Anda di halaman 1dari 49

7.

NEURALGIA KRANIAL DAN PENYEBAB SENTRAL


NYERI FASIAL KRITERIA DIAGNOSIS
Klinis
Neuralgia trigeminal lasi !G"".#"7$
a. Serangan nyeri paroksismal beberapa detik samapi dua menit
melibatkan satu atau lebih cabang N. Trigeminus.
b. Memenuhi paling sedikit satu karakteristik berikut :
1. Kuat, tajam, superfisial atau rasa menikam.
. !ipresiptasi dari trigger area atau oleh faktor pencetus.
c. "enis serangan stereotyped pada masing#masing indi$idu.
d. Tidak ada defisit neurologik.
e. Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
Neuralgia Trigeminal Si%m&t%mati !G"".#"7$
a. Serangan nyeri paroksismal selama beberapa detik sampai dua
menit dengan atau tanpa nyeri persisten di antara serangan
paroksismal, melibatkan satu atau lebih cabang%di$isi N.
Trigeminus.
b. Memenuhi paling sedikit satu karakterustuk nyeri berikut :
1. Kuat, tajam, superfisial atau rasa menikam.
. !iprestpitasi dari trigger area atau oleh faktor pencetus.
c. "enis seranagan stereotyped pada masing#masing indi$idu.
d. &esi penyebab adalah selain kompresi pembuluh darah, juga
kelainan struktural yang nyata terlihat pada pemerikasaan canggih
dan atau ekspliarasi fossa posterior.
Neuralgia Osi&ital !G"".#"7$
a. nyeri yang paroksismal paa daerah distribus ner$us oksipitalis
mayor atau minor, dengan atau tanpa rasa nyeri persisten diantara
serangan paroksismal, yang kadang#kadang diikuti berkurangnya
sesasi atau dysaesthasia pada area yang terkena.
b. Nyeri tekan pada saraf yang bersangkutan.
c. Nyeri dakan berkurang sementara dengan pemberian blokade local
anestesi terhadap saraf yang bersangkutan.
LABORATORIU' ( darah rutin, kimia darah.
RADIOLOGI ( 'T%M() atas indikasi *menyingkirkan penyebab lain+
GOLD STANDARD ( Kriteria ) , S *)nternational ,eadache Society+
PATALOGIK NATAO'IK ( #
Diag%nis Ban)ing
1. Migren.
. Nyeri kepala Klaster.
-. .angguan pada .igi#mulut.
/. Nyeri kepala ser$ikogenik.
TATALAKSANA
Terapi terhadap neuralgia triheminal klasik
Medikamentosa : karbamasepin, 0kskarbasepin, .abapentin, 1enitoin,
&amotrigin, 2aklofen
Tindakan : 0perasi pada kasus intraktabel
Tera&i ter*a)a& Neuralgia trigeminal sim&t%mati
1. Kasual
. Terapi farmaka : sama dengan neralgia trigeminal idiopatik.
-. Terapi bedah : menghasilkan kausal seperti angkat tumor.
Tera&i ter*a)a& Neuralgia Osi&ital
1. 3nalgetik NS3)!s mis : .ol. !iklofenak.
. 1isioterapi, kompres panas lokal, traksi ser$ikal.
-. )njeksi lidkaon 4,5# cc blokade saraf ser$ikal.
/. .abapentin.
5. 2edah dekompresssi saraf ' 6 '- atas indikasi.
PENYULIT
&esi Srtuktural.
KONSULTASI
2edah saraf *atas tindakan+.
+ENIS PELAYANAN
(a7at jalan, kalau perlu ra7at inap.
TENAGA
!okter Spesialis Saraf, !okter (esiden, !okter 8mum, 9era7at
NA'A PERA,ATAN
Tergantung kondiisi klinis
#. NYERI KEPALA AKIBAT PENGGUNAAN OBAT
BERLEBI- !'EDI.ATION O/ERUSE 0 'O-$
#.1 N2eri Ke&ala A3iat Penggunaan Berle3i*an Analgesi
KRITERIA DIAGNOSTIK
Klinis (
a+ Nyeri kepala timbul : 15 hari%bulan diikuti paling sedikit satu dari
gejala di ba7ah ini :
1. 2ilateral.
. Kulitas seperti menekan.mengikat *tidak berdenyut+.
-. )ntensitas ringan atau sedang.
b+ 9emakaian analgesik ringan : 15 hari%bul;an selama - bulan.
c+ Nyeri kepala makin bertambah buruk selama penggunaan
berlebihan analgesik
d+ Nyeri kepala membaik atau kembali ke pola sebelumnya dalam
7aktu bulan setelah penghentian analgesik.
La3%rat%%rium ( darah rutin, kimia darah, urine.
Ra)i%l%gi ( atas indikasi menyingkirkan penyebab lain.
G%l) Stan)ar) ( kriteria diagnostik nyeri kepala kelompok study
Nyeri Kepala 9erdossi 445 yang diadaptasi dari
,)S *)nternational ,eadche Society+
Pat%l%gi anat%mi ( 4
DIAGNOSIS BANDING
1. Tth
. 9sikosomatis
TATALAKSANA : Medikamentosa 6 Tindakan.
PENYULIS : 3danya lesi structural.
KONSULTASI : 9iskiatri.
+ENIS PELAYANAN : (a7at jalan, kalau perlu ra7at inap.
TENAGA : !okter Spesialios Saraf, !okter 8mum,
9era7at.
LA'A PERA,ATAN : Tergantung kondisi klinis.
PENYAKIT PARKINSON !I.D ( G 56$
De7enisi (
9enyakit 9arkinson : adalah bagian dari parkinsonism yang patologis
ditandai dengan degenerasi ganglia basalis terutama di pars compacta substansia
nigra disertai dengan inklusi sitoplasmik eosinofilik *&e7y<s bodies+
9arkinsonism : adalah sindroma yang ditandai dengan tremor 7aktu
istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya releks postural akibat penurunan
dopaimine karena beberapa sebab.
Kriteria Diagn%sis (
A. KLINIS (
Umum (
.ejala dimulai pada satu sisi *hemiparkinson+
Tremor saat istirahat
Tidak didapatkan gejala neurologist lain
Tidak dijumpai kelainan laboraorium dan radiologist.
9erkembangan penyakit lambat.
(espon terhadap le$odopa cepat dan dramatis.
(eleks postural tidak dijumpai pada a7al penyakit
K*usus (
Tremor : laten, saat istirahat, bertahan saat istirahat.
(igiditas
3kinesia%bradikinesia
Kedipan mata berkurang.
=ajah seperti topeng.
,ipotonia.
,ipersali$asi
Takikinesia.
