Anda di halaman 1dari 28

TENTIR PK

dr. Jono
By : Widiya dan Yunisa
Jenis Pemeriksaan

Pungsi darah vena
(Flebotomi)
Penetapan kadar
hemoglobin
(Cara Sahli)
Pengukuran titer
ASTO
Penetapan kadar
hematokrit (Cara
kapiler dan Cara
Wintrobe)
Pemeriksaan laju
endap darah (Cara
Westergren)
Pungsi darah vena (Flebotomi)
Biasanya dipakai darah kapiler dan darah vena
Alat dan Bahan

Perbedaan
lokasi
Kapiler (tusuk
dg arah tegak
lurus)
Vena
Dewasa
Ujung jari, daun
telinga (jangan
ditekan)
Vena pd fossa
cubiti
Bayi
Tumit dan ibu
jari
Vena jugularis
superfisial, sinus
sagitalis superior
Cara Kerja
Kapiler Vena
Bersihkan area tusukan dg alkohol 70 %, tunggu hingga kering
Pegang bagian yang akan
ditusuk ( tidak gerak) tekan
sedikit ( nyeri berkurang)
Pasang karet pembendung tdk
trll lama hemokonsentrasi
(pemekatan darah)
1.Tusukkan dengan lancet
steril: pada jari tusuk tegak
lurus garis sidik jari.
2.Pada daun telinga tusuk
daerah pinggir
Tusukkan jarum , hisap
darahnya sampai jumlah yang
dikehendaki
Jangan menekan-nekan
(memeras darah)
bercampur dengan cairan
jaringan encer & +/- palsu
Lepas bendungan letakkan
kapas diatas jarum sambil
mencabut jarum secara cepat
Buang tetesan darah pertama Minta pasien menekan bekas
tempat tusukkan dengan
kapas
Tusukkan jarum ke vaccuette
Pungsi darah vena (Flebotomi)
Hasil
Disini yg penting cara
nusuk nya pas di vena
Setelah darah
sudah di ambil
segera masukan ke
dalam tabung yang
tutupnya warna
ungu yang sudah
mengandung
EDTA
Pemeriksaan laju endap darah
(cara Westergen)
LED : kecepatan mengendapnya eristrosit dlm
plasmanya
Relatif tidak spesifik dan tidak sensitif sebagai uji
penyaring utk inflamasi dan memantau perjalanan
penyakit
Ada 3 fase pemeriksaan LED
1. Terjadi rouleaux (gumpalan sel-sel darah krn gaya tarik permukaan)
membentuk agregat
2. Agregat mengendap
3. Memadat di dasar pipet
Faktor kecepatan LED :
1. Eritrosit
2. Rasio antara eritrosit/ plasma
3. Kadar protein plasma
4. Faktor teknis


Meningkatkan LED Menurunkan LED
Anemia Polisitemia
Makrosit Anisositosis
Hiperfibrinogenemia Poikilostosis
Hiperglobulinemia Sel sabit
CRP tinggi Sferosit
Hipoalbuminemia Anemia defisiensi besi
Posisi pipet yg miring Obat-obatan NSAID
Adanya getaran rak
Faktor Penyebab
Menunjukkan adanya
peradangan atau
kerusakan sel
Biasanya digunakan juga
untuk pemeriksaan
penunjang DR atau PJR
Bahan dan Alat
1. Darah dg antikoagulan K3EDTA atau Na2EDTA
2. Perbandingannya 4 : 1
3. Larutan Natrium Sitrat 0,109 M atau larutan
NaCl 0,9%
4. Pipet Westergren
5. Rak pipet Westergen
Pemeriksaan laju endap darah
(cara Westergen)
1,6 mL Darah vena +
antikoagulan
0,4 ml larutan natrium sitrat
0,109 M / NaCl 0,9%
0
Cara Kerja
Pemeriksaan LED (cara Westergen)
Hasil LED
dalam mm
Nilai normal
LED pada
pria <
10mm
Nilai normal
LED pada
perempuan
<20mm

