Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan sistemik terbadap pengembangan melalui pendidikan adalah
pendekatan di mana masyarakat tradisional sebagai input dan pendidikan sebagai
suatu lembaga pendidikan masyarakat sebagai pelaksana proses pengembangan dan
masyarakat yang dicita-citakan sebagai outputnya yang dicita-citakan. Menurut Ki
Hajar Dewantoro ada tiga lingkungan pendidikan yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Dari ketetapan MPR o. !"#MPR#!$%% tentang &aris-garis 'esar Haluan
egara kita mengetahui bahwa pendidikan itu merupakan tanggung jawab bersama
antara orang tua, pemerintah dan masyarakat.
Dari dua penjelasan tersebut di atas maka bentuk pendidikan dibagi menjadi
tiga bentuk yaitu pendidikan (ormal, pendidikan in(ormal dan pendidikan non (ormal
)*ndang-*ndang nomor +#!$%$ tentang ,istem Pendidikan asional-.
Pelaksanaan ketiga bentuk pendidikan adalah lembaga pemerintah, lembaga
keluarga, lembaga keagamaan dan lembaga pendidikan lain. .embaga keluarga
menyelenggarakan pendidikan in(ormal, lembaga pemerintah, lembaga keagamaan,
lembaga pendidikan yang lain menyelenggarakan pendidikan (ormal maupun
pendidikan non(onnal. 'entuk-bentuk pendidikan non(ormal cukup banyak jenisnya,
seperti berbagai macam kursus kcterampilan yang mempersiapkan tenaga terampil.
'ertolak dari penyelenggaraan sistem pemerintahan yang berupa
desentralistik, maka hal ini berdampak pula terhadap reorintasi /isi dan Misi
Pendidikan asional yang di dalamnya menyangkut pula tentang ,tandar Pengelolaan
,istem Pendidikan asional. 0ang berimbas pula pada Prinsip Penyelenggaraan
Pendidikan, Pendanaaan, dan ,trategi Pembangunan Pendidikan asional.1
!
1mplementasi otonomi terhadap lembaga pendidikan terwujud dalam ,chool
'ased Management atau Manajemen 'erbasis ,ekolah. Dikarenakan Manajemen
'erbasis ,ekolah ini adalah upaya kemandirian, kreati2itas sekolah dalam
peningkatan kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas dalam peningkatan
mutu melalui kerjasama atau pemberdayaan pemerintah dan masyarakat, maka
diperlukan pula administrasi pendidikan di bidang hubungan sekolah dengan
masyarakat.
Dari paparan di atas, maka melalui makalah ini kami mencoba mengupas
hubungan antara pendidikan dan masyarakat dan masyarakat
B. Perumusan Masalah
3dapun perumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut4
!. 3pa Peranan Pendidikan Dalam Masyarakat5
+. 3pa 6ungsi ,ekolah dalam Masyarakat5
7. 'agaimana Hubungan .embaga Pendidikan dengan Masyarakat5
8. 'agaimana Peningkatan dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat terhadap
pendidikan5
C. Tujuan Penulisan
3dapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut4
!. Mengetahui Peranan Pendidikan Dalam Masyarakat
+. Mengetahui 6ungsi ,ekolah dalam Masyarakat
7. *ntuk mengetahui Hubungan .embaga Pendidikan dengan Masyarakat
8. Menjelaskan Peningkatan dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat terhadap
pendidikan
+
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peranan Pendidikan Dalam Masarakat
,ebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan
sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial Pemerintah bersama orang tua
telah menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan sceara besar-besaran untuk
kemajuan sosial dan pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai
tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan seperti rasa hormat
kepada orang tua, kepada pemimpin kewajiban untuk mematuhi hukum-hukum dan
norma-norma yang berlaku, jiwa patriotisme dan sebagainya. Pendidikan juga
diharapkan untuk memupuk rasa takwa kepada 9uhan 0ang Maha :sa, meningkatkan
kemajuan-kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, sosial dan pertahanan
keamanan. Pendek kata pendidikan dapat diharapkan untuk mengembangkan
wawasan anak terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan
keamanan secara tepat dan benar, sehingga membawa kemajuan pada indi2idu
masyarakat dan negara untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
'erbicara tentang (ungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat ada
bermacam-macam pendapat, di bawah ini disajikan tiga pendapat tentang (ungsi
pendidikan dalam masyarakat.
