NYERI FASIAL KRITERIA DIAGNOSIS Klinis Neuralgia trigeminal lasi !G"".#"7$ a. Serangan nyeri paroksismal beberapa detik samapi dua menit melibatkan satu atau lebih cabang N. Trigeminus. b. Memenuhi paling sedikit satu karakteristik berikut : 1. Kuat, tajam, superfisial atau rasa menikam. . !ipresiptasi dari trigger area atau oleh faktor pencetus. c. "enis serangan stereotyped pada masing#masing indi$idu. d. Tidak ada defisit neurologik. e. Tidak berkaitan dengan gangguan lain. Neuralgia Trigeminal Si%m&t%mati !G"".#"7$ a. Serangan nyeri paroksismal selama beberapa detik sampai dua menit dengan atau tanpa nyeri persisten di antara serangan paroksismal, melibatkan satu atau lebih cabang%di$isi N. Trigeminus. b. Memenuhi paling sedikit satu karakterustuk nyeri berikut : 1. Kuat, tajam, superfisial atau rasa menikam. . !iprestpitasi dari trigger area atau oleh faktor pencetus. c. "enis seranagan stereotyped pada masing#masing indi$idu. d. &esi penyebab adalah selain kompresi pembuluh darah, juga kelainan struktural yang nyata terlihat pada pemerikasaan canggih dan atau ekspliarasi fossa posterior. Neuralgia Osi&ital !G"".#"7$ a. nyeri yang paroksismal paa daerah distribus ner$us oksipitalis mayor atau minor, dengan atau tanpa rasa nyeri persisten diantara serangan paroksismal, yang kadang#kadang diikuti berkurangnya sesasi atau dysaesthasia pada area yang terkena. b. Nyeri tekan pada saraf yang bersangkutan. c. Nyeri dakan berkurang sementara dengan pemberian blokade local anestesi terhadap saraf yang bersangkutan. LABORATORIU' ( darah rutin, kimia darah. RADIOLOGI ( 'T%M() atas indikasi *menyingkirkan penyebab lain+ GOLD STANDARD ( Kriteria ) , S *)nternational ,eadache Society+ PATALOGIK NATAO'IK ( # Diag%nis Ban)ing 1. Migren. . Nyeri kepala Klaster. -. .angguan pada .igi#mulut. /. Nyeri kepala ser$ikogenik. TATALAKSANA Terapi terhadap neuralgia triheminal klasik Medikamentosa : karbamasepin, 0kskarbasepin, .abapentin, 1enitoin, &amotrigin, 2aklofen Tindakan : 0perasi pada kasus intraktabel Tera&i ter*a)a& Neuralgia trigeminal sim&t%mati 1. Kasual . Terapi farmaka : sama dengan neralgia trigeminal idiopatik. -. Terapi bedah : menghasilkan kausal seperti angkat tumor. Tera&i ter*a)a& Neuralgia Osi&ital 1. 3nalgetik NS3)!s mis : .ol. !iklofenak. . 1isioterapi, kompres panas lokal, traksi ser$ikal. -. )njeksi lidkaon 4,5# cc blokade saraf ser$ikal. /. .abapentin. 5. 2edah dekompresssi saraf ' 6 '- atas indikasi. PENYULIT &esi Srtuktural. KONSULTASI 2edah saraf *atas tindakan+. +ENIS PELAYANAN (a7at jalan, kalau perlu ra7at inap. TENAGA !okter Spesialis Saraf, !okter (esiden, !okter 8mum, 9era7at NA'A PERA,ATAN Tergantung kondiisi klinis #. NYERI KEPALA AKIBAT PENGGUNAAN OBAT BERLEBI- !'EDI.ATION O/ERUSE 0 'O-$ #.1 N2eri Ke&ala A3iat Penggunaan Berle3i*an Analgesi KRITERIA DIAGNOSTIK Klinis ( a+ Nyeri kepala timbul : 15 hari%bulan diikuti paling sedikit satu dari gejala di ba7ah ini : 1. 2ilateral. . Kulitas seperti menekan.mengikat *tidak berdenyut+. -. )ntensitas ringan atau sedang. b+ 9emakaian analgesik ringan : 15 hari%bul;an selama - bulan. c+ Nyeri kepala makin bertambah buruk selama penggunaan berlebihan analgesik d+ Nyeri kepala membaik atau kembali ke pola sebelumnya dalam 7aktu bulan setelah penghentian analgesik. La3%rat%%rium ( darah rutin, kimia darah, urine. Ra)i%l%gi ( atas indikasi menyingkirkan penyebab lain. G%l) Stan)ar) ( kriteria diagnostik nyeri kepala kelompok study Nyeri Kepala 9erdossi 445 yang diadaptasi dari ,)S *)nternational ,eadche Society+ Pat%l%gi anat%mi ( 4 DIAGNOSIS BANDING 1. Tth . 9sikosomatis TATALAKSANA : Medikamentosa 6 Tindakan. PENYULIS : 3danya lesi structural. KONSULTASI : 9iskiatri. +ENIS PELAYANAN : (a7at jalan, kalau perlu ra7at inap. TENAGA : !okter Spesialios Saraf, !okter 8mum, 9era7at. LA'A PERA,ATAN : Tergantung kondisi klinis. PENYAKIT PARKINSON !I.D ( G 56$ De7enisi ( 9enyakit 9arkinson : adalah bagian dari parkinsonism yang patologis ditandai dengan degenerasi ganglia basalis terutama di pars compacta substansia nigra disertai dengan inklusi sitoplasmik eosinofilik *&e7y<s bodies+ 9arkinsonism : adalah sindroma yang ditandai dengan tremor 7aktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya releks postural akibat penurunan dopaimine karena beberapa sebab. Kriteria Diagn%sis ( A. KLINIS ( Umum ( .ejala dimulai pada satu sisi *hemiparkinson+ Tremor saat istirahat Tidak didapatkan gejala neurologist lain Tidak dijumpai kelainan laboraorium dan radiologist. 9erkembangan penyakit lambat. (espon terhadap le$odopa cepat dan dramatis. (eleks postural tidak dijumpai pada a7al penyakit K*usus ( Tremor : laten, saat istirahat, bertahan saat istirahat. (igiditas 3kinesia%bradikinesia Kedipan mata berkurang. =ajah seperti topeng. ,ipotonia. ,ipersali$asi Takikinesia. Tulisan semakin kecil#kecil. 