Anda di halaman 1dari 28

Usulan penelitian

Sardi M. Nabuasa
0907012792
Kajian Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kepadatan Lalat Di
Pasar Kasih dan Pasar Oeba Kota
Kupang Tahun 2014



BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya
bersifat tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang
bertemu secara langsung. Proses jual beli biasanya melalui proses
tawar menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu
barang bukan merupakan harga tetap, dalam arti lain masih dapat
ditawar dimana didalamnya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan
dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun pengelola
pasar. Pasar tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta
keperluan rumah tangga seperti ikan, buah, sayur-sayuran, telur,
daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain.
Ciri khas pasar
tradisional
tenda-tenda tempat penjual
memasarkan dagangannya serta
pembeli yang berjalan hilir mudik
untuk memilih dan menawar barang
yang akan dibelinya.

Salah satu pasar
tradisional yang ada di
Kota Kupang yaitu Pasar
Kasih Kota Kupang
Pasar Kasih adalah pasar tradisional yang mempunyai
jumlah penjual terbanyak dari 3 pasar tradisional lainnya
yang ada di Kota Kupang yaitu Pasar Oeba, Pasar
Kuanino dan Pasar Oebobo sebanyak 1973 penjual
dimana bangunan pada Pasar Kasih biasanya terdiri dari
kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka
oleh penjual maupun pengelola pasar.

Sampah Organik:
(sisa bahan makanan
dan sisa makanan)

Aktivitas yang
dilakukan pada
Pasar Kasih
Sampah Non Organik:
(plastik, logam, kaca/gelas,
karet, kain dan lain-lain)
SAMPAH
berasal dari
kegiatan jual beli
oleh penjual
maupun pembeli
JENIS SAMPAH

Timbulan sampah yang dihasilkan rata-rata
per harinya sebanyak 47, 352 m
3
/hari

Jika tdk ditangani maka dapat mengganggu estetika
lingkungan, menimbulkan bau, serta mengakibatkan tempat
berkembang biaknya vektor penyakit
Dengan melihat masalah yang
ditimbulkan oleh sampah, maka
perlu dilakukan manajemen
pengelolaan sampah
Pada pasar Kasih manajemen pengelolaan yang dilakukan yaitu:
1. PENIMBULAN (tidak melakukan pemisahan antara sampah organik
dan sampah non organik)
2. PEWADAHAN (tidak tersedianya tempat pemisahan antara sampah
organik dan sampah non organik)
3. PENGUMPULAN (tidak ada Tempat Penampungan Sampah
Sementara (TPS) sehingga para pedagang hanya membuang sampah
begitu saja )
4. PENGANGKUTAN

1. Penimbulan sampah
2. Pewadahan sampah
3. Pengumpulan sampah
4. Pengangkutan sampah

Pasar Kasih tidak melakukan pemisahan terhadap jenis sampah.

Untuk pewadahan sampah pada Pasar Kasih mempunyai
persentase kepemilikan tempat pewadahan sampah yang
paling tinggi sebanyak 60,67%.

Dimana jenis pewadahan sampah yang dipakai yaitu gardus,
kantong plastik, karung, ember plastik, nyiru, dan ban.
Hasil penelitian Irene
Rosari (2009)
Pengumpulan sampah pada Pasar Kasih dinyatakan tidak laik
sehat sebesar 33,33% dimana pengumpulan dilakukan dengan
menggunakan pola individual langsung yaitu pengumpulan
dilakukan oleh petugas pengumpul dengan mendatangi tiap-tiap
sumber sampah dan diangkut ke TPS.

Untuk pengangkutan sampah pada Pasar Kasih dinyatakan tidak
laik sehat yaitu sebesar 33,33% dimana proses pengangkutan
hanya dilakukan satu kali dalam seminggu dengan sistem
pengangkutan menggunakan truk pengangkut sampah yang
diangkut dari TPS ke TPA
B. RUMUSAN MASALAH

1. Berapa besar timbulan sampah pada
Pasar Kasih Kota Kupang?
2. Bagaimana manajemen pengelolaan
sampah pada Pasar Kasih Kota Kupang?