;uradji )!$%%- menyatakan bahwa pendidikan sebagai lembaga konser2ati(
mempunyai (ungsi-(ungsi sebagai berikut4 )!- 6ungsi sosialisasi, )+- 6ungsi kontrol
sosial, )7- 6ungsi pelestarian budaya Masyarakat, )8- 6ungsi latihan dan
pengembangan tenaga kerja, )<- 6ungsi seleksi dan alokasi, )=- 6ungsi pendidikan
dan perubahan sosial, )>- 6ungsi reproduksi budaya, )%- 6ungsi di(usi kultural, )$-
7
6ungsi peningkatan sosial, dan )!?- 6ungsi modi(ikasi sosial. ) ;uradji, !$%%, p. 7!-
8+-.
@eane H. 'allantine )!$%7- menyatakan bahwa (ungsi pendidikan dalam
masyarakat itu sebagai berikut4 )!- (ungsi sosialisasi, )+- (ungsi seleksi, latihan dan
alokasi, )7- (ungsi ino2asi dan perubahan sosial, )8- (ungsi pengembangan pribadi
dan sosial )@eanne H. 'allantine, !$%7, p. <->-.
Meta ,pencer dan 3lec 1nkeles )!$%+- menyatakan bahwa (ungsi pendidikan
dalam masyarakat itu sebagai berikut4 )!- memindahkan nilai-nilai budaya, )+- nilai-
nilai pengajaran, )7- peningkatan mobilitas sosial, )8- (ungsi strati(ikasi, )<- latihan
jabatan, )=- mengembangkan dan memantapkan hubungan hubungan sosial )>-
membentuk semangat kebangsaan, )%- pengasuh bayi.
Dari tiga pendapat tersebut di atas, tidak ada perbedaan tetapi saling
melengkapi antara pendapat yang satu dengan pendapat yang lain.
!. "ungsi S#sialisasi.
Di dalam masyarakat pra industri, generasi baru belajar mengikuti pola
perilaku generasi sebelumnya tidak melalui lembaga-lembaga sekolah seperti
sekarang ini. Pada masyarakat pra industri tersebut anak belajar dengan jalan
mengikuti atau melibatkan diri dalam akti2itas orang-orang yang telah lebih dewasa.
3nak-anak mengamati apa yang mereka lakukan, kemudian menirunya dan
anak-anak belajar dengan berbuat atau melakukan sesuatu sebagaimana dilakukan
oleh orang-orang yang telah dewasa. *ntuk keperluan tersebut anak-anak belajar
bahasa atau simbol-simbol yang berlaku pada generasi tua, menyesuai kan diri
dengan nilai-nilai yang berlaku, mengikuti pandangannya dan memperoleh
keterampilan-keterampilan tertentu yang semuanya diperoleh lewat budaya
masyarakatnya. Di dalam situasi seperti itu semua orang dewasa adalah guru, tempat
di mana anak-anak meniru, mengikuti dan berbuat seperti apa yang dilakukan oleh
orang-orang yang lebih dewasa. Mulai dari permulaan, anak-anak telah dibiasakan
8
berbuat sebagaimana dilakukan oleh generasi yang lebih tua. Hal itu merupakan
bagian dari perjuangan hidupnya. ,egala sesuatu yang dipelajari adalah berguna dan
bere(ek langsung bagi kehidupannya sehari-hari. Hal ini semua bisa terjadi oleh
karena budaya yang berlaku di dalam masyarakat, di mana anak menjadi anggotanya,
adalah bersi(at stabil, tidak berubah dan waktu ke waktu, dan statis.
Ketentuan-ketentuan untuk berubah ini sebagaimana telah disinggung di
halaman-halaman situs web ini sebelumnya, mengakibatkan terjadinya setiap
transmisi budaya dan satu generasi ke generasi berikutnya selalu menjumpai
permasalahan-permasalahan. Di dalam suatu masyarakat sekolah telah melembaga
demikian kuat, maka sekolah menjadi sangat diperlukan bagi upaya
menciptakan#melahirkan nilai-nilai budaya baru )cultural reproduction-.
.embaga-lembaga pemerintahan mengajarkan bagaimana anak kelak apabila
telah menjadi warga negara penuh, memenuhi kewajiban-kewajiban negara, memiliki
jiwa patriotik dan memiliki kesadaran berwarga negara. ,emua ajaran dan
pembiasaan tersebut pada permulaannya berlangsung melalui proses emosional,
bukan proses kogniti(.