'ara berjalan langkah kecil#kecil ,ilangnya reflek postural .ambaran motoril lain : !istonia. (asa kaku. Sulit memulai gerak. 9alilalia. 9erjalan klinis penyakit 9arkinson dilihat berdasar tahapan menurut ,oehn dan >ahr. 1. Sta)ium I ( .ejala dan tanda pada satu sisi .ejala ringan .ejala yang timbul mengganggu tapi tidak menimbulkan cacat. Tremor pada satu anggita gerak. .ejala a7al daoat dikenali orang terdekat. 5. Sta)ium II ( .ejala bilateral. Terjadi kecacatan minimal. Sikap%cara berjalan terganggu. 8. Sta)ium III ( .erakan tubuh nyata lambat diri. .angguan keseimbangan saat berjalan%berdiri. !isungsi umum sedang ". Sta)ium I/ ( .ejala lebih berat. Keterbatansan jarak berjalan. (igiditas dan bradikinesia. Tidak mampu mandiri. Tremor berkurang 9. Sta)ium /( Stadium kakeksia. Kecacatan kompleks. Tidam mampu berdiri dan berjalan. Memerlukan pera7atan tetap. LABORATORIU' ( tidak ada RADIGOLOGIS ( 'T Scan kepala untuk menyingkirkan kausa lain. GOLD STANDARD ( tidak ada. PATOLOGI ( degenerasi ganglia basalis terutama di substansia nigra pars kompakta dan adanya le7ys body. DIAGNOSIS BANDING ( 1. 9rogresif Supraneclear 9alsy. . Multiple System 3trophy. -. 'orticobasal !egeneration. /. ,utington !isease. 5. 9rimary 9allidal 3trophy. ?. !iffuse le7y 2ody !isease. @. 9arkinson Sekunder : ToAic, )nfekesi SS9, !rug )nduced, Baskuler. TATALAKSANA ( a. 'e)iament%sa : 3mantadin 3ntikholonergik : benCtropin mesilat, biperidin, triheAyphenidil. !opaminergik : cabidopa dan le$oda, 2enseraCide dan le$odopa. !opain agonis : bromokriptin mesilat, pergolide mesilat, pramipeAole, rupinirol, lysride. 'omt inhibitor : Dntacpone, tolcapone. M30#2 inhibitor : selegiline, laCabemide. 3nti 0ksidan : .lutamat antagonis, alfa tocoferol, asam ascorbat, betacaroten 3. N%n 'e)iament%sa ( 0perasi : talamotomi, palidotomi, transpalantasi substansia nigra, ablasi dan stimulasi otak. (ehabilitasi medis. 9sikoterapi. PENYULIT ( 1luktuasi obat *1enomena off on+ ,ipotensi postural 9erubahan tingkah laku : dementia, depresi, sleep disorder, psikosis. KONSULTASI ( 2agian rehabilitasi medis 2edah saraf 9sikiater +ENIS LAYANAN ( 9oliklinik dan (a7at )nap TENAGA Spesialis saraf Spesialis bedah saraf 9hysiatrist. 9sikiater. LA'A PERA,ATAN ( # PROGNOSIS ( 2iasanya berlangsung kronis progresif DISTONIA DEFINISI ( distonia adalah sindrima neurologist yang ditandai dengan gerakan in$oluter, terus menerus, dengan pola tertentu akibat dari kontraksi otot antagonis yang berulang#ulang sehingga menyebabkab gerakan%posisi tubuh yang abnormal. KLARIFIKASI( FOKAL : blepharospasme, distonia oromandibukar, distonia spasmodic, distonia ser$ikal, 7riter<s cramp. SEG'ENTAL : aAial *leher tubuh+, satu lengan dan satu bahu, dua bahu, brachial dan crural. 'ULTIFOKAL : dua atau lebih dua bagiab tubuh yang berbeda. GENERAL : kombinasi crucal distonia dan segmen yang lain. -E'IDISTONIA : lengan dan tungkai sesisi. 1. Dist%nia 7%al &rimer 1.A. BLEP-AROSPAS'E ( KRITERIA DIAGNOSIS ( A. KLINIS ( .erakan in$olunter pada penutupan kedua mata berupa kontraksi spasmodik dan otot orbukularis okuli di pretarsal, preseptal dan periorbital. 2iasanya disertai distonia dari kelopak mata, pranasal, 7ajah, bibir, lidah, pharing laring dan otot leher. 2lepharospasme dipicu oleh cahaya yang menyilaukan, polusi udara dan air, aktifitas dan stress. 2lepharospasme dia7ali dengan kontrasksi klonik kelopak mata, secara bertahap memberat sehingga mata tertutu kuat. Kadang penderita mengalami kesulitan membaca, melihat TB, mengendarai da aktifitas sehari#hari yang melibatkan penglihatan. B. LAB ( tidak ada .. RADIOLOGI ( tidak ada D. GOLD STANDARD ( tidak ada E. PATOLOGI ANATO'I ( tidak ada DIAGNOSIS BANDING ( tidak ada TATALAKSANA 3. Medikamentosa : 3nticholinergic, benCodiaCepine, baclofen, dan tetrabenasin. 2iasanya hasilnya kurang memuaskan. Toksin botulinum meruakan obat pilihan. 2. Non Medikamentosa : 0perasi myectomi atau pemotongan saraf fasial selektif. (ehabilitasi medis. PENYULIT ( 9tosis, ecchymosis, diplopa, ectropion, blurred $ision, dry eyes. KONSULTASI ( 2agian rehabilitasi Medis. 2edah saraf. "enis 9elaynan : poliklinik dan ra7at inap TENAGA ( Spesialis saraf. Spesialis bedah saraf. 9sychiatrist. LA'A PERA,ATAN ( 4 PROGNOSIS ( sulit disembuhkan. 1.B. DISTONIA ORO'ANDIBULER KRITERIA DIAGNOSIS ( a. KLINIS ( gerakan in$olunter berupa spasme pada dagu, mulut dan itit leidah sehingga dagu menutup rapat, gigi tergigit rapat, trismus dengan akibat kerusakan gigi, sendi temporomandibular. 3danya gerakan in$oluntary pada lidah menyebabkan kesulitan mengecap, berbicara dan mencucu. 