Sumber kesalahan
Kesalahan Menyebabkan
Perbandingan darah dan
antikoagulan kurang tepat
Terjadi bekuan atau
perubahan eritrosit
Pembendungan lengan yg
terlalu kuat atau lama
Nilai meningkat krn
pemekatan darah
(hemokonsentrasi)
Tidak melakukan
pencampuran darah agar
homogen
Hasil tidak akurat
Pencampuran dg
antikoagulan kurang baik
Pembekuan darah
Timbul busa pada
pencampuran dg
antikoagulan
Hasil tidak akurat
Menggunakan pipet yg basah
atau kotor
Hasil tidak akurat
Suhu ruangan yg trlalu panas
dan pipet yg tegak lurus
Hasilnya meningkat
Penetapan kadar hemoglobin
(Cara Sahli)
Cara yg sederhana dan bukan cara teliti
Prinsip : hemoglobin di darah akan membentuk
hematin asam (warna coklat) dg larutan HCl.
Campuran diencerkan dg aquades sampai warna
setara dg alat hemometer.
Tetapi tdk semua hemoglobin bisa diubah,
contohnya karboksihemoglobin, methemoglobin,
dan sulfhemoglobin
Penetapan kadar hemoglobin
(Cara Sahli)
Alat dan Bahan
1. Darah dg antikoagulan K3EDTA atau Na2EDTA
2. Reagen HCl 0,1 N
3. Aquadest
4. Alat hemoglobinometer (hemometer Sahli)
5. Tabung pengencer Sahli
6. Pipet Sahli 20 L
7. Batang gelas pengaduk
8. Pipet tetes

Penetapan kadar hemoglobin
(Cara Sahli)
Cara kerja
Darah dg
K3EDTA atau
Na2EDTA ke
tabung Sahli
5 tetes
HCl 0,1
N
Darah diambil
dg pipet Sahli
hingga garis 20
L
Darah
dicampurkan tp
jangan sampai
terbentuk
gelembung
Baca kadar Hb di
permukaan
Ditambahkan
aquades hingga
warna setara dlm 3-5
menit
Terbentuk warna
coklat
Penetapan kadar hemoglobin
(Cara Sahli)
Pelaporan :
Warnanya sama
kan?!
Normal ::
Pria = 14-18
gr/dL
Perempuan =
12-16 gr/dL
Penetapan kadar hemoglobin
(Cara Sahli)
Sumber kesalahan :


Tidak langsung mencampur darah dlm penampung
K3EDTA atau Na2EDTA
Volume darah tidak tepat, karena kelebihan darah tidak
diapus
Mengaduk campuran darah dg asam saat pengenceran
Waktu pengenceran tidak hingga titik akhir (3-5 menit)
Cairan terhisap pipet karena tabung dibolak-balikkan
Kesalahan membaca hasil krn ada gelembung, cahaya
kurang terang
Penggunaan tabung yg tidak sesuai
Menentukan Kadar Hematokrit
(Cara Kapiler Dan Cara Wintrobe)
Untuk Diagnosis
Memantau Anemia,
Polisitemia, Hemodilusi
Hemokonsentrasi, Dan
Menghitung Nilai
Eritrosit Rerata.
FUNGSI
NILAI
HEMATOKRIT
volume eritrosit
dalam 100mL
darah utuh
(dalam % )
Menentukan Kadar Hematokrit
(Cara Wintrobe)
Nilai normal
40-48% (pria)
37-43%
(perempuan)

Darah Vena
Dengan
Antikoagulan
K3EDTA atau
Na2EDTA
BAHAN
Tabung Wintrobe
Pipet Wintrobe
Makrosentrifuge dengan kecepatan
3000 putaran permenit
Tabel indeks ikterus
ALAT
CARA KERJA
DARA
H
Darah +
antikoagulan
homogenkan
tabung wintrobe
sampai tanda 100
Pusingkan selama
30 menit
(3000
putaran/menit) Baca hasil: Warna plasma
(indeks ikterus)
Tebal buffy coat (1mm =
10.000 leukosit/L
darah)
Volume eritrosit
(hematokrit, N pria = 40-
48%, N wanita = 37-43%)
100
diatas
Isi darah ke
tabung
wintrope
Sumber Kesalahan:
1. Pencampuran darah dengan antikoagulan K3EDTA /Na2EDTA
kurang tepat perbandingannya sehingga terjadi bekuan
atau perubahan eritrosit
2. Saat pengambilan darah vena (pungsi vena) dilakukan
pembendungan lengan yang terlalu kuat/terlalu lama
sehingga terjadi pemekatan darah (hemokonsentrasi). Maka
nilai hematokrit yang didapat lebih tinggi dari sebenarnya
3. Tidak melakukan pencampuran darah agar homogen sebelum
dilakukan pemeriksaan
4. Tabung wintrobe tidak diisi dengan benar (sampai angka 100
diatas)
5. Kecepatan dan lama pemusingan tidak sesuai
6. Pemeriksaannya lebih dari 6 jam setelah pengambilan darah
vena hasil akan menjadi lebih tinggi dari sebenarnya
7. Baca tidak benar