Dalam proses belajar untuk mengikuti pola acuan bagi tatanan masyarakat
yang telah mapan dan melembaga, anak-anak belajar untuk menyesuaikan dengan
nilai-nilai tradisional di mana institusi tradisional tersebut dibangun. Keseluruhan
proses di mana anak-anak belajar mengikuti pola-pola dan nilai-nilai budaya yang
berlaku tersebut dinamakan proses sosialisasi. Proses sosialisasi tersebut harus
beijalan dengan wajar dan mulus oleh karena kita semua mengetahui betapa
pentingnya masa-masa permulaan proses sosialisasi. Arang tua dan keluarga berharap
sekolah dapat melaksanakan proses sosialisasi tersebut dengan baik. Dalam lembaga-
lembaga ini guru-guru di sekolah dipandang sebagai model dan dianggap dapat
mengemban amanat orang tua )keluarga dan masyarakat- agar anak-anak- memahami
dan kemudian mengadopsi nilai-nilai budaya masyarakatnya. ;illard ;aller dalam
<
hubungan ini menganggap sekolah, terutama di daerah-daerah pedesaan sebagai
museum yang menyimpan tentang nilai-nilai kebajikan )mnuseum o( 2irture- )Pardius
and Parelius, !$>%B p. +8-. Dengan anggapan tersebut, masyarakat menginginkan
sekolah beserta sta( pengajarnya harus mampu mengajarkan nilai-nilai kebajikan dari
masyarakatnya )the old 2iture-, atau keseluruhan nilai-nilai yang diyakini dan
menjadi anutan dan pandangan masyarakatnya. *ntuk memberikan pendidikan
mengenai kedisiplinan, rasa hormat dan patuh kepada pemimpin, kemauan kerja
keras, kehidupan bernegara dan kehidupan demokrasi, menghormati, nilai-nilai
perjuangan bangsa, rasa keadilan dan persamaan, aturan-aturan hukum dan
perundang-undangan dan sebagainya, kiranya lembaga utama yang paling
berkompeten adalah lembaga pendidikan.
Dalam hubungannya dengan transmisi nilai-nilai, terdapat beragam budaya
antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain, dan antara negara yang
satu dengan negara yang lain. ,ebagai contoh sekolah-sekolah keguruan di *ni
,o2iet dan 3merika. Di *ni ,o2iet guru-guru harus mengajarkan rasa solidaritas dan
rasa tanggung jawab untuk menyatu dengan kelompoknya dengan mengembangkan
sistem kompetisi di antara mereka. ,ementara di 3merika ,erikat guru harus
mengembangkan kemampuan untuk hidup mandiri dan kemampuan bersaing dengan
melakukan upaya-upaya kompetisi penuh di antara siswa-siswa.
$. "ungsi k#ntr#l s#sial
,ekolah dalam menanamkan nilai-nilai dan loyalitas terhadap tatanan
tradisional masyarakat harus juga ber(ungsi sebagai lembaga pelayanan sekolah untuk
melakukan mekanisme kontrol sosial. Durheim menjelaskan bahwa petididikan moral
dapat dipergunakan untuk menahan atau mengurangi si(at-si(at egoisme pada anak-
anak menjadi pribadi yang merupakan bagian masyarakat yang integral di mana anak
harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab sosial. )@eane H. 'ellatine, !$%7, p.%-.
=
Melalui pendidikan semacam ini indi2idu mengadopsi nilai-nilai sosial dan
melakukan interaksi nilai-niiai tersebut dalam kehidupannya sehari-hari ,elanjutnya
sebagai indi2idu sebagai anggota masyarakat ia juga dituntut untuk memberi
dukungan dan berusaha untuk mempertahankan tatanan sosial yang berlaku.
,ekolah sebagai lembaga yang ber(ungsi untuk mempertahankan dan
mengembangkan tatanan-tatanan sosial serta kontrol sosial mempergunakan program-
program asimilasi dan nilai-nilai subgrup beraneka ragam, ke dalam nilai-nilai yang
dominan yang memiliki dan menjadi pola anutan bagi sebagiai masyarakat.