3. LAB ( tidak ada. :. RADIOLOGIS : tidak ada ). G%l) Stan)ar) ( tidak ada. e. Pat%l%gi Anat%mi ( tidak ada. DIAGNOSIS BANDING ( 1. hemimasticatory spasm. . hemifacial spasm. -. temporormandibular syndrome. TATALAKSANA ( Medikamentosa : toksin botulinum, bendodiaCepin, anticholinergic, baclofen. 2iasanya kurang bermanfaat. Non Medikamentosa : speech terapy, operasi. PENYULIT ( nyeri local, kesulitan mengunyah dan berbicara. KONSLUTASI ( (ehabilitasi medis dan bedah saraf +ENIS PELAYANAN ( poliklinik dan ra7at inap. TENAGA ( spesialis saraf. Spesialis bedah saraf. Spesialis kesehatan ji7a. LA'A PERA,ATAN ( 4 PROGNOSIS ( sulit disembuhkan. 1... Dist%nia Ser;ial KRITERIA DIAGNOSIS ( A. Klinis : Tortikolis, rotasi kepala kelateral, laterokolis, retrokolis dan anterokolis. Sepertiga penderita mengalami scoliosis, nyeri local akibat spasme otot dan spondilotik radikulomyelopati. !ipicu oleh kondisi stress dan kelelahan. Kadang disertai dengen tremor tangan dan kepala. B. LAB ( tidak ada. .. RADIOLOGIST ( tidak ada. D. GOLD STANDARD ( tidak ada E. PATALOGI ANATO'I ( tidak ada DIAGNOSIS BANDING ( distonia karena keracunan obat metoklopramide, neroleptik. TATALAKSANA ( Medikamentosa : 0bat pilihan : trihesiphenidil, injeksi toksin botulinum. 2ensodiaCepin bias mengurangi nyeri. ,aloperidol jangan digunakan karena dapat menyebabkan tardi$e dyskinesia. Non Medikamentosa : ,yponeis, biofeedback, relaksasi, psikoterapi, tusu jarum, brace. Terapi ini tidak banyak membantu. PENYULIT ( distoania generalisata. KONSULTASI ( rehabilitasi medis, psikiater. +ENIS PELAYANAN ( ra7at jalan. TENAGA ( Neurologist, physiatrist, psikiater. PROGNOSIS ( 4E remisi spontan, eksaserbasi terjadi beberapa bulan kemudian. Sebagian besar mengalami distonia sepajang hidup dan sebagian menjadi distonia generalisata. 1.D. DISTONIA LARINGEAL !DISP-ONIA SPAS'ODIK$ KRITERIA DIAGNOSIS. A. KLINIS ( &atar belakang penderita : guru dan penyanyi. !istonia pada laring menyebabkan tipe kelainan yaitu tipe adductor karena hiperadduksi korda $okalis dan tipe abductor oleh karena kontraksi m. krikoaritenoid posterior selama berbicara sehingga abduksi korda $okalis terganggu. Keluhan beruoa suara serak, berat, bergetar. B. LABORATORIU' ( tidak ada. .. RADIOLOGIST ( tidak ada. D. GOLD STANDARD ( tidak ada. E. PATOLOGI ANATO'I ( tidak ada. DIAGNOSIS BANDING ( 9schogenic $oice disorder, tremor esensial, kelainan korda $okalis, radang korda $okalis. TATALAKSANA ( 3. Medikamentosa : tidak banyak membantu. Toksin botulinum harus digunakan secara hati#hati, oleh kerena dapat menyebabkab aphonia, disfagi. 2. Non Medikamentosa : terapi $ocal, tindakan operasi. PENYULIT ( aphonia dan disfagi. KONSULTASI ( rehabilitasi medis, dr. bedah leher dan kepala. +ENIS PELAYANAN ( ra7at jalan dan ra7at inap. TENAGA ( Spseialis saraf. Spesialis kesehatan ji7a. Spesialis bedah leher dan kepala. LA'A PERA,ATAN ( 4 PROGNOSIS ( biasanya sulit disembuhkan. PENYAKIT -UTINGTON DEFINISI ( 9enyahit ,utington *9,+ adalah penyakit neurodegenerasi progressif genetik autosomal dominant, yang muncul pada de7asa umur pertengahan. Manifestasi klinis triad adalah mo$ement disorders *chorea+, demansia *subkortikal demensia+ dan gangguan pskiatri atau tingkah laku. KLINIS ( 1. Manifestasi klinis onset tidak pasti *insidious+, umur -5#/4 tahun, pre$alensi /#F%144.444 penduduk, diturunkan secara 144E autosomal dominant *triplet expansi '3. pada chromosom /+. . chorea timbul pada G4E 9, adalah gerakan yang tidak disadari, spontan, mendadak, berlebihan, ireguler, kasar, berubah#ubah arah, random. -. dalam perjalan 9, progresif dan memburuk chorea dapat berubah menjadi dystoia, gambaran 9arkinson seperti rigiditas bradikinesia, ganguan postural, myoclonus, ataAia, ganguan gerakan mata sakadik lambat, memanjangnya respon latensi, stadium lanjut dysphagia. /. subkortikal demensia pada 9, dengan cirri khas bradyphrenia, ganguan atensi dan s7Huencing tanpa disetai apraAia, agnosia ata aphasia. (egistrasi informasi baru dan immediate memory dan recall masih utuh. Meskipun retrie$al recent dan remote memory terganggu. 5. ganguan 9sikiati dan tingkah laku, kadang psikosis, dengan halusinasi $isual dan pendengaran, mania, apastos, tingkah laku obsesif dan depresi. LABORATORIU' ( 2ila memungkinkan laboratorium genotyping khusus 9, *triplet expansi '3. pada chromosom /+. RADIOLOGIS ( 9ada 'T atau m() terlihat atropi berat pada caput cauda dan putamen, atropi sedang globus pallidus, kortek, substansia nigra, nucleus subthamalus, dan locus coerolus. GOLD Stan)ar) ( tidak ada. ATALOGI ANATO'I ( 9ada 9, atropi berat pada caput cauda dan puntaen, atropi sedang lobus pallidus, kortek, substansia nigra, nucleus subthalamus, dan locus coerolus. !iagnosa banding, klasifikasi chorea : Primar2 :*%rea Se:%n)ar2 :*%rea Ot*ers ,untingtons<s !iseases Neuroacanthocytosis dentato # pallido # lusyian atrophy benign hereditary chorea 7ilson<s diseases 9K3N%,aller$erden# SpatC Syndrome Seneli 'horea paroAysmal chereoathetose Sydenham<s 'horea !rug induced chorea )mune mediated chorea )nectus chorea Bascular chorea ,ormonal disorders Metabolic disorders Bitamin deiciency *21 dan 21+ DAposure to toAin 9araneoplastic syndromes 9ostpump choreathetosis TATLAKSANA MD!)K3MDNT0S3 : (emacide dan ceonCyme I14 ?44 mg%hari dapat menghambat progesi$itas. 8ntuk depresi diberikan Tricyclic antidepresan *amitriptylin atau imipramine, nortriptylin+, SS() *fluoAetine atau sertraline+. 