Tulisan semakin kecil#kecil.
'ara berjalan langkah kecil#kecil
,ilangnya reflek postural
.ambaran motoril lain :
!istonia.
(asa kaku.
Sulit memulai gerak.
9alilalia.
9erjalan klinis penyakit 9arkinson dilihat berdasar tahapan menurut ,oehn dan
>ahr.
1. Sta)ium I (
.ejala dan tanda pada satu sisi
.ejala ringan
.ejala yang timbul mengganggu tapi tidak menimbulkan cacat.
Tremor pada satu anggita gerak.
.ejala a7al daoat dikenali orang terdekat.
5. Sta)ium II (
.ejala bilateral.
Terjadi kecacatan minimal.
Sikap%cara berjalan terganggu.
8. Sta)ium III (
.erakan tubuh nyata lambat diri.
.angguan keseimbangan saat berjalan%berdiri.
!isungsi umum sedang
". Sta)ium I/ (
.ejala lebih berat.
Keterbatansan jarak berjalan.
(igiditas dan bradikinesia.
Tidak mampu mandiri.
Tremor berkurang
9. Sta)ium /(
Stadium kakeksia.
Kecacatan kompleks.
Tidam mampu berdiri dan berjalan.
Memerlukan pera7atan tetap.
LABORATORIU' ( tidak ada
RADIGOLOGIS ( 'T Scan kepala untuk menyingkirkan kausa lain.
GOLD STANDARD ( tidak ada.
PATOLOGI ( degenerasi ganglia basalis terutama di substansia
nigra pars kompakta dan adanya le7ys body.
DIAGNOSIS BANDING (
1. 9rogresif Supraneclear 9alsy.
. Multiple System 3trophy.
-. 'orticobasal !egeneration.
/. ,utington !isease.
5. 9rimary 9allidal 3trophy.
?. !iffuse le7y 2ody !isease.
@. 9arkinson Sekunder : ToAic, )nfekesi SS9, !rug )nduced, Baskuler.
TATALAKSANA (
a. 'e)iament%sa :
3mantadin
3ntikholonergik : benCtropin mesilat, biperidin, triheAyphenidil.
!opaminergik : cabidopa dan le$oda,
2enseraCide dan le$odopa.
!opain agonis : bromokriptin mesilat, pergolide mesilat, pramipeAole,
rupinirol, lysride.
'omt inhibitor : Dntacpone, tolcapone.
M30#2 inhibitor : selegiline, laCabemide.
3nti 0ksidan : .lutamat antagonis, alfa tocoferol, asam ascorbat,
betacaroten
3. N%n 'e)iament%sa (
0perasi : talamotomi, palidotomi, transpalantasi substansia nigra,
ablasi dan stimulasi otak.
(ehabilitasi medis.
9sikoterapi.
PENYULIT ( 1luktuasi obat *1enomena off on+
,ipotensi postural
9erubahan tingkah laku : dementia, depresi, sleep disorder, psikosis.
KONSULTASI (
2agian rehabilitasi medis
2edah saraf
9sikiater
+ENIS LAYANAN ( 9oliklinik dan (a7at )nap
TENAGA
Spesialis saraf
Spesialis bedah saraf
9hysiatrist.
9sikiater.
LA'A PERA,ATAN ( #
PROGNOSIS ( 2iasanya berlangsung kronis progresif
DISTONIA
DEFINISI (
distonia adalah sindrima neurologist yang ditandai dengan gerakan
in$oluter, terus menerus, dengan pola tertentu akibat dari kontraksi otot antagonis
yang berulang#ulang sehingga menyebabkab gerakan%posisi tubuh yang abnormal.
KLARIFIKASI(
FOKAL : blepharospasme, distonia oromandibukar, distonia
spasmodic, distonia ser$ikal, 7riter<s cramp.
SEG'ENTAL : aAial *leher tubuh+, satu lengan dan satu bahu, dua
bahu, brachial dan crural.
'ULTIFOKAL : dua atau lebih dua bagiab tubuh yang berbeda.
GENERAL : kombinasi crucal distonia dan segmen yang lain.
-E'IDISTONIA : lengan dan tungkai sesisi.
1. Dist%nia 7%al &rimer
1.A. BLEP-AROSPAS'E (
KRITERIA DIAGNOSIS (
A. KLINIS (
.erakan in$olunter pada penutupan kedua mata berupa kontraksi
spasmodik dan otot orbukularis okuli di pretarsal, preseptal dan
periorbital.
2iasanya disertai distonia dari kelopak mata, pranasal, 7ajah, bibir,
lidah, pharing laring dan otot leher.
2lepharospasme dipicu oleh cahaya yang menyilaukan, polusi
udara dan air, aktifitas dan stress. 2lepharospasme dia7ali
dengan kontrasksi klonik kelopak mata, secara bertahap
memberat sehingga mata tertutu kuat. Kadang penderita
mengalami kesulitan membaca, melihat TB, mengendarai da
aktifitas sehari#hari yang melibatkan penglihatan.
B. LAB ( tidak ada
.. RADIOLOGI ( tidak ada
D. GOLD STANDARD ( tidak ada
E. PATOLOGI ANATO'I ( tidak ada
DIAGNOSIS BANDING ( tidak ada
TATALAKSANA
3. Medikamentosa :
3nticholinergic, benCodiaCepine, baclofen, dan tetrabenasin. 2iasanya
hasilnya kurang memuaskan.
Toksin botulinum meruakan obat pilihan.
2. Non Medikamentosa :
0perasi myectomi atau pemotongan saraf fasial selektif.
(ehabilitasi medis.
PENYULIT ( 9tosis, ecchymosis, diplopa, ectropion, blurred $ision, dry eyes.
KONSULTASI (
2agian rehabilitasi Medis.
2edah saraf.
"enis 9elaynan : poliklinik dan ra7at inap
TENAGA (
Spesialis saraf.
Spesialis bedah saraf.
9sychiatrist.
LA'A PERA,ATAN ( 4
PROGNOSIS ( sulit disembuhkan.
1.B. DISTONIA ORO'ANDIBULER
KRITERIA DIAGNOSIS (
a. KLINIS (
gerakan in$olunter berupa spasme pada dagu, mulut dan itit leidah
sehingga dagu menutup rapat, gigi tergigit rapat, trismus dengan akibat
kerusakan gigi, sendi temporomandibular. 3danya gerakan in$oluntary
pada lidah menyebabkan kesulitan mengecap, berbicara dan mencucu.
3. LAB ( tidak ada.
:. RADIOLOGIS : tidak ada
). G%l) Stan)ar) ( tidak ada.
e. Pat%l%gi Anat%mi ( tidak ada.