Menentukan Kadar Hematokrit
(Cara Wintrobe)
Menentukan Kadar Hematokrit
(Cara Kapiler)
Alat
- Pipa kapiler
-Mikrosentrifuge
16.000 rpm
-Bahan penutup pipa
kapiler
-Grafik hematokrit
Bahan: darah vena dengan
antikoagulan K3EDTA
atau Na2EDTA darah
kapiler.
Nilai normal
40-48% (pria)
37-43%
(perempuan)
Menentukan Kadar Hematokrit
(Cara Kapiler)
Darah + antikoagulan homogenkan
Masukin darah ke pipa sampai Kurang lebih 2/3 pnjang pipa
Sumbat salah satu ujung pipa dengan malam, bisa juga dibakar
Masukan ke mikrosentrifuge, 3-5 menit kecepatan 16.000 putaran
permenit, bagian pipa tersumbat menghadap keluar
Baca hasil dengan alat baca skala grafik mikrohematokrit. Nilai hematokrit
sesuai panjang kolom eritrosit dengan panjang kolom farah pada garis 100.
Jika nilai hematokrit diatas 50%, maka pipa kapiler harus dipusingkan
kembali selama 3-5 menit untuk meyakinkan bahwa pemusingan telah
cukup dan mencapai keadaan sebenarnya.

Menentukan Kadar Hematokrit
(Cara Kapiler)
mikrokapiler
alat sentrifugasi,
mikrosentrifugasi
malam,untuk
menutup tabung
grafik hematokrit
malam, untuk menutup tabung
Batas atas plasma
Batas bawah plasma
Batas bawah darah
(hematokrit).
Pengukuran Titer ASTO
(cara Aglutinasi)
Bahan:
serum yang diduga terinfeksi
Streptococcus -hemolyticus
Lancefield Group A (JANGAN
menggunakan plasma!)

Alat:
Kaca pemeriksaan
Pipet tetes
Reagen ASTO
Kontrol positif dan negatif

Kontrol positif itu serum dari
pasien dengan diagnosis DR
Kontrol negatif itu
kebalikannya jadi nanti gak
akan ada aglutinasi karena
ASTO yang diberikan banyak
terikat dengan serum dan gak
ada yang bebas (<200 IU/ml)
TITER ASTO
Fungsinya ada kontrol negatif dan positif adalah untuk
membandingkan.
Titer asto ini digunakan untuk pasien dengan diagnosis
demam rematik atau PJR karena bakteri streptococcus B
hemolitikus group A.
Nanti serum ditetesin sama reagen ASTO (anti
streptolisin O)
Kontrol positif yang teraglutinasi karena terdapat
banyak anti-streptolisin O yang bebas dalam darah
dan gak terikat semua sama streptolisin O yang
dihasilkan oleh bakteri. Jadi artinya serum yang
terinfeksi, so serumnya nanti pasti terjadi aglutinasi.
KONTROL
NEGATIF
KONTROL
POSITIF
CARA
KERJA
Animasinya
asyklah lho
Pengukuran Titer ASTO
(cara Aglutinasi)


Positif (>
200 IU/mL)
bila ada
aglutinansi
dibangingka
n dengan
kontrol
negatifnya.
Hasil
pengamatannya
KUALITATIF

Kontrol negative
Kontrol positif

Anda mungkin juga menyukai