Anda di halaman 1dari 8

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

69
FORUM IPTEK Vol 13 No. 03












1. Pendahuluan

Dalam proses pencairan gas alam,
natural gas atau associated gas yang diproduksi
mengandung H
2
O, H
2
S, dan CO
2
, sebagai
impurities dalam pemrosesan gas. Maka
kandungan impurities tersebut harus
dihilangkan atau minimal dikurangi prosentase
kandungannya, sehingga dehydration menjadi
tahap awal proses pengolahan gas.
1.1 Proses dehydration secara umum
bertujuan:
Mencegah terjadinya free-water yang
dapat membentuk hidrat pada bagian
pendinginan
Mencegah terjadinya korosi, akibat
asam yang terbentuk dari free-water
dan H
2
S
Mencapai suatu kualitas gas yang
diinginkan
Kandungan air pada suatu gas
tergantung dari temperatur, tekanan, komposisi
gas, salinitas. Hidrat berfasa solid terbentuk
dari proses pengkristalan terhadap hidrokarbon
ringan yang mengandung air (free water).
Hidrat ini dapat menutupi filter, menyumbat
tube, dan mengakibatkan jatuh tekanan
(pressure drop).
1.2 Variabel-variabel kecepatan
pembentukan hidrat:
1. Tekanan. Makin tinggi tekanan makin
cepat terbentuk hidrat.
2. Temperatur. Makin rendah temperatur
makin cepat terbentuk hidrat.















3. Derajat agitasi. Adanya proses
pengadukan mempercepat
pembentukan hidrat.
4. Adanya tempat untuk terbentuknya
kristal (misalnya elbow, bekas las, dll).
Adanya tonjolan akan memicu
terbentuknya hidrat pertama kali.
Hidrat pada mulanya terbentuk di
tempat yang tidak halus, misalnya pada bekas
las pipa, kemudian hidrat makin menumpuk di
tempat tersebut dan akhirnya dapat menyumbat
pipa. Pembentukan hidrat dapat dicegah dengan
cara mengurangi kandungan uap air dalam unit
dehidrator atau menginjeksikan glikol atau
methanol untuk mengikat air pada aliran gas.
2. Teknik Dehidrasi
Ada beberapa teknik dehidrasi antara lain :
1. Absorbsi, menggunakan liquid
dessicant, seperti glycol.
2. Adsorpsi, menggunakan solid
dessicant, seperti alumina dessicant.
Pemilihan proses dehidrasi adalah
berdasarkan dew point yang diharapkan
dari proses tersebut dan nilai ekonomis.
2.1 Glycol Dehydration
Dew point dari glycol dehydration
tergantung laju sirkulasi TEG dan jumlah
tahap kesetimbangan. Pada umumnya
glycol dehydration dapat mencapai dew
point 70
o
F. Glycol yang keluar dari
proses dehydration (rich glycol) perlu di-
STUDI PENGAMATAN PROSES DEHIDRASI PADA PROSES
PEMURNIAN GAS

Oleh : Risdiyanta ST
Abstrak
Dalam proses pengolahan gas alam (natural gas) maka di lakukan proses
pemurnian mulai dari pemisahan H
2
S (H
S
S Removal), CO
2
(CO
2
Removal) dan air
(dehidrasi). Proses penghilangan air (Dehidrasi) adalah salah satu proses yang terakhir
dari pemurnian yang bertujuan untuk mencegah terjadinya free Water, korosi dan
tercapainya kualitas gas yang d iinginkan. Proses penghilangan air terdiri dari beberapa
tahap mulai dari penyerapan air dengan menggunakan dessicant, drying dan regenerasi.


Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

70
FORUM IPTEK Vol 13 No. 03
regenerasi agar glycol tersebut dapat
digunakan kembali (lean glycol). Proses
regenerasi glycol dilakukan dengan
pemanasan sehingga air yang diikat glycol
menguap. Melalui regenerasi, dapat
diperoleh glycol dengan kemurnian
mencapai 98%. Design yang ekonomis
adalah 2,5 gal TEG/lb H
2
O.
2.2 Solid Dessicant Dehydration
Dehidrasi tipe ini membutuhkan
minimum 2 tower, yang digunakan untuk
proses adsorpsi dan proses regenerasi. Proses
regenerasi terjadi sebelum dessicant jenuh oleh
air.
Terdapat 3 jenis solid dessicant yang
sering dipakai, yaitu:
1. Silica Gel, dapat mencapai dew point -
70F s.d. -80F.
2. Allumina Dessicant, digunakan untuk
proses dehidrasi gas mencapai dew point -
100
0
F. Biasanya digunakan pada plant
pengolahan LPG seperti di LEX Plant.
3. Molecular Sieve, merupakan dessicant
dengan kemampuan menyerap air terbesar,
dewpoint yang dicapai lebih kecil dari 260
o
F,
lebih mahal dari tipe yang lain. Molecular sieve
biasa digunakan pada plant pengolahan LNG.
Berikut ini adalah proses dehidrasi yang
terjadi di Liquid extraction Plant ( LEX
Plant Santan) Chevron Indonesia Company,
Balik papan
3 Dehydrator LEX Plant
Proses dehidrasi di LEX Plant dilakukan
di dalam unit dehydrator yang terdiri dari 3
buah tower. Feed Gas Dehydrator V-41 A/B/C
merupakan unit untuk menghilangkan
kandungan uap air dari feed gas menggunakan
media penyerap (adsorbent) alumina desiccant.
Dehydrator ini berjalan dengan tiga siklus
operasi yaitu Lead, Guard, dan Regeneration
yang diatur dengan Program Cycle Controller
(PCC) yang menggerakkan posisi buka tutup 34
valve yang mengatur aliran feed gas maupun
regeneration gas. Sepuluh valve berkorelasi
langsung dengan operasi masing-masing tower
V-41 A/B/C, 3 valve (KV 25,26,27) untuk
mengendalikan aliran dari regeneration gas
pada siklus pemanasan maupun pendinginan
dan valve terakhir (KV 84) mengatur aliran Hot
Oil menuju Regeneration Gas Heater E-41.
Sistem dehidrator ini terdiri dari:
Feed Gas Dehydrator (V-41 A/B/C),
merupakan tempat terjadinya proses
penyerapan moisture yang ada dalam gas
umpan. Pada unit ini terdapat alumina
desiccant sebagai media penyerap air
(adsorbent). Sistem ini dilengkapi dengan
34 valve untuk mengatur siklus operasi
dari tower tersebut yang diatur dengan
Program Cycle Controller (PCC) yang
dapat dioperasikan secara otomatis
maupun semi otomatis.
Regeneration Gas Heater (E-41), suatu
unit Heat Exchanger shell and tube yang
digunakan untuk memanaskan
regeneration gas (C1) pada saat proses
regenerasi alumina desiccant. Media
pemanas yang digunakan adalah hot oil.
Regeneration Gas Cooler (E-42),
merupakan unit Air Cooled Heat
Exchanger untuk mendinginkan
regeneration gas yang telah digunakan
untuk proses regenerasi alumina desiccant
setelah keluar dari dehydrator dan
sebelum masuk Regeneration Gas KOD
V-42.
Regeneration Gas Inlet Cooler (E-43),
merupakan unit Heat Exchanger tipe shell
and tube untuk mendinginkan
regeneration gas yang digunakan untuk
proses pendinginan (cooling) pada saat
regenerasi alumina desiccant. Media
pendingin yang digunakan adalah Propane
Refrigerant.
Regeneration Gas Knock Out Drum (V-
42), merupakan unit untuk memisahkan
regeneration gas (C1) dengan uap air dan
hidrokarbon yang terikut pada saat proses
regenerasi alumina desiccant.



