Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................ i


Lembar Pengesahan ....................................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................................... iii
Daftar Isi .......................................................................................................................... vi
Daftar Gambar * ............................................................................................................ vii
Daftar Tabel * ................................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................................................. 1
1.3. Batasan Masalah .................................................................................................. 1
1.4. Sistematika Penulisan Laporan ........................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Polimer ................................................................................................................. 3
II.2 Termoplastik ......................................................................................................... 3
II.3 Low Density Polyethylene (LDPE) ..................................................................... 4
II.4 Extrusion .............................................................................................................. 5
II.5 Blow Molding.......................................................................................................... 5
II.6 Blow Molding.......................................................................................................... 6
II.7 Thermoforming....................................................................................................... 7

BAB III METODOLOGI
III.1 Diagram Alir Praktikum ...................................................................................... 8
III.2 Alat dan Bahan ..................................................................................................... 8
III.3 Prosedur Percobaan .............................................................................................. 9
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
IV.1 Analisa Data ........................................................................................................ 10
IV.2 Pembahasan ....................................................................................................... 11
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Polimer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu termoplastik dan termoset. Perbedaan ini
berdasarkan jenis ikatan pembentuk polimer tersebut. Termoplastik memiliki ikatan jenis
linear atau branch, sedangkan termoset memiliki struktur ikatan network atau crosslinked.
Perbedaan ini juga menyebabkan polimerisasi keduanya juga berbeda. Bahan termoplastik
tidak mengalami polimerisasi dalam pemanasan dan pembentukannya, sehingga tidak
membentuk bahan yang keras. Polimer termoplastik dapat dipanaskan berulang-ulang,
berbeda dengan termoset yang hanya bisa sekali dipanaskan, kemudian ketika didinginkan
membentuk benda keras yang lebih kuat dari termoplastik. Pembentukan termoset juga
memerlukan pemanasan dan penekanan.
Ada berbagai macam proses manufaktur dari benda-benda yang terbuat dari material
polimer. Berbagai proses itu antara lain adalah extrusion, injection molding, casting, hot
compression molding. Semua proses tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan dalam
proses pembentukan polimer. Berdasarkan latar belakang ini, maka dilakukanlah praktikum
manufaktur polimer untuk mengetahui salah satu proses manufaktur polimer termoplastik
yang mudah dilaksanakan, yaitu hot compression molding.

I.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk:
1. Mengetahui secara garis besar proses manufaktur material polimer termoplastik.
2. Mengetahui sifat mekanik dari LDPE

I.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam praktikum ini adalah:
1. Waktu holding time selama 30 menit
2. Temperature yang digunakan adalah temperature melting LDPE, yaitu 120 C

I.4 Sistematika Penulisan Laporan
Laporan ini berisikan:
Pendahuluan berisikan latar belakang, tujuan, dan batasan masalah pada praktikum polimer
Tinjauan Pustaka berisikan studi literature dari sumber-sumber yang memiliki sangkut paut
dengan praktikum polimer
Metode Penelitian berisikan prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam
praktikum demi tercapainya tujuan
Analisa data dan pembahasan berisikan hasil praktikum yang didiskusikan dan
dibandingkan dengan studi literature.
Kesimpulan berisikan hasil akhir praktikum
Daftar pustaka

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Polimer
Polimer berasal dari bahasa Yunani, yaitu poly berarti banyak dan meros berarti
bagian atau unit. Polimer didefinisikan sebagai suatu senyawa yang terdiri atas pengulangan
unit kecil atau sederhana yang terikat dengan ikatan kovalen. Struktur unit ulang biasanya
hampir sama dengan senyawa awal pembentuk polimer yang disebut monomer (Billmayer
1984). Panjang rantai polimer dihitung berdasarkan jumlah satuan unit ulang yang terdapat
dalam rantai yang disebut derajat polimerisasi (DP) (Cowd 1991).

II.2 Termoplastik
Termoplastik adalah polimer linear dengan hubung-silang atau percabangan yang,
kalaupun ada, hanya sedikit. Oleh karena itu material inni menjadi lunak pada suhu di atas
normal. Dengan meningkatnya suhu, molekul dapat merespon tekanan dengan meluncur
saling melewati satu sama lain. Kebanyakan dari senyawa vinil bersifat linear dan termasuk
dalam kategori ini. Dengan sendirinya, agar plastisitas bisa efektif, suhu harus berada diatas
suhu transisi-gelas, Tg. Selain itu, suhu kerja normal harus berada dalam rentang suhu dimana
bentuk plastic tetap tidak berubah. ( L H Van Vlack, 1989)

