Pemeriksaan Penunjang menurut Firman S (2006), yaitu :
1.Tes Laboratorium
Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalamtubuh pasien merupkan akteri gru A, karena grup ini disertai dengan demam renmatik,glomerulnefritis, dan demam jengkering.
2.Pemeriksaan penunjang
Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.
3.Terapi
Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik, dan obatkumur yang mengandung desinfektan D.Patofisiologi
Menurut Iskandar N (1993), patofisiologi tonsillitis yaitu :
Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superficialmengadakan reaksi.Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitelyang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut tonsillitis lakunaris, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsillitis lakonaris.
Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu(Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses radang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akan mengkerutsehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini
meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengkapan dengan jaringansekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar limfesubmandibula