Anda di halaman 1dari 21

Kerja plat

1. Pengertian
Kerja pelat adalah suatu proses membuat benda kerja dari lempengan pelat yang dibentuk sedemikian juga agar dapat
membentuk suatu benda yang dapat digunakan. Lempengan pelat yang kita gunakan dalam pembuatan benda kerja
memiliki ketebalan 0,8 mm.
Dalam melakukan praktik kerja kita harus mengetahui urutan langkah-langkah kerja sebagai berikut antara lain:
1. Pembuatan Gambar kerja
2. Melakukan pemotongan pelat
3. Menghitung besarnya Bending (penekukan)
4. Melakukan Penekukan
5. Assembling
6. Finished Work (Pengamplasan)
2. Peralatan yang digunakan
Dalam kerja pelat kita memerlukan sejumlah peralatan pendukung untuk menyelesaikan benda kerja yang akan kita bentuk, peralatan
tersebut diantaranya adalah:
a. Penggores
Penggores digunakan untuk menggambar bentangan pada permukaan pelat. Penggores yang baik untuk digunakan harus bersudut 250
sampai 300. Macam-macam penggores menurut bentuknya antara lain:
- Penggores sederhana
- Penggores dengan ujung yang dibengkokkan
- Penggores dengan ujung yang dapat diganti-ganti
b. Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor. Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang
dikartel dengan ujung tirus yang bersudut 250 sampai 300.
c. Mistar baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing
penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang
berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.
d. Mistar siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja.
e. Roll meter
Merupakan alat ukur yang berbentuk lempengan pelat tipis yang dapat digulung. Karena roll meter ini tipis dan panjang maka dapat
digunakan untuk mengukur bidang yang melingkar. Roll meter ini terdiri dari bermacam-macam ukuran yaitu 3 m, 5 m, 10 m.
f. Gunting pelat
Berfungsi sebagai alat pemotong pelat yang berukuran pendek atau yang sulit dijangkau oleh mesin potong serta untuk memotong pelat
yang berbentuk radius atau lingkaran.
g. Kikir
Kikir ini digunakan untuk menghilangkan bagian yang tajam. Pada umumnya pekerjaan yang sederhana akan lebih ekonomis. Kikir terbuat
dari baja karon tinggi yang ditempa sesuai dengan panjangnya. Macam-macam kikir antara lain:
a. rata
b. segi empat
c. segi tiga d. Bulat
e. setengah lingkaran f. bujur sangkar
1.3 Mesin-mesin yang digunakan
Selain peralatan pendukung, dalam melakukan kerja pelat juga memerlukan beberapa mesin yang digunakan antara lain:
a. Mesin Potong Hidrocut
Mesin ini digunakan untuk memotong pelat yang akan dikerjakan, mesin ini mampu memotong pelat dengan ketebalan 6 mm serta panjang
maksimal 3 meter.
b. Mesin Potong Manual
Mesin ini digunakan untuk memotong pelat dengan ketebalan maksimal 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter.
c. Mesin Bending Manual dan Promecam
Mesin ini digunakan untuk melipat atau menekuk pelat kerja yang telah diselesaikan untuk pekerjaan awal. Mampu menekuk pelat dengan
tebal maksimum 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter, sedangkan untuk mesin bending promecam untuk pembendingan pelat yang tidak
dapat dibending dengan bending manual.
d. Mesin Bor
Mesin bor digunakan untuk melubangi benda yang akan dikerjakan, dalam hal ini untuk menyambung pelat satu dengan yang lain
menggunakan paku keling serta untuk jalan keluar panas pada benda yang dibor.
LANGKAH KERJA
2.1 Menggambar Bukaan
Langkah awal kerja pelat adalah menggambar bukaan. Gambar bukaan benda kerja dapat digambar langsung pada pelat yang akan
digunakan. Adapun peralatan yang digunakan untuk menggambar bukaan tersebut adalah:
a. Penggores, digunakan untuk menggaris pelat atau menandai sehingga pada pelat terdapat goresan sket bukaan.
b. Mistar siku, digunakan untuk melihat kesikuan dari garis, dan sudut pelat tersebut.
c. Mistar baja, digunakan untuk mengukur, menarik garis, serta sebagai pedoman dalam penggoresan.
d. Roll meter, digunakan untuk mengukur panjang pelat yang tidak memungkinkan diukur dengan mistar.
2.2 Melakukan Pemotongan
Setelah selesai menggambar bukaan pada pelat, langkah selanjutnya adalah melakukan pemotongan menurut garis pada gambar tersebut.
Pemotongan dapat dilakukan dengan mesin potong atau dengan menggunakan manual.
Adapun cara pemotongan dengan gunting pelat adalah sebagai berikut:
- Pegang benda kerja dengan tangan kiri, cukup jauh dari bibir gunting.
- Bibir gunting dibuat tegak lurus terhadap benda kerja dan tepat pada garis lukisan.
- Jari manis tangan kanan diletakkan diantara bibir yang terkatub seluruhnya.
- Mengatupkan bibir dengan menekan tangkainya.
- Untuk menggunting bentuk lingkaran atau radius dapat digunakan gunting dengan bibir lengkung kiri/kanan, atau gunting dengan
universal.
2.3 Melakukan Pembendingan (penekukan)
Setelah pelat yang kita potong dan kita hitung besar pembandingnya, maka langkah berikutnya adalah penekukan pembendingan. Bending
dapat kita lakukan baik secara manual dengan mesin bending dan dengan menggunakan palu (dipukul).
2.4 Penyambungan dan Pembentukan
Teknik penyambungan pada kerja pelat dapat dilakukan dalam berbagai cara yaitu:
a. Menyambung dengan sekrup
b. Menyambung dengan lipatan c. Menyambung dengan paku keeling
d. Menyambung dengan las titik
Penyambungan yang kita lakukan ini sekaligus untuk melakukan pembentukan benda yang akan kita buat. Untuk penyambungan dapat
dilakukan sesuai dengan keinginan dan keadaan benda kerja tersebut. Untuk penyambungan dari bagian yang tidak akan dibuka lagi dapat
menggunakan sambungan dengan lipatan, paku keling, dan las titik dan untuk bagian yang dibuat untuk dibuka dan ditutup dapat
menggunakan sambungan sekrup.
2.5 Pengecatan
Setelah proses diatas selesai dan benda kerja juga telah terbentuk sesuai dengan perencanaan. Kemudian kita dapat melakukan pengecatan
untuk melapisi permukaan benda kerja agar tidak berkarat. Akan tetapi sebelum dilakukan pengecatan sebaiknya dilakukan proses
pengamplasan agar hasil pengecatan lebih maksimal.
3.1 Kesimpulan
Pada proses kerja plat selalu gunakan alat keselamatan hal ini menjaga diri anda dan agar kita tidak luka. Pada saat pengerjaan benda kerja harus
benar-benar teliti baik pada saat pengukuran maupun pemotongan plat agar pada saat benda kerja dirakit akan mendapatkan kecocokan antara
bagian yang satu dan lainnya dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
2. PROSEDUR MENGUKUR, MENANDAI DAN MELUKIS PELAT
Kualitas atau ketelitian suatu hasil pekerjaan diantaranya ditentukan oleh bagaimana cara melakukan pengukuran, menandai serta melukis pada
saat pembuatan benda kerja. Untuk mengurangi kesalahan dalam melakukan proses-proses tersebut, maka perlu difahami teknik-tekniknya.
a. Mengukur
Ada dua cara yang biasa dilakukan dalam mengukur pada pelat, yaitu dengan berpatokan pada ujung mistar atau berpatokan pada garis ukur
mistar. Kedua cara ini dapat dilakukan sesuai kondisi pengerjaan berda kerja tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menarik garis atau melukis pada pelat adalah :
a. Mata/ pandangan harus tegak lurus terhadap garis ukur agar tidak terjadi kesalahan akibat sudut pandang.
b. Ujung penggores berada tepat pada garis ukuran.
c. Kemiringan penggores harus sama sepanjang/ selama penarikan garis.

