Fajrina Ramadhani Ayu Maulina Nurul Rahmah Latar Belakang
PT. Lafarge Cement Indonesia (LCI) terletak di Lhoknga, Aceh Besar. PT. LCI ini merupakan salah satu bukti keberhasilan dalam teknologi pembuatan semen di Indonesia.
Salah satu alasan mengapa kawasan penambangan yang mengandung bahan material pembuatan semen dikarenakan permintaan pasar terhadap warna semen dan kualitasnya.
Kata cement berasal dari kata lain cementum yang artinya perekat/pengikat. Bahan perekat tersebut diperoleh dari batu kapur yang serbuknya telah digunakan sebagai bahan adukan (mortar). Dalam perkembangan kata cement mengalami perubahan sedikit demi sedikit diartikan sebagai segala macam bahan perekat seperti rubber cement dan Portland Cement. SEMEN adalah hasil industri dari perpaduan batu kapur sebagai bahan utama & tanah liat dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk halus (bulk), yang mengeras/membatu saat dicampur dengan air. Proses Pembuatan semen sudah dikenal sejak zaman mesir kuno, bahan ini hasil kalsinasi gypsum yang tidak murni. Sedangkan bangsa romawi membuat semen dengan menggunakan bahan perekat dari abu gunung berapi yang digiling bersama-sama dengan kapur murni. Bahan perekat tersebut merupakan anorganik yang terdiri dari batu gamping, gypsum, pozzoland. Bahan perekat tersebut akhirnya dikenal dengan semen.
Setelah revolusi industri di eropa pada pertengahan abad XVIII, banyak dikembangkan berbagai macam penelitian penting, pada tahun 1755, John Smeaton dari inggris menemukan hydraulic lime yang dibangun untuk gedung Eddy Store Lighthouse. Pada tahun 1797 james parker dari Inggris melakukan pembaharuan dengan menggunakan semen hidraulik.
Seiring perkembangan zaman manusia menemukan ide untuk memodifikasi kualitas dan kuantitas semen, sehingga pada Tahun 1824, Joseph Aspdin berkebangsaan Inggris mendapatkan paten untuk suatu semen buatan a. Semen portland Jenis: semen portland type I, type II, type III,, type IV, typeV. b. Semen putih (white cement) c. Semen sumur minyak (oil well cement) d. Semen mansonry e. Semen berwarna f. Semen cat semen g. Semen alam (natural cement)
h. Semen alumina tinggi (high alumina cement) i. Semen portland pozzolan j. Semen sorel k. Portland Blast Furnance Slag Cement l. Semen silikat m. Semen belerang
Proses pembuatan semen terbagi dua, yaitu: a. Proses basah Semua bahan baku dicampur air dihancurkan diuapkan dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak. Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi BBM b. Proses Kering Adapun proses pembuatan semen kering adalah Pemilihan bahan baku Penggilingan bahan baku ( raw mill) Proses pemanasan awal (preheater) Proses pembakaran (klin) Proses pendinginan (cooling) Cement Grinding Packing Bahan baku pembuatan semen terdiri dari : 1. Batu kapur (limestone) 2. Tanah liat (siltstone) 3. Tanah alumina (shale) 4. Pasir besi (iron sand) 5. Gypsum (optional) Penambangan Batu Kapur: Membuang lapisan atas tanah pengeboran membuat lubang dengan bor untuk tempat peledakan Blasting, dengan teknik electrical detonation. Kemudian akan dihancurkan dengan crusher. Ukuran limestone yang masuk ke crusher adalah 1500 mm dan setelah keluar menjadi sekitar 75 mm. Penambangan Tanah Liat Dilakukan dengan pengerukan pada lapisan permukaan tanah dengan excavator yang diawali dengan pembuatan jalan dengan sistem selokan selang seling.