,ekolah ber(ungsi untuk mempersatukan nilai-nilai dan pandangan hidup
etnik yang beraneka ragam menjadi satu pandangan yang dapat diterima seluruh
etnik. Aleh karena itu dapat dikatakan bahwa sekolah ber(ungsi sebagai alat
pemersatu dan segala aliran dan pandangan hidup yang dianut oleh para siswa.
,ebagai contoh sekolah di 1ndonesia, sekolah harus menanamkan nilai-nilai Pancasila
yang dianut oleh bangsa dan negara 1ndonesia kepada anak-anak di sekolah.
%. "ungsi &elestarian 'udaa masarakat.
,ekolah di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budaya-budaya
etnik yang beraneka ragam juga harus melestanikan nilai-nilai budaya daerah yang
masih layak dipertahankan seperti bahasa daerah, kesenian daerah, budi pekerti dan
suatu upaya mendayagunakan sumber daya lokal bagi kepentingan sekolah dan
sebagainya.
6ungsi sekolah berkaitan dengan konser2asi nilai-nilai budaya daerah ini ada
dua (ungsi sekolah yaitu pertama sekolah digunakan sebagai salah satu lembaga
masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional masyarakat dari suatu
masyarakat pada suatu daerah tertentu umpama sekolah di @awa 9engah, digunakan
untuk mempertahankan nilai-nilai budaya @awa 9engah, sekolah di @awa 'arat untuk
mempertahankan nilai-nilai budaya ,unda, sekolah di ,umatera 'arat untuk
>
mempertahankan nilai-nilai budaya Minangkabau dan sebagainya dan kedua sekolah
mempunyai tugas untuk mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa dengan
mempersatukan nilai-nilai yang ada yang beragam demi kepentingan nasional.
*ntuk memenuhi dua tuntutan itu maka perlu disusun kurikulum yang baku
yang berlaku untuk semua daerah dan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi
dan nilai-nilai daerah tertentu.
Aleh karena itu sekolah harus menanamkan nilai-nilai yang dapat menjadikan
anak itu menjadi yang mencintai daerahnya dan mencintai bangsa dan tanah airnya.
(. "ungsi seleksi) latihan dan &engem'angan tenaga kerja.
@ika kita amati apa yang terjadi dalam masyarakat dalam rangka menyiapkan
tenaga kerja untuk suatu jabatan tertentu, maka di sana akan terjadi tiga kegiatan
yaitu kegiatan, latihan untuk suatu jabatan dan pengembangan tenaga kerja tertentu.
,ekolah sebagai lembaga yang ber(ungsi untuk latihan dan pengembangan
tenaga kerja mempunyai dua hal. Pertama sekolah digunakan untuk menyiapkan
tenaga kera pro(esional dalam bidang spesialisasi tertentu. *ntuk memenuhi ini
berbagai bidang studi dibuka untuk menyiapkan tenaga ahli dan terampil dan
berkemampuan yang tinggi dalam bidangnya. Kedua dapat digunakan untuk
memoti2asi para pekerja agar memiliki tanggung jawab terhadap kanier dan
pekerjaan yang dipangkunya.
,ekolah mengajarkan bagaimanan menjadi seorang yang akan memangku
jabatan tertentu, patuh terhadap pimpinan, rasa tanggung jawab akan tugas, disiplin
mengerjakan tugas sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. ,ekolah juga
mendidik agar seseorang dapat menghargai harkat dan martabat manusia,
memperlakukan manusia sebagai manusia, dengan memperhatikan segala bakat yang
dimilikinya demi keberhasilan dalam tugasnya.
%
,ekolah mempunyai (ungsi pengajaran, latihan dan pendidikan. 6ungsi
pengajaran untuk menyiapkan tenaga yang cakap dalam bidang keahlian yang
ditekuninya. 6ungsi latihan untuk mendapatkan tenaga yang terampil sesuai dengan
bidangnya, sedang (ungsi pendidikan untuk menyiapkan seorang pribadi yang baik
untuk menjadi seorang pekerja sesuai dengan bidangnya. @adi (ungsi pendidikan ini
merupakan pengembangan pribadi sosial.
*. "ungsi &endidikan dan &eru'ahan s#sial.
Pendidikan mempunyai (ungsi untuk mengadakan perubahan sosial
mempunyai (ungsi )!- melakukan reproduksi budaya, )+- di(usi budaya, )7-
mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional, )8-
melakukan perubahan-perubahan atau modi(ikasi tingkat ekonomi sosial tradisional,
dan )<- melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-
institusi tradisional yang telah ketinggalan.