Jika suatu pekerjaan memerlukan tanda dengan penitik, misalnya titik pusat untuk kaki jangka tusuk atau titik pusat untuk pengeboran
ataupun titik-titik untuk memperjelas garis, maka dapat dilakukan setelah dilakukan proses melukis. Untuk membuat titik pusat lingkaran
atau untuk bor digunakan penitik pusat ( sudut 90 ) dan untuk garis digunakan penitik garis ( sudut 60 )
3. PEMOTONGAN PELAT
Pemotongan pelat dapat dilakukan dengan menggunakan gunting pelat, pahat, mesin potong atau dengan menggunakan gergaji untuk pemotongan pelat
yang relatif tebal.
a. Pemotongan dengan Gunting
Hasil pemotongan dengan menggunakan gunting sangat ditentukan oleh : pemahaman tentang jenis dan fungsi gunting dan penguasaan teknik-
teknik menggunakan gunting. Dengan demikian, gunting yang sesuai dan teknik yang benar akan menghasil potongan yang lebih baik serta waktu
yang lebih singkat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunting pelat adalah sebagai berikut :
1. Sisi potong gunting harus selalu rapat. Jika renggang, rapatkan dengan alat yang sesuai.
2. Garis potong dapat terlihat jelas.
3. Mata / pandangan tegak lurus terhadap garis potongan.
4. Benda kerja ( pelat ) diusahakan tidak terseger selama proses menggunting.

