Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I
Kata kunci: respirasi, pneumonia, penyakit saraf
Key words: respiration. pneumonia, neurological diseases
FISIOlOGI
Peranan Susunan Sara'dalam
PernapaMn
P ernapasan memiliki ritme yang teratur. Ritme
pernapasan dlhasilkan dart pusat pernapasan
yang terletak di pons dan medula oblongata
(pneumotaxic center), Kebanyakan inti sel saraf
yang terletak di medula oblongata memiliki
akson yang berjalan menuju medula spinalis.
bersinaps dengan I nterneuron atau motor
neuron yang terletak di regio servikal, torakal
dan lumbal.lnti sel sarafspinal yang menerima
input darl medula oblongata membentuksaraf
repl. keluar darl medula spinalis. menginervasi
otot inspirasi dan otot ekspirasi.
3
Kontraksl otot insplrasi akan menimbulkan
tekanan negatif. menyebabkan terjadinya
aliran udara dari luar masuk ke dalam paru.
Kedalaman dan frekuensi pemapasan sangat
penting karena komponen pernapasan
ini akan membantu mempertahankan
I
Gangguan Respirasi pada Penyakit Saraf
Michael Setiawan
Bagis" Neurologi AS P luit, RS P ondok I ndah Puri I ndah, J akarta. I ndonesia
ABSTRAK
BanY i.lkpenyaklt saraf yang dapat menJ ildi progresif sehingga mengganggu tungs, respirasi, Gangguan aklbat penyakit saraf dapat mengenai
pusat pemapasan, otet I nsplrasi/ekspiras" dan otot saluran napas atas. Walaupun penyakit saraf memiliki banyak penyebap dan perjalanan kllnls
...yang ~rbedll. pada kebanyakan kasu.~komplikasl respiras! merupakan salah satu penyebaQ rnorbldltas dan mortalitaS,5erin9 kall gejala awal
9ang9u1I n respirasi hanya berupa gangguan tidur, dan desaturasi noktumal, P emeriksaan fungsi respirasi dengan spirometfi memperlihatkari
gambaran restriktif dengan kapasttas total paru yang cukup balk. P enatalaksanaan den9an komblnssl bantuan I nspirasi dan ekspirasi, disertai
penatal.ilksanaan sekresi oral.latihan pernapasan, dan terapi medis. P enatalaksanaan yang balk dapat memperpanJ ang ketahanan hidup, rnem-
perbaiki kualitas hidup. menlngkatkan rungsi kognitlf, menurunkan keJ adianpneumonia dan perawatan rumah sakit,
ABSTRACT
Many n~urologlc diseases can progress t9 the point where they compromise respiratory function. Respiratory disorders caused by neurological .
... disea~es ar~ not limited to pulmonary diSorders, but can involve central respiratory control, I nspiratory/expiratory muscles, and upper airWily
., ,'i ~ ',. "'. , "
.....muscles; AI ~hough the diseases have variable causes and clinical courses, in many cases I t is 11respiratory complicatI on that isthe cause of death
. or other serious adverse event. Often the first .signs are sleep disturbances and nocturnal desaturatlon, P l.llmonary fuhction'testing reveCllsit
restrictive pattern on spirometry with preserved total lung capaCity. Management includes support of inspiratory and expiratory function,
management of oral secretions. respiratory muscle training, and medical therapy, Good management can prolong survival, improve Quality
of life. enhan(;e cognitive funcnon reduce pneumonia and hospitalization rates. Mkhael Respiratory P roblems I n Neurological
Dbe.5es.
homeostasis kader oksigen, karbon dioksida
dan I on H' dalam darah arteri.;
Reseptor yang berperan mendeteksi
perubahan volume parukadar oksigen arterial.
karbon diokslda, ion H+ akan memberikan
umpan bahk ke pusat pernapasan di
medula oblongata. yang pada akhirnya akan
memengaruhi frekuensl dan kedalaman
pernapasan.
Suhu dan nyeri ikut rnemengaruhi pernapasan
melalui pusat yang berbeda, yaitu formasio
retikulans. yang akan memberikan umpan
balik ke pusat pernapasan di medula
oblongata. Derajat kesadaran ($adaratau tidur)
dan emosi, ikut memengaruhi pernapasan.
Selain I tu, pernapasan juga berada dl bawah
kontrol volunter korteks serebri. misalnya
saat berblcara atau menahan napas. J alur
pernapasan volunter tidak melalui pusat
kontrol pernapasan di medula oblongata.
,
P ENDAHUlUAN
Beberapa penyaklt saraf misalnya penyakit
P arkinson, stroke. dan sklerosls ml.lltlpel
dapat menyebabkan komplikasi pada paru,
Gangguiln paru biasanya baru muncul
pada fase akhir penyakit neuromuskular.
sedangkan gangguan respirasi dapat
rnuncul pada awltan beberapa penyaklt
seref dapat berupa gangguan tldur, dan
desaturasl nokturnal.' Sesak napas saat
aktlvitas fislk (exertional dyspnea) yang
merupakan gejala awal pada kebanyakan
gangguan respirasi sering tldak dljumpai
pada penyakit saraf. karena gangguan
safaf menghambat mobilitas pasien.2
Walaupun cukup banyak penyakit saraf
m@nyebabkan gangguan resplrasi, prinsip
penatalaksanaannya sama.' P ada makalah
I ni akan dibahas fislologi, patofisiologl,
evaluas! kHnls. pemeriksaan fungsl paru, dan
penatalaksanaan gangguan respiras! pada
penyakit saraf.