DIAGNOSIS BANDING (
1. hemimasticatory spasm.
. hemifacial spasm.
-. temporormandibular syndrome.
TATALAKSANA (
Medikamentosa :
toksin botulinum, bendodiaCepin, anticholinergic, baclofen. 2iasanya
kurang bermanfaat.
Non Medikamentosa : speech terapy, operasi.
PENYULIT ( nyeri local, kesulitan mengunyah dan berbicara.
KONSLUTASI ( (ehabilitasi medis dan bedah saraf
+ENIS PELAYANAN ( poliklinik dan ra7at inap.
TENAGA (
spesialis saraf.
Spesialis bedah saraf.
Spesialis kesehatan ji7a.
LA'A PERA,ATAN ( 4
PROGNOSIS ( sulit disembuhkan.
1... Dist%nia Ser;ial
KRITERIA DIAGNOSIS (
A. Klinis :
Tortikolis, rotasi kepala kelateral, laterokolis, retrokolis dan anterokolis.
Sepertiga penderita mengalami scoliosis, nyeri local akibat spasme otot
dan spondilotik radikulomyelopati.
!ipicu oleh kondisi stress dan kelelahan.
Kadang disertai dengen tremor tangan dan kepala.
B. LAB ( tidak ada.
.. RADIOLOGIST ( tidak ada.
D. GOLD STANDARD ( tidak ada
E. PATALOGI ANATO'I ( tidak ada
DIAGNOSIS BANDING (
distonia karena keracunan obat metoklopramide, neroleptik.
TATALAKSANA (
Medikamentosa :
0bat pilihan : trihesiphenidil, injeksi toksin botulinum.
2ensodiaCepin bias mengurangi nyeri.
,aloperidol jangan digunakan karena dapat menyebabkan tardi$e
dyskinesia.
Non Medikamentosa :
,yponeis, biofeedback, relaksasi, psikoterapi, tusu jarum, brace.
Terapi ini tidak banyak membantu.
PENYULIT ( distoania generalisata.
KONSULTASI ( rehabilitasi medis, psikiater.
+ENIS PELAYANAN ( ra7at jalan.
TENAGA ( Neurologist, physiatrist, psikiater.
PROGNOSIS (
4E remisi spontan, eksaserbasi terjadi beberapa bulan kemudian. Sebagian besar
mengalami distonia sepajang hidup dan sebagian menjadi distonia generalisata.
1.D. DISTONIA LARINGEAL !DISP-ONIA SPAS'ODIK$
KRITERIA DIAGNOSIS.
A. KLINIS (
&atar belakang penderita : guru dan penyanyi.
!istonia pada laring menyebabkan tipe kelainan yaitu tipe adductor
karena hiperadduksi korda $okalis dan tipe abductor oleh karena
kontraksi m. krikoaritenoid posterior selama berbicara sehingga
abduksi korda $okalis terganggu. Keluhan beruoa suara serak, berat,
bergetar.
B. LABORATORIU' ( tidak ada.
.. RADIOLOGIST ( tidak ada.
D. GOLD STANDARD ( tidak ada.
E. PATOLOGI ANATO'I ( tidak ada.
DIAGNOSIS BANDING (
9schogenic $oice disorder, tremor esensial, kelainan korda $okalis, radang korda
$okalis.
TATALAKSANA (
3. Medikamentosa : tidak banyak membantu. Toksin botulinum harus
digunakan secara hati#hati, oleh kerena dapat menyebabkab aphonia,
disfagi.
2. Non Medikamentosa : terapi $ocal, tindakan operasi.
PENYULIT ( aphonia dan disfagi.
KONSULTASI ( rehabilitasi medis, dr. bedah leher dan kepala.
+ENIS PELAYANAN ( ra7at jalan dan ra7at inap.
TENAGA (
Spseialis saraf.
Spesialis kesehatan ji7a.
Spesialis bedah leher dan kepala.
LA'A PERA,ATAN ( 4
PROGNOSIS ( biasanya sulit disembuhkan.
PENYAKIT -UTINGTON
DEFINISI (
9enyahit ,utington *9,+ adalah penyakit neurodegenerasi progressif
genetik autosomal dominant, yang muncul pada de7asa umur pertengahan.
Manifestasi klinis triad adalah mo$ement disorders *chorea+, demansia
*subkortikal demensia+ dan gangguan pskiatri atau tingkah laku.
KLINIS (
1. Manifestasi klinis onset tidak pasti *insidious+, umur -5#/4 tahun,
pre$alensi /#F%144.444 penduduk, diturunkan secara 144E autosomal
dominant *triplet expansi '3. pada chromosom /+.
. chorea timbul pada G4E 9, adalah gerakan yang tidak disadari, spontan,
mendadak, berlebihan, ireguler, kasar, berubah#ubah arah, random.
-. dalam perjalan 9, progresif dan memburuk chorea dapat berubah menjadi
dystoia, gambaran 9arkinson seperti rigiditas bradikinesia, ganguan
postural, myoclonus, ataAia, ganguan gerakan mata sakadik lambat,
memanjangnya respon latensi, stadium lanjut dysphagia.
/. subkortikal demensia pada 9, dengan cirri khas bradyphrenia, ganguan
atensi dan s7Huencing tanpa disetai apraAia, agnosia ata aphasia.
(egistrasi informasi baru dan immediate memory dan recall masih utuh.
Meskipun retrie$al recent dan remote memory terganggu.
5. ganguan 9sikiati dan tingkah laku, kadang psikosis, dengan halusinasi
$isual dan pendengaran, mania, apastos, tingkah laku obsesif dan depresi.
LABORATORIU' (
2ila memungkinkan laboratorium genotyping khusus 9, *triplet expansi '3.
pada chromosom /+.
RADIOLOGIS (
9ada 'T atau m() terlihat atropi berat pada caput cauda dan putamen, atropi
sedang globus pallidus, kortek, substansia nigra, nucleus subthamalus, dan locus
coerolus.
GOLD Stan)ar) ( tidak ada.
ATALOGI ANATO'I (
9ada 9, atropi berat pada caput cauda dan puntaen, atropi sedang lobus pallidus,
kortek, substansia nigra, nucleus subthalamus, dan locus coerolus.