b. Pemotongan dengan Pahat
Secara umum pahat digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kurang presisi/ kasar atau pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan dengan alat-alat
kerja pelat yang lain, sehingga kadangkala memerlukan pengerjaan lanjutan, seperti pengikiran atau grinda
Jenis pahat yang biasa digunakan adalah pahat rata ( flat cold chissel ), yakni digunakan untuk memotong pelat yang relatif tipis, mencoak dan
membuat lubang pada pelat.
c. Pemotongan dengan Mesing Potong ( Shearing Machine)
Mesing potong atau gilotin (shearing machine/ guillotine ) merupakan salah satu mesin potong pelat yang utama dalam pengerjaan pelat. Mesin
ini terutama digunakan untuk memotong lurus dan siku suatu pelat. Kemampuan potong gilotin cukup bervariasi, yakni sangat tergantung pada tipe,
teknologi ataupun kapasitas dari mesin tersebut.
Secara umum ada dua jenis gilotin yang biasa dipakai pada bengkel-bengkel pengerjaan pelat :
1. Gilotin Pedal/ Injak
Gilotin jenis ini mampu memotong sepanjang 1050 mm dengan ketebalan pelat 1,5 mm.
Cara memotongnya dapat dilaksanakan dengan memberi tanda (garis) pada pelat atau dengan menggunakan mistar pembatasan yang ada di
depan maupun dibelakang pisau potongnya.
Cara menggunakan mistar pembatas depan adalah sebagai berikut :
Gunakan mistar baja atau mistar gulung untuk menentukan ukuran potong.
Ukur mulai sisi pemotong bawah sesuai dengan yang dikehendaki sampai mistar pembatas.
Kencangkan bautnya
Letakkan sisi pelat yang akan dipotong pada mistar pembatas
Tekan pedal sampai pelat terpotong.
Cara menggunakan mistar pembatas belakang adalah sebagai berikut :
Ukur jarak antara sisi pemotong bawah dan mistar pembatas dibelakang lebar yang dikehendaki.
Masukkan pelat dari sisi depan sampai mengenai mistar pembatas.
Tekan/injak pedal pemotong sampai pelat terpotong
2. Gilotin Elektris ( Power Guillotine )
Mesin potong ini digunakan secara luas untuk pelat-pelat yang relafif tebal (antara 2 - 13 mm) yang tidak mampu dilakukan oleh tenaga manusia.
Tenaga untuk memotong digerakkan oleh motor listrik yang kemudian dilanjutkan oleh kopling mekanik atau hidrolik, sehingga dalam
pengoperasiannya tidak membutuhkan tenaga yang besar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan jika memotong dengan mesin potong adalah sebagai berikut :
1. Mesin potong harus diset/ distel sesuai dengan tebal bahan yang akan dipotong, yaitu penyetelan kerapatan pisau dan penyetelan tekanan
( jika ada ).
2. Pembatas ukuran distel secara tepat atau garis potong dapat terlihat jelas ( jika pemotongan secara manual/ tanpa pembatas ).
3. Saat mesin beroperasi, yakinkan bahwa pelat yang dipotong terjepit dengan kuat agar saat pisau potong atas menekan tidak akan
menggeser pelat.
4. Jangan berada dibelakang mesin saat proses pemotongan berlangsung, karena hasil potongan pelat dapat menimbulkan kecelakaan.
5. Jangan memotong pelat yang tebalnya diatas kemampuan mesin.
2. Gergaji Tangan
Gergaji tangan tidak begitu banyak digunakan dalam kerja pelat, kecuali hanya untuk memotong pelat yang pendek atau memotong bentuk-bentuk
tertentu yang tidak bisa dipotong dengan mesin potong, disamping kecepatan potongnya yang lambat dan lebar potongan yang terbatas.
Gergaji tangan terdiri dari : gagang (sengkang) gergaji dan daun gergaji dengan berbagai variasi ukuran gigi gergaji.
Untuk memotong pelat, dipakai ukuran gigi gergaji dengan ukuran 24 atau 32, yakni tergantung pada kekerasan dan tebal bahan; semakin keras
suatu bahan maka semakin rapat gigi gergaji yang dipakai
8.1 Dasar-Dasar Proses Pemotongan
Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk
lembaran ini tidak dapat langsung dikerjakan, sebab terlebih dahulu harus dipotong menurut gambar bukan komponen yang akan dibentuk
pengerjaan. Pembentukan pelat dalam bentuk lembaran ini kurang efektif apabila dikerjakan secara langsung. Dalam dunia industri istilah
pemotongan pelat sebelum dikerjakan disebut pemotongan awal (pre cutting). Pre cutting atau pemotongan awal dilakukan untuk pemotongan
pelat menurut bagian gambar dan ukurannya.
Proses pemotongan pelat-pelat ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik pemotongan sesuai kebutuhan masing-masing
teknik pemotongan sesuai kebutuhan masing-masing.
Peralatan potong yang digunakan untuk pemotongan pelat mempunyai jangkauan atau kemampuan pemotongan tersendiri. Biasanya untuk
pemotongan pelat-pelat tipis, pemotongannya dapat digunakan alat-alat potong manual seperti: gunting tangan, gunting luas, pahat dan
sebagainya. Untuk ketebalan pelat di atas 1,2 mm sangat sulit dipotong secara manual dan pemotongan digunakan mesin-mesin potong.
Teknik-teknik pemotongan pelat ini dapat dilakukan dengan berbagai macan teknik pemotongan pelat dengan peralatan tangan,
mesinmesin potong manual, mesin gunting putar, mesin waktu dan sebagainya.
8.2 Pemotongan Dengan Peralatan Tangan
8.2.1. Gunting Tangan
Sesuai dengan namanya yakni gunting tangan digunakan untuk pemotongan pelat-pelat dengan tangan secara manual.
Kemampuan potong gunting tangan ini hanya mampu memotong pelat di bawah ketebalan 0,8 mm .
Gaya pemotongan yang ditimbulkan dalam proses pemotongan dengan gunting angan adalah gaya geser, akibat geseran antara kedua mata pisau
inilah yang menyebabkan terguntingnya pelat. Gunting tangan ini dapat dibagi dalam 3 (tiga) jenis, sesuai dengan dan kengunaannya yakni:
Gunting tangan lurus
Gunting tangan lurus ini digunakan untuk pemotonganpemotongan pelat dalam bentuk lurus
Gunting Tangan Lingkaran
Kegunaan gunting tangan lingkaran ini sangat baik digunakan untuk pemotongan-pemotongan pelat berbentuk lingkaran.
Gunting tangan kombinasi
Gunting tangan kombinasi ini dapat digunakan untuk pemotongan lurus maupun llingkaran.
Selain gunting tangan yang tersebut di atas, ada juga gunting lainnya yang sering digunakan dalam pekerjaan pemotongan pelat. Bentuk gunting
tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini .
8.2.2. Gunting tuas
Gunting tuas digunakan untuk pemotongan pelat yang mempunyai ketebalan 1mm - 3 mm, tetapi penggunaan gunting tuas ini lebih sering
digunakan untuk pemotongan pelat-pelat strip. Prinsip pemotongan gunting tuas ini dapat dilihat pada gambar dibawah
Gaya pemotongan yang ditimbulkan untuk memotong pelat ini digerakkan oleh tuas yang berhubungan langsung dengan pisau atas. Posisi pelat
yang dipotong terletak pada pisau bawah yang tetap. Jenis gunting tuas bermacam-macam sesuai dengan tipe dan bentuknya masing-masing.
Salah satu jenis gunting tuas mempunyai ketebalan pemakanan sebesar tebal pisau yang digunakan. Pemotongan ini tedapat pada jenis gunting
tuas meja. Gunting tuas meja ini mempunyai sisa pemotongan sebesar 5 mm sesuai tebal mata pisau yang digunakan. Jadi untuk mendapatkan
ukuran yang tepat sewaktu pemotongan harus dilebihkan sebesar tebal mata pisau.
8.2.3. Pahat potong
Pahat potong tangan digunakan bagian dalam dari sisi pelat, sebab pemotongan bagian dalam pelat ini sulit dilakukan dengan gunting. Prinsip
kerjanya pemotongan pelat dengan pahat ini dilakukan di atas landasan paron atau pada ragum-ragum meja.
8.2.4. Gergaji Tangan
Gergaji ialah sejenis alat yang digunakan untuk memotong sesuatu. Bilah gergaji biasanya bergerigi dan bentuk gigi gergaji bergantung kepada
bahan yang dipotong, contohnya kayu atau logam. Ada banyak jenis gergaji. Diantaranya merupakan peralatan tangan yang bekerja dengan
kekuatan otot. Beberapa gergaji memiliki sumber tenaga lain seperti stim, air atau elektrik dan lebih kuat dari gergaji tangan.
Gergaji biasanya menimbulkan bunyi bising. Menggunakan gergaji untuk memotong bahan agak berbahaya karena tepinya yang tajam. Bagian
benda yang dipotong gergaji dapat terbang tanpa disadari dan berbahaya buat pernapasan, mata dan kulit. Gergajit tangan adalah alat potong yang
banyak digunakan pada bengkel kerja bangku dan kerja mesin. Gergaji tangan adalah peralatan utama dalam bengkel, karena fungsi alat ini
adalah untuk menyiapkan bahan bakal yang akan dikerjakan atau dibuat benda kerja.
Prinsip kerja dari gegaji tangan adalah langkah pemotongan kearah depan sedangkan langkah mundur mata gergaji tidak melakukan pemotongan.
Prinsip kerja tersebut sama dengan prinsip kerja mengikir. Pekerjaan pemotongan dilakukan oleh dua daun mata gergaji yang mempunyai gigi-
gigi pemotong. Dengan menggunakan gergaji tangan dapat dilakukan pekerjaan seperti memendekkan benda kerja, membuat alur/celah dan
melakukan pemotongan kasar/pekerjaan awal sebelum benda kerja dikerjakan oleh peralatan lain.
Bagian-bagian Gergaji Tangan.
Adapun bagian-bagian dari gergaji tangan adalah:
Bingkai/rangka
Bingkai gergaji kuat dan kokoh untuk memegang mata gergaji ketika dipasang dalam berbagai bentuk untuk melakukan suatu pekerjaan.
Terdapat dua jenis bingkai, yaitu bingkai tetap dan bingkai tidak tetap. Bingkai tetap hanya dapat memegang mata gergaji yang sama panjangnya
dengan bingkai. Sementara bingkai tidak tetap dapat digunakan untuk memasang mata gergaji yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda.
tersebut.
Pemegang
Pemegang gergaji terdiri dari berbagai jenis, seperti pemegang yang berbentuk lurus atau benbentul pistol. Pemilihan pemegang gergaji
tergantung pada keinginan pemakai pada saat melakukan pekerjaan tertentu.
Peregang/pengikat
Peregang adalah baut yang terdapat pada bingkai gergaji yang berfungsi untuk mengikat dan mengatur ketegangan mata gergaji pada saat
dipasang pada bingkai.
Daun mata gergaji
Daun mata gergaji
Pemilihan mata gergaji sangat penting untuk mengergaji sesuatu jenis logam dengan baik. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada saat
memilih mata gergaji adalah:
Bahan mata gergaji
Mata gergaji dibuat dari bahan seperti baja karbon tinggi, baja tahan panas, baja paduan tungsten dan baja paduan molibdenum. Pemilihan jenis
mata gergaji tergantung pada kekerasan logam yang akan dipotong. Mata gergaji yang terbuat dari baja tahan panas lebih ekonomi dan tidak
cepat haus jika dibandingkan dengan jenis yang lain.
Kekerasan mata gergaji
Kebanyakkan mata gergaji dikeraskan keseluruhannya, tetapi untuk jenis mata gergaji lentur, hanya bagian giginya saja yang dikeraskan. Mata
gergaji ini jarang patah dan dapat memotong bagian-bagian yang sukar dipotong.
Ukuran mata gergaji
Panjang mata gergaji adalah antara 255 mm hingga 300 mm untuk gergaji besi tangan.
Bentuk mata gigi
Bentuk mata gergaji adalah berselang seling kekiri dan kekanan. Tujuannya adalah supaya mata gergaji ini tidak terjepit pada saat memotong
benda kerja dan juga untuk memberi ruang pada serbuk logam agar mudah keluar.
Ukuran mata gergaji diukur dari:
Panjang
Tebal
Lebar
Jarak atau bilangan gigi dalam satu inci
Panjang bilah mata gergaji tangan diukur dari jarak antara pusat lubang pada setiap ujungnya. Untuk bilah mata gergaji tangan yang biasa
digunakan panjangnya ialah 250 mm dan 300 mm, lebarnya 13 mm dan 16 mm serta tebalnya adalah 0.63 mm dan 0.80 mm
Memilih daun gergaji
Pekerjaan pemotongan akan berhasil dengan baik apabila pemilhan alat potongnya yang benar, artinya sesuai dengan jenis bahan yang akan
dipotong, sesuai dengan kecepatan pemotongan dan sesuai dengan sifat pemotongan. Untuk itu perlu adanya pedoman dalam pemilihan daun
mata gergaji. Di bawah ini diberikan pedoman sederhana, untuk membantu pemilhan daun gergaji agar dapat dihasilkan pemotongan yang baik.
Bahan yang kan dipotong harus terlebih dahulu diketahui kekerasanya dan jenis bahan apa.
Bahan yang akan dipotong terlebih dahulu harus kejetahui bentuk profil dan besar ukurannya.
Sifat pemotongan yang bagaimana yang harus dilakukan, apakah pemotongan dengan menggunakan cairan pendingin atau tidak.
Cara menggergaji
Langkah pemotongan
Langkah pemotongan hanya dilakukan pada langkah maju. Langkah mundur mata gergaji tidak melakukan pemotongan.

