Berstatus sebagai kandidat film yang paling populer di dunia membuat The King Speech tidak pernah kehabisan penonton. Kesederhanaan cerita yang dikemas dalam kehidupan kerajaan yang begitu apik menjadikan film ini sebagai daya tarik tersendiri di mata publik. Bahkan, film yang diproduksi oleh See Saw Films dan Bedlam Productions ini sempat tak bergeser dari jajaran Oscar! Konflik dalam film ini mulai tumbuh ketika Albert, King Geoverge VI (diperankan oleh aktor Colin Firth) menggantikan peran kakaknya menjadi raja. Albert yang akrab disapa Bertie empat tahun sebelumnya terserang penyakit gagap, tentu tak mudah baginya sebagai raja yang tak bisa berbicara di podium, di depan masyarakatnya. Belum lagi, kondisi perang yang mendesak Inggris kala itu sementara rakyat sangat membutuhkan motivasi dari sang raja. Menanggapi kekhawatiran suaminya, Queen Elizabeth (dibintangi oleh Helena Bonham Carter) tidak tinggal diam. Dirinya berusaha mencarikan terapis yang bisa mengatasi penyakit gagap suaminya, Bertie. Sebelumnya, berbagai terapis telah didatangi ke istana, namun dengan sikap Bertie yang tempramen, tidak ada satu pun dari terapis-terapis tersebut yang berhasil menyembuhkan Bertie. Dalam semangat untuk bisa menyembuhkan suaminya, Elizabeth meminta Lionel Logue (diperankan oleh aktor Geoffrey Rush) yang kala itu mengaku Nama : Erma Rosalina NPM : 210110140144 No. Klp : 12 sebagai dokter untuk menjadi terapis suaminya. Oleh Lionel, permintaan itu disanggupi asal proses terapis dilakukan di ruang praktiknya. Dan, hari-hari terapis Bertie yang aneh dimulai. Lionel menghadapi Bertie yang tempramen dengan sangat santai, malah Lionel terkesan aneh dalam menghadapi Bertie. Dirinya memiliki cara yang berbeda dari terapis Bertie sebelumnya. Mengatasi kelemahan Bertie dengan tenang, dan mayakinkan Bertie bahwa kegagapannya bukanlah penyakit. Kesabaran dan keunikan Lionel pun akhirnya berhasil membuat Bertie bangkit dan kembali berbicara di hadapan rakyat Inggris dengan percaya diri. Jika diperhatikan, ada hubungan yang terjalin antara makna yang ingin disampaikan oleh sutradara dan relevansinya dengan komunikasi masa kini. Lebih tepatnya cara berkomunikasi. Hal itu direpresentasikan oleh peran Lionel. Cara Lionel berkomunikasi dengan Bertie yang notabene adalah seorang raja adalah style komunikasi yang (sebenarnya) dibutuhkan pada era ini. Inilah sebenarnya makna tersirat dari the power of communication. Logikanya, sangat sulit menghadapi seorang raja yang tempramen jika tidak dibarengi dengan pendekatan komunikasi yang baik. Berkaca dari apa yang dilakukan Lionel dalam film ini, kita harus menyadari bahwa untuk menjadi seorang yang sukses, baik dalam hal apapun, kita harus memiliki skill berkomunikasi yang baik. Baik dalam artian yang berciri khas atau yang berbeda. Satu hal yang perlu disadari selepas menonton part ini: seorang komunikan yang baik, selalu memiliki cara yang berbeda-beda saat menghadapi orang yang berbeda pula. Dan itulah yang dilakukan Lionel pada Bertie. Kontradiksi dengan Lionel, power of communication juga terlihat pengaruhnya dalam diri Bertie. Esensi sebuah cara berkomunikasi sudah tak bisa diragukan lagi. Seorang pemimpin yang tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan rakyatnya, tidak akan bertahan lama. Negara akan hancur. Apalagi, dalam film digambarkan dengan kedramatisan suasana saat perang. Hal ini semakin mengingatkan kita bahwa skill dalam berkomunikasi sangat diperlukan oleh calon pemimpin masa depan negeri ini, generasi muda emas bangsa, tentunya mareka yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Tidak bisa dibayangkan jika dalam sebuah negara pemimpinnya tidak bisa menjalin komunikasi dengan rakyatnya. Akibatnya sudah pasti rakyat akan kebingungan, tidak memiliki motivasi, dan hidup dalam kesalahoahaman. Secara tersirat, film ini mengingatkan kita untuk selalu menjalin interaksi yang baik. Tidak boleh meremehkan pentingnya kemampuan berbicara. Sekilas memang terlihat remeh, tapi sesungguhnya meninggalkan pengaruh yang besar. Dari aspek visual, film ini telah merepresentasikan efek dan suasana latar yang mampu mebuat pencitraan penontonnya berkelana. Sangat klasik jika ditonton pada era dimana suasana kerajaan sudah menjadi barang langka seperti saat ini. Bagi anak-anak, mereka akan dikenalkan pada tradisi kehidupan kerajaan yang serba sistematis dan artistik. Bagi mereka para remaja, film ini mengandung makna tersirat tentang the power of communication khususnya bagi calon pemimpin masa depan yang akan melanjutkan tonggak estafet negeri ini. Dan begitu menginspirasi dengan selipan motivasi baik yang tersurat maupun tersirat sehingga film ini sangat cocok untuk dikonsumsi oleh semua kalangan. Utamanya oleh pemimpin-pemimpin bangsa ini. Kita seharusnya sama-sama belajar bahwa sudah saatnya pemimpin negeri ini menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan rakyat. Karena dengan begitu kita sejatinya bisa mengurangi gesekan- gesekan yang mungkin terjadi akibat kesalahpahaman antara pemimpin dan rakyat. Referensi
Sinopsis Box Office. Sinopsis The Kings Speech. Diakses dari http://sinopsis- box-office.blogspot.com/2011/02/sinopsis-kings-speech.html pada tanggal 22 Agustus 2014.