atau di gudang-gudang yang kemudian direnovasi sehingga layak di
tempati kembali. Sementara inkubator swasta yang berorientasi profit prioritas
utamanya adalah memupuk keuntungan dan prioritas-prioritas lainnya adalah
komersialisasi teknologi baru serta pengembangan ekonomi. Di antara
inkubator yang dikelola oleh universitas, komersialisasi teknologi baru menjadi
tujuan utama.

Ruangan dan Lokasi
Besar ruang untuk inkubator yang berdiri kurang dari 4 (empat) tahun
diperkirakan 19,000 m
3
namun ada juga yang mencapai 37,000 m
3
. Beberapa
mencapai 62% berlokasi di daerah-daerah baru, 26% di pinggiran kota dan
12% di pendesaan.

Jumlah Tenant dan Jenis Bisnis
Rata-rata jumlah tenant yang berada didalam inkubator dan merupakan usaha
pemula sebanyak 12 tenant/usaha pemula, dengan memperkerjakan pegawai
rata-rata dapat mencapai 54 orang. Tentunya dengan berbagai jenis bidang
usaha. Untuk inkubator yang cukup besar dapat mencapai 120 tenant/usaha
pemula. Usaha yang berorientasi pada jasa merupakan usaha yang terbanyak
dan terbesar yang berlokasi di inkubator. Jenis inkubator bisnis dalam
prosentase adalah sebagai berikut:
Prosentase Jenis Bisnis yang berada di inkubator
- Jasa 36%
- Manufacturing 20%
- Produk-produk teknologi 16%
- Riset & Pengembangan 11%
- Lain-lain(retail, dagang) 17%

Besaran usaha jasa tersebut tergantung pada tujuan inkubator, tipe dari
tenantnya, kondisi keuangan, dan kemampuan manajemen. Inkubator mampu
berkembang diawali berdasarkan pada kegiatan jasa dan berikutnya meningkat
ke berbagai kegiatan yang lebih beragam jenisnya. Hampir sebagian besar
inkubator menawarkan jasa-jasa yang berkaitan dengan perkantoran seperti:
telepon, faksimile, dan photocopy, dua pertiga juga menawarkan konsultasi
untuk membantu entrepreneur-entrepreneur mengembangkan strategi mereka
khususnya di bidang keuangan, pemasaran dan manajemen.
Jasa-jasa in house yang ditawarkan :
- Jasa perkantoran
- Rencana bisnis
- Pendanaan/akses ke lembaga Keuangan
- Akses ke lembaga litbang
- Hibah/Pinjaman
- Pelatihan/program pendidikan
- Manajemen Keuangan
- Penjualan/pemasaran

Tenant yang Lulus

Rata-rata tenant atau usaha pemula menempati ruang di inkubator selama 2,5
(dua setengah) tahun sebelum lulus. Tenant/usaha pemula yang berada di
inkubator sampai dengan 7 (tujuh) tahun rata-rata 3.1% pertahun, di bawah 4
(empat) tahun baru lulus rata-rata 1.5 pertahun. Menarik sekali bahwa rata-rata
kelulusan sangat berbeda di antara berbagai jenis inkubator yang ada seperti
yang terlihat di bawah ini ;
Prosentase rata-rata kelulusan pada inkubator
- Orientasi profit 12%
- Universitas 8,7%
- Publik 12,9%
- Hybrid 5,3%

Pekerjaan yang diciptakan
Rata-rata, tenant/usaha pemula yang lulus dari inkubator membuka lapangan
kerja baru sebesar 85,3% dari mulai dibukanya inkubator. Lapangan pekerjaan
yang diciptakan dari tahun ke tahun meningkat sebesar peningkatan
bertambahnya jumlah inkubator. Rendahnya lapangan pekerjaan yang
dihasilkan umumnya dikarenakan faktor-faktor antara lain; sebagian besar
inkubator beroperasi kurang dari 4(empat) tahun dan tidak mempunyai waktu
untuk mengikubasi usaha baru. Rata-rata pekerja pada usaha baru tersebut
memang jumlahnya sedikit, 8 (delapan) pekerja per tenant. Selanjutnya, usaha
baru yang berada di dalam inkubator yang berbasis kecil pekerja namun dengan
pembayaran yang cukup tinggi dibandingkan dengan usaha manufacturing
ringan.
Gambaran Keuangan
Diperkirakan dua pertiga dari inkubator yang ada hamper di seluruh Negara
menerima bantuan dari pemerintah atau pemerintah daerah untuk menunjang
operasional mereka yang mana dapat berupa subsidi atau bukan subsidi. Rata-
rata distribusi penerimaan dan pengeluaran dengan atau tanpa subsidi
teridentifikasi sebagai berikut:
Inkubator tanpa subsidi untuk Inkbator dengan
Operasional%dari total subsidi operasional
%dari total
A.Penerimaan
Sewa menyewa 74.1% Operating revenue 44.6 %
Fee jasa 8.5% Subsidi 31.4%
Equity income 2.8% Subsidi(perusahaan/perorangan 24.0%
Total 100% 100%
B.Pengeluaran
Gaji 29.7% Gaji 40%
Pabrik/permesinan 15,4% Pabrik/permesinan 23.4%
Lain-lain 54.9% Lain-lain 36.6%
Total 100% 100%

Dari Hasil survei diperoleh gambaran bahwa inkubatorinkubator yang ada di
seluruh dunia yang mengalami kerugian mencapai 38%, hancur 8% sementara
yang berhasil dan tetap beroperasi sebesar dan tetap sebesar 54%.
Alasan buruknya kondisi keuangan pada inkubator dikarenakan :
Hampir seluruh inkubator memberikan harga sewa termasuk jasa
perkantoran .rendahnya harga sewa untuk membantu tenant/usaha pemula
dalam mengatasi kesulitan keuangan pada awal beroperasi.
Lebih dari separuh inkubator memiliki anchor tenant/usaha pemula (anchor
tenant adalah:tenant/usaha pemula yang berlokasi di inkubator dan telah
berhasil di dalam usahanya) dimana anchor tenant ini telah disewa dan
memperluas ruang yang disewa dengan harga sewa sesuai dengan harga
pasar
Pada awal priode pengembangan harus banyak mengeluarkan biaya untuk
membiayai pengembangan tersebut.






