CDK-207/ vol. 40 no. 8. tho2013
I
,
N.XII
F o!masi I .J
~Iiyis.
.Motor rreulO n
~a$i ~"
spi nali s-
Stl(Yltllu;
~
(Il)'!'ln
SIf J O SI ( f Q t I I
11m",)
-s K Qntotil ~ 0(0tI I eks Il1QtO J lII}
SaW k,~(mm:IuIB'~)
PD$tur (siliebelul'l'l)
melalnkan langsung memengaruhl mo t o r
neuron respirasidi medula spina U s. 3
Struktur saluran napas etas sangar berperan
ag<lr udara dapat rnasuk ke dan keluar dari
'Qijru. Saluran napasatas yang paten sangat
tergantung struktur anatomlsdaereh tersebut.
U kuran konka nasalisyang bessr, lidah atau
uvula yang beser,dan palatummolle yang
lemah dapat mengobstruksi saluran napes
atas. O tot genloglosus (untuk menjulurkan
lidah),serta styloglosus dan hyoglosus (untuk
menarlk lidah) mempunyai interaksi kompleks
agar jalan tetap terbuka.~
dengan perlode apnea. P ola pernapasan
Ii'll sering dljumpai pada pasien s t rok e, akan
tetapl tidilk memiliki korelasl anatomls yang
spestf ik! Salah satu penelitian meiaporkan
CP S terjadi pada kurang lebih 53% pasen
penderita s t r o k e .
5
Selain menlmbulkan gangguan kontrol
respirasi sentral hemlplegl akut pada s t rok e
berhubungan dengan rislko kematian akibat
{nf eksiperu K emu09kinan inf eksi paru cukup
besar pada pasien dengan aspirasl dan
hipoventilasi. K ontraks! otet diaf ragma pada .
sisiyang lumpuh aklbat s t r o k e akan berkurang
pada pernapasan vokmter, tidak berpenqarub
pada pernepesan involunter. Emboli paru
J uga pernah dilaporkan terjadi pada 9% kasus
s t rok e.
4
Cent ral neurogenic hypervent ilat ion pertama
kali digambarkan oleh P lumdan Swanson
tahun 1959. merupakan hiperpnea yangterjadi
saat bangun dan tidur akibat gangguan dl
pons. P ernapasan klaster adalah hiperventilasi
bergantlan dengan apnea secara cepat yang
disebabkan gangguan di mesensef alon.
P ernapasan ataksik merupakan pernapasan
yang memlliki irama dan amplitude [reguler
disebabkan gangguan pada medula
oblongata. Z
Gangguan medula oblongata bagian bawah
membuat pernapasan tidak dlpengaruhi oleh
respon kimiawi, akan tetapi kontrol volunter
mash intak ( Ondines curs e). Bila tidak dlatasi
dengan support ventilator malamhari. dapat
menyebabkan kematian mendadak.l
lesl hernias! transtentorial akan memberikan
gambaran resplrasi progresif mulai dari
pemaoasan Cheyne-Stokes, kemudian
mengala micent ral nevrogenf c hypervent ilat ion,
danak hirnyairregularga, pingyangm erupak an
keadaan preterminal.
l
P asien dengan lesi batang otak atau medula
spinalis servikal atas akan mengalaml
gangguanpemapasanvolunterdanlnvolunter.
P ada kondisi inidiperlukan bantuan ventilator,
dan tindakan trakeostomi untuk pembersihsn
trakea ( t racheal s uct ion).'
Gangguan kontrol respirasi dijumpai pada
6 dari 19 pasten siderosis multipel yang
mengalami komplikasi respirasi.
8
P ada
penderita sklerosts multi pel, diJ umpai
I
NJ X
NX
PATOFISIOLOGI
Kontrol Re.plr.sl Sentrel
Gangguiln kontrol respirasi sentral mung kin
memiliki peranan langsung pada gangguan
respirasi akibat penyaklt saraf pusat, misalnya
pada s t rok e, sklerosismultipel, atau penyaktt
P arkinson.
Cent ral periodic breat hing (CP B), terrnasuk
pernapasan Cheyne-Stokes dan cent ral s leep
apnea (CSA) ditemukan pada penderita
s t r o k e . ' " P ernapasan Cheyne-Stokes adalah
suatu pola pernapasan yang amplitudonya
mula-mula naik kemudian turun bergantian
I
.. ~.I ,~_-- , . ,-.
. .