Untuk mengetahui bagaimana timbulan
sampah dan manajemen pengelolaan
sampah pada Pasar Kasih Kota Kupang
Tahun 2013.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui proses penimbulan sampah pada Pasar Kasih.
2. Untuk mengetahui jenis pewadahan sampah pada Pasar Kasih
3. Untuk mengetahui proses pengumpulan sampah pada Pasar Kasih.
4. Untuk mengetahui proses pengangkutan sampah pada Pasar Kasih.
5. Untuk mengetahui timbulan sampah tiap bangunan kios pada Pasar Kasih
6. Untuk mengetahui manajemen pengelolaan sampah pada Pasar Kasih

D. Manfaat Penelitian
1.Bagi Dinas Kebersihan dan Perusahaan
Daerah (PD) Pasar
2.Bagi pedagang pasar
3.Bagi intitusi pendidikan
4.Bagi peneliti
Pasar merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual
untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa.
Aktivitas yang dilakukan di pasar menghasilkan sampah
yang berasal dari kegiatan jual beli oleh pembeli maupun
pedagang yang meyediakan bahan-bahan pokok serta
keperluan rumah tangga. Keberadaan sampah dapat
mencemari lingkungan, mengganggu estetika, menjadi
tempat perkembangbiakan vektor penyakit sehingga bisa
menimbulkan penyakit. Untuk mengurangi dampak negatif
dari sampah maka perlu diperhatikan manajemen
pengelolaan sampah mulai dari penimbulan, pewadahan,
pengumpulan, pengangkutan serta pembuangan akhir.
Kerangka hubungan antar variable
Sampah
Penimbulan Sampah
Pewadahan Sampah
Pengumpulan Sampah
Pengangkutan Sampah
Pembuangan Akhir
Manajemen
Pengolahan
sampah
Aspek-aspek lain dalam pengelolaan
sampah:
1. Aspek kelembagaan atau organisasi
1. Aspek peraturan/perundang-undangan
atau regulasi
2. Aspek pembiayaan atau retribusi
3. Aspek teknis operasional
4. Aspek peran serta masyarakat
:Variabel yang diteliti