4. Drying Operation

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

71
FORUM IPTEK Vol 13 No. 03
Operasi drying menggunakan 2 tower
sebagaimana disebutkan di atas, dimana sebuah
tower sebagai lead dan sebuah tower sebagai
guard yang berhubungan secara seri.
1. Lead, merupakan kondisi dimana
alumina desiccant bed dalam tower
tersebut berperan sebagai pengadsorb
utama (primary adsorber). Tower
dalam posisi lead menerima feed gas
(dengan water dew point sekitar 87 F)
dari feed gas untuk didehidrasi
sehingga water dew pointnya turun
menjadi -90 F dan kemudian
meneruskan gas ke tower dalam posisi
guard.
2. Guard, merupakan kondisi dimana
alumina desiccant bed dalam tower
tersebut berperan sebagai pengadsorb
kedua (secondary adsorber). Tower
dalam posisi guard menerima feed gas
dari lead dan kembali mengeringkan
gas sehingga water dew pointnya turun
menjadi < -130 F. Dari tower guard ini
feed gas dialirkan menuju Chill Down
Feed Gas Filter F-51 A/B dan
temperatur dew point menjadi -148 F.
5 Regeneration Operation
Regeneration, merupakan kondisi
dimana alumina desiccant bed tidak melakukan
proses dehidrasi (tidak menerima feed gas)
tetapi melakukan proses regenerasi alumina
desiccant untuk menghilangkan kandungan air
pada alumina desiccant. Tower yang
diregenerasi diisolasi terhadap aliran feed, dan
dihubungkan dengan aliran gas regenerasi.
Regeneration gas merupakan gas yang
digunakan untuk proses regenerasi (desorpsi)
air dari alumina desiccant. Proses regenerasi
gas ini menggunakan residu gas (C1/Methane)
dengan rate sebesar 26-28 MMSCFD
bertekanan 200 psig dan memiliki temperatur
90F yang keluar dari discharge compressor
section EC-51 sebagai regeneration gas baik itu
dalam step heating maupun cooling.
Pada step heating cycle, regeneration
gas mengalami pemanasan menggunakan hot
oil pada Regeneration Gas Heater E-41 hingga
regeneration gas ini bersuhu antara 450 - 475
F, untuk kemudian memasuki tower yang akan
diregenerasi dengan aliran dari bawah ke atas
selama 4 jam untuk mengembalikan aktifitas
penyerapan (desorpsi) alumina desiccant.
Keluar dari tower, regeneration gas tersebut
kemudian dialirkan menuju Regeneration Gas
Cooler E-42 untuk didinginkan. Setelah
didinginkan gas kemudian mengalir menuju V-
42 Regeneration Gas Knock Out Drum untuk
dipisahkan antara fraksi berat (kondensat dan
air) dan fraksi ringannya (gas). Kondensat
dialirkan kembali menuju V-5, Solution Gas
KOD, air dibuang ke closed drain sedangkan
gasnya dialirkan menuju Compressor Station
bersama C1 dan C2 (residu gas).
Pada step Cooling cycle, regeneration
gas mengalami pendinginan menggunakan
refrigerant propana hingga output gas bersuhu
70 F. Gas yang telah didinginkan ini
kemudian digunakan untuk mendinginkan
kembali bed yang telah mengalami step
Heating. Kemudian gas mengalir menuju
Regeneration Gas Cooler E-42 untuk
didinginkan dan kembali menuju V-42
Regeneration Gas Knock Out Drum untuk
mengalami proses seperti yang telah diuraikan
diatas. Pada tahap ini dilakukan proses sebagai
berikut :
a. Depressurizing, yaitu penurunan tekanan
tower dari 550 psig hingga mencapai
tekanan regeneration gas (200 psig).
Proses ini berlangsung selama 25 menit.
Depressurizing bertujuan untuk
menurunkan tekanan dalam tower
menjadi sedikit lebih rendah dari
pressure gas regen sehingga gas regen
dapat mengalir.
b. Pre-heating, merupakan tahap dimana
regeneration gas yang belum dipanaskan
mulai masuk ke bed. Tahap ini
dimaksudkan untuk menghindari kejutan
thermal (thermal shock) akibat
peningkatan panas secara tiba-tiba dari
bed. Proses ini berlangsung selama 5
menit.