'horea dapat doberika : ,aloperidol 4,5#5mg%hari, !opamine blocking agent. 2enCodiaCepines seperti clonCepam bisa dipakai. 3mantadine 144#-44mg. Dmosi tak terkontrol, iritable diberikan 'lonaCepam, 'arbamaCepin atau Balproci 3cid ditambah dengan antidepresan. .angguan psikiatri seperti delusion diberikan neuropleptik, halopendol atau thioridaCin. 9iskosis dapat diberikan Iuetiapine dan 'loCapine. B. TINDAKAN ( Tidak ada PENYULIT ( .anguan 9sikiatri dan tingkah laku 9arkinsism seperti rigiditas, bradkinesia, gangguan postural dystonia, myoclonus, ataCia, dysphagia. KONSULTASI ( !okter Spesialis "i7a +ENIS PELAYANAN ( (ingan (a7at "alan 2erat (a7at )nap TENAGA ( !okter Spesialis Saraf LA'A PERA,ATAN ( 4 PROGNOSIS ( 9, adalah penyakit beurodegeneratif yang progresif berakhir fatal, sebab kematian biasanya aspirasi pneumonia atau tauma sekunder akbiat jatuh. SYDEN-A'<S .-OREA KRITERIA DIAGNOSA ( A. DEFENISI ( Sydenham;s chorea *S'+ adalah komplikasi lambat dari infeksi 32 ,aemolytic streptococcal dan merupakan kriteria mayor acute rheumatic fe$er, dengan ciri khas chorea, kelemahan otot dan beberapa gejala neuropsikiatrei, akibat penyakit autoimun. KLINIS ( 1. !idahului adanya infeksi 32 ,aemlytic streptococcal *4#-4E+. . 8mur 5#15 tahun. -. 9erempuan predominan. /. 'horea general, simertris, gerakan lebih cepat dibanding chorea dari ,utington 5. 9erubahan tingkah laku, gangguan obsesif#kompulsif dan iritabel. ?. sembuh sendiri 5#1? minggu. LABORATORIU' ( Kadar 3ST0 *3nti St (eptolisin 0+ meningkat RADIOLOGIS ( M() lesi di necleus caudatus dan putamen PATOLOGI ANATO'I ( tidak ada data DIAGNOSA BANDING ( Se:%n)ari :*%rea Sydenhams chorea Immune mediated chorea Vascular chorea Harmonal disorders Drug induced chorea Inectious chorea : Bacterial Sydenhams (post streptococcal) Sub-acute bacterial endocarditis eurosyphilis !ubercolosis Viral "easles "umps In#luen$a %ytomegalo&irus Sub-acute sclerosing panencephalitis Human immune de#iciency &irus 'pstein-barr &irus (mononecleosis) Borrelia burgdor#eri (lyme disease) Varicella (rion %reut$#eldt-)a*ob disease TATALKSANANA A. 'EDIKA'ENTOSA ( ',0(D3 !393T !02D()K3N : ,aloperidol 4,5#5 mg%hari, 2enCodiaCepines seperti 'lobaCepam bisa dipakai. 3mantandine 144#-44mg. B. TINDAKAN : # KONSLUTASI : # +ENIS PELAYANAN ( (ingan ra7at jalan TENAGA ( !okter Spesialis Saraf LA'A PERA,ATAN ( 4 PROGNOSIS ( Sembuh sendiri TRE'OR ESENSIAL KRITERIA DIAGNOSIS A. KLINIS ( Tremor Dssential *TD+ berdasarkan 'ore and Secondary 'riteria *lihat Tabel+ 0mset usia data#rata TD: /5 tahun. 2isa uniteral bilateral. Tremor bisa meluas sampai kepala dan leher, kira#kira 54#?4E TD mengenai kepala. Tremor suara *Boice Tremor+ terjadi pada -4E pasien. TD jarang pada tubuh dan kaki. TD cenderung progesi dan sama dengan bertambahnya usia. 3lkohol memperaiki remor pada @4E pasien selama tidur miring. 9erformance test : pasien menulis, menggambar, mengambil benda, minum dengan gelas. LABORATORIU' ( 4 RADIOLOGI ( 4 GOLD STANDARD ( 4 PA ( Tidak ada keluhan DIAGNOSA BANDINGAN 9arkinson, MS, =ilson disease, ,untington. 'erebellar degenerati$e disease. Dfek samping obat : obat asma, anti depresan. Toksin logram berat : timah, merkuri. Thypoid disease T3T3&3KS3N3 3. MD!)K0MDNT0S3 : OBAT D%sis A=al D%sis T> E7e Sam&ing 9ropanolol -4 mg%hr 1?4#-4 mg%hr Kelelahan, impoten, depresi, sesak nafas, bradcardia 9rimidone 1,5#5 mg%hr ?,5#-54 mg%hr Sedasi, neausea, muntah .abapentine -44 mg%hr 144#-?44 mg%hr !ro7sines, kelelahan, nausae, diCCine, sempoyongan 3lpraColam 4,@5 mg%hr 4,@/#,@5 mg%hr Sedasi, kelelahan To 9iramate 5 mg%hr 144#-44 mg%hr 9arestesia, 22 menurun, batu ginjal Nimodipine 14 mg%hr 14 mg%hr ,ipotensi ortostatik Theophyllin 154#-44 mg%hr 15#-44 mg%hr )nsomia. (estlessness, sakit kepala 2otulinum toAin 3 : terutama TD kepala, suara, tangan. B. TINDAKAN 2edah : continus deep brain stimulation 7ith electrode implanted ada $ertal intermedaite nucleus o thamalus dan thalamotomy. 9hysical terapi : speech terapi. PENYULIT Stres, kopi, alkohol. KONSULTASI ( 2edah (ehab medik +ENIS PELAYANAN ( (a7at jalan TENAGA ( !okter spesialis saraf 1isioterapis LA'A PERA,ATAN ( 4 !iagnosis : baik PROGRESSI/E SUPRANU.LEAR PALSY KRITERIA DIAGNOSIS KLINIS 8sia 54#?4 tahun. .ejala meliputi : gangguan keseimbangan*ibalance+, ganggua penglihatan, disartri, disagi, ganguan fungsi intelektual, perubahan kepribadian, atau insomnia. Tidak semua gejala ada pad setiap pasien, tetapi sebagian besar muncul selama perjalanana penyakit. 