:Variabel yang tidak
dieliti
Keterangan:
Volume
Timbulan
Sampah
A. Jenis Penelitian:
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan survei yaitu suatu cara yang dilakukan terhadap sekumpulan
objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pasar Kasih Kota Kupang dengan waktu penelitian
terhitung dari bulan September sampai Oktober Tahun 2013
C. Populasi
1. Bangunan kios yang ada di Pasar Kasih Kota Kupang baik itu
bangunan kios Pemerintah yang berjumlah 2 kios maupun kios
Swadaya yang berjumlah 98 kios. Jumlah keseluruhan populasi yaitu
sebanyak 100 bangunan kios.
2. Sampah yang dihasilkan pada Pasar Kasih Kota Kupang.
Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kios dan sampah yang
pedagangnya tinggal dan berjualan pada bangunan kios tersebut yang
berjumlah 35 pedagang.
D. Definisi Operasional
N
o
Variabel Definisi Operasional Kriteria Objektif Alat Ukur Skala
Penguku
ran
1
.
Sampah Adalah suatu benda atau barang yang tidak
digunakan atau tidak dikehendaki dan harus
dibuang ya ng dihasilkan oleh kegiatan
manusia
2
.
Penimbulan sampah Pengelompokkan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan atau sifat
sampah
1. Sesuai apabila dilakukan pemisahan antara
sampah organik dan sampah non organik
2. tidak Sesuai apabila tidak dilakukan pemisahan
antara sampah organik dan sampah non organik
Lembar observasi dan
wawancara
Nominal
3
.
Pewadahan sampah Adalah jenis media atau wadah yang
digunakan untuk untuk menampung sampah
1. sesuai apabila jenis pewadahan yang digunakan
yaitu terdiri dari bin/tong plastik volume 50-60 liter,
bin plastik volume 120-140 liter dengan tutup dan
memakai roda, gerobak sampah volume 1 m
3
,
kontainer dari Armroll kapasitas 6-10 m
3
, dan bak
sampah
2. tidak sesuai apabila jenis pewadahan yang
digunakan yaitu tidak terdiri dari bin/tong plastik
volume 50-60 liter, bin plastik volume 120-140 liter ,
tidak dengan tutup dan tidak memakai roda, gerobak
sampah volume 1 m
3
, kontainer dari Armroll
kapasitas 6-10 m
3
, dan bak sampah
Lembar observasi Nominal
4 Pengumpulan Sampah Adalah kegiatan mengumpulkan sampah dari
wadah individual/komunal (bersama) ke TPS
1.Sesuai apabila sampah yang dikumpulkan tidak
boleh lebih dari 3 hari
2.Tidak sesuai apabila sampah dikumpulkan >3 hari
Lembar observasi dan
wawancara
Nominal
5 Pengangkutan Sampah Adalah proses pengangkutan sampah dari
TPS ke TPA
1.Sesuai apabila tersedia truck pengangkut sampah
dan pengangkutan pada TPS tidak boleh lebih dari
3 hari
2. tidak sesuai apabila tidak tersedia truck
pengangkut sampah dan pengangkutan pada TPS
tidak bole lebih dari 3 hari
Lembar observasi dan
wawancara
Nominal
6
.
Timbulan sampah dari
bangunnan kios
Adalah berat sampah yang dihasilkan dari
bangunan kios perhari
rata=-rata berat sampah yang dihasilkan Penimbangan denga
timbangan gantung
Rasio
7 Manajemen
pengelolaan sampah
Adalah suatu kegiatan pengaturan yang
sistematis, menyelurh dan berkesinambungan
yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah
1. Memenuhi syarat, apabila tiap variabel menimal
mencapai 60%
2. Tidak memenuhi syarat, apabila tidak mencapai
60%
Lembar observasi dan
wawancara
Nominal
Data Primer:
Meliputi Persyaratan penimbulan sampah, pewadahan sampah,
pengumpulan sampah, pengangkutan sampah yang sesuai dengan
persyaratan kesehatan, dan data tentang pengukuran volume timbulan
sampah yang dihasilkan tiap bangunan kios yang ada pada wilayah
Pasar Kasih Kota Kupang
Data Sekunder
meliputi data yang diperoleh dari penelusuran kepustakaan yang
berkaitan dengan penelitian dan data-data yang diperoleh dari
Perusahaaan Daerah Pasar Kota Kupang.
Data dikumpulkan dengan
cara mengisi lembaran
observasi berdasarkan
pengamatan langsung
terhadap variabel yang
diteliti yaitu variabel
manajemen pengelolaan
sampah dan pengukuran
volume timbulan sampah


Dengan instrumen:
Bahan dan alat
1. Lembar observasi
2. Kantong plastik hitam dan merah
3. Timbangan
4. Sampah basah dan sampah kering


Prosedur Penelitian
1. Untuk mengobservasi manajemen pengelolaan sampah dilakukan observasi
dengan menggunakan lembaran observasi dan hasil observasi dicatat pada
lembar observasi.
2. Untuk pengukuran volume timbulan sampah:
Sampah dari tiap-tiap bangunan kios diambil dan dipisahkan antara sampah
basah dan sampah kering
Sampah yang telah terpisah antara sampah basah dan sampah kering
kemudian diukur berat volume sampah yang dihasilkan dari masing-masing
bangunan kios dengan menggunakan timbangan
Hasil pengukuran dicatat untuk di olah.

F. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan,
selanjutnya dilakukan pengolahan
data sebagai berikut :
1. Editing
2. Coding
3. Tabulating
Analisis Data
Data yang telah
dikumpulkan akan diolah
selanjutnya dianalisis
secara deskriptif dan
disajikan dalam bentuk
tabel dan narasi.
persentase hasil penelitian tentang
pengelolaan sampah pasar akan
dibandingkan dengan pedoman
inspeksi sanitasi pasar
(DEPKES,1999)
Sedangkan hasil penelitian tentang
pengukuran volume timbulan
sampah diukur untuk mengetahui
rata-rata jumlah sampah yang
dihasilkan L/orang/hari
(kg/orang/hari).