LANGKAH LANGKAH
PEMBENTUKAN INKUBATOR TEKNOLOGI

1. Langkah Awal

Proses dimana inkubator teknologi yang sukses berkembang dicerminkan
melalui dinamisnya setiap proses pengembangan yang sukses. Sehingga
langkah-langkah dalam membentuk inkubator teknologi tidak selalu sama dan
berurutan pada setiap langkahnya. Proses pembentukan mudah di sesuaikan,
fleksibel, berulang, interakfif dan saling mempengaruhi. Dengan kata lain,
kebanyakan langkah tergantung pada langkah yang lain walaupun langkah
tersebut di jalankan terlebih dahulu, kemudian ataupun secara bersamaan.
Setiap bagian menjadi tergantung dengan bagian yang lain. Konsep dari
perkembangan proses ini sangat berbeda dengan cara berpikir linear yan
masih banyak terserap dalam bidang perngembangan. Seperti proses yang
juga berbeda dasarnya dengan perencanaan proyek, model atau pendekatan
cookie Cutter yang mencoba melapisi model yang telah ada untuk situasi
lokal. Nantinya akan muncul dengan perencanaan proyek yang mungkin
secara teoritis optimal tetapi kurang memiliki penyesuaian dengan
kebudayaan nasional, keadaan lokal, atau kemungkinan yang tidak dapat
dihindari.

Pembuat rencana inkubator teknologi perlu mengantisipasi permasalahan
yang timbul dalam pelaksanaan rencana mereka. Pemisahan yang tegas
antara perencanaan dengan pelaksanaan, yang terkadang dibuat dengan
pendekatan yang konvensional, sehingga perencanaan yang tidak produktif
terjadi dalam perencanaan inkubator teknologi.

Langkah-langkah yang digunakan untuk membentuk inkubator teknologi
dapat disusun dalam diagram yang ditunjukkan dalam bagan 1 (halaman
berikutnya). Perlu dicatat bahwa diagram tersebut memiliki banyak perubahan
dalam rangkaian pelaksanaannya. Hal ini menggambarkan ciri-ciri dinamis
dari proses perkembangan inkubator teknologi.

BAGAN 1

Diagram jalan- Langkah langkah untuk membentuk
Inkubator teknologi

Pengintaian awal / orientasi untuk konsep inkubator teknologi


Pembentukan dari komite nasional


Perumusan proyek


Merekrut dan menseleksi konsultan


Persiapan studi kelayakan


Pemilihan lokasi


Rencana fasilitas


Analisis pasar dan rencana pasar


Rencana pendukung layanan/ services
Rencana pembelanjaan


Rencana organisasi dan managemen


Rencana bisnis


Tinjauan dan penyelesaian pelapor konsep/ naskah, studi kelayakan, dan
Perencanaan bisnis


Pengabungan yang sah


Mengumpulkan dana


Pelatihan calon manajer inkubator


Pelatihan calon pengusaha/ tenant inkubator teknologi


Peluncuran proyek


Mendirikan perusahaan pembelanjaan tenant.





Tinjauan Awal Dan Orientasi Konsep Inkubator Teknologi

Langkah awal sangatlah penting. Jika mereka tidak memiliki wawasan yang
cukup luas, maka sumber daya yang digunakan ke dalam proyek akan
berdasarkan perkiraan yang tidak benar. Langkah ini mungkin akan
mempengaruhi apakah badan internasional memutuskan untuk mendanai
studi kelayakan inkubator teknologi. Empat faktor besar yang dibutuhkan
untuk mengambil keputusan tersebut :

1. Seberapa luas ruang lingkup kebijaksanaan nasional yang kondusif untuk
mendukung tercapainya tujuan inkubator teknologi. Apakah suatu Negara
memiliki kebijakan yang jelas untuk mengembangkan pengusaha lokal
dan pengembangan UMKM atau apakah tujuan tersebut dihadapkan pada
rintangan yang lebih besar.
2. Seberapa luas konsep inkubator teknologi yang dapat diadaptasi untuk
mendukung strategi pengembangan ekonomi nasional dan daerah.
3. Seberapa jauh peran pemerintah dalam menyediakan dukungan
keuangan/ sumber-sumber pendanaan untuk memenuhi komitmen.
4. Apakah para pelaku sektor public/umum dan sektor pribadi akan
memberikan dukungan untuk proyek inkubator teknologi jika diketahui
sangat mudah dikerjakan dan disesuaikan.