II.3 Low Density Polyethylene (LDPE)
Low-density polyethylene (LDPE) adalah salah satu termoplastik yang paling penting,
Low- density polyethylene adalah sebagian kristal padat dengan tingkat kristalinitas dalam
kisaran 50-60 % yang mengarah ke beberapa sifat seperti opacity , kekakuan ( stiffness) , tarik
kekuatan, kekuatan sobek , dan ketahanan kimia ( Billmeyer , 1971) . Namun, penggunaannya
dalam pencampuran dengan polimer lain telahterbatas karena tidak adanya gugus polar dan
kurang situs reaktif pada LDPE. modifikasi kimia melalui fungsionalisasi atau okulasi
mengarah ke pengenalan kelompok polar ke rantai utama polimer sebagai menyatukan
independen atau rantai pendek bercabang melalui reaksi radikal bebas yang diprakarsai oleh
organic peroksida untuk menghasilkan situs reaktif pada rantai polimer. Cara lain untuk
meningkatkan adhesi , compatibilization , sifat keterbasahan LDPE adalah modifikasi dalam
massal dengan penambahan sejumlah kecil polimer polar atau aditif berat molekul rendah.
LDPE dicirikan dengan densitas 0.9100.940 g/cm
3
. LDPE memiliki derajat tinggi
terhadap percabangan rantai panjang dan pendek, yang berarti tidak akan berubah menjadi
struktur kristal. Ini juga mengindikasikan bahwa LDPE memiliki kekuatan antar molekul
yang rendah. Ini mengakibatkan LDPE memiliki kekuatan tensil yang rendah. LDPE
diproduksi dengan polimerisasi radikal bebas.

Gambar 1. Struktur Polyethylene

Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah:
1. Kuat
2. Agak tembus cahaya
3. Fleksibel
4. Permukaan agak berlemak
5. Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia
6. Daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas
yang lain seperti oksigen
7. Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan
fleksibilitas tetapi kuat,
8. Memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia
9. Sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara
kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini
II.4 Extrusion
Merupakan proses manufaktur kontinu yang digunakan untuk mencetak produk yang
panjang dengan penampang yang tetap. Teknik ini dapat digunakan untuk memproses
sebagian besar polimer termoplastik dan beberapa jenis polimer termoset.
Karakteristik yang biasanya digunakan untuk membedakan proses ekstrusi dengan
injection molding adalah viskositas atau kekentalan lelehan plastik pada temperatur proses
normal.
Proses ekstrusi adalah pencetakan dari termoplastik kental, prosesnya hampir sama
seperti ekstrusi pada logam. Mekanikal screw dilewati material sebagai bahan baku atau pelet,
yang berturut-turut dimampatkan, dilelehkan, dan dibentuk dibentuk menjadi fluida kental.
Ekstrusi mengalirkan lelehan polimer dan mendorongnya ke lubang cetakan. Proses
solidifikasi pada ekstrusi dipercepat oleh blower, semprotan air, atau dicelup. Teknik tersebut
biasanya digunakan untuk memproduksi benda yang panjang yang memiliki penampang
melintang yang konstan. Contohnya: filamen, kawat, tubes, hose channels, dan lembaran.



Gambar 2. Skema proses Extrusion
(Sumber : Intoduction to material science and engineering, hal. 614)

II.5 Blow Molding
Proses blow-molding dalam pembuatan wadah plastik sama dengan penggunannya
pada blowing botol kaca. Yang pertama, parison atau selang tipis berbentuk panjang.Ketika
masih pada bagian semi leleh, parison ditempatkan pada dua bagian cetakan sesuai yang
diinginkan.Bagian yang lubang dibentuk dengan meniupkan udara atau uap dan menekannya
pada parison, memaksa dinding selang untuk menyesuaikan diri dengan bentuk
cetakan.Temperatur dan viskositas harus diatur dengan hati-hati (Callister, 2007).

Gambar 3. Skema proses Blow Molding
(Sumber : Fundamentals of modern manufacturing, hal. 299)

II.6 I njection Molding
Dapat dianalogikan dengan die casting pada logam. Injection molding banyak
digunakan untuk pembuatan material termoplastik. Pellet atau granule dimasukkan ke dalam
silinder panas, kemudian di dorong ke heating zone menggunakan hydraulic plunger. Sebagai
hasilnya, material termoplastik meleleh membentuk cairan yang kental. Selanjutnya, lelehan
plastik didorong oleh pergerakan ram, melewati nozzle dan menuju ke cetakan. Proses ini
biasa digunakan untuk material seperti polyurethane.

Gambar 4. Skema proses Injection Molding
(Sumber : Intoduction to material science and engineering, hal. 613)

II.7 Thermoforming
Thermoforming adalah proses pembentukan lembaran plastik termoset dengan cara
pemanasan kemudian diikuti pembentukan dengan cara pengisapan atau penekanan ke
rongga mold. Plastik termoset tidak bisa diproses secara pembentukan termal karena
pemanasan tidak bisa melunakkan termoset akibat rantai tulang belakang molekulnya saling
bersilangan. Contoh produk yang diproses secara pembentukan termal adalah nampan biskuit
dan es krim.