2iasanya dimulai dengan gangguan $isual, ganguan postur dan gaya berjalan yang tampak pada a7al penyakit. 9ada fase dini penderita sering tiba#tiba terjatuh tanpa penyebab yang jelas *paroCysmal diseHuilbrium+. Sebagian besar cenderung jatuh ke belakang, tetapi bisa jatuh ke segala arah. 'iri khas hipkinesia dan rigiditas otot#oto aAial dan anggota gerak. .angguan gerakan ocular pursuit, khususnya kearah ba7ah, biasanya ta,pak pada saat pertama kali memeriksakan diri. 9aresis menimbulkan pergerakan kepala pasif mengaktifkan reflek oculocephalic *supranuclear+. 9asien kesulitan apabila menuruni tangga, membaca atau mengambil makanan dari piring. .angguan bicara dan menelan, kadang tercekik. !itemukan horiContal sHuare#7a$e jerk, saccadic lambat dan hipmetrik, dan paresis gerakan keatas. 9arsis lateral gaCe terjadi pada tahap lanjut dari penyakit. 3praAia geralan keplopak mata dan blpeharospasme sering terjadi. Tremor janga ditemukan. .angguan mental sering ditemukan, serikng kali berupa perubahan kepribadian, emotional incontinece, atau depresi. !emensia biasanya sama dengan penyakit &obus 1rontalis. Kombiasi disartria, disfagia dan disabilitas menyebabkan kematian karena aspirasi. (espon terapi terhadap le$odopa buruk B. PENUN+ANG M() otak untuk menyingkirkan dementia multi#infrak hidrosefalus. !ingle photion emission computed tomograhpy *9DT+ scan DIAGNOSA BANDING 9arkinson;s disease idiopatik. Sulit dibedakan apabila gerakan bola mata masih normal. !egenerasi coricobasal ganlionci, multiple system atrophy. Normal pressure hydricephalus. Multiple cerebral infrak. TATALAKSANA A. 'e)i%ment%sa. Terapi 9S9 masih belum memuaskan.pada 1%- paseien le$odopa memperbaiki bradikinesia dan rigiditas. 2ila tidak ditemukan perbikan motor dengan le$odopa, obat di stop. 3mantadin dan amitriptilin, terapi pengunaanya terbatas karena efek sampingnya Jolpidem memperbaiki keseimbangan disartri dan disfagi. Terapi 7icara untuk manajemen disartri dan disfagi. 2lepharospasme memberi respon baik terhadap injeksi toksin botulinum. Mata kering akibat jarang berkedip diberi lubrican lopikal B. Tin)aan ( 4 PENYULIT 3spirasi pneumoni. Mata kering. KONSULTASI ( 4 +ENIS PELAYANAN (a7at jalan. (a7at inap. TENAGA ( Spesialis saraf. Spesialis paru. 'IOKLONUS DEFENISI ( Mioklonus adalah gerakan tidak disadari tiba#tiba, sebntar, jerkly, shock like, akibat kontraksi otot *positip mioklonik+, disebabkan gangguan di 'NS timbul di anggota, 7ajah atau badan. KLINIS ( Kalsifikasi : berbagai klasifikasi 2erdasarkan distribusi miklonus : fokal, segmental, general 2erdasarkan neurofisiologi : kortikal, batang otak, spinal. 2erdasarkan 7aktu : ireguler, ritmik, osilatori, mioklonus bisa saat istirahat atau saat kerja. Miklonus bisa reflektoris atu sensitif terhadap stimulus sensoris atau suara. Marsdens membagu mioklus : o 1isiologik K Dsensial K Dpileptik K Simptomatik 1. Fisiologik Mioklonus : timbulnya gerakan mendadak sekelompok otot saat mulai tidur, biasanya sesudah akti$itas berat, emosi atau stress ,iccup isa dimasukan jenis ini. 5. Essential Mioklonus ( 0nset dekade kedua, laki dan perempuan sama, timbul gerakaln mioklonus. Saat kerja, hilang saat tidur, meningkat saat emosi. 8. Epileptik Miklonus : adalah fenomena epilepsi terutama anak#anak, tipe progresif multifokal atau mioklonus general, ditandai dengan timbulnya kelainan neurologis progresif seperti ataCia, spastisitas, demensia, tuli. ". Simptomatim Mioklonus : dihubungkan dengan infeksi, degnerasi metabolik, toAic encefalopati. Klasi7iasi Ber)asar Etil%gi )an Pat%l%gi ( 1. K%rtial 'i%l%nus ( lesi di kortek sensorimotor dan cetusan abnormal a. &esi fokal kortikal : tumor, angioma encefalitis, contoh lesi kortikal : Dpilepsia partial continua. !apat juga lesi subkortikal seperti : 3tropi Multi Systemm 'orticobasal#.anglionic degenrasi. b. 'ortikal myoklonus timbul saat gerakan sadar atau stimulasi somatosensoris. 5. 'i%l%nus Batang Ota : cirinya general dan timbul saat stimulasi suara atau sensoris kepala%leher. !ia7ali akti$$asi sternokleidomastoid, diikuti otot 7ajah, masseter beru badan dan anggota. 8. S&inal 'il%nus : cetusan abnormal dimulai dimotor neuron : Spinal mioklonus segmental : gerakan jerky, berulang#ulang, ritmik, setinggi segmen myelum saat tidur masih timbul 4,5# ,C. ". Palatal 'i%l%nus : lesi di .uillain Mollaret triangle, dekat nukleus dentatus, kontralateral tegmentum dan oli$ia inferior, timbul hiperplasia nukelus oli$ia inteferior. Eti%l%gi 'i%l%nus ( +, !rug induced mioklonus : -nti*on&ulsan. /e&odopa. lithium. %lo$apine. (enicillin. Vigabatrin. %yclosporin. !ricycli -ntidepressan. "0- Inhibitor 1, 0psoklonus#mioklonus sindrome : Viral. %a 0&arii. "elanoma. /ymphoma. Hipogli*emia. 2, 3steriAis : metaboli* 'ce#alopati (misal Hepati* ). /esi !halamus. (utamen. /obus (arietal, 3, Kortikal Mioklonus : !umor. -ngioma. 