!iagnosa banding, klasifikasi chorea :
Primar2 :*%rea Se:%n)ar2 :*%rea Ot*ers
,untingtons<s !iseases
Neuroacanthocytosis
dentato # pallido # lusyian
atrophy
benign hereditary chorea
7ilson<s diseases
9K3N%,aller$erden#
SpatC Syndrome
Seneli 'horea
paroAysmal chereoathetose
Sydenham<s 'horea
!rug induced chorea
)mune mediated chorea
)nectus chorea
Bascular chorea
,ormonal disorders
Metabolic disorders
Bitamin deiciency
*21 dan 21+
DAposure to toAin
9araneoplastic
syndromes
9ostpump
choreathetosis
TATLAKSANA
MD!)K3MDNT0S3 :
(emacide dan ceonCyme I14 ?44 mg%hari dapat menghambat progesi$itas. 8ntuk
depresi diberikan Tricyclic antidepresan *amitriptylin atau imipramine,
nortriptylin+, SS() *fluoAetine atau sertraline+.
'horea dapat doberika :
,aloperidol 4,5#5mg%hari,
!opamine blocking agent.
2enCodiaCepines seperti clonCepam bisa dipakai.
3mantadine 144#-44mg.
Dmosi tak terkontrol, iritable diberikan 'lonaCepam, 'arbamaCepin atau Balproci
3cid ditambah dengan antidepresan.
.angguan psikiatri seperti delusion diberikan neuropleptik, halopendol
atau thioridaCin.
9iskosis dapat diberikan Iuetiapine dan 'loCapine.
B. TINDAKAN ( Tidak ada
PENYULIT (
.anguan 9sikiatri dan tingkah laku
9arkinsism seperti rigiditas, bradkinesia, gangguan postural dystonia,
myoclonus, ataCia, dysphagia.
KONSULTASI ( !okter Spesialis "i7a
+ENIS PELAYANAN (
(ingan (a7at "alan
2erat (a7at )nap
TENAGA ( !okter Spesialis Saraf
LA'A PERA,ATAN ( 4
PROGNOSIS (
9, adalah penyakit beurodegeneratif yang progresif berakhir fatal, sebab
kematian biasanya aspirasi pneumonia atau tauma sekunder akbiat jatuh.
SYDEN-A'<S .-OREA
KRITERIA DIAGNOSA (
A. DEFENISI (
Sydenham;s chorea *S'+ adalah komplikasi lambat dari infeksi 32
,aemolytic streptococcal dan merupakan kriteria mayor acute rheumatic
fe$er, dengan ciri khas chorea, kelemahan otot dan beberapa gejala
neuropsikiatrei, akibat penyakit autoimun.
KLINIS (
1. !idahului adanya infeksi 32 ,aemlytic streptococcal *4#-4E+.
. 8mur 5#15 tahun.
-. 9erempuan predominan.
/. 'horea general, simertris, gerakan lebih cepat dibanding chorea dari
,utington
5. 9erubahan tingkah laku, gangguan obsesif#kompulsif dan iritabel.
?. sembuh sendiri 5#1? minggu.
LABORATORIU' (
Kadar 3ST0 *3nti St
(eptolisin 0+ meningkat
RADIOLOGIS (
M() lesi di necleus caudatus dan putamen
PATOLOGI ANATO'I ( tidak ada data
DIAGNOSA BANDING (
Se:%n)ari :*%rea
Sydenhams chorea
Immune mediated chorea
Vascular chorea
Harmonal disorders
Drug induced chorea
Inectious chorea :
Bacterial
Sydenhams (post streptococcal)
Sub-acute bacterial endocarditis
eurosyphilis
!ubercolosis
Viral
"easles
"umps
In#luen$a
%ytomegalo&irus
Sub-acute sclerosing panencephalitis
Human immune de#iciency &irus
'pstein-barr &irus (mononecleosis)
Borrelia burgdor#eri (lyme disease)
Varicella
(rion
%reut$#eldt-)a*ob disease
TATALKSANANA
A. 'EDIKA'ENTOSA (
',0(D3 !393T !02D()K3N :
,aloperidol 4,5#5 mg%hari,
2enCodiaCepines seperti 'lobaCepam bisa dipakai.
3mantandine 144#-44mg.
B. TINDAKAN : #
KONSLUTASI : #
+ENIS PELAYANAN ( (ingan ra7at jalan
TENAGA ( !okter Spesialis Saraf
LA'A PERA,ATAN ( 4
PROGNOSIS ( Sembuh sendiri
TRE'OR ESENSIAL
KRITERIA DIAGNOSIS
A. KLINIS (
Tremor Dssential *TD+ berdasarkan 'ore and Secondary 'riteria *lihat
Tabel+
0mset usia data#rata TD: /5 tahun.
2isa uniteral bilateral.
Tremor bisa meluas sampai kepala dan leher, kira#kira 54#?4E TD
mengenai kepala.
Tremor suara *Boice Tremor+ terjadi pada -4E pasien.
TD jarang pada tubuh dan kaki.
TD cenderung progesi dan sama dengan bertambahnya usia.
3lkohol memperaiki remor pada @4E pasien selama tidur miring.
9erformance test : pasien menulis, menggambar, mengambil benda,
minum dengan gelas.
LABORATORIU' ( 4
RADIOLOGI ( 4
GOLD STANDARD ( 4
PA ( Tidak ada keluhan
DIAGNOSA BANDINGAN
9arkinson, MS, =ilson disease, ,untington.
'erebellar degenerati$e disease.
Dfek samping obat : obat asma, anti depresan.
Toksin logram berat : timah, merkuri.
Thypoid disease
T3T3&3KS3N3
3. MD!)K0MDNT0S3 :
OBAT D%sis A=al D%sis T> E7e Sam&ing
9ropanolol -4 mg%hr 1?4#-4 mg%hr
Kelelahan, impoten, depresi,
sesak nafas, bradcardia
9rimidone 1,5#5 mg%hr ?,5#-54 mg%hr Sedasi, neausea, muntah
.abapentine -44 mg%hr 144#-?44 mg%hr
!ro7sines, kelelahan, nausae,
diCCine, sempoyongan
3lpraColam 4,@5 mg%hr 4,@/#,@5 mg%hr Sedasi, kelelahan
To 9iramate 5 mg%hr 144#-44 mg%hr
9arestesia, 22 menurun, batu
ginjal
Nimodipine 14 mg%hr 14 mg%hr ,ipotensi ortostatik
Theophyllin 154#-44 mg%hr 15#-44 mg%hr
)nsomia. (estlessness, sakit
kepala
2otulinum toAin 3 : terutama TD kepala, suara, tangan.
B. TINDAKAN
2edah : continus deep brain stimulation 7ith electrode implanted ada
$ertal intermedaite nucleus o thamalus dan thalamotomy.
9hysical terapi : speech terapi.
PENYULIT
Stres, kopi, alkohol.