Dasar pemikiran atau alasan lebih lanjut yang mungkin perlu sebagai
pertanyaan pembuka adalah, apa itu inkubator teknologi? Ini penting dan baik
dijawab dalam istilah plus dan minusnya. Salah satu keuntungan dari konsep
inkubator teknologi adalah fleksibel. Hal lain adalah bahwa inkubator
teknologi merupakan salah satu alternatif dalam strategi pengembangan
ekonomi suatu negara. Seperti diketahui, banyak Negara telah menyusun
program promosi UMKM. Dan beberapa Negara perlu menyesuaikan program
tersebut, dengan pengalaman inkubator teknologi dari pada mencoba
membentuk program yang baru.
Konsep inkubator teknologi tidak boleh di jual berlebihan.Konsep tersebut
bukanlah obat mujarab ataupun peluru sihir.Pemerintah tidak boleh
membuat janji apapun mengenai perkembangan inkubator teknologi sampai
mereka mengerti mengenai bagaimana inkubator teknologi memberi dampak
pada sasaran/ tujuan utama mereka.Jika terjadi tumpang tindih antara tujuan-
tujuan ini dan tujuan inkubator teknologi terutama yang harus dipenuhi
kemudian terabaikan, maka sesuatu yang sedang dilakukan oleh inkubator
teknlogi mungkin bukan lagi sebagai alat yang paling sesuai untuk digunakan.
Menciptakan pekerjaan, sebagai contoh, sering menjadi tujuan dari
perkembangan ekonomi.Tetapi penciptaan pekerjaan bukan merupakan
tujuan utama dari inkubator teknologi. Jaringan bisnis dari eropa Charter
untuk perkembangan inkubator teknologi, sebagai contoh, menyatakan :
tujuan akhir dari EC-BIC adalah untuk memberikan kontribusi secara lokal
untuk penciptaan kekayaan di sini, BIC = Business Innovation Center
atau pusat pengembangan bisnis berbasis inovasi nama lain untuk inkubator
teknologi.
Seperti June Lavelle, pendiri dari Fulton-Carroll Center, salah satu inkubator
bisnis terbesar dan yang paling sukses di dunia, menyatakan : tidak pernah
ada orang yang pernah saya jumpai terjun ke dalam bisnis untuk
memperkerjakan orang lain. Mereka masuk ke dalam bisnis untuk
menghasilkan sebuah produk. Tidak mengherankan, jumlah lapangan
pekerjaan yang diciptakan oleh perusahaan sebesar Fulton- Carroll (418,000
meter persegi; lebih dari 1500 pekerja) menjadi sangat kecil dalam konteks
kota besar atau pasar pekerjaan regional. Tujuan utama dari inkubator
teknologi adalah menciptakan usaha dan wirausaha baru berbasis teknologi,
bukan langsung menciptakan pekerjaan tapi sebagai dampak dari terciptanya
usaha dan wirausaha baru akan tercipta lapangan kerja baru.
Kebutuhan pegawai harus mempertimbangkan jangkauan proyek inkubator
teknologi sebelum memulai proses pengembangan inkubator teknologi.
Sebagai contoh, misal pendirian dari pusat bantuan di Libreville, Gabon,
besar: sementara di Cina dapat berkembang dengan menciptakan lebih dari
50 jaringan nasional inkubator teknologi. Banyak Negara memberikan
partisipasinya dalam program UNFSTD inkubator teknologi dengan
menyediakan kebijakan sabagai dasar untuk pengendali program inkubator
teknologi.Hal ini sangat layak.Seseorang sebaiknya memulai dari skala yang
kecil dan dari dasar yang bersifat percobaan.
Bahkan dalam skala yang terbatas dapat menghasilkan masalah, tetapi jika
adanya kebijakan sebagai pengendali maka inkubator teknologi dapat
berkembang atau lebih dari satu. Banyak Negara telah diberi petunjuk yang
baik untuk memulai sebuah inkubator teknologi dalam lokasi di mana
ditunjang oleh fasilitas yang penting, yang tersedia dengan ukuran ruang
yang cukup (kurang lebih 10,000 meter persegi), maka diharapkan dapat
sukses, dan berikutnya dapat di bangun inkubator lainnya dengan
mempergunakan pengalaman tersebut

2. Pembentukan Komite Nasional dan Perumusan Proyek
Pembentukan Komite Nasional

Pada dasarnya, penerimaan bantuan adalah penting bagi kesuksesan
inkubator teknologi.Karenanya diperlukan suatu komite untuk
mengendalikan dalam rangka mendukung dan mengelola bantuan-
bantuan ini.Termasuk perwakilan dari sektor public dan sektor
pribadi.Komite tersebut harus dibentuk untuk proyek inkubator teknologi di
setiap negara, tetapi peranan komite sangat bervariasi/beragam dari satu
negara dengan negara lainnya. Di dalam beberapa negara, komite adalah
gabungan; di mana salah satu nama anggota komite dapat diberikan
kepercayaan dan hak kekuasaan yang resmi untuk mengelola proyek.
Yang lainnya, diharapkan dapat bekerja sama dan mengambil peran aktif
untuk memajukan proyek ke depan. Peranan komite yang aktif dapat
menjadi sangat penting, utamanya untuk mengumpulkan dana.

Tipe komite yang baik, tiap bagian dari komite dapat bekerja dengan
efektif di dalam membantu perkembangan proyek atau pelaksanaannya.
Beberapa anggota mungkin dapat membantu dalam hal pendanaan,
beberapa dengan fasilitas, dan yang lain dengan mobilisasi layanan
bantuan perusahaan atau sumber daya yang lain.

Di dalam kenyataan sangat sulit untuk membentuk sebuah komite seperti
tersebut di atas. Hampir mustahil untuk memperkerjakan sebuah komite
yang terdiri dari orang-orang yang tidak memiliki komitmen di dalam
membantu proyek mencapai sukses .