.embaga-lembaga pendidikan disamping ber(ungsi sebagai penghasil nilai-
nilai budaya baru juga ber(ungsi penghasil nilai-nilai budaya baru juga ber(ungsi
sebagai di(usi budaya )cultural di((ission-. Kebijaksanaan-kebijaksanaan sosial yang
kemudian diambil tentu berdasarkan pada hasil budaya dan di(usi budaya. ,ekolah-
sekolah tersebut bukan hanya menyebarkan penemuan-penemuan dan in(ormasi-
in(ormasi baru tetapi juga menanamkan sikap-sikap, nilai-nilai dan pandangan hidup
baru yang semuanya itu dapat memberikan kemudahan-kemudahan serta memberikan
dorongan bagi terjadinya perubahan sosial yang berkelanjutan.
6ungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka meningkatkan
kemampuan analisis kritis berperan untuk menanamkan keyakinan-keyakinan dan
nilai-nilai baru tentang cara berpikir manusia. Pendidikan dalam era abad modern
telah berhasil menciptakan generasi baru dengan daya kreasi dan kemampuan
berpikir kritis, sikap tidak mudah menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan
$
sikap yang tanggap terhadap perubahan. Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut
akan melepaskan diri dari ketergantungan dan kebiasaan berlindung pada orang lain,
terutama pada mereka yang berkuasa. Pendidikan ini terutama diarahkan untuk
mempenoleh kemerdekaan politik, sosial dan ekonomi, seperti yang diajukan oleh
B. "ungsi Sek#lah dalam Masarakat
Di muka telah dibicarakan tentang adanya tiga bentuk pendidikan yaitu
pendidikan (ormal, pendidikan in(ormal dan pendidikan non(ormal. Pendidikan
(ormal disebut juga sekolah. Aleh karena itu sekolah bukan satu-satunya lembaga
yang menyelenggarakan pendidikan tetapi masih ada lembaga-lembaga lain yang juga
menyelenggarakan pendidikan. ,ekolah sebagai penyelenggara pendidikan
mempunyai dua (ungsi yaitu )!- sebagai partner masyarakat dan )+- sebagai penghasil
tenaga kerja. ,ekolah sebagai partner masyarakat akan dipengaruhi oleh corak
pengalaman seseorang di dalam lingkungan masyarakat. Pengalarnan pada berbagai
kelompok masyarakat, jenis bacaan, tontonan serta akti2itas-akti2itas lainnya dalam
masyarakat dapat mempengaruhi (ungsi pendidikan yang dimainkan oleh sekolah.
,ekolah juga berkepentingan terhadap perubahan lingkungan seseorang di
dalam masyarakat. Perubahan lingkungan itu antara lain dapat dilakukan melalui
(ungsi layanan bimbingan, penyediaan (orum komunikasi antara sekolah dengan
lembaga sosial lain dalam masyarakat. ,ebaliknya partisipasi sadar seseorang untuk
selalu belajar dari lingkungan masyarakat, sedikit banyak juga dipengaruhi oleh
tugas-tugas belajar serta pengarahan belajar yang dilaksanakan di sekolah.
6ungsi sekolah sebagai partner masyarakat akan dipengaruhi pula oleh sedikit
banyaknya serta (ungsional tidaknya pendayagunaan sumber-sumber belajar di
masyarakat. Kekayaan sumber belajar dalam masyarakat seperti adanya orang-orang
sumber, perpustakaan, museum, surat kabar, majalah dan sebagainya dapat digunakan
oleh sekolah dalam menunaikan (ungsi pendidikan.
!?
,ebagai produser kebutuhan pendidikan masyarakat sekolah dan masyarakat
memiliki ikatan hubungan rasional di antara keduanya. Pertama, adanya kesesuaian
antara (ungsi pendidikan yang dimainkan oleh sekolah dengan apa yang dibutuhkan
masyarakat. Kedua, ketepatan sasaran atau target pendidikan yang ditangani oleh
lembaga persekolahan akan ditentukan pula o"eh kejelasan perumusan kontrak antara
sekolah selaku pelayan dengan masyarakat selaku pemesan. Ketiga, keberhasilan
penunaian (ungsi sekolah sebagai layanan pesanan masyarakat sebagian akan
dipengaruhi oleh ikatan objekti( di antara keduanya.