Gambar 5. Skema Proses Thermoforming










BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III. 1 Diagram Alir Praktikum

menganalisa hasil cetakan
mengeluarkan hasil cetakan
memberikan tekanan pada cetakan
mengisi cetakan dengan pellet LDPE
menyetting alat sesuai dengan Tm LDPE
meletakkan cetakan pada alat
mengkalibrasi alat (hot compression molding)
mempersiapkan alat dan bahan

III.2 Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. LDPE (Low Density Poly Ethilene)
2. Hot compression molding
3. Sendok
4. Sarung tangan
5. Pelat aluminium
6. Stopwatch

III.3 Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengkalibrasi alat hot compression molding
3. Mengambil pellet LDPE secukupnya
4. Meletakkan cetakan ke alat hot compression molding
5. Meletakkan LDPE ke dalam cetakan dan menekannya dengan sendok agar tidak ada
void
6. Menutup cetakan dan memberikan tekanan pada cetakan
7. Setelah 20 menit, membuka cetakan dan melihat apakah ada bagian yang cekung.
Apabila ada, menambahkan LDPE ke bagian tersebut dan meratakannya dengan
sendok
8. Menutup kembali cetakan dan memberikan tekanan pada cetakan, lalu ditunggu
hingga 30 menit.
9. Membuka cetakan dan mengeluarkan hasil produk
10. Menganalisa hasil produk

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

IV.1 Analisa Data
Berdasarkan hasil percobaan, maka didapatkan data:
1. Temperatur melting dari LDPE adalah 120 C
2. Tekanan yang bisa diaplikasikan dalam proses manufaktur LDPE menggunakan hot
compression molding adalah 50 Kg/

,temperatur yang di atur pada alat ada 200 C


3. Sifat-sifat dari Low Density Poly Ethilene

Tabel 4.1 Sifat Mekanik LDPE
Elongation at break (%) 515
Hardness (shore D) 55
Izod Impact strength ( ft-lbs/in) No break
Tensile modulus (GPa) 41.615
Yield Point (psi) 1.363
Flexural Modulus (psi) 28.565
Tensile Break (psi) 1.943

Tabel 4.2 Sifat Fisik LDPE
Density ( g cm-3 ) 0.92
Flammability HB
Limiting oxygen index (%) 17
Radiation resistance Fair
Refractive index 1.51
Resistance to ultra violet Poor
Water absorption over 24
hours (%)
< 0.015

Tabel 4.3 Sifat Thermal LDPE


IV.2 Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui secara garis besar proses manufaktur dari
LDPE. LDPE adalah Low Density Poly Ethilene, merupakan salah satu jenis polimer
termoplastik, sehingga dapat didaur ulang dan dipanaskan berkali-kali. LDPE sangat banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. LDPE memiliki densitas yang lebih ringan daripada
HDPE. LDPE dibuat dengan pressure yang sangat tinggi menggunakan free radical initiator,
dan merupakan polimer yang memiliki derajat polimerisasi tipe branch yang tinggi. Secara
deskriptif, LDPE memiliki struktur semi-kristalin (sekitar 50% kristalin), berwarna keputih-
putihan, semi-opaque, merupakan termoplastik yang lembut, fleksibel, dan tangguh, bahkan
di temperature rendah sekalipun. Memiliki sifat elektrik yang cukup baik, namun sangat
lemah pada ketahanan thermal. LDPE dapat kita jumpai dalam aplikasi container, packaging,
atau sebagai insulasi komponen listrik.
Ada berbagai macam proses manufaktur polimer, salah satunya adalah hot
compression molding. Alat dan bahan yang harus disiapkan dalam proses manufaktur ini
adalah LDPE secukupnya, sendok, alat hot compression molding, cetakan, sarung tangan, dan
pelat aluminium. Setelah itu yang harus dilakukan adalah mengkalibrasi alat hot compression
molding tersebut. Berdasarkan perbedaan temperature termokopel dengan temperatur alat
press, terdapat perbedaan sebanyak 80 C, sehingga dengan titik melting LDPE sebesar 120 C,
harus ditambahkan 80 C, sehingga alat hot compression molding harus disetting dengan
temperature 209 C, dengan tambahan 9 C, agar temperature tidak terlalu turun apabila
termokopel berhenti memanaskan.
Setelah kalibrasi selesai dilakukan, maka cetakan bisa diletakkan kea lat hot
compression molding. Cetakan diisi dengan pellet LDPE dan ditekan tekan dengan ujung
sendok. Pengisian pellet hanya sampai seluruh cetakan tersisi saja, karena ditakutkan LDPE
akan meluber keluar ketika meleleh. Penekanan dengan sendok dimaksudkan untuk
menghindari adanya celah udara (void) di dalam produk. Setelah semua cetakan terisi maka
cetakan bisa ditutup dengan pelat aluminium dan dilakukan penekanan terhadap cetakan. Hot
compression molding mendistribusikan panas dari atas dan dari bawah cetakan melalui punch.
Melt Point (F) 230 F
Heat deflection
264 psi
66 psi