Perumusan proyek

Beberapa dokumen biasanya dibutuhkan sebagai referensi untuk melihat
kerja dari perkembangan proyek. Persiapan dari dokumen proyek
biasanya melibatkan banyak urusan seperti persiapan pekerja
pendahuluan, penyediaan dana awal, dan perbaikan susuna operasi untuk
pelaksanaan proyek. Kerangka perumusan proyek (KKP)/project
formulation framework (PFF) UNDP, sebagai contoh, adalah sebuah
proses untuk menganalisa perkembangan persoalan, mengidentifikasi
pendekatan untuk menyelesaikan sebuah masalah dan syarat
menentukan pendekatan sebelum mempersiap-kan dokumen proyek.
Kerangka dari PFF distrukturkan sebagai berikut:
A. Perkembangan masalah yang diharapkan dialamatkan kepada usulan
proyek.
B. Partai yang terkait/sasaran ahli waris.
C. Status pra-proyek dan status akhir proyekyang diharapkan.
D. Pertimbangan khusus
E. Penderma lain dan program aktif pada subsektor yang sama
F. Sasaran perkembangan dan hubungannya dengan program Negara
G. Elemen utama
H. Strategi proyek
I. Komitmen negara tuan rumah
J. Resiko
K. Input
Sebuah PFF dari proyek inkubator teknologi harus dipersiapkan oleh
sekelompok ahli dalam kerja sama dengan kantor UNDP local. Contoh
dari PFF adalah pemberian keterangan pada paragraph yang
mengambarkan mengenai knsep inkubator teknologi sebagai proyek
pembangunan institusi. Contoh PFF ini juga mengambarkan pelajaran
yang dipelajari dari melihat tinjauan pogram UNFSTD.Dapat diasumsikan
bahwa tujuan dari proyek inkubator teknologi adalah untuk memajukan
teknologi komersial dan pengembangan perusahaan menengah dan kecil.
Sebelum melaksanakan dokumen proyek untuk memulai proyek
perkembangan inkubator teknologi, penyelenggara proyek perlu
mengalamatkan pertanyaan utama pada seksi sebelumnya apa itu
inkubator teknologi?, dan apakah pendekatan lain yang lebih pantas
(seperti memakai pelajaran dari pengalaman inkubator teknologi ditempat
lain untuk menyesuaikan dengan program negara yang telah ada)?
Jika pertanyaan-pertanyaan awal ini dapat dijawab dengan jawaban
setuju, maka pertanyaan lain perlu tanyakan dan dijawab: apakah kita
perlu melakukan studi kelayakan sebagai syarat awal untuk melakukan
rencana bisnis/tindakan guna mengembangkan inkubator teknologi?
jawaban untuk pertanyaan ini sebagian besar adalah iya, tetapi tidak
harus semuanya. Beberapa negara tidak melakukan pembelajaran
walaupun dokumen proyek telah menyebutkannya. Mereka menggunakan
anggaran sumberdaya mereka untuk pembelajaran seperti itu untuk tujuan
proyek yang lain, seperti pelatihan kewirausahaan, pelatihan manajer
inkubator atau konferensi internasional.
Proyek pengembangan wirausaha di beberapa negara telah berkembang
maju tanpa menggunakan studi kelayakan dan telah maju melakukan
rencana bisnis/tindakan untuk pengembangan inkubator teknologi
menggunakan sumber daya mereka sendiri. Mereka berkesimpulan bahwa
terdapat potensi dan kebutuhan untuk wirausaha, jika sebuah fasilitas
tersedia terbatas ataupun tanpa biaya dan jika terdapat proyek
pemenang yang bersedia dan dapat melancarkan proyek tersebut; maka,
tiga persyaratan yang paling dasar dari perkembangan inkubator teknologi
dapat diperoleh dengan mudah. Inisiatif yang berpotensi seperti itu, perlu
dihargai di dalam dokumen proyek atau TOR.
Di dalam dokumen proyek, spesifikasi lain yang perlu dimasukkan adalah,
sebagai berikut:
Model, dan pelaksanaan program pelatihan manajemen bisnis
Rencana perekrutan, penyeleksian, dan pelatihan manajer inkubator
Rencana pemasaran inkubator teknologi
Paket layanan yang akan ditawarkan inkubator teknologi.
Persiapan penyediaan dana untuk pengelolaan inkubatur teknologi
Sumber-sumber dana lainnya.
Spesifikasi perencanaan inkubator teknologi; dan
Peranan masing-masing konsultan, siapa yang bertanggung jawab
untuk tugas apa, dan hubungan kerja mereka.
Sebagai tambahan, pada dokumen proyek atau proposal, konsultan perlu
memasukan criteria yang tepat mengenai apa yang diharapkan dalam
rencana bisnis inkubator teknologi. Dokumen proyek atau proposal
seharusnya menggabungkan criteria rencana bisnis dengan cukup tepat
sehingga, jika rencana dipersiapkan dengan kriteria yang tepat akan
menghasilkan rencana bisnis yang dapat di implementasikan dengan baik.

3. Merekrut dan menyeleksi konsultan
Calon konsultan ideal harus orang yang memiliki pengalaman di bidang
pengembangan inkubator teknologi, kelayakan, perencanaan dan
pelaksanan. Umumnya pengalaman ini juga dibutuhkan untuk seorang
konsultan atau pemimpin tim proyek. Karena dalam rencana tersebut perlu
diantisipasi permasalahan yang akan dihadapi pada tahap pelaksnaan.
Persyaratan utama dari konsultan nasional adalah mereka yang memiliki
kemampuan yang teruji untuk melakukan penelitian dalam mengembangkan
suatu proyek. Hal ini termasuk pengumpulan data, survei, dan pengalaman
wawancara, mengerti perkembangan bisnis dan proses transfer teknologi,
penulisan laporan, dan beberapa pengetahuan mengenai periklanan atau
pasar industri.

4. Persiapan dan kelayakan
Belajar dari kemungkinan-kemungkinan yang ada sangat diperlukan untuk
menjawab beberapa pertanyaan penting, seperti :
a) Dapatkah inkubator teknologi membantu dan mendukung pengembangan
kewirausahaan atau UMKM?
b) Dapatkah konsep inkubator teknologi diadaptasikan pada kondisi budaya,
kebutuhan dan keadaan lingkungan, dimanapun inkubator teknologi
berlokasi?
c) Apakah tersedia wirausaha-wirausaha yang potensial di lingkungan lokasi
inkubator teknologi untuk mendukung pengembangan inkubator teknologi?
d) Apakah wirausaha baru memiliki akses yang dibutuhkan untuk
mendapatkan fasilitas dan layanan yang diperlukan oleh inkubator
teknologi untuk melayani tenant?
e) Apakah dukungan dana yang diperlukan cukup tersedia dari kombinasi
sumber pemerintah dan swasta, dan dapatkah inkubator teknologi secara
mandiri memenuhi kebutuhan finansialnya?
f) Apakah inkubator teknologi mampu mengatur dengan fleksibel antara
wirausaha dan bisnis?
Persiapan inkubator teknologi seharusnya dimulai dengan lokakarya
perencanaan strategis melibatkan komite pengendali proyek dan/atau orang
lain yang telah didentifikasikan sebagai penanggung jawab proyek potensial.
Lokakarya harus telah terstruktur dengan melalui proses buka tutup yang
berlangsung selama 1-2 hari. Tujuan utama harus didefinisikan sebagai salah
satu bagian dari tujuan incubator teknologi. Dalam tingkat dan waktu tertentu,
lokakarya juga dapat memberikan beberapa masukan yang diperlukan untuk
pembelajaran kemungkinan kekuatan, kesempatan, hambatan, dan tantangan
yang dapat mempengaruhi perkembangan inkubator teknologi.

Tim persiapan kemungkinan diperoleh dari konsultan yang mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas dan menganalisa kemungkinan berbagai
faktor yang berhubungan dengan kemungkunan dan hambatan yang dapat
mempengaruhi perkembangan inkubator teknologi.

5. Persiapan Rencana Bisnis
Persiapan rencana bisnis merupakan langkah yang paling penting dari
rencana bisnis hal ini dapat dijadikan sebagai bagian dari perencanaan
tindakan, dokumen pemasaran dan alat manajemen untuk pelaksanaan
proyek. Seperti, yang termasuk :
Sponsor proyek inkubator teknologi dan dukungan sumber daya:
Pasar inkubator teknologi yang potensial:
Kelayakan keuangan:
Rencana lokasi:
Rencana lokasi:
Rencana operasi dan managemen:
Srategi pasar:
Prospek keuangan dan kebutuhan:

Persiapan dari perencaan bisnis melibatkan banyak tugas antara lain sebagai
berikut:
a. Review Finalisasi Draf Laporan, Studi Kelayakan dan Rencanaan
Bisnis

Proses review yang melibatkan perwakilan penyandang dana dan
pemegang kepentingan dari proyek tersebut harus dilakukan, sehingga
naskah laporan tersebut dapat dengan baik disusun sebelum draf laporan
tersebut akhirnya diedit, dicetak dan didistribusikan.