1katan objekti( ini dapat berupa perhatian, penghargaan dan tunjangan tertentu seperti
dana, (asilitas dan jaminan objekti( lainnya yang memberikan makna penting
eksistensi dan produk sekolahan.
C. +enis,jenis -egiatan Hu'ungan Lem'aga Pendidikan dengan Masarakat
Menurut Don 'egin )!$%8-, public relations dibedakan menjadi external public
relations ) humas ke luar - dan internal public relations ) humas ke dalam -. Aleh
karena itu, di sekolah dikenal adanya kegiatan publisitas ke luar dan publisitas ke
dalam.
!. Kegiatan :ksternal
Kegiatan ini selalu berhubungan atau ditujukan kepada publik atau
masyarakat di luar warga sekolah. 3da dua kemungkinan yang bisa dilakukan yakni
secara langsung ) tatap muka - dan tidak langsung. Kegiatan tatap muka misalnya
rapat bersama dengan pengurus 'P7 setempat, berkonsultasi dengan tokoh-tokoh
masyarakat, melayani kunjungan tamu dan sebagainya. Kegiatan eksternal tidak
langsung adalah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat melalui perantaraan
media tertentu, seperti4
a. Penyebaran in(ormasi melalui tele2isi
!!
'erhasil tidaknya menggunakan tele2isi sebagai alat media publisitas sekolah,
tergantung pada program yang telah disiapkan sebelumnya di dalam program itu
disusun hal-hal atau pokok-pokok yang akan disajikan kepada penontonnya.
Maka dari itu, in(ormasi melalui tele2isi memerlukan persiapan yang lebih
cermat daripada in(ormasi melalui radio. 1n(ormasi melalui tele2isi dapat
dilaksanakan dengan cara ceramah biasa, wawancara, ceramah dengan alat-alat
peraga, diskusi, sandiwara, acara cerdas tangkas, kegiatan kesenian dan
sebagainya.
b. Penyebaran in(ormasi melalui radio
Radio merupakan media massa yang penting yang mampu menjangkau publik
yang luas. Karena itu, sekolah dapat mengambil man(aat yang sebesar-besarnya
dari radio ini untuk kepentingan publisitas. 'eberapa hal yang penting seperti
kapan penda(taran siswa baru, kegiatan pendidikan dan data sekolah dapat
diin(ormasikan ke luar melalui radio.
c. Penyebaran in(ormasi melalui media cetak
0ang dimaksud media cetak adalah surat kabar, majalah, buletin dan sebagainya.
Kadang-kadang semuanya ini disebut pers dalam arti sempit. Dalam
hubungannya dengan kegiatan humas, pers dapat dikatakan sebagai penyalur
in(ormasi yang menguntungkan.
d. Pameran sekolah
Pameran sekolah dimaksud untuk menunjukkan hasil pekerjaan para siswa serta
masyarakat pada umumnya.
e. 'erusaha sendiri penerbitan majalah atau buletin sekolah dengan maksud
ditunjukkan kepada publik di luar sekolah. Majalah atau buletin ini dapat diisi
berita-berita sekolah dan artikel-artikel karangan warga sekolah yang
bersangkutan.
!+
+. Kegiatan 1nternal
Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam, sasarannya tidak lain adalah
warga sekolah yang bersangkutan yakni para guru, tenaga tata usaha dan seluruh
siswa.
Pada prinsipnya, kegiatan internal bertujuan untuk4
a. Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan sekolah,situasi dan
perkembangannya.
b. Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari warga sekolah dalam
hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan sekolah.
c. Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja sama antar
warga sekolah sendiri.
@enis hubungan sekolah dan masyarakat itu sendiri dapat digolongkan menjadi
7 jenis, yaitu4
a- Hubungan edukati(, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara
guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. 3danya hubungan ini
dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang
dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak.
b- Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan
masyarakat tempat sekolah itu berada. *ntuk itu diperlukan hubungan kerja sama
antara kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan
kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan
!7
masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan pengajaran dan metode-
metode pengajarannya.
c- Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengan
lembaga-lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah,
seperti hubungan kerja sama antara sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya,
kepala pemerintah setempat, ataupun perusahaan-perusahaan egara, yang
berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya
)Purwanto, +??<4 !$7-.