Cara memasang daun gergaji.
Pemasangan daun mata gergaji tangan adalah mata potongnya menghadap ke depan dan hatrus sedikit renggang agar dapat menghasilkan
pemotongan halus.

Cara memegang gergaji tangan
Tangkai mata gergaji di pegang pada tangan kanan, tangan kiri memegang rangka bagian depan gergaji tangan. Pemegangan tangkai seperti
pemegangan pada pemegangan tangkai kikir. Posisi kaki adalah sama dengan posisi kaki saat mengikir.
Cara memotong pendahuluan
Pada permulaan langkah memotong buatlah sudut kecil antara gigi pemotong dengan bahan, sehingga dapat dicegah kerusakan gigi-ggi
pemotong. Bimbinglah gigigigi pemotong dengan menggunakan ibu jari pada daerah dimana akan dilakukan pemotongan. Dengan
bantuan tersebut, maka kesalahan ukuran dapat dihindari.
Memotong benda kerja yang panjang
Gergaji tangan sangat terbatas pemakaiannya, terutama untuk membelah bahan yang panjang, tetapi ia masih dapat digunakan dengan melakukan
perubahan penjempitan bahan dan penjepitan daun mata gergajinya. Pengikatan daun mata gergajinya tegak lurus dengan rangka.
Memotong pipa tipis
Pemotongan pipa-pipa dapat dilakukan dengan menggunakan gergaji tangan, hanya penjepitan pipa pada ragum harus dilakukan secara baik agar
pipa tidak mengalami kerusakan. Untuk pemotongan pipa yang tipis, maka diperlukan cara khusus dalam penjepitannya. Cara penjepitan pipa
tipis pada ragum adalah dengan melapisi rahang-rahang ragum dengan kayu dan mengisi lobang pipa dengan kayu atau bahan lain yang
lunak. Dengan adanya pelapis kayu yang dibuat khusus, maka pipa tidak akan mengalami perubahan bentuk saat pemotongan.
Cara menggergaji pipa adalah dengan jalan menggerakkan pipa secara berputar, artinya setelah satu sisi terpotong, maka kita putar pipa untuk
meneruskan pemotongan sisi berikutnya. Dengan cara ini akan dihasilkan pemotongan yang lurus.
Untuk menjaga agar mata gergaji tidak mudah patah, maka harus diikuti langkah-langkah berikut:
Pilih mata gergaji yang jarak giginya sesuai untuk logamlogam tertentu.
Pasangkan mata gergaji dengan arah gigi yang tepat.
Logam yang hendak dipotong harus diikat pada ragum dengan kuat.
Ketegangan mata gergaji harus sesuai dengan jenis pemotongan.
Gunakan mata gergaji yang lentur hanya pada bagian-bagian tertentu.
Kecepatan pemotongan harus sesuai.
Pada saat mengergaji, tekanan pada benda kerja harus sesuai dengan jenis logam yang digunakan.
8.3. Pemotongan Dengan Mesin Gergaji Pita
Mesin gergaji pita merupakan sebuah mesin yang mempunyai spesifikasi tersendiri, dikarenakan kemampuan mesin ini dapat memotong profil-
profil lengkung tak tentu. Mesin gergaji pita ini dilengkapi dengan mata gergaji yang berbentuk pita melingkar. Mata gergaji ini diregang diantara
dua rol. Rol penggerak dihubungkan dengan power supplai motor listrik .Motor listrik ini menghasilkan putaran dan sekaligus memutar mata
gergaji yang berbentuk pita. Kedua rol ini mempunyai jarak yang berguna untuk tempat berlangsungnya proses pemotongan.

8.4. Pemotongan Dengan Mesin Gullotine
Mesin gullotine terdiri diri 2 (dua) jenis yakni mesin gullotine manual dan mesin gullotine hidrolik . Mesin gullotine manual pemotongan pelat
dilakukan dengan tuas penekan yang digerakkan oleh kaki si pekerja. Mesin gullotine hidrolik proses pemotongannya digerakkan dengan sistem
hidrolik, sehingga kemampuan potong mesin gullotine hidrolik ini lebih besar dari mesin gullotine manual. Mesin gullotin ini hanya mampu
untuk pemotongan pelat-pelat lurus. Untuk mesin gullotine manual ketabalan pelat yang dapat dipotong di bawah 0,6 mm dan mesin gullotine
hidrolik mampu memotong pelat antara 6-10 mm .
Prinsip kerja mesin gullotine ini menggunakan gaya geser untuk proses pemotongan. Pelat yang dipotong diletakkan pada landasan pisau tetap
dan pisau atas ditekan sampai memotong pelat. Untuk mengurai besarnya gaya geser sewaktu tejadinya proses pemotongan posisi mata pisau atas
dimiringkan, sehingga luas penampang pelat yang yang dipotong mengecil .
8.5. Pemotongan Dengan Mesin Potong Hidrolik
Mesin gunting hidrolik menggunakan tenaga power supply tenaga hidrolik. Tenaga hidrolik yang dihasilkan untuk memotong adalah pompa
hidraulik yang digerakkan oleh motor listrik. Mesin gunting hidraulik ini dilengkapi dengan program pada panel box control hidraulik. Dengan
program hidraulik ini pelayanan untuk operasional mesin potong menjadi lebih sederhana. Kemampuan menggunting atau memotong palt dengan
mesin hidraulik ini sampai mencapai ketebalan pelat 20 mm. Prinsip kerja mesin hidraulik ini sama dengan mesin gulotine umumnya. Hanya
penekan yang digunakan pada mesin ini menggunakan actuator kerja ganda (double acting) dengan silinder sebanyak dua buah.
Actuator ini diletakkan di kiri dan kanan mesin yang berhubungan langsung dengan pisau atas. Stopper yang digunakan juga stopper yang
digerakkan secara hidraulik. Jumlah stoppernya lebih banyak dari actuator potong. Jumlah actuator ini disusun diantara celah pemotongan. Untuk
pemotongan yang mempunyai lebar yang kecil juga dapat ditekan oleh stopper.