!u._n$QmfPuwt
~muJ !j1X '1 I lerul~ng Gill'l99uan lUngs! peru 63!J 6,gag~1 ~pasatsu infeksi
1i!till5%
Penyaklt Parkinson Progresif I ambat
Pneumonia rnenyebabkan 20% kematlan, mungkin
. akibat kelemahan oter saiuliln n.pas etas dan biltuk
yang~h
Mlldulo fplng/IJ
Trauma Permanen le5i lI nggl (Cl'(3) blasanya mt'I Tlbvtuhkan ventlla!l
mekanlk jangka panJ ang
MI1I," Nwrrm
Sindrom POS!poli!l Pr09reslf sang!!! lambil! Gilngguan resplrasi hanya pada yang mengalaml
kelumPl'han otot pemapesen saar infel<sl awal
A myotroph~ lawai Sclerosis Progresif Hampir semua k~tlan disebabl<an komplikasi
resplrasl
!lc!mfMofwlk
SlnllrQrll Guillilin-Baffe Reverslbel "'mbilt Gagai napss 28%
Ncu_ul4r Junction
M lasmol. GraV is Reverslbel P neumonia .splra51 menyebilbl<an kllsls mlastenlll
. dengan kernallan6%
Botull.mf' Reversibellambat K ematlan 8% akibat gagal napas; gangguan resPililsl
bisa meleblhi 1tahun bila bertahan hidup
Owt
.
Dvchetle mlJ5O)/(lr dystrophy Progreslf Penyebab kematian adalah gagal napas
l'<>I im!o~I W <:k!mlatomi<ltls V ariabel Tt'$parunoona~disfungsl diafrngma
"Breath. Brllatll.e I n 'Br~tni:' ou1
normally' asdellP ly as hard and as
________ a!"y~u..E~:' _.!?no~~.E.a.r!:" _
I nspiratory
f6llI Ve
volume
!
1
I
forced
expiratory
volume in
1 $cl,ond
(fEY 1)
I
I
1
I
t-- -----
1
~-----~~l~:e---
1_ t
~ E xpiratory
reserve
voiume
I
I
I
I
I
I
I
f
I
I
I
I
---""1
I
~
I
~
I
- I
Fot(~d vital
(~pa(lty declines.
and is the most
.u$clful measure
10r follow-up
Total lung
capacity
tends to be
pres&nled
until the
disease
is advanced
Functional
I 't'J ldual
___________________ :'::::_,",,_"'_:,____.- capacity __
tends to be
pre$clI Ved
Residual
volumetends
to be elevated
!
GI I mbv 2V ol\tme dankaPilsllaS paru pada penyaklt 5!)raf
I
penyaklt miastenla gravis, yang menyebabkan
penurunan kapasitas residual fungsional
aklbat penurunan recoil elasns dtnding dada
ke arah luar,
Pemerlksaan splrometrt dalam keadaan
terlentang dan duduk berguna untuk evaluasi
fungsi dlafragma. Pada orang normal. kapasttas
vital paksa saat terlentang lebih rendah 5%-
10% dlbanding saar duduk, Pada paslen
dengan gangguan fungsi diafragma, blasanya
terdapat penurunan 40%-50% kapasitas vital
paksa saat terlentang dibanding saat duduk.
'
P E NATALAKSANAAN
Dukung.n dan 'emantau.n
Fungsllnsplntsl
V entilasl non I nvasif biasanya terdlrl darl
ventllasi tekanan positif melalui masker
hidung atau masker wajah. C ara ini dapat
memperpanjang angka ketahanan hidup
(suNiva~, memperbaiki kualttas hid up,
meningkatkan fungsi kognltif. menurunkan
kejadian pneumonia dan perawatan rumah
sakit.'O
1I
,12
nilalnya ~20 em H
2
0mengindikaslkan tubuh
tidak sanggup mempertahankan tekanan
pars;alCO
2
(PaCO) yang normal. Pemeriksaan
fungsi paru sebalknya dllakukan tlap 2 J am
untuk paslen miastenia gravis, dan tlap 4-6
J amuntuk paslensindrom Guillaln-Barre.'
Ventilas; Invasif perlu dipertimbangkan
pada pasien yang gagaI. atau tidak dapat
mentoleransi, atau terdapat kontraindlkasi
dengan metode non Invasif. Tindakan
ventilasi invasif permanen dengan tindakan
trakeoSloml perlu rnempertlmbanqkan sikap
caref/lver. diagnosis. dan prognosis penyakit
yang mendasarlnya.
s.ntuan Fungsl Ekspl,asl
Penggunaan alat untuk membantu
pembersihan sekret dikombinasikan
dengan alar bantu inspirasi secara slgnllikan
menurunkan angka rawat inap aklOOt
komplikasl resPlrasl serta memperpanjang
ketahanan hldup. Bantuan ekspirasi berupa
atat suction. serta teknik bantuan batuk
(assisted cO (Jgh) manual atau dengan alat.'
Pemdalaksana.n S.krul Oral
Masalah tambahan paslen dengan gejala
bulbar adalah produksi saliva yang berlebih.
saliva menetes keluar. dan ketidakmampuan
mengeluarkan sekret. OOOt yang dapat
digunakan adalah golongan antl-kolinergik,