'nce#laitis, 4, 9alatal Mioklonus : Idiopathic. Stro*e. "S. eurodegenerasi, 5, Spinal mioklonus : mielopati In#lasmasi. %er&ical Spondilosis. !umor. Ischemi*, 6, (ost -noxic ence#alopati, 7, (rogressi&e "yoclonic -taxia (8amsay Hunt Syndrome) 9, !rauma +:, "etal !oxic : "angan. Besi, ++, "(!( ELEKTROFISIOLOGI ( 1. DM. : untuk menentukan akti$itas otot segmental. . SSD9. -. M() otak, spinal /. Dlektron mikroskop pada kulit, konjungti$a dan otot. RADIOLOGI ( 4 GOLD STNDARD ( 4 PATALOGI ANATO' ( 4 DIAGNOSA BANDING ( o 'horea o Tics TATALAKSANA A. 'e)iament%sa ( o 'ari faktir etioloi dan diobati. o KlonaCepam : /#14 mg%hr. o Sodium Balproat : 54#/544 mg%hr. o &isirude. o 3setasolamide *Sindrom (amsay ,unt+ o KarbammaCepin o 9ada post hipoksi mioklonus bisa ditambahkan 5#hidroksi tryptophan dan carbidopa. o 3steriksis*negati$e#mioklonus+ bsa dipakai ethosuAimide dan kreksi metabolit. B. Tin)aan ( 4 PENYULIT ( 4 KONSULTASI ( 4 +ENIS PERA,ATAN ( (a7at nap%jalan TENAGA ( Medis, paramedis. LA'A PEA,ATAN ( 4 PROGNOSIS ( tergangtung penyebab SINDRO'A TOURETTE KRITERIA DIAGNOSIS ( Sindroma Tourette *ST+ adalah sindrma 7aAing, 7aning tik motorik baik simpel atau komplek, disertai minimal satu $okal tics *phoe tics+, disertai obsesi$e# compulsi$e disorders tetapi gaguan tingkah lakumenunjukan kriteria untuk diagnosis, tetapi penting untuk pasien. Onset Klinis Sindroma Tourette pada umur antara 5#4 tahun, dengan rasia laki#laki : perempuan / : 1. TI.S a. singkat, emndadak, timbul iregular dan berulang dari gerakan maupun suara. !ua bentuk tiks adalah motor dan fokal selanjutnya masing#masing dibagi dalam bentuk simpel dan kompleks. b. Simel motor Tics muncul tiba#tiba, tidak ertujuan, mngenai kelompok# kelompok otot, misalnya angkat bahu, kedipan mata, jerking kepala. c. Simpel motor Tics sering tampak lebih#lebih lambat, terus menerus dan gerakan gerakan tonik yang menyerupai distonia *disebut distonic tics+ d. 'ompleA motor Tics : gerakan koordinatif dan berurutan yang menyerupai gerakan motorik normal atau gerakan badan yang kurang tepat dalam intensitas dan 7aktunya. .erakan menyentuh, melempar, memukul an melompat lompat. 'ontoh lain compleA motor Tics adalah menunjukan alat genitalia atau echopaAia. e. Tics suara dihasilkan dari mulut, tenggorokan maupun hidung. f. Tics suara sederhana suara yang tidak terartikulasi; sedangkan yang komplek antara lain, kata, elemen musik. g. Kata#kata kotor *Koprolalia+ h. Tics motor dan phonik bisa muncul selama tidur. Ganguan Tinga* Lau !GTL$ ( a. Manigestasi timbul beberapa tahun bersama onset tics. b. Tingkah laku abnormal atau adanya 0bsesi$e 'ompulsi$e !isorde *0'!+ : pikiran#pikiran obsesi$e, gerakan kompulsif, 3ttension !efisit ,yperacti$ity disorders *3!,!+, disleksia, despresi, obi, tingkah laku anti sosial dan kelainan kepribadan. c. 0bsesi adalah fikiran, ide#ide, bayangan#bayangan, impuls keinginan, juga perasaan kekurangan, keseimbangan, ketakutan yang menggangu keluarga atau sekitarnya. d. 'ompulsions adalah tingkah laku sadar, berulang#ulang respons dari obsesinya, seperti : kebiasaan mengulangi perintah%kebiasaa, menghitung, mengecek pintu, cuci tangan berulang ulang dsb. e. 3!,! adalah tingkah laku impulsi$e dan hiperaktif dengan menurunnya atensi. 3!,! tmbul pada 54E ST, onset 3!,! pada umur /#5 tahun dan #- tahun mendahului tics. LABORATORIU' : tidak ada RADIOLOGIS ( tidak diperlukan, ST hanya diagnosa klinis saja. GOLDEN STANDARD ( tidak ada euro-psychiatric diperlukan pada 0'! dan 3!,!. APTOLOGI ANATO'I ( tidak spesifik, lesi di ganglia basalis terutama nucleus caudatus, kortek inferior parietak. PARIENTAL DIAGNOSA T)'S : ditonia, korea, mioklonus, hiperefleksia Kelainan T)'S sesaat : serangan pada anak. Kelainan Tics motorik primer Kelainan T)'S multipel kronis T)'S pada huntington disease, parkinson. Kelainan pertumbuhan anak. (heumatoid ,eart !isease. TATALAKSANA a. 'e)iament%sa ( Starting dose !opamine#receptors blocker : *mg%days+ # 1luphenaCine 1.4 # 9imoCide .4 # ,aloperidol 4.5 # (isperidone 4.5 # Jiprasidone 4.4 # TrilupareCine1.4 # Molindone 1.o .NS Stimulants 7%r AD-D # Methylphindate 5.4 # 9emoline 1F.