Praktek dari UNFSTD, sebagai contoh, telah dibahas dalam seminar
tinjauan tiga pihak segera setelah laporan konsep dari persiapan selesai
maka rencana bisnis diserahkan. Hal ini biasanya melibatkan tiga
kelompok besar: wakil dari pemerintah, penanggung jawab inkubator
teknologi, UNFSTD, dan konsultan proyek. Komentar dari berbagai
kelompok ini kemudian di perhitungkan dalam persiapan membuat laporan
akhir dan rencana bisnis.





b. Legalitas Lembaga

Pemegang kepentingan dari proyek harus dapat mengindektifikasi bentuk
hukum organisasi yang cocok untuk inkubator teknologi.Setiap inkubator
teknologi harus terpadu dan independen sebagai entitas hukum.

Inkubator teknologi bukan suatu organisasi yang beroperasi sebagai agen
atau sub unit dari organisasi yang telah ada, kecuali organisasi yang
dimaksudkan berdiri sendiri dan diperuntukkan bagi pengembangan
bisnis.

Sering timbul godaan dari para sponsor untuk menempatkan sebuah
inkubator teknologi, dengan posisi di bawah agen-agen pemerintah,
labotarium nasional atau universitas, akan tetapi, kultur, insentif, dan cara
beroperasi yang berlaku di organisasi seperti itu sering merugikan perilaku
wirausaha.

Sebuah inkubator teknologi harusnya diatur secara tersendiri, berdasarkan
azas tidak untuk mencari keuntungan.
Alasan-alasannya adalah sebagai berikut:
1. Inkubator teknologi setidaknya semi swasta dapat dukungan sumber
daya dari pemerintah namun dikelola seperti perusahaan swasta.
2. Kelayakan sebuah organisasi nirlaba seperti halnya inkubator teknologi
juga melayani tujuan-tujuan publik, menyebabkan organisasi ini tidak
memperoleh keutungan terutama pada organisasi berbasis teknologi.
3. Inkubator teknologi yang paling sukses di Eropa dan AS didirikan
berdasarkan kombinasi sumberdaya dari basis publik dan swasta
Pada akhirnya, harus diteliti dengan cermat guna menemukan bentuk
hukum yang paling layak untuk inkubator teknologi. Menentukan bentuk
inkubator teknologi. Menentukan bentuk tersebut mungkin akan
dibutuhkan. Pilihan dari bentuk hukum yang diambil kemungkinan juga
dipengaruhi oleh sumber pendanaan yang potensial.
Semua sumber pendanaan utama harus terwakili dalam suatu dewan
yang dimotori oleh pemerintah hal ini kemungkinan akan
mengikutsertakan perwakilan dari badan-badan pemerintah, karena di
sebagian besar negara, pendanaan publik merupakan sumber signifikan
untuk modal awal inkubator teknologi. Amat penting, agar pemerintahan di
inkubator teknologi tidak didominasi oleh wakil-wakil dari badan-badan
pemerintah atau organisasi yang sahamnya sebagian atau seluruhnya
dimiliki oleh pemerintah.jika terjadi demikian, maka inkubator teknologi
akan dilihat sebagai proyek dari Pemerintah, persepsi ini akan
merugikan kesuksesan pengembangan inkubator teknologi. Demikian
juga, proporsi kursi-kursi di dewan harus dicadangkan secara signifikan
untuk para wirausaha, yang telah mendirikan dan membangun bisnis
mereka sendiri.
c. Penggalangan Dana
Sumber pendanaan yang mudah diperoleh untuk inkubator teknologi
biasanya agak bergantung dengan bentuk hukum yang dipilih oleh
organisasi dengan bentuk hukum yang dipilih oleh organisasi itu. Badan-
badan pemerintah atau yayasan swasta di banyak negara, sebagai
contoh, tidak akan mengibahkan dana ada organisasi-organisasi yang
berorientasi mengejar laba.
Pada beberapa negara berkembang, seluruh modal awal inkubator
teknologi, biasanya memerlukan dukungan dana yang bersumber dari
pemerintah.Hal ini meliputi subsidi kebutuhan modal kerja yang signifikan,
pada tahun tahun pertama operasional inkubator teknologi .pendapatan
inkubator teknologi jarang mencukupi untuk biaya-biaya operasional
selama masa pemulaan ,yang lamanya berkisar sekitar satu tahun sampai
dengan lima tahun. Estimasi dalam rencana bisnis inkubator teknologi .
Modal swasta harus dicari secara agresif. Mobilisasi modal seperti ini
tidaklah mudah, seperti ini yang dialami para penyelenggara proyek
inkubator teknologi. Investor swasta enggan untuk menyediakan dana,
sampai mereka melihat proyek tersebut dapat terus berjalan. Sebagai
permulaan, secara profesional dan dapat mengidintifikasikan bahwa
proyek tersebut dapat terus berjalan dengan baik. Beberapa keistimewaan
inkubator teknologi, yang mungkin menarik bagi kepentingan swasta
meliputi,antara lain:
Komersialisasi teknologi baru dengan potensi pasar yang tinggi.
Tenant merupakan supplier potensial perusahaan-perusahaan besar.
Tenant dengan potensi ekspor.