KONSULTASI (
2edah
(ehab medik
+ENIS PELAYANAN (
(a7at jalan
TENAGA (
!okter spesialis saraf
1isioterapis
LA'A PERA,ATAN ( 4
!iagnosis : baik
PROGRESSI/E SUPRANU.LEAR PALSY
KRITERIA DIAGNOSIS
KLINIS
8sia 54#?4 tahun.
.ejala meliputi : gangguan keseimbangan*ibalance+, ganggua penglihatan,
disartri, disagi, ganguan fungsi intelektual, perubahan kepribadian, atau
insomnia. Tidak semua gejala ada pad setiap pasien, tetapi sebagian besar
muncul selama perjalanana penyakit.
2iasanya dimulai dengan gangguan $isual, ganguan postur dan gaya
berjalan yang tampak pada a7al penyakit. 9ada fase dini penderita sering
tiba#tiba terjatuh tanpa penyebab yang jelas *paroCysmal diseHuilbrium+.
Sebagian besar cenderung jatuh ke belakang, tetapi bisa jatuh ke segala
arah.
'iri khas hipkinesia dan rigiditas otot#oto aAial dan anggota gerak.
.angguan gerakan ocular pursuit, khususnya kearah ba7ah, biasanya
ta,pak pada saat pertama kali memeriksakan diri. 9aresis menimbulkan
pergerakan kepala pasif mengaktifkan reflek oculocephalic *supranuclear+.
9asien kesulitan apabila menuruni tangga, membaca atau mengambil
makanan dari piring.
.angguan bicara dan menelan, kadang tercekik.
!itemukan horiContal sHuare#7a$e jerk, saccadic lambat dan hipmetrik,
dan paresis gerakan keatas. 9arsis lateral gaCe terjadi pada tahap lanjut dari
penyakit.
3praAia geralan keplopak mata dan blpeharospasme sering terjadi.
Tremor janga ditemukan.
.angguan mental sering ditemukan, serikng kali berupa perubahan
kepribadian, emotional incontinece, atau depresi. !emensia biasanya sama
dengan penyakit &obus 1rontalis.
Kombiasi disartria, disfagia dan disabilitas menyebabkan kematian karena
aspirasi.
(espon terapi terhadap le$odopa buruk
B. PENUN+ANG
M() otak untuk menyingkirkan dementia multi#infrak hidrosefalus.
!ingle photion emission computed tomograhpy *9DT+ scan
DIAGNOSA BANDING
9arkinson;s disease idiopatik. Sulit dibedakan apabila gerakan bola mata
masih normal.
!egenerasi coricobasal ganlionci, multiple system atrophy.
Normal pressure hydricephalus.
Multiple cerebral infrak.
TATALAKSANA
A. 'e)i%ment%sa.
Terapi 9S9 masih belum memuaskan.pada 1%- paseien le$odopa
memperbaiki bradikinesia dan rigiditas. 2ila tidak ditemukan perbikan
motor dengan le$odopa, obat di stop.
3mantadin dan amitriptilin, terapi pengunaanya terbatas karena efek
sampingnya
Jolpidem memperbaiki keseimbangan disartri dan disfagi.
Terapi 7icara untuk manajemen disartri dan disfagi.
2lepharospasme memberi respon baik terhadap injeksi toksin
botulinum. Mata kering akibat jarang berkedip diberi lubrican lopikal
B. Tin)aan ( 4
PENYULIT
3spirasi pneumoni.
Mata kering.
KONSULTASI ( 4
+ENIS PELAYANAN
(a7at jalan.
(a7at inap.
TENAGA (
Spesialis saraf.
Spesialis paru.
'IOKLONUS
DEFENISI (
Mioklonus adalah gerakan tidak disadari tiba#tiba, sebntar, jerkly, shock like,
akibat kontraksi otot *positip mioklonik+, disebabkan gangguan di 'NS timbul di
anggota, 7ajah atau badan.
KLINIS (
Kalsifikasi : berbagai klasifikasi
2erdasarkan distribusi miklonus : fokal, segmental, general
2erdasarkan neurofisiologi : kortikal, batang otak, spinal.
2erdasarkan 7aktu : ireguler, ritmik, osilatori, mioklonus bisa saat
istirahat atau saat kerja.
Miklonus bisa reflektoris atu sensitif terhadap stimulus sensoris atau suara.
Marsdens membagu mioklus :
o 1isiologik K Dsensial K Dpileptik K Simptomatik
1. Fisiologik Mioklonus : timbulnya gerakan mendadak sekelompok otot
saat mulai tidur, biasanya sesudah akti$itas berat, emosi atau stress ,iccup
isa dimasukan jenis ini.
5. Essential Mioklonus ( 0nset dekade kedua, laki dan perempuan sama,
timbul gerakaln mioklonus. Saat kerja, hilang saat tidur, meningkat saat
emosi.
8. Epileptik Miklonus : adalah fenomena epilepsi terutama anak#anak, tipe
progresif multifokal atau mioklonus general, ditandai dengan timbulnya
kelainan neurologis progresif seperti ataCia, spastisitas, demensia, tuli.
". Simptomatim Mioklonus : dihubungkan dengan infeksi, degnerasi
metabolik, toAic encefalopati.
Klasi7iasi Ber)asar Etil%gi )an Pat%l%gi (
1. K%rtial 'i%l%nus ( lesi di kortek sensorimotor dan cetusan abnormal
a. &esi fokal kortikal : tumor, angioma encefalitis, contoh lesi kortikal :
Dpilepsia partial continua. !apat juga lesi subkortikal seperti : 3tropi
Multi Systemm 'orticobasal#.anglionic degenrasi.
b. 'ortikal myoklonus timbul saat gerakan sadar atau stimulasi
somatosensoris.
5. 'i%l%nus Batang Ota : cirinya general dan timbul saat stimulasi suara
atau sensoris kepala%leher. !ia7ali akti$$asi sternokleidomastoid, diikuti
otot 7ajah, masseter beru badan dan anggota.
8. S&inal 'il%nus : cetusan abnormal dimulai dimotor neuron : Spinal
mioklonus segmental : gerakan jerky, berulang#ulang, ritmik, setinggi
segmen myelum saat tidur masih timbul 4,5# ,C.
". Palatal 'i%l%nus : lesi di .uillain Mollaret triangle, dekat nukleus
dentatus, kontralateral tegmentum dan oli$ia inferior, timbul hiperplasia
nukelus oli$ia inteferior.
Eti%l%gi 'i%l%nus (
+, !rug induced mioklonus :
-nti*on&ulsan. /e&odopa. lithium. %lo$apine. (enicillin. Vigabatrin.
%yclosporin. !ricycli -ntidepressan. "0- Inhibitor
1, 0psoklonus#mioklonus sindrome :
Viral. %a 0&arii. "elanoma. /ymphoma. Hipogli*emia.