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

72
FORUM IPTEK Vol 13 No. 03
c. Heating, yaitu proses pemanasan untuk
meregenerasi alumina desiccant atau
mengembalikan kemampuan adsorpsi
dari desiccant. Pemanasan ini
menggunakan regeneration gas berupa
residu gas (C1/Methane) yang
dipanaskan di E-41 Regeneration Gas
Heater dengan media pemanas Hot Oil
hingga temperatur gas sekitar 450 F.
Regeneration gas ini akan menguapkan
liquid yang terkandung di dalam alumina
desiccant dengan pola aliran dari bawah
ke atas untuk membawa semua uap air
terbawa keluar dari bed. Proses ini
berlangsung selama 4 jam. Pada proses
pemanasan ini diharapkan temperatur
merata dari bottom tower sampai top
tower sehingga diyakinkan semua
dessicant mendapat panas 450 F.
Gas regen mengalir dari bawah tower
juga bertujuan agar debu-debu yang
terjadi saat proses drying dapat terbawa
gas regen dan proses heating dari
dessicant yang mempunyai kejenuhan air
paling kecil.
d. Post-heating, merupakan tahap dimana
regeneration gas yang tidak dipanaskan
dengan hot oil dialirkan. Seperti tahap
pre-heating, tahap ini juga dimaksudkan
untuk menghindari thermal shock
akibat perubahan temperatur secara
drastis. Tahap ini memerlukan waktu 5
menit.
e. Cooling, yaitu proses pendinginan bed
hingga temperatur normal operasinya
(85F) dengan menggunakan
regeneration gas yang didinginkan di
Regeneration Gas Cooler E-43 dengan
media Propane Refrigerant dan mengalir
dari atas ke bawah bed. Proses ini untuk
menghindari terjadinya thermal shock
akibat kejutan karena perbedaan
temperatur sewaktu feed gas yang ber-
temperatur kurang dari 100 F memasuki
bed. Proses ini berlangsung selama 2
jam. Proses cooling dengan mengalirkan
gas regen dari atas bertujuan agar
dessicant mampat dan kompak.
f. Pressurizing, yaitu proses pemberian
tekanan hingga tekanan pada operasi
normalnya (580 psig). Proses ini untuk
menghindari terjadinya bumping
(teraduknya desiccant) yang disebabkan
oleh perubahan tekanan secara drastis.
Feed gas diatur mengalir perlahan-lahan
ke dalam bed sampai tekanan menjadi
cukup tinggi atau sama dengan tekanan
operasi normal. Proses ini berlangsung
selama 25 menit.
g. Parallel Guard, merupakan tahapan
transisi dimana regenerated bed
diparalel dengan guard bed. Pada tahap
ini regenerated bed berubah fungsi
menjadi guard. Tahap ini berlangsung
selama 40 menit untuk memungkinkan
operasi berjalan normal.
h. Parallel Lead, merupakan tahap transisi
dimana guard bed yang lama diparalel
dengan lead bed. Pada tahap ini guard
bed yang lama berubah fungsi menjadi
lead, dan bed yang berposisi lead
sebelumnya akan menjadi regeneration
bed. Tahap ini berlangsung selama 10
menit hingga operasi berjalan normal.
Setiap step memiliki waktu jeda
(travelling time) yaitu 45 detik sebelum masuk
ke tahap berikutnya. Hal ini dikarenakan proses
buka/tutup valve untuk mencapai posisi fully
open ataupun fully close.
Desiccant
Desiccant berperan sebagai media
penyerap (adsorbent) air pada proses dehidrasi.
Desiccant haruslah memiliki kemampuan
menyerap (aktifitas adsorpsi) yang baik dengan
memiliki luas permukaan yang besar, memiliki
laju perpindahan massa yang baik, memiliki
kekuatan mekanis (mechanical strength) yang
baik untuk menghindari hancurnya desiccant,
mudah dan ekonomis untuk diregenerasi dan
tentunya menguntungkan secara ekonomi serta
tidak korosif. Beberapa media yang dapat
digunakan untuk penyerapan air ini diantaranya

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

73
FORUM IPTEK Vol 13 No. 03
adalah bauxite, alumina, silica gel, dan
molecular sieve.
Media penyerap air (desiccant) yang
yang digunakan di LEX Plant ini adalah
Alumina Desiccant ALCOA F-200 Activated
Alumina Sphere yang memiliki ukuran 3/16
dengan panjang bed 22 ft. Alumina desiccant
ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Size : 3/16 (uniform)
Surface area : 340 m
2
/g
Pore opening diameter : 3.2 Amstrong
(minimum)
Packed bulk density : 48 lb/ft
3