Mesin potong Plane Hidraulik sesuai dengan fungsinya digunakan untuk proses pemotongan berbentuk bidang (plane). Kemampuan pemotongan
dari mesin ini disesuaikan dengan bentuk-bentuk dan besar kecilnya plane serta ketebalan
8.6. Pemotongan Dengan Mesin Gunting Putar/Lingkaran
Mesin gunting putar ini mempunyai prinsip pemotongan yang sama dengan mesin gullotine, tetapi pada mesin gunting putar ini pisau pemotong
pelat berbentuk bulat dan mempunyai sudut pemotongan. Pisau gunting putar ini keduanya saling berputar sewaktu berlangsungnya proses
pemotongan. Salah satu keuntungan mesin gunting putar ini dapat memotong pelat sepanjang pemotongan yang dikehendaki.
Jenis mesin gunting putar ini terdiri dari dua jenis menurut penggerak pemutar pisau, yakni digerakkan secara manual dan digerakkan dengan
motor listrik.
8.7. Pemotongan Dengan Mesin Potong Profil
Untuk menghasilkan bentuk-bentuk profil yang diinginkan pada komponen-komponen yang terbuat dari bahan pelat dibutuhkan mesin yang
mampu untuk pemotongan bentuk yang tidak teratur. Salah satu mesin potong profil yang sering digunakan adalah mesin Wibler.
Proses pemotongan dengan mesin potong Wibler ini dilakukan dengan menggunakan profil atau mal yang diinginkan. Profil atau mal ini
dibuat sesuai dengan bentuk profil benda kerja yang di rencanakan, sehingga mesin potong wadkin ini sangat efektif apabila di gunakan
untuk pemotongan-pemotongan pelat yang jumlahnya cukup banyak. Mata pisau mesin wadkin ini bergerak turun naik untuk memotong
pelat. Pelat diletakkan di atas mal profil dan digerakkan mengikuti garis pemotongan yang didukung oleh pengarah sesuai bentuk profil
benda kerja yang dipotong.
Proses pemotongan pelat-pelat yang relatif tebal dengan bentuk profil yang rumit biasanya dingunakan sistem pemotongan las asitelin (oksigen
tekanan tinggi) atau dengan sistem pemotongan las busur udara.
4. PENEKUKAN PELAT
a. Bentuk-bentuk Tekukan dan Bentangannya
Penekukan pelat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan palu dan landasan atau dengan menggunakan mesin tekuk atau
mesin pres.
Berbagai bentuk tekukan dapat dilakukan dengan palu dan landasan, demikian juga dengan menggukan mesin tekuk, namun secara umum
bentuk-bentuk tekukan dalam kerja pelat adalah sebagai berikut :
Tekukan searah atau berlawanan arah
Tekukan satu atau dua sisi
Tekukan lebih dari dua sisi
Adapun dasar bentuk-bentuk tekukan pada pengerjaan pelat adalah sebagai berikut :

= Tekukan satu kali searah

= Tekukan dua kali searah

= Tekukan dua kali berlawanan arah

= Tekukan tiga kali berlawanan arah

= Tekukan tiga kali searah

Untuk aplikasi pada pekerjaan armatur/ kabinet ( cabinet making ), bentuk-bentuk tekukan seperti di atas dapat berlaku pada tekukan satu
sisi, dua atau lebih; dan hal ini sangat tergantung pada disain pekerjaan.
Prinsip gambar bentangan adalah mengembalikan suatu hasil tekukan kepada bentuk awalnya ( pelat/rata ) melalui teknik-teknik proyeksi
garis dan bidang.
Berdasarkan dasar bentuk-bentuk tekukan, maka dapat dikembangan gambar-gambar bentangan sebagai berikut :
1. Bentangan untuk satu kali tekukan searah pada dua sisi
Cara Penggambaran :
Perhatikan gambar dasar tekukan, kemudian dengan menarik garis proyeksi dari titik a dengan pusat o akan didapat titik a. Maka jarak a ke
a adalah bentangan tekukan ( satu tekukan ).
Dengan cara yang sama, maka selanjutnya akan dapat dibuat bentangan-bentangan yang lain, baik yang searah maupun yang berlawanan arah
atau tekukan satu sisi, dua sisi maupun lebih.
2. Bentangan untuk satu kali tekukan searah pada empat sisi
3. Bentangan untuk dua tekukan searah pada dua sisi
4. Bentangan untuk dua tekukan searah pada empat sisi
5. Bentangan untuk dua tekukan berlawanan arah pada dua sisi
6. Bentangan untuk dua tekukan berlawanan arah pada empat sisi
7. Bentangan untuk tiga tekukan berlawanan arah pada dua sisi
8. Bentangan untuk tiga tekukan berlawanan arah pada empat sisi
9. Bentangan untuk tiga tekukan searah pada dua sisi
1. Bentangan untuk tiga tekukan searah pada empat sisi
b. Metode Penekukan
1. Penekukan dengan Palu dan Landasan