D. Peningkatan dan Pendaagunaan Partisi&asi Masarakat
Masyarakat memandang sekolah )lembaga pendidikan- sebagai cara yang
menyakinkan dalam membina perkembangan para siswa atau mahasiswa, karena itu
masyarakat berpatisipasi dan setia kepadanya );alsh, !$>7, h. !7!-. amun hal ini
tidak otomatis terjadi terutama dinegara-negara berkembang termasuk 1ndonesia. Hal
ini disebabkan karena banyak warga yang belum paham akan makna lembaga
pendidikan, lebih-lebih bila kondisi ekonomi mereka rendah, merek hampir tidak
hirau akan lembaga pendidikan. Pusat perhatian mereka adalah kebutuhan hidup
sehari-hari.
*ntuk mengikutsertakan warga masyarakat ini dalam membangun pendidikan
disekolah maupun perguruan tinggi, sudah sepatutnya para manajer pendidikan
melalui tokoh-tokoh masyarakat akti( menggugah perhatian mereka. Para manajer
dapat mengundang para tokoh ini untuk membahas bentuk-bentuk kerjasama dalam
meningkatkan pendidikan. Keputusan diambil secara musyawarah untuk memperoleh
alternati( yang terbaik.
!8
0ang paling menarik bagi masyarakat adalah bila lembaga pendidikan itu
sanggup mencetak lulusan yang siap pakai. 3rtinya bila lulusan itu baik mereka
sebagai tenaga menengah maupun sebagai tenaga ahli tidak membutuhkan latihan
lagi sebelum bekerja, melainkan secara langsung dapat melaksanakan pekerjaan
dalam bidangnya secara relati( baik. *ntuk mewujudkan lulusan seperti ini memang
merupakan tantangan berat bagi para manajer pendidikan.
'ila manajer berhasil, biasanya imbalannya dari warga masyarakat cukup
besar. Mereka secara antusias akan mendukung lembaga pendidikan bersangkutan
baik secara moral maupun material. Makin banyak orang tua yang merasakan
kepuasan itu, makin banyak dan makin besar pula partisipasi masyarakat terhadap
lembaga pendidikan itu.
1nilah beberapa contoh partisipasi masyarakat dalam pendidikan 4
!. Dalam bentuk partisipasi antara lain 4
a. Dewan Pendidikan
b. Komite ,ekolah
c. Persatuan orang tua siswa
d. Perkumpulan olahraga
e. Perkumpulan Kesenian
(. Arganisai-organisasi yang lain
+. Dalam bidang partisipasi antara lain 4
a. Kurikulum terutama yang lokal
b. 3lat-alat belajar
!<
c. Dana
d. Material untuk bangunan gedung
e. 3uditing Keuangan
(. Kontrol terhadap kegiatan-kegiatan sekolah dan sejenisnya.
7. Dalam cara partisipasinya antara lain 4
a. 1kut dalam pertemuan
b. Datang ke sekolah
c. .ewat surat
d. .ewat telepon
e. 1kut malam kesenian dan sejenisnya
!=
BAB III
PENUTUP
A. -esim&ulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik beebrapa kesimpulan antara lain
sebagai berikut4
!. 6ungsi pendidikan dalam masyarakat diantaranya adalah 6ungsi ,osialisasi,
6ungsi kontrol social, 6ungsi pelestarian budaya masyarakat, 6ungsi seleksi,
latihan dan pengembangan tenaga kerja, 6ungsi pendidikan dan perubahan social
+. @enis hubungan sekolah dan masyarakat itu sendiri dapat digolongkan menjadi 7
jenis, yaitu4
a. Hubungan edukati(, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid,
antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga.
b. Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat
yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan
kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.
c. Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengan
lembaga-lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah,
B. Saran
Dalam hal penyusunan makalah ini tentu tidak terlepas dari kesalahan. 1barat
kata pepatah, tidak ada gading yang tak retak. Aleh karena itu, kami dari penyusun
meminta saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk mencapai
kesempurnaan makalah kami.
!>
!%
DA"TA. PUSTA-A
http4##pendidikan.radensomad.com#(ungsi-dan-peranan-pendidikan-dalam
masyarakat.html
Mulyasa, :ndang. +??>. Manajemen Berbasis Sekolah. 'andung4 P9 Remaja
Rosdakarya.
,uryosubroto. +??8. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. @akarta4 P9 Rineka Cipta.
!$

Anda mungkin juga menyukai