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pasar Kasih merupakan salah satu pasar tradisional yang ada
di Kota Kupang. Pasar Kasih terletak di Kelurahan Naikoten I
Kecamatan Kota Raja. Pasar Kasih memiliki luas lahan sebesar
1.250 Ha dan dibangun pada tahun 1974.
Pasar Kasih memiliki Jumlah pedagang
sebanyak 1950 pedagang dimana pada
Kios Pemerintah berjumlah 2 pedagang,
pada Kios Swadaya berjumlah 98
pedagang, Pelataran Terbuka Tetap (PTT)
berjumlah 357 pedagang, Pelataran
Terbuka Tidak Tetap (PTTT) berjumlah 571
dan Los Bangsal berjumlah 922 pedagang.


2. Jenis Sampah Yang Dihasilkan Pada Pasar Kasih Kota Kupang

Tabel 4.1 Distribusi Jenis Sampah Yang Dihasilkan Pada Bangunan Kios Di Pasar Kasih Kota
Kupang Tahun 2013

Kios Sampah Organik Sampah Non Organik
1, 2, 3,
4
Sisa-sisa bahan makanan dari aktivitas rumah tangga (sisa-sisa
sayuran, buah-buahan, sisa potongan daging dan ikan, telur,
dan lain-lain), kayu-kayu kecil, daun-daunan kering.
Plastik, Kardus, Tali, Kertas, sendal/sepatu yang sudah rusak, botol dan
kaleng minuman.
5, 6 Sisa-sisa bahan makanan dari aktivitas rumah tangga (sisa-sisa
sayuran, buah-buahan, sisa potongan daging dan ikan, telur,
dan lain-lain), kayu-kayu kecil, daun-daunan kering.
Setrika, piring pecah, kardus, karung, kantong plastik, kertas, botol dan
kaleng minuman.
7, 8, 9,
10, 11,
12
Sisa-sisa bahan makanan dari aktivitas rumah tangga (sisa-sisa
sayuran, buah-buahan, tulang ikan, kulit telur, dan lain-lain),
kayu-kayu kecil, daun-daunan kering.
Baterai bekas, karung, botol dan kaleng minuman bekas, kertas dan kantong
plastik, plastik bungkusan detergen, plastik shampoo, dan pecahan kaca.
13, 14,
15, 16,
17
Sisa-sisa bahan makanan dari aktivitas rumah tangga (sisa-sisa
sayuran, buah-buahan, sisa potongan daging dan ikan, telur,
dan lain-lain), daun-daunan kering dan kayu-kayu kecil.
Plastik bungkusan detergen, karung, botol dan minuman bekas, kertas,
ember bekas, tali, kantong plastic
18, 19,
20
Sisa-sisa bahan makanan dari aktivitas rumah tangga (sisa-sisa
sayuran, buah-buahan, sisa potongan daging dan ikan, telur,
dan lain-lain), kayu kecil,dan daun-daunan kering.
Kantong plastik, tali, kertas, botol dan kaleng minuman, pecahan-pecahan
kaca.
21, 22,
23, 24,
25
Sisa-sisa bahan makanan dari aktivitas rumah tangga (sisa-sisa
sayuran, buah-buahan, sisa potongan daging dan ikan, telur,
dan lain-lain), tali, kertas, makanan-makanan jajanan yang
sudah rusak.
Kardus, kantong plastik botol dan kaleng minuman bekas, kertas, pecahan
kaca, plastik mika
26, 27,
28 29
Sisa-sisa bahan makanan dari aktivitas rumah tangga (sisa-sisa
sayuran, buah-buahan, sisa potongan daging dan ikan, telur, dan
lain-lain), tali, kertas, makanan-makanan jajanan yang sudah
rusak.
Sepatu bekas, kantong plastik, kertas, botol minuman bekas, kardus
30, 31
Sisa-sisa bahan makanan dari aktivitas rumah tangga (sisa-sisa
sayuran, buah-buahan, sisa potongan daging dan ikan, telur, dan
lain-lain), tali, kertas, makanan-makanan jajanan yang sudah
rusak.
Plastik detergen, kantong plastik, kertas, baterai bekas, kardus
32, 33,
34, 35
Sisa-sisa bahan makanan dari aktivitas rumah tangga (sisa-sisa
sayuran, buah-buahan, sisa potongan daging dan ikan, telur, dan
lain-lain), tali, kertas, makanan-makanan jajanan yang sudah
rusak
Pecahan kaca dan piring, kardus, kertas, kantong plastik.