Tentu saja, investor swasta dapat berinvestasikan pada perusahaan-
perusahaan individual.Tetapi hal ini jauh kemampuan bisnis, sebelum
mereka dipekerjakan.Persyaratan kemampuan dari manajer inkubator
teknologi, sebaiknya harus melampaui hal-hal tersebut diatas dalam
berbagai bidang. Manajer inkubator teknologi harus dapat mengelola
risiko, menjalankan rencana bisnis, mengelola properti, menjadi
penasehat UMKM, menggalang dana, membangun teknologi dan jaringan
pendukung bisnis, menjalin hubungan baik dengan para pemegang
kepentingan, memahami laporan keuangan,mengatur karyawan dan
menangani tugas-tugas lain. Tidak ada sekolah dimanapun di dunia ini
yang menawarkan kurikulum atau pelatihan yang tepat dalam melatih
manajer inkubator . Akan tetapi, hal-hal yang diperlukan dalam rambu-
rambu pelatihan sebaiknya juga telah disiapkan .


d. Pelatihan Tenant inkubator teknologi yang prospektif
Program pelatihan kewirausahaan harus disusun secepat mungkin setelah
awal proyek pengembangan inkubator teknologi yang prospektif. Hal
seperti ini memerlukan perhatian khusus terutama di negara-negara yang
kurang memiliki akar budaya atau tradisi kewirausahaan atau di Negara-
negara di mana perilaku kewirausahaannya telah ditekan sekian lama oleh
rezim politik yang menjalankan tatanan ekonomi secara sentralistik
.Program serupamemiliki konotasi ekspilisit yang cenderung spesifik
dalam konteks proyek inkubator teknologi .Pelatihan kewirausahaan
mengubah wirausaha potensial yang dalam proses penyaringan ternyata
memiliki kualitas kewirausahaan menjadi wirausaha sesungguhnya.
Dengan kata, lain program tersebut melatih orang untuk mendirikan
perusahaan baru atau mentransformasi perusahaan yang telah ada
memalui inovasikan. Hal ini bukan hanya program pelatihan keahlian
dalam berbisnis; sebagai contoh, sebuah program yang melatih orang
untuk mengisi jabatan fungsional dalam organisasi yang telah ada, yang
pada akhirnya, memberikan wawasan mengenai Manajemenatau
bisnis, yang ditawarkan oleh program-program pelatihan di banyak
negara. Program pelatihan kewirausahaan tidak hanya menyediakan
pelatihan keahlian bisnis tetapi dua tujuan lain di waktu yang sama :
penyaringan/penyeleksian dan persiapan rencana bisnis. Satu hal lagi
perlu ditambahkan, pada persiapan tenant inkubator teknologi yang
potensial:komersialisasi teknologi.
Pelatihan kewirausahaan juga merupakan langkah penting dalam proses
pengembangan inkubator teknologi secara keseluruhan, karena pelatihan
tersebut saling berkaitan ,hal itu merupakan fondasi dan memperkuat hal-
hal lain, terutama pemasaran, seleksi tenant dan pembiayaan tenant.
Sebelum seseorang dapat melatih wirausaha potensial, mereka harus
diidentifikasi terlebih dulu. Hal ini terkait dengan program pemasaran
inkubator teknologi karena wirausaha potensial bereaksi terhadap usaha-
usaha pemasaran .pelatihan kewirausahaan mengarah pada seleksi
tenant, melalui penilaian terhadap kualitas rencana bisnis dalam bentuk
modal kepada lulusan terbaik mereka.
Hampir semua Negara telah mengadakan sejenis program pelatihan untuk
UMKM, meskipun mereka menyediakan atau tidak menyediakan program
kewirausahaan. Sponsor dari proyek inkubator teknologi seharusnya
mengadakan perencanaan, bersama pengajar yang sudah ada, agar
program mereka dapat membantu untuk menyaring peserta pelatihan
sebagai peserta potensial inkubator teknologi jika pada saat nya nanti
diselenggarakan. Hal ini harus dapat dilakukan tanpa biaya tambahan
yang dibebankan pada program inkubator teknologi. Ini akan membantu
seleksi tenant inkubator teknologi
6 . Peresmian Inkubator Teknologi
Peluncuran proyek inkubator teknologi adalah langkah besar yang melibatkan
beberapa tugas; khususnya, pemasaran inkubator teknologi, persiapan
tempat dan seleksi tenant. Tugas-tugas ini saling melengkapi menuju sesuatu
yang lebih penting bagi implementasi proyek. Manajer inkubator harus sudah
terikat pada titik ini, apabila dia belum di pekerjakan, untuk mengawasi dan
memastikan kelancaran semua aspek dari peluncuran proyek.

a. Pemasaran
Pemasaran inkubator teknologi adalah proses terus menerus, yang dimulai
dari awal pemulaan proses pengembangan inkubator teknologi. Seperti
yang diindikasikan lebih awal sebagai pertimbangan kepada orientasi
proyek: pemasaran dapat dimulai dengan fase awal promosi. Pemasaran
berlanjut pada fase studi kelayakan, dengan usaha pendidikan/
peningkatan kapasitas oleh konsultan inetrnasional dan riset pemasaran
sambil mencoba untuk mengindetifikasi pontesi kewirausahaan
menjangkau wirausaha potensial.
Aktivitas pemasaran lalu sampai pada fase paling depan peluncuran
sebuah proyek. Kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan cara-cara
sbb:
Menggunakan rencana bisnis inkubator teknologi sebagai alat
marketing untuk mencoba memperoleh pembiayaan proyek.
Melalui acara publik/media yang mengumumkan peluncuran inkubator
teknologi. Mungkin ada beberapa acara seperti ini untuk
mensosialisasikan dan menjelaskan tahapan-tahapan yang telah
dilakukan dalam pengembangan inkubator teknologi, dan mengarah
kepada proses utama pengembangan inkubator teknologi itu dan mulai
beroperasikan.
Melalui proses berulang-ulang guna menggapai wirausaha potensial
dan aktual melalui berbagai macam media (surat kabar, radio, televise
dan majalah bisnis) dan melalui organisasi intermediasi yang relevan
(asosiasi perdagangan/bisnis/industri, laboratorium nasional,
organisasi-organisasi riset dan pengembangan, parastatal, institusi
keuangan, perusahaan swasta, sekolah, dan unisversitas dll).
Melalui usaha berkelanjutan guna memobilisasi dukungan untuk
program inkubator teknologi dari investor swasta, asosiasi bisnis,
laboratorium nasional, institusi keuangan, biro-biro jasa, perusahaan
swasta, institusi bisnis dan teknis dll.
Melalui usaha pendidikan yang berkelanjutan melalui seminar,
pelatihan, pidato oleh anggota komite streering nasional, presentasi
media atau lisan, forum-forum dan sebagainya untuk menginformasikan
para pembuat kebijakan dan yang lain tentang konsep inkubator
teknologi, signifikasinya terhadap kebijakan nasional dan bagaimana
kebijakan terus di adaptasikan untuk meningkatkan lingkungan
perusahaan di tingkat nasional, propinsi dan lokal.


b. Persiapan Tempat

Persiapan tempat juga penting untuk diresmikannya proyek. Tidak akan
ada inkubator teknologi, apabila tidak tersedia tempat. Tahap ini juga
merupakan pcncak dari tugas-tugas sebelumnya. Persiapan tempat dimulai
pada awal mula studi kelayakan atau pada tahap perencaan bisnis.
Dengan demikian, kita mengasumsikan bahwa sampai pada tahap
peluncuran, dengan tempat yang paling cocok dan dengan desain fasilitas
yang dapat meminimalisasikan biaya. Konsekuensi yang timbul akaun
sangat srius bila hal yang dilakukan tidak sesuai dengan rencana. Sebagai
contoh : anggaran konstruksi yang melebihi pembiayaan yang ada dan
atau sebuah dengan fasilitas yang tidak dapat dijalankan dengan
sepenuhnya.