98 F
110 F
Setelah 20 menit, LDPE akan menyatu satu dengan yang lain dan tidak dapat dipisahkan,
warnanya tetap putih dan sedikit lengket. Kemudian cetakan dibuka dan dilihat apakah ada
bagian yang cekung. Bagian yang cekung menandakan daerah tersebut kekurangan pellet
polimer, sehingga harus ditambahi pellet supaya penuh. Setelah itu ditutup lagi dengan pelat
dan diberi tekanan. Setelah 40 menit, maka cetakan sudah bisa dibuka dan didinginkan di
udara bebas, dan hasil produk bisa dikeluarkan dan dianalisa.
Hasil produk yang terjadi memiliki beberapa void di dalamnya berupa ruang kosong
berisi udara. Hal ini menandakan penekanan menggunakan sendok di awal belum maksimal,
sehingga tidak semua rongga cetakan terisi. Untuk menghindari itu, seharusnya pada
penambahan pellet yang kedua juga ditambahi penekanan dengan sendok, hal ini untuk
mengetahui apakah masih ada ruang kosong dalam cetakan.

BAB V
KESIMPULAN
Telah dihasilkan produk dari bahan Low Density Poly Ethylene dari alat hot
compression molding. Produk memiliki beberapa cacat void di dalamnya, hal ini dikarenakan
kurangnya pellet untuk mengisi rongga cetakan polimer.
Sifat mekanik LDPE adalah
Elongation at break (%) 515
Hardness (shore D) 55
Izod Impact strength ( ft-lbs/in) No break
Tensile modulus (GPa) 41.615
Yield Point (psi) 1.363
Flexural Modulus (psi) 28.565
Tensile Break (psi) 1.943

Sifat thermal LDPE adalah
Melt Point (F) 230 F
DAFTAR PUSTAKA
INTERNET
https://www.plasticsintl.com/datasheets/LDPE.pdf
http://www.goodfellow.com/E/Polyethylene-Low-Density.html
JURNAL
Arabian jurnal of chemistry, may 2011,pages 1-2,
Reactive melt blending of low-density polyethylene with poly (acrylic acid),dedicated to
Tahseen A. Saki

Anda mungkin juga menyukai

  • Mesin Bensin 2 Tak
    Mesin Bensin 2 Tak
    Dokumen11 halaman
    Mesin Bensin 2 Tak
    Reigina Zhazha Anastacia
    Belum ada peringkat
  • Mesin 2 Tak
    Mesin 2 Tak
    Dokumen6 halaman
    Mesin 2 Tak
    Reigina Zhazha Anastacia
    Belum ada peringkat
  • Kesalahan Yang Sama
    Kesalahan Yang Sama
    Dokumen1 halaman
    Kesalahan Yang Sama
    Reigina Zhazha Anastacia
    Belum ada peringkat
  • Mesin 2 Tak
    Mesin 2 Tak
    Dokumen6 halaman
    Mesin 2 Tak
    Reigina Zhazha Anastacia
    Belum ada peringkat
  • Format Cover Lapres
    Format Cover Lapres
    Dokumen6 halaman
    Format Cover Lapres
    Reigina Zhazha Anastacia
    Belum ada peringkat
  • L2E004368
    L2E004368
    Dokumen14 halaman
    L2E004368
    Reigina Zhazha Anastacia
    Belum ada peringkat
  • LJ
    LJ
    Dokumen2 halaman
    LJ
    Reigina Zhazha Anastacia
    Belum ada peringkat
  • Prinsip Kerja Mesin Diesel
    Prinsip Kerja Mesin Diesel
    Dokumen14 halaman
    Prinsip Kerja Mesin Diesel
    Erwan Amir
    0% (1)
  • Laporan Metal 1045
    Laporan Metal 1045
    Dokumen7 halaman
    Laporan Metal 1045
    Reigina Zhazha Anastacia
    Belum ada peringkat
  • Deformasi Plastik
    Deformasi Plastik
    Dokumen12 halaman
    Deformasi Plastik
    Reigina Zhazha Anastacia
    Belum ada peringkat
  • Cover 2013
    Cover 2013
    Dokumen4 halaman
    Cover 2013
    Reigina Zhazha Anastacia
    Belum ada peringkat