@ # !eAtroamphet 5.4amine N%ra)renaline )rugs 7%r im&uls :%ntr%l AD-D # 'lonidine 4.1 # .uanfacine 1.4 Ser%t%nergi: )rugs 7%r O.D # 1louAetin 4#?4 # Sertralin 54#44 # 9aroAetin 4#?4 # 'lomipramin 5 # 1lu$oAamin 54 # BenClafaCin 5 # Tripthophan # M30), mianserin, benCodiaCepin 3. TINDAKAN # T)'S : 9siko terapi # ,ipnotis # Kelainan tingkah laku operasi bedah : Thalamotomy, tracheotomy, cinglutomy. PENYULIT ( 4 KONSLUTASI ( Spesialis saraf Spesialis ji7a 9sikolog +enis Pela2anan ( (a7at jalan TENAGA ( # !okter Spesialis Saraf # !okter Spesialis "i7a # 9sikolog LA'A PERA,ATAN ( tidak ada data PROGNOSIS ( baik .EDERA KEPALA !.EDERA OTAK$ DEFINISI 'edera 0tak *'0+ adalah cedera yang mengenao kepala dan otak, baik yang terjadi secara langsung *kerusakan primer%primary effect+ maupun yang tidak langsung *kerusakan sekunder%secondary effect+. 'edera otak yang terjadi sebagian besar adalah sedera otak tertutup, akibat kekerasa *rudapaksa+, kerena kecelakaan lalu lintas, dan sebagian besar *F/E4 menjalani terapi konser$atif dan sisanya sebanyak 1?E yang membutuhkan tindakan operatif. KRITERIA DIAGNOSIS KLINIS Tergantung berat ringannya cedera otak yang terjadi, dibagi dalam : 1$ 'inimal 0 Sim&le -ea) In?ur2 !S-I$ # Nilai skala Koma .lasgo7 15 *normal+ # Kesadara baik # Tidak ada amnesia 5$ .e)era Ota Ringan !.OR$ # Nilai skala Koma .lasgo7 1/ atau # Nilai skala koma .lasgo7 15 dengan 3mnesia pasca cedera L / jam, atau ,ilangnya kesadaran L 14menit # !apat disertai gejala klinik laiinya, misalnya : mual, muntah, sakit kepala atau $ertigo 8$ .e)era Ota Se)ang !.OS$ # Nilai skala Koma .lasho7 G#1- # ,ilang kesadaran : 14 menit tetatpi kurang dari ? jam. # !apat atau tdak ditemukan adanya defisit neurologis. # 3nesia pasca cedera selama kurang lebih @ hari *bisa postif atau negatif+ "$ .e)era Ota Berat !.OB$ # Nilai skala Koma .aslgo7 5#F # ,ilangnya kesadaran : ? jam # !itemukan defisit neurologis # 3mnesia pasca cedera : @ hari 9$ K%n)isi Kritis # Nilai skala koma glasgo7 -#/ hari # ,ilangnya kesadaran : ? jam # !itemukan defisit neurologis Per)ara*an E&i)ural # &usid inter$al # 3nisokori pupil # ,emiparesis yang terjadi kemudian # (efleks babinski yang terjadi kemudian 1raktur 2asis Kranii # Keluar cairan otak le7at hidung *rinorea+ atau telinga *otorea+ # ,ematoma Mkacamata< atau hematoma retroaurikular *M2attle<s sign<+ LABORATORIU' ( # !arah 9erifer &engkap # .ula darah se7aktu # 8reum%kreatinin # 3nalisa gas darah *3ST(89+ # Dlekrtolit RADIOLOGI ( # 1oto kepala polos, posisi 39%&atNTangesial *sesuai indikasi+ # Skening kepala, gambaran bisa normal, kontusia perdarahan, edema, fraktur tulang kepala. STANDAR BAKU # Skening Kepala *'T#Scan Kepala+ PATOLOGI ANATO'I # Normal, tidak ada kerusakan hanya gangguan fungsinal *Simple ,ead )ndjuri *S,)+ dan Komosio+ # Kontusio # 9erdarahan # Ddema # )skemia # )nfark # 1raktur tulang tengkorang TATALAKSANA Tergantung derajat beratnya cedera. 1+ Minimal # Tirah baring, kepala ditinggikan sekitar -4derajat # )stirahat dirumah # !iberi nasehat agar kembali ke rumah sakit bila ada tanda#tanda perdarahan epidural, seperti orangnya mulai terlihat mengantuk *kesadaran mulai turun#gejala lucid inter$al+ + 'edera 0rak (ingan *Komosia Serbri+ # Tirah baring, kepala ditinggikan sekitar -4 derajat # 0bser$asi di rumah sakit hari # Keluhan hilang, mobilisasi # Simptomatis : anti $ertigo, anti emetik, analgetika # 3ntibiotika *atas indikasi+ -+ 'edera 0tak Sedang dan 2erat *Kontusio Serebri+ a. TERAPI U'U' 8ntuk kesadaran menurun # &akukan reusitasi # 2ebaskan jalan nafas *3ir7ay+, jaga fungsi pernapasan *2reathing+, 'irculation *tidak boleh terjadi hipotensi, sislotik sama dengan atau lebihaG4 meit+, nadi, suhu *tidak bolelh sampai tejadi perikesia+ # Keseimbangan cairan dan elektrolit dan nutrisi yang cukup, dengan kalori 54E lebih dari normal. # "aga keseimbangan gas darah # "aga kebersihan kandung kemih, kalau perlu pasang kateter. # "aga keberisahn dan kelancaran jalur intra$ena. # (ubah#rubah posisiuntk cegah dekubits. # 9osisi kepala ditnggikan -4 derajat. # 9asang selang nasohastrik pada hari ke#, kecuali kontra indikasi yaitu pada fraktur basis kranii.. # )nfus cairan isotonis. # 2erikan 0ksigen sesuai indikasi. 3. TERAPI K-USUS 1. 'e)iament%sa # Mengatasi tekanan tinggi intrakranial, berikan maitol 4E # Sitomatis : analgetik, anti emetik, antipiretik # 3ntiepilepsi diberikan bila terhadi bangkitan epilespsi pasca cedera. # 3ntibiotika diberkan atas indikasi. # 3nti stres ulcer diberikan bila ada perdarahan lambung 5. O&erasi 3ila ter)a&at in)iasi :. RE-ABILITASI # Mobilitas bertahap dilakukan secepatnya selteah keadaa klinik stabil # Neurorestorasi dan Neurorehabilitasi diberikan sesaui dengan kebutuhan. PENYULIT 9era7atan dan konsistensi neurorehabilitasi yang kurang cermat dapat menimbulkan gejala sisa yang sangat ariatif tergantung berat dan lokasi kerusakan otak KONSULTASI ( # 2edah Saraf%2edah &ainya sesuai indikasi. # Neuroemergensi. # Neurobeha$ior.. # Neurorestorasi%Neurorehabilitasi. +ENIS PELAYANAN # (a7at "alan # (a7at )nap TENAGA ( 9era7at, !okter 8mum, !okter Spesialis Saraf, Terapis LA'A PERA,ATAN # Tergantung beratnya, dari hari sampai 1 bulan # Terkadang penyembuhan tidak sempurna, ada gejala sisa dan membutuhkan pera7atan khusus karena kecacatan yang cukup berat. .EDERA 'EDULA SPINALIS DEFINISI 'edera Medula Spinalis *'MS+ atau cedera spinal adalah cedera pada tulang belakang yang menyebabkan penekanan pada medula spinalis sehingga menimblkan myelopati dan merpakan keadaan darurat neurologi yang memerlukan tindakan yang cepat, tepat dan cermat untuk mengurangi kecacatan. 