Setiap kontrak yang dilakukan untuk renovasi fasilitas atau konstruksi ,
harus melalui proses tender yang kompetitif sehingga setiap pekerjaan
konstruksi yang ada, dapat dilakukan dengan biaya serendah mungkin.
Pada kasus-kasus tertentu, walaupun tidak diperlukan, hal ini kemungkinan
dikerjakan oleh karyawan dari organisasikan yang menjadi sponsor dari
inkubator teknologi yang sudah ada sebelumnya. Sebagai berikut contoh di
Filipina, karyawan dari labotarium nasional, secara sederhana
menambahkan partisi plywood untuk menciptakan ruangan bagi tenant dari
fasilitas yang sudah ada tanpa harus membelanjakan dan pada biaya
pemakaian tukang, rancangan artsitektur, atau kontraktor dari pihak luar.
Hal ini berdampak biaya yang rendah namun merupakan solusi yang tepat
sasaran dan cukup berhasil untuk inkubator teknologi.
Pada saat kontrak berkaitan dengan konstruksi dijalankan, harus terdapat
pengawasan ketat dan menyeluruh terhadap pekerjaan yang sedang
berlangsung untuk menghindari pembrngkakan biaya.

c. Prasarana dan saran
Selanjutnya, fasilitas inkubator teknologi perlu untuk dilengkapi. Manajer
inkubator teknologi harus mengambil langkah-langkah untuk mendapatkan
sistem mikro komputer yang lengkap, seperti PC atau desktop dengan
perangkat lunak yang lengkap, terdiri dari perangkat lunak untuk
bisnis,keuangan, dan manajemen database, dan memadai untuk
perencenaan bisnis, serta sistem informasi manajemen, networking dan
dapat digunakan untuk tujuan pelatihan. Paling tidak, harus tersedia satu
PC per setiap perusahaan tenant dan setidaknya dua untuk karyawan
inkubator teknologi inkubator teknologi.Keseluruhan perangkat lunak harus
terkoneksi dengan jaringan area lokal (Local Area Network/LAN) inkubator
teknologi, yang juga dapat dikoneksikan dengan jaringan eksternal.
Selain itu, peralatan-peralatan teknis, industri atau tipe produksi yang
spesifik juga diperlukan oleh kewirausahaan tenant, seperti mesin
penggilingan atau mesin bubut untuk toko-toko pengerjaan logam.
Peralatan yang terjangkau untuk dibeli oleh wirausaha walaupun sumber
daya mereka terbatas, harus disediakan oleh inkubator teknologi dengan
dasar sewa atau pembelian secara leasing. Apabila inkubator teknologi
telah menciptakan fasilitas pendanaan bagi tenant, maka sumber daya
yang dimilki oleh wirausaha itu dengan sendirinya akan meningkatkan di
dalam kemampuan sehingga dapat membeli peralatan secara kontan.
Inkubator teknologi juga harus dapat membantu tenant untuk mendapatkan
peralatan yang berasil dari suber di luar jika di perlukan. Di banyak negara,
inkubator teknologi diperlukan untuk membeli mobil operasional untuk
keperluan karyawan, serta bahan bahan baku atau produk dari ternant. Ini
hanya salah satu jenis dari peralatan yang penggunanannyan dapat di
gunakan secara bersama sama oleh ternant. Jenis-jenis peralatan lain
yang juga penting, meliputi peralatan yang berkaitan dengan kebutuhan
kantor seperti ; telepon,mesin foto copy, mesin faximile, pengepakan dan
surat menyurat, perangkat audiovisional dan peralatan, termasuk peralatan
bekas dengan kondisi baik harus dapat dicari, baik dari sumber-sumber
pemerintahan maupun swasta.