o
Walaupun proses pengerjaan pelat secara luas telah menggunakan mesin-mesin tekuk dan pres, namun untuk penerapan keterampilan dasar dan
untuk pekerjaan tertentu masih diperlukan pengerjaan secara manual, yaitu dengan palu dan landasan.
Palu yang biasa digunakan dalam pengerjaan pelat, khususnya penekukan adalah palu keras ( baja ) dan palu lunak ( mallet ). Palu baja yang
banyak dipakai adalah palu konde, palu pen; sedang palu lunak yang biasa dipakai adalah palu plastik atau kayu.
Adapun jenis landasan yang lazim digunakan untuk menekuk adalah landasan muka rata/ sudut, pinggir lurus atau landasan kombinasi.
2. Penekukan dengan Mesin Tekuk
Penggunaan mesin lipat / tekuk pelat adalah untuk mempercepat suatu proses penekukan dan untuk mencapai tingkat ketelitian tertentu. Sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi; mesin tekuk telah berkembang sedemikian rupa, mulai dari yang dioperasikan secara manual sampai
dengan yang dioperasikan secara otomatis atau dengan komputer (CNC).
a. Mesin Tekuk Terbatas( Bench / Adjustable Folder )
Cara mengoperasikannya :
Siapkan pelat yang akan ditekuk
Atur lebar tekukan sesuai dengan yang dikehendaki
Masukkan pelat sampai mengenai kisi-kisi pembatas
Angkat batang / tuas penekuk sampai batas sudut yang dikehendaki.
Kembalikan batang penekuk pada kedudukan semula
b. Mesin Tekuk Universal/ Standar
Cara mengoperasikannya :
Tentukan dan lukis garis tekukan sesuai keperluan.
Masukkan pelat yang akan ditekuk dan paskan pada garis tekukan.
Jepit dengan klem/ tuas pengikat.
Angkat batang penekuk sampai batas sudut yang dikehendaki.
Kembalikan batang penekuk pada posisi semula.
c. Mesin Tekuk Kotak ( Box and Pan Brake )
Cara mengoperasikannya :
Tentukan dan lukis garis tekukan sesuai keperluan/ gambar kerja.
Pasang dan atur sepatu tekuk sesuai dengan panjang tekukan.
Masukkan pelat yang akan ditekuk dan paskan pada garis tekukan.
Jepit dengan klem/ tuas pengikat.
Angkat batang penekuk sampai batas sudut yang dikehendaki.
Kembalikan batang penekuk pada posisi semula.
d. Mesin Tekuk Pres ( Press Brake )
Cara mengoperasikannya :
Tentukan dan lukis garis tekukan sesuai keperluan/ gambar kerja atau atur pembatas tekukan ( secara manual atau otomatik ) pada
mesin tekuk.
Pasang dan atur sepatu tekuk sesuai dengan panjang tekukan dan V-bar ( bending bar ) sesuai dengan tebal bahan yang ditekuk.
Hidupkan mesin, dan jika mesin dilengkapi dengan pengatur tekanan, maka aturlah pengatur tekanan sesuai ketentuan (
berdasarkan tebal bahan dan lebar tekukan ).
Masukkan pelat yang akan ditekuk dan paskan pada garis tekukan atau sampai menyentuh pembatas tekukan.
Lakukan penekukan dengan menekan tombol/ handle penekukan.
Keluarkan pelat dari mesin

4. PENYAMBUNGAN PELAT
Penyambungan pelat, khususnya penyambungan pada pelat tipis dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain adalah dengan sambungan keling,
sambungan lipat, atau dengan sambungan las titik. Aplikasi penggunaan macam-macam sambungan pelat tersebut sangat tergantung pada keperluan
atau tujuan pembuatan, kekuatan konstruksi sambungan, tingkat kerapatan (kedap), atau fungsi benda kerja yang dibuat.
a. Sambungan Keling ( Rivet )
Menyambung pelat dengan menggunakan paku keling ( sambungan keling ) masih banyak digunakan pada konstruksi pelat tipis, karena dapat
dilakukan dengan mudah dan relatif kuat, walaupun tidak begitu kedap.
Jenis paku keling cukup beragam, sehingga dilakukan dengan cara atau alat yang beragam pula, namun yang banyak dipakai pada konstruksi pelat
tipis adalah sbb :

Cara kerja pengeling pop :
Tempatkan/ masukkan paku keling pop ke lubang sambungan keling dan pasangkan pengeling pop sampai rapat dengan permukaan
paku kelin.
Tekan tuas pengeling pop beberapa kali sambil pengeling ditekan sampai paku penariknya putus.
Tarik tuas pengeling dan keluarkan paku penarik yang telah putus..
b. Sambungan Lipat
1. Sambungan Lipat Tunggal ( Grooved Seam )
Sambungan lipat tunggal dapat dibuat dengan menggunakan alat-alat tangan atau mesin lipat atau kombinasi keduanya dan untuk merapatkan
sambungan lipat tunggal yang lurus dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan perapat ( hand groover ) atau dengan bar groover.
2. Sambungan Tegak, Bilah dan Sudut
Untuk membuat sambungan lipat tegak, bilah atau sudut yang lurus dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan alat-alat tangan ( palu
dan landasan ) atau dengan mesin lipat atau kombinasi keduanya tanpa menggunakan perapat.
Sebelum membuat sambungan lipat perlu difahami terlebih dahulu perhitungan sambungan (allowance ), agar ukuran yang dikehendaki dapat
tercapai.

c. Sambungan Las Titik
1. Mesin Las Titik Portabel
2. Mesin Las Titik Standar
Mesin las titik standar ( pedestal spot welding ) mempunyai ukuran dan kapasitas lebih besar dari mesin las titik portabel, sehingga perlu
diperhatikan beberapa hal bila menggunakan mesin las titik standar, yaitu :
Diameter penampang elektroda = 4 x tebal pengelasan
Permukaan elektroda harus bersih dan tidak ada lapisan yang memungkinkan tidak mengalirnya arus listrik.
Lama pengelasan harus disesuaikan dengan tebal bahan yang disambung.
Sirkulasi air pendingin harus berjalan selama proses pengelasan.
Keterangan :
1. Pelat dijepit antara dua elektroda ( atas dan bawah )
2. Saat jepitan sempurna terjadi pengelasan yang lamanya diatur oleh timer
3. Pelat telah tersambung
4. Elektroda kembali pada posisi semula.
Transparansi
Catatan :
Penggunaan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja disesuaikan dengan kondisi dan tuntutan pekerjaan ATAU rambu-
rambu .
Secara umum alur kerja pada pengerjaan pelat dan baja lembaran meliputi kegiatan-kegiatan seperti pada bagan berikut
:









b. Proses-proses Pengerjaan dan Perakitan Pelat

1. Penandaan
Pembuatan pola
berdasarkan
gambar kerja
Pemotongan
bahan
Pembentukan
Penyambungan/
perakitan
Finishing
Umumnya pekerjaan pelat atau baja lembaran membutuhkan proses penandaan saat dilakukan pembuatan pola, yakni
sebelum melakukan pekerjaan lanjutan, antara lain penandaan untuk :
- garis potong
- garis tekuk/ lipat
- tanda/ titik untuk bor atau pon ( punch )
- tanda-tanda lain untuk penggunaan asesoris


2. Pemotongan, digunakan alat-alat sbb :
a. Gunting :
b. Gergaji :
c. Guletin ( Guillotine ) :
d. Mesin Pon ( Puncher ) :
e. Mesin Coak ( Notcher ) :
f. Mesin Bor :