3. Manajemen Pengelolaan Sampah Pada Pasar Kasih Kota Kupang
A. Tahap Penimbulan Sampah Pada Bangunan Kios Di Pasar Kasih Kota Kupang
Tahun 2013



Tabel 4.2 Distribusi Penimbulan Sampah Pada Bangunan Kios di Pasar Kasih Kota Kupang Tahun 2013








Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa penimbulan sampah pada bangunan kios di Pasar
Kasih Kota Kupang semuanya sebanyak 35 pedagang (100%) tidak melakukan pemisahan
sampah antara sampah organik dan sampah non organik.

Penimbulan Sampah Jumlah
Persentase (%) Kategori
Dilakukan pemisahan 0 0 Sesuai
Tidak dilakukan
pemisahan
35 100 Tidak sesuai
Jumlah 35 100
B. Tahap Pewadahan Sampah Pada Bangunan Kios Di Pasar Kasih Kota
Kupang Tahun 2013

Tabel 4.3 Ketidaktersediaan wadah sampah pada Bangunan Kios di Pasar Kasih Kota Kupang Tahun
2013









Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa ketidaktersediaan wadah sampah pada Bangunan Kios di
Pasar Kasih Kota Kupang dimana yang memiliki wadah sampah sebanyak 18 bangunan kios (51,43%)
dan yang tidak memiliki wadah sampah sebanyak 17 bangunan kios (48,57%).

















Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jenis pewadahan yang ada pada bangunan kios di Pasar
Kasih kota Kupang paling banyak yaitu jenis wadah karung sebesar 11 buah pada bangunan kios
(61,11%) dan jenis pewadahan yang jumlahnya paling kecil yaitu jenis pewadahan menggunakan
bin plastik/tong dengan volume 50-60 liter sebanyak 1 buah pada bangunan kios (5,56%).











Wadah Sampah Jumlah
Persentase (%) Kategori
Ada wadah sampah 18 51,43 Sesuai
Tidak ada wadah
sampah
17 48,57 Tidak sesuai
Jumlah 35 100
No Jenis Wadah Volume Jumlah Persentase (%) Kategori
1 Kardus - 6 33,33 Tidak sesuai
2 Karung - 11 61,11 Tidak sesuai
3 Bin
Plastik/Tong
50-60 liter 1 5,56 Sesuai
Jumlah 18 100
Tabel 4.4 Distribusi Pewadahan Sampah
Pada Bangunan Kios di Pasar Kasih
Kota Kupang Tahun 2013
C. Tahap Pengumpulan Sampah Pada Bangunan Kios Di Pasar Kasih Kota Kupang Tahun 2013

Tabel 4.5 Distribusi Pengumpulan Sampah Pada Bangunan Kios Di Pasar Kasih Kota Kupang Tahun
2013




Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa proses pengumpulan sampah yang dilakukan pada Bangunan
Kios di Pasar Kasih Kota Kupang semuanya 35 bangunan kios (100%) < 3 hari.

D. Tahap Pengangkutan Sampah Pada Bangunan Kios Di Pasar Kasih Kota Kupang Tahun 2013

Tabel 4.6 Distribusi Pengangkutan Sampah Pada Bangunan Kios di Pasar Kasih Kota Kupang Tahun
2013




Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa proses pengangkutan sampah yang dilakukan pada Bangunan
Kios di Pasar Kasih Kota Kupang tersedia truk pengangkut sampah dan pengangkutan sampah
dilakukan <3 hari (100%).