d. Perjanjian Sewa Menyewa
Tahap terakhir dari persiapan tempat melibatkan modifikasi ruangan pada
fasilitas inkubator teknologi agar sesuai dengan kebutuhan spesifik dari
para ternant. Hal ini disebut Perjanjian Sewa Menyewa, di negara-negara
berbahasa Inggris, manajer inkubator teknologi harus siap menegosiasikan
sewa yang fleksibel pada para tenant yang meliputi perjanjian sewa dan
bagaimana pembagian biaya antara inkubator teknologi dengan tenant.
Beberapa tenant mungkin dapat dan mau untuk melakukan perbaikan oleh
mereka sendiri dengan kompensansi keringanan untuk biaya sewa mereka.
Manajer inkubator teknologi mungkin harus mengontrak untuk hal-hal lain
dan memasukan syarat pembayaran dalam perjanjian sewa. Bermacam
variasi dari perjanjian dimungkinkan fleksibilitas dan imajinasi yang
diberdayakan dengan baik adalah faktor-faktor yang memberikan
konstribusi untuk mengembangkan perusahaan dan juga kesuksesan
manajemen inkubator teknologi.
e. Seleksi Tenant dan Sewa Guna Usaha
Langkah final untuk peluncuran inkubator teknologi adalah seleksi tenant
dan sewa guna usaha. Sangat disarankan tanggung jawab dari manajer
membentuk baik, komite penasehat teknis dan bisnis. Proses seleksi
ternant menuntut waktu yang lebih sedikit bagi para manajer, apabila
terdapat program pelatihan kewirausahaan, dimana kriteria kewirausahaan
yang memuaskan dan masuk inkubator teknologi dapat diidentifikasi. Tidak
cukup sampai disitu, manajer juga harus menyiapkan kuisioner
penyeleksian dan mengadakan wawancara dengan calon tenant inkubator
teknologi.
Seorang wirausaha jangan dulu diakui sebagai ternant dari inkubator
teknologi tanpa rencana bisnis yang memuaskan. Rencana-rencana;
Aspek teknis baiknya dikaji ulang oleh komite penasehat bisnis. Karyawan
inkubator teknologi dan jaringan pendukung bisnis harus membantu tenant
potensial, mengembangkan rencana bisnis yang baik dan mengukuhkan
perusahaan-perusahaan mereka, aoabila bantuan seperti itu juga di
butuhkan .
Pertimbangan yang utama adalah motivasi kewirausahaan apabila di
bandingkan dengan pencapaian pendidikan. Sebuah pertanyaan penting
yang muncul, sebagai contoh adalah sebagai berikut Berapa jam dalam
seminggu anda ? jika responya kurang dari 60, berarti responden tersebut
tidak cocok untuk menjadi inkubator teknologi, karena dia tidak bersedia
meluangkan waktu yang dibutuhkan untuk membangun sebuah bisnis.
Pertanyaan kunci yang harus dipertanyaan kunci yang harus ditanyakan
adalah beberapa banyak sumber daya keuangan yang telah di
komitmenkan untuk memulai atau membangun sebuah perusahaan jika di
bandingkan dengan kebutuhan untuk menjalankan perusahaan itu.
f. Membangun Sumber Keuangan Untuk Usaha Ternant
Dengan mengacu pada berbagai alasan, biasanya manajer inkubator
teknologi untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan ternant.
Sumber yang familiar adalah Revolving Loan Fund (RLF). Semacam dana
yang menyediakan hutang modal dengan persyaratan yang lebih fleksibel.
Dana tersebut bergulir pada saat ada ternant yang membayar pinjaman
akan direkomendasikan oleh manajer dan akan di sempurnakan dengan
persetujuan dari mayoritas komite bisnis .
Sumber lain adalah dana pembiayaan ekuitas. Pembayaran muncul dalam
beberapa cara: bias berasal dari dividen yang timbul dari keuntungan
perusahaan, bias berasal dari hasil pendapatan yang timbul karena
penjualan saham perusahaan di pasaran bebas, bisa berasal dari hasil
pembelian kembali saham yang di kuasai oleh dana tersebut atau berasal
dari pembayaran royalti penjualan peroduk. Pinjaman RLF juga dapat di
sediakan persyaratan cukup fleksibel, bahwa pembiayaan yang mereka
sediakan, walaupun melalui hutang, ekuivalen untuk mendekati modal.
Variasi dari pengaturan pembiayaan yang lebih rumit dapat di
pertimbangkan, termasuk kombinasi yang fleksibel antara hutang dan
modal , jaminan dan surat berharga. Sangat disarankan , bahwa sponsor
inkubator teknologi dan manajer memulai RLF dari Rp 100 juta dan
memperoleh pengalaman di mulai dengan menyediakan pinjaman dalam
skala kecil dan mikro sebelum sampai pada perjanjian modal yang lebih
mahal atau pengaturan pembiayaan yang lebih rumit, yang coba di
terapkan pada para ternant.
Peran utama yang lain dari manajer inkjubator teknologi dalam hal
pembiayaan adalah untuk memfasilitasi bentuk hubungan tenant dengan
institusi-institusi keuangan. Usaha seperti itu akan membuahkan hasil,
cepat atau lambat apabila di lakukan secara hati-hati dan konsisten.
Perusahaan ternant akan mulai memperoleh kepercayaan dari pihak bank
dan atau modal ventura secara bertahap. Yang pada akhirnya,
perusahaan-perusahaan yang menjanjikan , akan memperoleh kredit dari
bank atau komitmen pembiayaan modal. Fokus pada dukungan
pembiayaan untuk perusahaan yang baru berdiri atau yang beresiko.
g. Pengawasan Proyek Peninjauan dan Evaluasi
Evaluasi dari pervorma peroyek-peroyek inkubator teknologi merupakan
tantangan utama yang jauh lebih besar dari syarat-syarat untuk memenuhi
tugas-tugas jangka pendek yang mungkin tertera di dokumen proyek.
Inkubator teknologi adalah proyek pengembangan jangka yang manfaatnya
tidak muncul dalm waktu jangka pendek. Pengalaman secara internasional
mengindikasikan bahwa manfaat yang di signifikan mungkin tidak akan
muncul dalam cara yang bisa di evaluasi dalam waktu 5 tahun
Penyandang dana biasanya memerlukan sejenis evaluasi proyek penilaian
atau evaluasi pada suatu titik dalam sejarah proyek tersebut. Ini juga
merupakan kesempatan bagi para sponsor dan manajer inkubator
tegnologi untuk mempelajari cara mermperlancar kemajuan peroyek dan
meningkatkan performa inkubator tegnologi. Sponsor nasional inkubator
teknologi harus menguraikan setiap kegiatan seperti tertera pada TOR di
awal dari setiap kegiatan untuk melihat bahwa kegiatan tersebut akan
mempengaruhi pertukaran informasi dua arah dan laporan kegiatan
tersebut akan berisi rekomendasi-rekomendasi yang spesifik serta
konstruktif untuk implementasi inkubator teknologi.
Aspek lain tantangan dari evaluasi adalah kriteria dan metode yang
memadai untuk mengevaluasi proyek inkubasi bisnis, belum terdapat di
semua negara. Baik asosiasi Inkubasi Bisnis Nasional (AS) dan rekan
kerja mereka dari Eropa, jejaringan bisnis Eropa, sedang menjalankan
usaha untuk mengembangkan hal ini. Belum ada negara maupun di dunia
yang telah mengembangkan pemahaman statusnya untuk manetaskan
perusahaan berbasis laboratorium hidup di mana bukan hanya para
pemegang kepentingan dan manajemen saja, tapi pihak lain yang peduli
dengan inkubator teknologi guna memenuhi tujuan-tujuan dari inkubator
teknologi.
Bukan hanya penyandang dana eksternal saja yang harus peduli dengan
pengawasan dan peninjauan performa dari peroyek-peroyek inkubator
teknologi. Manajemen inkubator teknologi dan rencana operasional harus
memasukan desain dari system informasi manajemen yang memungkinkan
bagi manajemen untuk memonitor performa dari proyek.

Anda mungkin juga menyukai