Peralatan utama untuk penghalusan bahan baku (raw material) adalah raw mill. Pada tahap ini bahan baku di campurkan. Setelah bahan baku tersebut dicampur maka campuran tersebut disebut raw material. Bahan baku tersebut kemudian masuk ke dalam unit operasi yang disebut raw mill . Setelah keluar dari raw mill, bahan material ini disebut dengan istilah raw mix atau raw meal.
Raw mill yang di gunakan pada PT. Lafarge Cement Indonesia (LCI) adalah jenis tube/horizontal mill. Raw mill merupakan silinder baja tertutup yang diputar oleh motor induksi dengan kecepatan 14,5 rpm dengan power motor 2.500 kW per motor dengan kapasitas 240 ton/jam. Raw mill memiliki diameter dalam shell 4,88 meter dan panjang shell 15,39 m, yang terdiri dari 3 ruang pengering (dryng chamber), ruang pengggiling I (grinding chamber I) berisi bola-bola mill berdiameter 90mm,80mm,70mm,60mm,50mm dan ruang penggiling II (grinding chamber II).
Pre-heater (pemanasan awal), bertujuan untuk terjadinya Pre- calcination. Reaksi terjadi pada suhu sekitar 800C . CaCO3 CaO + CO2.
Untuk reaksi di atas, yang paling utama adalah CaO, proses kalsinasi di Pre-heater hanya sekitar 95% nya, sisanya dilakukan di Kiln.
Setelah keluar dari Pre- heater, material ini disebut dengan Kiln Feed. Kiln Feed ini masuk ke unit operasi pembentuk klinker (terak) yang disebut dengan Rotary Kiln Pada proses inilah terjadinya kalsinasi lanjutan. Suhunya mencapai sekitar 1400C. Pada suhu sebesar ini, di Kiln terjadi reaksi-reaksi logam sehingga dihasilkan mineral-mineral baru, yaitu: C3S (3CaO.SiO2) C2S (2CaO.SiO2) C3A (3CaO.Al2O3) C4AF (4CaO.Al2O3.Fe2O3) Mineral-mineral di atas yang kemudian membentuk Clincker. Setelah melewati kiln dan terjadi proses-proses kimia maka material ini menjadi klinker.
Rotary kiln merupakan peralatan paling utama pada proses pembuatan semen. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat terjadinya kontak antara gas panas dan material. Kiln putar ini berbentuk silinder yang terbuat dari baja yang dipasang secara horisontal dengan kemiringan 4, berdiameter 5,6 m; panjang 84 m dan kecepatan putar 2,8 rpm. Tanur Kiln mampu membakar umpan dengan kapasitas 7800 ton/jam hingga menjadi terak clinker.
Cement Mill Di cement mill ini klinker di tumbuk, digerus menggunakan bola-bola besi , cement mill berputar sehingga bola-bola tersebut menggerus klinker menjadi powder lagi.
Packing Langkah terakhir adalah pengepakan semen-semen. Setelah dari Cement Silo, semen ditransport ke Bin Cement dan akhirnya ada yang di packing dan ada yang dimasukan ke bulk (curah).
Setelah melewati kiln, kilnker masuk ke dalam grate cooler dan didinginkan secara tiba-tiba oleh 10 fan ,sehingga suhunya turun 100. Dilakukannya pendinginan dengan tujuan: Heat Recuperation Safety dalam transportasi dan stonge Kualitas klinker
C e m e n t
g r i n d i n g
P a c k i n g
Berdasarkan pembahasan yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: Semen merupakan bahan yang sangat penting yang digunakan untuk kontruksi bangunan. Semen adalah bahan perekat kontruksi yang sudah di praktikan sejak zaman dahulu, walaupun sifat bahan yang digunakan berbeda. Perbedaan proses basah dan kering terletak pada penggilingan dan homogenasi. Bahan baku meliputi limestone (batu kapur) yang banyak mengambil SiO2 dan Al2O3 pasir silika yang banyak mengandung SiO2, pasir besi yang banyak mengandung Fe2O. Dari tahap produksi, tahap yang paling vital adalah kliner
Thanks For Your Attention Forgive us if we have mistakes.