Pengumpulan Jumlah Persentase (%) Kriteria
<3 hari 35 100 Sesuai
>3 hari 0 0 Tidak sesuai
Pengangkutan Persentase (%) Kriteria Pengangkutan
Ada truk pengangkut
<3 hari
100 Sesuai Ada truk pengangkut
<3 hari
Ada truk pengangkut
>3 hari
0 Tidak sesuai Ada truk pengangkut
>3 hari
4. Timbulan Sampah Pada Pasar Kasih Kota Kupang Tahun 2013

Tabel 4.7 Timbulan Sampah Berdasarkan Jenis Sampah Organik Dan Sampah Non Organik
Pada Bangunan Kios Pasar Kasih Kota Kupang Tahun 2013

Kios Jenis Sampah
Total Timbulan
Sampah
(Kg)
Organik
(Kg)
Persentase % Non Organik
(Kg)
Persentase %
1
27 2,27 32 2.18 59
2
34 2,85 47 3,21 81
3
38 3,18 39 2,66 77
4
38 3,18 35 2,39 73
5
36 3,02 43 2,93 79
6
33 2,77 44 3,00 77
7
33 2,77 43 2,93 76
8
30 2,52 39 2,66 69
9
38 3,18 42 2,86 80
10
31 2,60 45 3,07 76
11
35 2,94 38 2,59 73
12
37 3,10 47 3,21 84
13 35 2,94 39 2,66 74
14 37 3,10 38 2,59 75
15 32 2,68 39 2,66 71
16 35 2,94 42 2,86 77
17 36 3,02 44 3,00 80
18 45 3,78 38 2,59 83
19 30 2,52 42 2,86 72
20 28 2,35 41 2,80 69




jbSZC
Kios Jenis Sampah Total
Timbulan
Sampah
(Kg)


Organik (Kg)

Persentase %

Non Organik
(Kg)

Persentase %
21
39 3,27 44 3,00 83
22
33 2,77 46 3,14 79
23
33 2,77 45 3,07 78
24
34 2,85 43 2,93 77
25
35 2,94 44 3,00 79
26
37 3,10 40 2,73 77
27
34 2,85 40 2,73 74
28
33 2,77 46 3,14 79
29
30 2,52 34 2.32 64
30
33 2,77 46 3,14 79
31
33 2,77 41 2,80 74
32
30 2,52 46 3,14 76
33
34 2,85 48 3,28 82
34
31 2,60 45 3,07 76
35
35 2,94 41 2,80 76
Jumlah 1.192 100 1.465 100 2.658
B. BAHASAN
1. PENIMBULAN SAMPAH

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penimbulan sampah pada bangunan
kios di pasar Kasih Kota Kupang tidak memenuhi syarat yaitu sebanyak 35
pedagang (100%) tidak melakukan pemisahan sampah antara sampah organik
dan sampah non organik. Para pedagang langsung membuang begitu saja di
depan bangunan kios sehingga menimbulkan timbulan sampah. Hal ini
dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan para pedagang tentang pentingnya
pemisahan sampah antara sampah organik dan sampah non organik, kurangnya
sarana pewadahan yang tersedia dimana tidak ada pewadahan yang memisahkan
antara sampah organik dan sampah non organik, dan banyak para pedagang yang
berasumsi bahwa memisahkan sampah itu adalah hal yang merepotkan dan bisa
membuang waktu sehingga para pedagang hanya membuang begitu saja sampah
yang mereka hasilkan tanpa adanya pemisahan antara sampah organik dan
sampah non organik.
Menurut Candra (2007) pemisahan
sampah berdasarkan
karakteristiknya dapat mencegah
terjadinya bau, lingkungan
menjadi indah, bersih, nyaman, dan
tidak menjadi tempat
perkembangbiakan lalat.





Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rosari (2009), dimana
pada tahap penimbulan sampah di Pasar Kasih Kota Kupang dikatakan
tidak laik sehat yaitu sebesar 52,36% dimana banyaknya timbulan
sampah yang ada pada pasar Kasih Kota Kupang dipengaruhi oleh
banyaknya jumlah orang yang menjual barang dagangannya,
kurangnya pengetahuan dan sikap pedagang yang kurang untuk
memisahkan antara sampah organik dan sampah non organik dan
didukung oleh tempat penjualan yang sangat sempit.