2, 3steriAis : metaboli* 'ce#alopati (misal Hepati* ). /esi !halamus.
(utamen. /obus (arietal,
3, Kortikal Mioklonus : !umor. -ngioma. 'nce#laitis,
4, 9alatal Mioklonus : Idiopathic. Stro*e. "S. eurodegenerasi,
5, Spinal mioklonus : mielopati In#lasmasi. %er&ical Spondilosis. !umor.
Ischemi*,
6, (ost -noxic ence#alopati,
7, (rogressi&e "yoclonic -taxia (8amsay Hunt Syndrome)
9, !rauma
+:, "etal !oxic : "angan. Besi,
++, "(!(
ELEKTROFISIOLOGI (
1. DM. : untuk menentukan akti$itas otot segmental.
. SSD9.
-. M() otak, spinal
/. Dlektron mikroskop pada kulit, konjungti$a dan otot.
RADIOLOGI ( 4
GOLD STNDARD ( 4
PATALOGI ANATO' ( 4
DIAGNOSA BANDING (
o 'horea
o Tics
TATALAKSANA
A. 'e)iament%sa (
o 'ari faktir etioloi dan diobati.
o KlonaCepam : /#14 mg%hr.
o Sodium Balproat : 54#/544 mg%hr.
o &isirude.
o 3setasolamide *Sindrom (amsay ,unt+
o KarbammaCepin
o 9ada post hipoksi mioklonus bisa ditambahkan 5#hidroksi tryptophan
dan carbidopa.
o 3steriksis*negati$e#mioklonus+ bsa dipakai ethosuAimide dan kreksi
metabolit.
B. Tin)aan ( 4
PENYULIT ( 4
KONSULTASI ( 4
+ENIS PERA,ATAN ( (a7at nap%jalan
TENAGA ( Medis, paramedis.
LA'A PEA,ATAN ( 4
PROGNOSIS ( tergangtung penyebab
SINDRO'A TOURETTE
KRITERIA DIAGNOSIS (
Sindroma Tourette *ST+ adalah sindrma 7aAing, 7aning tik motorik baik simpel
atau komplek, disertai minimal satu $okal tics *phoe tics+, disertai obsesi$e#
compulsi$e disorders tetapi gaguan tingkah lakumenunjukan kriteria untuk
diagnosis, tetapi penting untuk pasien.
Onset Klinis
Sindroma Tourette pada umur antara 5#4 tahun, dengan rasia laki#laki :
perempuan / : 1.
TI.S
a. singkat, emndadak, timbul iregular dan berulang dari gerakan maupun
suara. !ua bentuk tiks adalah motor dan fokal selanjutnya masing#masing
dibagi dalam bentuk simpel dan kompleks.
b. Simel motor Tics muncul tiba#tiba, tidak ertujuan, mngenai kelompok#
kelompok otot, misalnya angkat bahu, kedipan mata, jerking kepala.
c. Simpel motor Tics sering tampak lebih#lebih lambat, terus menerus dan
gerakan gerakan tonik yang menyerupai distonia *disebut distonic tics+
d. 'ompleA motor Tics : gerakan koordinatif dan berurutan yang menyerupai
gerakan motorik normal atau gerakan badan yang kurang tepat dalam
intensitas dan 7aktunya. .erakan menyentuh, melempar, memukul an
melompat lompat. 'ontoh lain compleA motor Tics adalah menunjukan
alat genitalia atau echopaAia.
e. Tics suara dihasilkan dari mulut, tenggorokan maupun hidung.
f. Tics suara sederhana suara yang tidak terartikulasi; sedangkan yang
komplek antara lain, kata, elemen musik.
g. Kata#kata kotor *Koprolalia+
h. Tics motor dan phonik bisa muncul selama tidur.
Ganguan Tinga* Lau !GTL$ (
a. Manigestasi timbul beberapa tahun bersama onset tics.
b. Tingkah laku abnormal atau adanya 0bsesi$e 'ompulsi$e !isorde
*0'!+ : pikiran#pikiran obsesi$e, gerakan kompulsif, 3ttension !efisit
,yperacti$ity disorders *3!,!+, disleksia, despresi, obi, tingkah laku anti
sosial dan kelainan kepribadan.
c. 0bsesi adalah fikiran, ide#ide, bayangan#bayangan, impuls keinginan, juga
perasaan kekurangan, keseimbangan, ketakutan yang menggangu keluarga
atau sekitarnya.
d. 'ompulsions adalah tingkah laku sadar, berulang#ulang respons dari
obsesinya, seperti : kebiasaan mengulangi perintah%kebiasaa, menghitung,
mengecek pintu, cuci tangan berulang ulang dsb.
e. 3!,! adalah tingkah laku impulsi$e dan hiperaktif dengan menurunnya
atensi. 3!,! tmbul pada 54E ST, onset 3!,! pada umur /#5 tahun dan
#- tahun mendahului tics.
LABORATORIU' : tidak ada
RADIOLOGIS ( tidak diperlukan, ST hanya diagnosa klinis saja.
GOLDEN STANDARD ( tidak ada
euro-psychiatric diperlukan pada 0'! dan 3!,!.
APTOLOGI ANATO'I ( tidak spesifik, lesi di ganglia basalis terutama nucleus
caudatus, kortek inferior parietak.
PARIENTAL DIAGNOSA
T)'S : ditonia, korea, mioklonus, hiperefleksia
Kelainan T)'S sesaat : serangan pada anak.
Kelainan Tics motorik primer
Kelainan T)'S multipel kronis
T)'S pada huntington disease, parkinson.
Kelainan pertumbuhan anak.
(heumatoid ,eart !isease.
TATALAKSANA
a. 'e)iament%sa ( Starting dose
!opamine#receptors blocker : *mg%days+
# 1luphenaCine 1.4
# 9imoCide .4
# ,aloperidol 4.5
# (isperidone 4.5
# Jiprasidone 4.4
# TrilupareCine1.4
# Molindone 1.o
.NS Stimulants 7%r AD-D
# Methylphindate 5.4
# 9emoline 1F.@
# !eAtroamphet 5.4amine
N%ra)renaline )rugs 7%r im&uls :%ntr%l AD-D
# 'lonidine 4.1
# .uanfacine 1.4
Ser%t%nergi: )rugs 7%r O.D
# 1louAetin 4#?4
# Sertralin 54#44
# 9aroAetin 4#?4
# 'lomipramin 5
# 1lu$oAamin 54
# BenClafaCin 5
# Tripthophan
# M30), mianserin, benCodiaCepin
3. TINDAKAN
# T)'S : 9siko terapi
# ,ipnotis
# Kelainan tingkah laku operasi bedah : Thalamotomy, tracheotomy,
cinglutomy.