Crush strength : 55 lbs
Lifetime : 3 years (minimum)
Al
2
O
3
contents : 93 %
(minimum)
Alumina Desiccant mempunyai sifat
bahwa daya adsorpsi uap airnya menurun
dengan meningkatnya temperatur dan daya
adsorpsi ini dapat dikembalikan ke kemampuan
awalnya setelah melalui proses pendinginan.
Namun, daya adsorpsi akan rusak secara
permanen pada temperatur di atas 600
o
F.
Dengan demikian suhu regenerasi harus dijaga
agar tidak melebihi dari yang ditentukan. Selain
oleh temperatur yang berlebihan, daya adsorpsi
alumina juga akan rusak secara permanen jika
desiccant mengadsorp minyak atau kondensat.
Dengan demikian harus dijaga agar tidak terjadi
condensate carry-over dari V-233.
Agar panas yang diterima desiccant
tidak berlebihan akibat proses pemanasan pada
saat regenerasi dan untuk mencegah
terbawanya desiccant akibat aliran feed gas
maupun regeneration gas, maka bed pada tower
ini dilengkapi dengan support ball yang terbuat
dari keramik yaitu NORTON D-57 berukuran
, dan dengan spesifikasi sebagai
berikut :
Size of balls : inch, inch and
inch
Particle density : 2.3 gram/cc
Specific heat : 0.25 BTU/lb F
Crush Strength inch : 120
lb
Crush Strength inch : 370
lb
Crush Strength inch : 950
lb
Perilaku dessicant
Dessicant dalam tower ketika proses
drying dibagi dalam 3 zone, yaitu:
Saturated zone, adalah zone dimana
dessicant sudah jenuh dan tidak dapat
menyerap uap air lagi.
Mass transfer zone, adalah zone
dimana dessicant masih dapat
menyerap uap air, atau dessicant belum
jenuh.
Active zone, adalah zone dimana
dessicant masih 100% belum menyerap
air.
Ketika gas masuk dari atas, maka
dessicant paling atas akan menyerap uap air
terlebih dahulu daripada dessicant yang terletak
dibawahnya, begitu seterusnya sehingga
dessicant paling atas akan mengalami
kejenuhan terlebih dahulu.
Apabila dessicant telah jenuh maka
dessicant tidak dapat menyerap uap air lagi.
Sebuah tower Dehidrator dioperasikan tidak
mengalami kejenuhan secara keseluruhan tetapi
cukup mass transfer zone menjadi jenuh,
diperkirakan operasi ini 9 jam sebagai lead.

Gambar 1. Pembagian zone desiccant
dalam tower
saturated
active zone
Mass transfer

vessel
41
Screen

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

74
FORUM IPTEK Vol 13 No. 03
Siklus Dehydrator
Dehydrator ini dalam kondisi normal
operasinya menggunakan mode 3 tower dengan
siklus Lead, Guard dan Regeneration yang
diatur dengan Program Cycle Controller yang
mengatur posisi buka tutup dari 34 valve yang
mengatur aliran feed gas dan regeneration gas.
Siklus tower ini berjalan sebagai berikut

Tabel 1. Siklus dehydrator
Tower A Tower B Tower C
Lead Guard
Regeneratio
n
Regeneration Lead Guard
Guard Regeneration Lead
Tabel 2. Regeneration Steps
Description Timer Set Hours
Depressurize 6 25 menit
Pre Heating 7 5 menit
Heating 8 240 menit
Post Heating 4 5 menit
Cooling 3 120 menit
Pressurize 5 25 menit
Parallel Guard 1 40 menit
Parallel Lead 2 10 menit
Kondisi operasi khusus
Operasi 2 tower mode
Selain normal operasi menggunakan 3
buah tower dengan siklus Lead, Guard
dan Regeneration, system dehidrasi ini
juga dimungkinkan untuk operasi
dengan 2 buah tower apabila salah satu
tower tidak dapat diooperasikan karena
kerusakan ataupun keperluan
maintenance lainnya seperti
penggantian alumina desiccant,
penggantian valve yang bocor, dsb.
Operasi menggunakan 2 tower ini
hanya menggunakan 2 siklus yaitu satu
sebagai dehydrator dan yang lainnya
sebagai regeneration. Pergantian siklus
untuk mode operasi 2 tower ini
menggunakan 52 step dengan 26 step
untuk setiap towernya. Selain itu rate
gas yang masuk LEX Plant juga
disesuaikan (diturunkan) dengan
kondisi tower setelah diadakan
saturation test sebelumnya.
Jika Refrigerant Shut Down
Jika refrigeran Shut Down maka E-43
Regen Gas Cooler tidak mendapatkan
media pendinginan propana. Maka
pada proses pendinginan dessicant
regen didapatkan dari gas guard outlet-
nya sendiri melalui start-up bypass. Hal
ini pendinginan hanya mencapai
temperatur feed gasnya 100 F. Hal
ini membuat penyerapan air oleh
dessicant tidak dapat mencapai nilai
maksimum. (Temperatur lebih rendah
penyerapan lebih baik).


Daftar Pustaka :

1) C. george Segeler Gas Engineer Hand
Book , Industrial Press Inc, New York
1995.
2) Donald katz, Handbook Of natural
Gas Engineering Mc Graw Hill
Company, New York 1960.
3) RL, Huntington Natural Gas and
Natural Gasoline Mc Graw Hill
Company, New York 1960.
4) .., Chevron Indonesia Company,
Kaltim 2000

*) Risdiyanta St adalah Fungsional
Widyaiswara Pertama Pusdiklat Migas




Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

75
FORUM IPTEK Vol 13 No. 03


Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

76
FORUM IPTEK Vol 13 No. 03

Anda mungkin juga menyukai