2. PEWADAHAN SAMPAH

Pewadahan adalah jenis media atau wadah yang digunakan untuk menampung
sampah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaktersediaan pewadahan
sampah yaitu bangunan kios yang mempunyai wadah sampah sebesar 18
bangunan kios dimana terdiri dari kardus sebanyak 6 bangunan kios (33,33%)
, karung 11 bangunan kios (61,11%) dan bin plastik/tong dengan volume 50-60
liter sebanyak 1 bangunan kios (5,56%), sedangkan bangunan kios yang tidak
mempunyai pewadahan sampah sebesar 17 bangunan kios (48,57%).
Jumlah pewadahan yang sangat sedikit tidak sebanding dengan
volume sampah yang dihasilkan dimana pada Pasar Kasih tidak
semua pedagang memiliki tempat pewadahan sampah. Paling banyak
bangunan kios tidak memiliki pewadahan sampah karena kurangnya
kepemilikan pewadahan pada tiap-tiap bangunan kios, pengetahuan
para pedagang tentang kebersihan lingkungan pasar dimana banyak
para pedagang membuang sampah begitu saja dipinggiran bangunan
kios, disaluran pembuangan air limbah, disamping bangunan kios,
bahkan ada juga pedagang yang membuang sampah didepan
bangunan kios mereka.

Aboejoewono (2008) yaitu minimal setiap tempat-tempat penjualan
minimal memiliki wadah atau membungkus dan menyimpan sampahnya
dalam wadah sampah untuk mencegah sampah yang berceceran,
memudahkan dalam pengumpulan sampah menuju TPS, dan tidak
menjadi tempat perkembangbiakan serangga dan binatang pengganggu.
.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rosari (2009),
tahap pewadahan sampah dinyatakakan laik sehat dimana
bangunan kios pada pasar Kasih Jenis pewadahan menggunakan
wadah kardus dan ember plastik dikatakan laik sehat dan cocok
apabila digunakan sebagai wadah sampah pada tempat penjualan
kios karena sampah yang dihasilkan hanya sampah kering dan
mudah terbakar.

Pengumpulan Sampah adalah kegiatan mengumpulkan
sampah dari wadah individual /komunal (bersama) ke
tempat penimbulan. Pengumpulan sampah tidak boleh
melebihi 3 x 24 jam sebelum waktu ini terlampaui harus
diangkut ketempat pembuangan akhir.
Pengumpulan sampah pada Pasar Kasih Kota Kupang dilakukan setiap
hari dan dikumpulkan setelah aktivitas pasar berlangsung. Setelah
selesai melakukan aktivitasnya, setiap hari para pedagang langsung
mengumpulkan sampah yang dihasilkan untuk diangkut oleh petugas
pengangkut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap
pengelolaan pengumpulan sampah pada bangunan kios di Pasar Kasih
Kota Kupang yaitu < 3 hari sebanyak 35 pedagang (100%) dan tidak
ada pedagang yang melakukan pengumpulan > 3 hari (0%).
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Rosari (2009)
yaitu menyatakan bahwa Pasar Kasih Kota Kupang
tidak memenuhi syarat karena hanya dikumpulkan 2
x dalam seminggu

4. PENGANGKUTAN SAMPAH

Pengangkutan dilakukan setiap hari pada malam hari
setelah aktivitas jual beli selesai dilakukan yaitu
pukul 22.00-01.00. Tersedianya truck pengangkut
sampah memudahkan petugas pengangkut sampah
untuk mengangkut sampah sampah menju ke TPA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa pada
tahap pengelolaan pengangkutan sampah tersedia
truck pengangkut sampah dan pengangkutan sampah
dilakukan <3 hari (100%).
Pengangkutan dilakukan setiap hari pada malam hari
setelah aktivitas jual beli selesai dilakukan yaitu
pukul 22.00-01.00. Tersedianya truck pengangkut
sampah memudahkan petugas pengangkut sampah
untuk mengangkut sampah sampah menju ke TPA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa pada
tahap pengelolaan pengangkutan sampah tersedia
truck pengangkut sampah dan pengangkutan sampah
dilakukan <3 hari (100%).