PENYULIT ( 4
KONSLUTASI (
Spesialis saraf
Spesialis ji7a
9sikolog
+enis Pela2anan ( (a7at jalan
TENAGA (
# !okter Spesialis Saraf
# !okter Spesialis "i7a
# 9sikolog
LA'A PERA,ATAN ( tidak ada data
PROGNOSIS ( baik
.EDERA KEPALA !.EDERA OTAK$
DEFINISI
'edera 0tak *'0+ adalah cedera yang mengenao kepala dan otak, baik yang
terjadi secara langsung *kerusakan primer%primary effect+ maupun yang tidak
langsung *kerusakan sekunder%secondary effect+. 'edera otak yang terjadi
sebagian besar adalah sedera otak tertutup, akibat kekerasa *rudapaksa+, kerena
kecelakaan lalu lintas, dan sebagian besar *F/E4 menjalani terapi konser$atif dan
sisanya sebanyak 1?E yang membutuhkan tindakan operatif.
KRITERIA DIAGNOSIS
KLINIS
Tergantung berat ringannya cedera otak yang terjadi, dibagi dalam :
1$ 'inimal 0 Sim&le -ea) In?ur2 !S-I$
# Nilai skala Koma .lasgo7 15 *normal+
# Kesadara baik
# Tidak ada amnesia
5$ .e)era Ota Ringan !.OR$
# Nilai skala Koma .lasgo7 1/ atau
# Nilai skala koma .lasgo7 15 dengan
3mnesia pasca cedera L / jam, atau
,ilangnya kesadaran L 14menit
# !apat disertai gejala klinik laiinya, misalnya : mual, muntah, sakit
kepala atau $ertigo
8$ .e)era Ota Se)ang !.OS$
# Nilai skala Koma .lasho7 G#1-
# ,ilang kesadaran : 14 menit tetatpi kurang dari ? jam.
# !apat atau tdak ditemukan adanya defisit neurologis.
# 3nesia pasca cedera selama kurang lebih @ hari *bisa postif atau
negatif+
"$ .e)era Ota Berat !.OB$
# Nilai skala Koma .aslgo7 5#F
# ,ilangnya kesadaran : ? jam
# !itemukan defisit neurologis
# 3mnesia pasca cedera : @ hari
9$ K%n)isi Kritis
# Nilai skala koma glasgo7 -#/ hari
# ,ilangnya kesadaran : ? jam
# !itemukan defisit neurologis
Per)ara*an E&i)ural
# &usid inter$al
# 3nisokori pupil
# ,emiparesis yang terjadi kemudian
# (efleks babinski yang terjadi kemudian
1raktur 2asis Kranii
# Keluar cairan otak le7at hidung *rinorea+ atau telinga *otorea+
# ,ematoma Mkacamata< atau hematoma retroaurikular *M2attle<s sign<+
LABORATORIU' (
# !arah 9erifer &engkap
# .ula darah se7aktu
# 8reum%kreatinin
# 3nalisa gas darah *3ST(89+
# Dlekrtolit
RADIOLOGI (
# 1oto kepala polos, posisi 39%&atNTangesial *sesuai indikasi+
# Skening kepala, gambaran bisa normal, kontusia perdarahan, edema, fraktur
tulang kepala.
STANDAR BAKU
# Skening Kepala *'T#Scan Kepala+
PATOLOGI ANATO'I
# Normal, tidak ada kerusakan hanya gangguan fungsinal *Simple ,ead
)ndjuri *S,)+ dan Komosio+
# Kontusio
# 9erdarahan
# Ddema
# )skemia
# )nfark
# 1raktur tulang tengkorang
TATALAKSANA
Tergantung derajat beratnya cedera.
1+ Minimal
# Tirah baring, kepala ditinggikan sekitar -4derajat
# )stirahat dirumah
# !iberi nasehat agar kembali ke rumah sakit bila ada tanda#tanda
perdarahan epidural, seperti orangnya mulai terlihat mengantuk
*kesadaran mulai turun#gejala lucid inter$al+
+ 'edera 0rak (ingan *Komosia Serbri+
# Tirah baring, kepala ditinggikan sekitar -4 derajat
# 0bser$asi di rumah sakit hari
# Keluhan hilang, mobilisasi
# Simptomatis : anti $ertigo, anti emetik, analgetika
# 3ntibiotika *atas indikasi+
-+ 'edera 0tak Sedang dan 2erat *Kontusio Serebri+
a. TERAPI U'U'
8ntuk kesadaran menurun
# &akukan reusitasi
# 2ebaskan jalan nafas *3ir7ay+, jaga fungsi pernapasan *2reathing+,
'irculation *tidak boleh terjadi hipotensi, sislotik sama dengan atau
lebihaG4 meit+, nadi, suhu *tidak bolelh sampai tejadi perikesia+
# Keseimbangan cairan dan elektrolit dan nutrisi yang cukup, dengan
kalori 54E lebih dari normal.
# "aga keseimbangan gas darah
# "aga kebersihan kandung kemih, kalau perlu pasang kateter.
# "aga keberisahn dan kelancaran jalur intra$ena.
# (ubah#rubah posisiuntk cegah dekubits.
# 9osisi kepala ditnggikan -4 derajat.
# 9asang selang nasohastrik pada hari ke#, kecuali kontra indikasi
yaitu pada fraktur basis kranii..
# )nfus cairan isotonis.
# 2erikan 0ksigen sesuai indikasi.
3. TERAPI K-USUS
1. 'e)iament%sa
# Mengatasi tekanan tinggi intrakranial, berikan maitol 4E
# Sitomatis : analgetik, anti emetik, antipiretik
# 3ntiepilepsi diberikan bila terhadi bangkitan epilespsi pasca
cedera.
# 3ntibiotika diberkan atas indikasi.
# 3nti stres ulcer diberikan bila ada perdarahan lambung
5. O&erasi 3ila ter)a&at in)iasi
:. RE-ABILITASI
# Mobilitas bertahap dilakukan secepatnya selteah keadaa klinik stabil
# Neurorestorasi dan Neurorehabilitasi diberikan sesaui dengan
kebutuhan.
PENYULIT
9era7atan dan konsistensi neurorehabilitasi yang kurang cermat dapat
menimbulkan gejala sisa yang sangat ariatif tergantung berat dan lokasi kerusakan
otak
KONSULTASI (
# 2edah Saraf%2edah &ainya sesuai indikasi.
# Neuroemergensi.
# Neurobeha$ior..
# Neurorestorasi%Neurorehabilitasi.
+ENIS PELAYANAN
# (a7at "alan
# (a7at )nap
TENAGA (
9era7at, !okter 8mum, !okter Spesialis Saraf, Terapis
LA'A PERA,ATAN
# Tergantung beratnya, dari hari sampai 1 bulan
# Terkadang penyembuhan tidak sempurna, ada gejala sisa dan membutuhkan
pera7atan khusus karena kecacatan yang cukup berat.