3. Pembentukan, dapat dilakukan dengan alat / mesin-mesin berikut :
a. Peralatan Tangan :
b. Mesin Tekuk/ Lipat :
c. Mesin Rol :
d. Mesin Pres :




4. Penyambungan dan Perakitan
a. Sambungan Lipat :
b. Sambungan Keling :
c. Sambungan Solder/ Patri :
d. Sambungan Baut-Mur :
e. Sambungan Las :








5. Finishing
a. Menghalusan dan meratakan permukaan/ sisi-sisi tajam :
b. Membersihan benda kerja
c. Pelapisan ( pewajahan )






TEKNIK-TEKNIK PEMBUATAN DAN PERAKITAN



a. Interpretasi Gambar Kerja
Gambar kerja memegang peranan penting dalam proses pembuatan dan perakitan suatu benda kerja. Tanpa gambar kerja yang jelas
dan pemahaman yang baik dalam menginterpretasikannya, maka akurasi dan kualitas suatu pekerjaan tidak dapat diukur atau dinilai.
Pada pengerjaan fabrikasi ringan, khususnya untuk pengerjaan pelat-pelat tipis banyak diaplikasikan gambar bentangan, baik untuk
sistem saluran ( ducting system ) maupun untuk pengerjaan armatur/ kabinet ( cabinet making ).
Secara umum, pada gambar kerja untuk pengerjaan pelat terdiri dari :
- Gambar piktorial ( proyeksi aksonometri )
- Gambar proyeksi ortogonal
- Gambar bentangan

b. Spesifikasi Pekerjaan
Spesifikasi pekerjaan berisikan tentang segala hal yang berhubungan dengan pembuatan suatu benda kerja, antara lain meliputi :
- uraian umum tentang benda kerja ( feature )
- jenis dan tebal bahan yang digunakan
- sifat konstruksi ( knock down atau fixed )
- finishing ( warna cat, dll )

c. Langkah Kerja dan Teknik-teknik Pembuatan/ Pertakitan
Langkah kerja dan teknik-teknik pembuatan/ perakitan dapat berupa informasi lisan ( saat demonstrasi ) yang disampaikan oleh
penanggung jawab teknik (foreman, perancang, sepervisor, dll.),.atau berupa uraian tertulis yang menerangkan bagaimana pekerjaan
tersebut harus dilakukan.




Contoh penerapan hitungan lipatan :




Berhubungan
dengan :
85
5
0

1
5



Dari gambar penampang lipatan di atas, dan jika tebal bahan 1,5 mm, maka panjang bahan pelat yang dibutuhkan adalah :
L = 50 1 x tebal bahan + 85 2 x tebal bahan + 15 - 1 x tebal bahan
= (50 1,5) + (85 3) + (15 1,5)
atau
= 150 - 6
L = 144 mm

4. Sambungan lipat sudut (knock up seams)
Jenis sambungan ini merupakan bentuk penghalusan dari lipat tegak, utamanya digunakan untuk penguatan sambungan alas silinder
atau kotak.






Gambar 37 : Sambungan Lipat Sudut

Perhitumgan Tambahan (allowance) pada Sambungan Lipat :
Ada dua rumus dasar untuk menghitung ukuran bahan pada sambungan lipat adalah :
Rumus 1 untuk sambungan lipat alur dan sambungan lipat pengunci
Rumus 2 untuk sambungan lipat tegak an sambungan lipat sudut
Rumus 1 :
Tebal bahan Allowance
0,6 mm atau kurang 3 x lebar lipatan + 3 x tebal pelat
0,8 mm atau lebih 3 x lebar lipatan + 5 x tebal pelat

Catatan :
1. Setengah dari tambahan ( allowance ) di atas ditambahkan pada kedua sisinya
2. Sambungan lipat alur jarang digunakan pada pelat tebal di atas 1 mm.
3. Bila menggunakan mesin lipat lock form, lakukan percobaan terlebih dulu pada pelat lain.

Rumus 2 :
Tambahan : 3 x lebar sambungan lipat, ditambahkan kepada kedua sisi dengan ketentuan berikut: satu lebar pada satu sisi
lipatan, dua kali lebar untuk dua sisi lipatan yang berlawanan.
Contoh: ( lebar sambungan 4 mm )
Pada sisi yang kecil = 1 x lebar lipatan
= 1 x 4 mm
Pada bagian yang lebih lebar = 2 x lebar lipatan
= 2 x 4 mm
Untuk mencegah kerusakan pada dinding pelat, maka pada sisi yang lebar harus ditambahkan 1 mm, sehingga :
Untuk sambungan yang lebih lebar = 2 x lebar lipatan + 1 mm
=(2 x 4) = 8 + 1 mm
= 9 mm







Gambar 38 : Perhitungan sambungan lipat

Menghitung Lengkung Jari-jari ( Bengkokan )
Rumus :

BA = [(Rx2)+T] x 3.1416 x A
360

Dimana :

BA = Bend allowance
R = Jari-jari dalam (mm)
2 = Diameter jari-jari
T = Ketebalan (mm)
3.1416 = phi ( )
A = Sudut tekukan/ bengkokan
360 = Derajat dalam lingkaran


Jarak minimal
antara pelat





Contoh Perhitungan :
Diketahui :
- Ketebalan bahan = 3,0 mm
- Jari-jari dalam =10 mm.
Panjang bahan yang dibutuhkan untuk membentuk kanal seperti gambar berikut ini adalah :









BA =
[(10) x 2) + 3] x 3.1416 x 90
360

=
23 x 3.1416 x 90
360
BA satu sisi lengkungan = 18.064 mm
Total panjang lengkungan yang dibutuhkan = 18.064 x 4 lengkungan = 72.256 mm
A ke B = 25
B ke C = 75
C ke D = 145
D ke E = 75
E ke F = 25
Total = 345
= 72.256+ 345
= 417.256mm atau 417,3mm
417.5mm

Anda mungkin juga menyukai