5. TIMBULAN SAMPAH PADA PASAR KASIH KOTA
KUPANG TAHUN 2013

Timbulan sampah adalah volume sampah
atau berat sampah yang dihasilkan dari
jenis sumber sampah diwilayah tertentu
persatuan waktu (Departemen PU,
2012).
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis sampah
yang dihasilkan terdiri dari sampah
organik dan sampah non organik.

Sampah organik yang dihasilkan
terdiri dari sisa-sisa bahan
makanan dari aktivitas rumah
tangga (sisa-sisa sayuran, buah-
buahan, sisa potongan daging
dan ikan, telur, dan lain-lain),
daun-daunan kering dan kayu-
kayu kecil

Sampah non organik yang
dihasilkan hampir sama pada
setiap bangunan kios yaitu terdiri
dari kantong plastik, plastik sisa
detergen dan shampoo, kardus,
tali, kertas, botol dan kaleng
minuman bekas, pecahan piring dan
kaca, baterai.

Hasil penelitian menunjukkan
bahwa total timbulan sampah
yang dihasilkan selama 7 hari (1
minggu) berturut-turut untuk
35 bangunan kios yaitu sebesar
2.658 Kg
Timbulan sampah organik
yaitu sebesar 1.192 Kg
dimana jumlah timbulan
sampah organik terbesar
ada pada kios ke 8 yaitu
sebesar 45 Kg (3,78%)

Timbulan sampah non
organik yaitu sebesar
1.465 Kg dimana jumlah
timbulan sampah terbesar
ada pada kios ke 33 yaitu
sebesar 48 Kg (3,28%).

LANJUTAN

BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN

Simpulan hasil penelitian yang dilakukan terhadap manajemen pengelolaan sampah dan timbulan
sampah pada Pasar Kasih Kota Kupang Tahun 2013 yaitu:
1. Penimbulan sampah pada bangunan kios di pasar Kasih Kota Kupang sebanyak 35 pedagang (100%) tidak
melakukan pemisahan sampah antara sampah organik dan sampah non organik.
2. Pewadahan pada bangunan kios pada bangunan kios di Pasar Kasih Kota Kupang yaitu yang memiliki
pewadahan sampah sebanyak 18 bangunan kios (51,43%) dimana terdiri dari kardus 6 buah pada
bangunan kios (33,33%), karung sebesar 11 buah pada bangunan kios (61,11%), bin plastik/tong
dengan volume 50-60 liter sebanyak 1 buah pada bangunan kios (5,56%) dan yang tidak memiliki
wadah sampah sebanyak 17 bangunan kios (48,57%).
3. Pengumpulan sampah pada bangunan kios di pasar Kasih Kota Kupang semuanya 35 bangunan kios
(100%) < 3 hari.
4. Pengangkutan sampah pada bangunan kios di pasar Kasih Kota Kupang dilakukan <3 hari (100%) dimana
pengangkutan dilakukan setiap hari pada malam hari setelah aktivitas jual beli selesai dilakukan
yaitu pukul 22.00-01.00.
5. Timbulan sampah yang dilakukan pada bangunan kios di pasar Kasih Kota Kupang berdasarkan jenis
sampah organik dan non organik yang dihasilkan menunjukkan bahwa total timbulan sampah yang
dihasilkan selama 7 hari (1 minggu) berturut-turut yaitu sebesar 2.658 Kg dimana jumlah
timbulan sampah organik sebesar 1.192 Kg dan sampah non organik sebesar 1.465 Kg.


B. SARAN
1. Bagi Perusahaan Daerah Pasar
sebaiknya melakukan pengawasan terhadap proses
manajemen pengelolaan sampah agar manajemen
pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik dan
tepat.
2. Bagi pedagang
lebih menjaga kebersihan lingkungan pasar dengan
cara memisahkan sampah organik dan sampah non
organik sehingga tidak terjadi penimbulan sampah
yang dapat menyebabkan bau tidak sedap dan tidak
menjadi tempat perkembangbiakan vektor penyakit
3. Bagi peneliti lain
dapat meneliti tentang aspek-aspek dalam
pengelolaan sampah pada Pasar Kasih Kota Kupang

Anda mungkin juga menyukai