.EDERA 'EDULA SPINALIS
DEFINISI
'edera Medula Spinalis *'MS+ atau cedera spinal adalah cedera pada tulang
belakang yang menyebabkan penekanan pada medula spinalis sehingga
menimblkan myelopati dan merpakan keadaan darurat neurologi yang
memerlukan tindakan yang cepat, tepat dan cermat untuk mengurangi kecacatan.
9rognosis penyembuhan tergantung pada faktor yaitu :
a+ 2eratnya defisit neurologis yang timbul dan
b+ &amanya defisit nerologis sebelum dilakukan tindakan dekompresi
'MS merupakan kasus emergensi neurologi dan perlu mendapat perhatian lebih,
oleh karena satu kali medulla spinalis rusak, sebagian besar fungsinya tidak dapat
kembali normal.
GE+ALA DAN TANDA KLINIS
'edera Medula Spinalis mempunya gambaran klinik yang berbeda tergantung
letak dan luas lesi, secara gars besar dapat dibedakan menjadi / kelompok, yaitu :
Tabel : Sindroma Mayor 'edera Spinal, yaitu :
Ta3el ( Sin)r%ma 'a2%r .e)era S&inal
Sin)r%ma Kasus Utama Ge?ala @ Tan)a Klinis
,emicord *bro7n SeHuard
Syndrome+
'edera tembus, kompresi
ekstrinsik
.g sensorik kontralateral,
pareseipsilateral, gg propioseptif ipsillat,
rasa raba normal
Sindrome Spinallis 3nterior
)nfark a.spinalis anterior
M7atershed< *T/#T?+, )skemik
akut, ,N9
.anguan sensorik bilateral, propioseptif
normal, parese 8MN diba7ah lesi, parese
&MN setinggi lesi, disfngsi sphincter
Sindrom Spinalis Sentral
Syringomyelia, ,ypotensi$e
Spinal cord ischemic,
Trauma spinal *fleksi#ektensi+
tumor Spinal
parese&MN pada lengan, parese tungkai
*ber$ariasi tingkat kelumpuhannya+, dan
spastisitas. Nyeri hebat dan hiperpati,
gangguan sensorik pada lengan, disfungsi
sphincter atau retensio urin
Sindrome Spinalis 9osterior
Trauma, infark a.spinalis
posterior
.angguan propioseptif bilateral, nyeri
dan parestesi pada leher, punggung dan
bokong, perese ringan
Pemerisaan Penun?ang
1. &aboratorium
a. !arah 9erifer &engkap
b. .ula darah Se7aktu, DO8reum dan Kreatinin
. (adiologi
a. 1oto $ertebra posisi 39%&3T dengan sentrasi sesuai dengan letak lesi
b. 'T Scan atau M() jika diperlukan tindakan operasi
-. Neurofisiologi Klinik K DM., N'B. SSD
PENATALAKSANAAN
1. Umum
a+ "ika ada fraktur atau dislookasi kolumna $ertebralis ser$ikalis, segera
pasang kerah fiksasi leher, jangan gerakan kepala atau leher.
b+ "ika ada fraktur kolumna$ertebrals torakalis, angkut pasien dalam
keadaan terleungkup, lakukan fiksasi trakal *pakai korset+
c+ 1raktur derah lumbal, fiksasi dengan korset lumbal.
d+ Kerusakan mendula spinalis dapat menyebabkan tonus pembuluh
darah menurun karena paralisis fungsi sistem saraf ortosimpatik denga
akibat menurunya tekanan darah. 2eri infus, bila mungkin plasma atau
darah, deAtran#/4 atau eskpafusin. Sebaiknya jangan diberi cairan
isotonik seperti Na'l 4,GE atau glukosa 5E. 2ila perlu diberikan 4,
mg adrenalin s.k, boleh diulang 1 jam keudian. 2ila denyut nadi L //
kali%menit, berikan sulfas atropin 4,5 mg i.$.
e+ .angguan pernafasan, kalau perlu beri bantuan dengan respirator atau
cara lain. "ada jalan nafas tetap lapang.
f+ "ika lesi diatas '#F, termoregulasi tidak ada, mungkin terjadi
hiperhidrosis, usahakan suhu badan tetap normal.
g+ "ika ada gangguan miksi pasang kondng keteter atau daeur kateter dan
jika ada gangguan defekasi, berikan laksan%klisma.
5. 'e)iament%sa
a+ 2eikan metil#prenisolon -4mg%kg22, i.$ perlahan#lahan selama 15
menit. /5 menit kemudian per infus 5mg%kg22 selama / jam.
Kortikosteroid mencegah peroksidasi lipi dan peningkatan sekunder
asam arakidonat.
b+ 2ila terjadi spastisitas otot :
!iaCepam - A 5#14 mg%hari
2akloen - A 5 mghingga - A 4mg%hari
c+ 2ila ada rasa nyeri dapat diberikan :
3nalgetika
3ntidepresan : amitrriptilin - A 14 mg % hari
3ntikon$ulsan : neurontin - A -44 mg%hari
d+ 2ila terjadi hipertensi akibat gangguan saraf otonom *tensi : 1F4%144
mm,g+, pertimbangkan pemberian obat antihipertensi
8. O&erasi
Tindakan operatif dilakukan bila :
3da fraktur, pechan tulang menekan medulla spinalis
.ambaran neurologis progresif memburuk
1raktur, dislokasi yang labil
Terjadi herniasi diskus inter$ertebralis yang menekan medulla spinalis
PENYULIT
Tergantung beratnya dan 7aktu datang ke rumah sakit *le7at M7aktu emas<+,tidak
dapat sembuh sempurna.
KONSULTASI
# 2edah Saraf%2edah lainnya tergantung indikasi
# Neuroemergensi
# Neurorestorasi%Neurorehabilitasi
+ENIS LAYANAN
# (a7at )nap
# (a7at "alan
TENAGA
9era7at, !okter 8mum, !okter Spesialis Saraf, Terapis
PERA,ATAN
Sampai masa akut le7atdan selesainya tindakan yang diperlukan, biasanya @ hari
sampai 1 bulan.
Terkadang penyembuhan tidak sempurna, ada gejala sisa dan membutuhkan
pera7atan khusus karena keccatan yang cukup berat.

Anda mungkin juga menyukai