9rognosis penyembuhan tergantung pada faktor yaitu : a+ 2eratnya defisit neurologis yang timbul dan b+ &amanya defisit nerologis sebelum dilakukan tindakan dekompresi 'MS merupakan kasus emergensi neurologi dan perlu mendapat perhatian lebih, oleh karena satu kali medulla spinalis rusak, sebagian besar fungsinya tidak dapat kembali normal. GE+ALA DAN TANDA KLINIS 'edera Medula Spinalis mempunya gambaran klinik yang berbeda tergantung letak dan luas lesi, secara gars besar dapat dibedakan menjadi / kelompok, yaitu : Tabel : Sindroma Mayor 'edera Spinal, yaitu : Ta3el ( Sin)r%ma 'a2%r .e)era S&inal Sin)r%ma Kasus Utama Ge?ala @ Tan)a Klinis ,emicord *bro7n SeHuard Syndrome+ 'edera tembus, kompresi ekstrinsik .g sensorik kontralateral, pareseipsilateral, gg propioseptif ipsillat, rasa raba normal Sindrome Spinallis 3nterior )nfark a.spinalis anterior M7atershed< *T/#T?+, )skemik akut, ,N9 .anguan sensorik bilateral, propioseptif normal, parese 8MN diba7ah lesi, parese &MN setinggi lesi, disfngsi sphincter Sindrom Spinalis Sentral Syringomyelia, ,ypotensi$e Spinal cord ischemic, Trauma spinal *fleksi#ektensi+ tumor Spinal parese&MN pada lengan, parese tungkai *ber$ariasi tingkat kelumpuhannya+, dan spastisitas. Nyeri hebat dan hiperpati, gangguan sensorik pada lengan, disfungsi sphincter atau retensio urin Sindrome Spinalis 9osterior Trauma, infark a.spinalis posterior .angguan propioseptif bilateral, nyeri dan parestesi pada leher, punggung dan bokong, perese ringan Pemerisaan Penun?ang 1. &aboratorium a. !arah 9erifer &engkap b. .ula darah Se7aktu, DO8reum dan Kreatinin . (adiologi a. 1oto $ertebra posisi 39%&3T dengan sentrasi sesuai dengan letak lesi b. 'T Scan atau M() jika diperlukan tindakan operasi -. Neurofisiologi Klinik K DM., N'B. SSD PENATALAKSANAAN 1. Umum a+ "ika ada fraktur atau dislookasi kolumna $ertebralis ser$ikalis, segera pasang kerah fiksasi leher, jangan gerakan kepala atau leher. b+ "ika ada fraktur kolumna$ertebrals torakalis, angkut pasien dalam keadaan terleungkup, lakukan fiksasi trakal *pakai korset+ c+ 1raktur derah lumbal, fiksasi dengan korset lumbal. d+ Kerusakan mendula spinalis dapat menyebabkan tonus pembuluh darah menurun karena paralisis fungsi sistem saraf ortosimpatik denga akibat menurunya tekanan darah. 2eri infus, bila mungkin plasma atau darah, deAtran#/4 atau eskpafusin. Sebaiknya jangan diberi cairan isotonik seperti Na'l 4,GE atau glukosa 5E. 2ila perlu diberikan 4, mg adrenalin s.k, boleh diulang 1 jam keudian. 2ila denyut nadi L // kali%menit, berikan sulfas atropin 4,5 mg i.$. e+ .angguan pernafasan, kalau perlu beri bantuan dengan respirator atau cara lain. "ada jalan nafas tetap lapang. f+ "ika lesi diatas '#F, termoregulasi tidak ada, mungkin terjadi hiperhidrosis, usahakan suhu badan tetap normal. g+ "ika ada gangguan miksi pasang kondng keteter atau daeur kateter dan jika ada gangguan defekasi, berikan laksan%klisma. 5. 'e)iament%sa a+ 2eikan metil#prenisolon -4mg%kg22, i.$ perlahan#lahan selama 15 menit. /5 menit kemudian per infus 5mg%kg22 selama / jam. Kortikosteroid mencegah peroksidasi lipi dan peningkatan sekunder asam arakidonat. b+ 2ila terjadi spastisitas otot : !iaCepam - A 5#14 mg%hari 2akloen - A 5 mghingga - A 4mg%hari c+ 2ila ada rasa nyeri dapat diberikan : 3nalgetika 3ntidepresan : amitrriptilin - A 14 mg % hari 3ntikon$ulsan : neurontin - A -44 mg%hari d+ 2ila terjadi hipertensi akibat gangguan saraf otonom *tensi : 1F4%144 mm,g+, pertimbangkan pemberian obat antihipertensi 8. O&erasi Tindakan operatif dilakukan bila : 3da fraktur, pechan tulang menekan medulla spinalis .ambaran neurologis progresif memburuk 1raktur, dislokasi yang labil Terjadi herniasi diskus inter$ertebralis yang menekan medulla spinalis PENYULIT Tergantung beratnya dan 7aktu datang ke rumah sakit *le7at M7aktu emas<+,tidak dapat sembuh sempurna. KONSULTASI # 2edah Saraf%2edah lainnya tergantung indikasi # Neuroemergensi # Neurorestorasi%Neurorehabilitasi +ENIS LAYANAN # (a7at )nap # (a7at "alan TENAGA 9era7at, !okter 8mum, !okter Spesialis Saraf, Terapis PERA,ATAN Sampai masa akut le7atdan selesainya tindakan yang diperlukan, biasanya @ hari sampai 1 bulan. Terkadang penyembuhan tidak sempurna, ada gejala sisa dan membutuhkan pera7atan khusus karena keccatan yang cukup berat.