MENGGUNAKAN MEKANISME INTERNET CHECKSUM UNTUK MENGUBAH PARAMETER MODUL ARDUINO Aldim Irfani Vikri (1) , Sabriansyah Rizqika Akbar, ST., M.Eng. (2) , Eko Sakti Pramukantoro, S.Kom., M.Kom. (2)
(1) Mahasiswa, (2) Dosen Pembimbing Program Studi Informatika Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Jl. Veteran No 8, Malang 65145, Indonesia E-mail : aldim.vikri@gmail.com sabrian@ub.ac.id ekosakti@ub.ac.id
ABSTRAKSI Seiring berjalannya waktu, teknologi tanpa kabel atau wireless telah mengalami perkembangan teknologi yang sangat pesat dan telah banyak dimanfaatkan untuk WSN (Wireless Sensor Network). WSN kebanyakan ditempatkan pada tempat yang tidak dapat di jangkau oleh manusia. Pada beberapa kasus tertentu dimana suatu WSN di upgrade akan membutuhkan teknologi wireless yang mempunyai jarak jangkauan cukup jauh. Protokol ZigBee yang menerapkan standar IEEE 802.15.4 merupakan solusi kedepan untuk itu. ZigBee memiliki kelebihan pada pengoperasiannya yang memiliki jarak maksimal komunikasi hingga 100 meter, bentuknya kecil, murah dan membutuhkan daya yang sangat rendah (low power consumption). Dalam skripsi Perancangan dan Implementasi Aplikasi Pengiriman File Menggunakan Protokol Zigbee dikaji performansi kinerja dari protokol Zigbee/IEE 802.15.4 pada Wireless Personal Area Network (WPAN) sebagai protokol untuk pengiriman file secara reliable serta penguploadan file kode hexa kedalam flash memory pada mikrokontroler. Pengujian dilakukan melalui dua node dengan salah satu fungsi sebagai receiver dan satunya berfungsi sebagai receiver. Pengiriman data secara serial dapat diandalkan, karena pada pengiriman data dengan jarak 1m - 60m tidak mengalami losses, akan tetapi jarak satu node dengan node yang lain mempengaruhi kecepatan dari pengiriman data. File kode hex yang diterima oleh receiver dapat di upload kedalam flash memory. Kata Kunci : Komunikasi Wireless, Protokol ZigBee, Wireless Sensor Network
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi tanpa kabel atau wireless telah mengalami perkembangan yang pesat dan penggunaan teknologi sendiri tidak lagi asing bagi masyarakat. Teknologi wireless telah banyak digunakan oleh masyarakat seperti bluetooth, mapun WPAN (Wireless Personal Area Network), karena kedua perangkat ini sudah banyak diaplikasikan pada smartphone, laptop, dan beberapa gadget lainnya. Bluetooth dan WPAN merupakan sebuah standart yang bekerja untuk transfer rate dari tingkatan sedang hingga tinggi, sehingga cocok digunakan untuk pengiriman data yang besar. Sedangkan untuk sebuah device transfer rate rendah dapat kita gunakan standar dari protokol ZigBee. Seiring perkembangan teknologi wireless telah banyak embedded system yang terprogram untuk melakukan sensor dan ditempatkan pada tempat-tempat yang memang sulit dijangkau oleh manusia. Permasalahan yang ada adalah bagaimana programmer tersebut mengupdate embedded system yang sudah ditanam dan ditempatkan pada tempat yang sulit dijangkau. Dengan memanfaatkan teknologi dari protokol ZigBee yang mempunyai jarak jangkauan sampai 2 Km, pada skripsi 2
Perancangan dan Implementasi Aplikasi Pengiriman File Menggunakan Protokol ZigBee akan dibahas bagaimana mengirim file secara reliable. Selain itu juga dikaji performansi kinerja dari protokol ZigBee/IEE 802.15.4 pada Wireless Personal Area Network (WPAN) sebagai protokol untuk pengiriman file secara reliable serta penguploadan kode hexa kedalam flash memory pada mikrokontroler. Pengujian dilakukan melalui dua node dengan salah satu fungsi sebagai transmitter dan satunya berfungsi sebagai receiver. Protokol ZigBee juga masuk dalam standar keluarga IEEE 802.15 bersama Bluetooth (802.15.1) dan WPAN (802.15.3) dengan kode standar IEEE 802.15.4 [3]. ZigBee juga memiliki topologi jaringan mesh sehingga mampu membentuk jaringan yang lebih luas dan data yang lebih diandalkan [1]. Standar ZigBee sendiri lebih banyak diaplikasikan kepada system tertanam (embedded application) seperti pengendalian industri atau pengendali alat lain secara wireless, data logging, dan juga sensor wireless dan lain-lain. Berikut beberapa perbedaan antara ZigBee, Blutooth, dan WPAN Tabel 1.1 Perbedaan antara UWB, Bluetooth, dan ZigBee [9] 1.2 Rumusan Masalah Mengacu permasalahan yang diuraikan dalam latar belakang, maka rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara membangun komunikasi antara protokol ZigBee dengan protokol ZigBee ke komputer server. 2. Bagaimana mekanisme pengiriman file melalui protokol ZigBee. 3. Bagaimana mengupload kode hex kedalam flash memory pada mikrokontroler. 1.3 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan skripsi ini adalah: 1. Membangun aplikasi pengiriman file secara reliable menggunakan protokol ZigBee. 2. Mengetahui bagaimana cara komunikasi protokol ZigBee dengan memanfaatkan komunikasi secara serial. 3. Mengetahui bagaimana mengupload program kedalam flash memory pada microcontroller.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Protokol ZigBee Nama ZigBee sebenarnya merupakan kependekan dari dua kata yaitu zigzag dan bee, yang berarti lebah yang terbang dengan perubahan arah. Namun secara teknik sendiri, ZigBee merupakan sebuah spesifikasi untuk protokol komunikasi tingkat tinggi yang mengacu pada standar IEEE 802.15.4 yang berhubungan dengan wireless Personal Area Networks (WPANs). ZigBee diimplementasikan pada perangkat pribadi maupun perangkat bisnis, yang merupakan standar dari IEEE 802.15.4. Keunggulan dari ZigBee adalah rendahnya daya yang dibutuhkan karena biasa digunakan dalam jaringan berskala kecil (personal), sehingga dapat digunakan sebagai perangkat pengatur secara nirkabel, dengan penginstalan sistem hanya perlu dilakukan sekali dan penggunaan sumber dayanya yang efisien dan lebih terjangkau harganya bila dibandingkan dengan teknologi nirkabel lain seperti bluetooth dan Wi-Fi. Keunggulan lainnya yaitu teknologi ini Standard Bandwidth Applications WPAN Up to 54 Mbps Internet browsing, file transfers Bluetooth 1 Mbps Wireless USB, ZigBee 250 Kbps Remote control, sensors 3
memiliki topologi jaringan Mesh yang mampu membentuk jaringan yang lebih besar dan reliable. ZigBee mempunyai kecepatan transmisi sekitar 250Kbps, di mana masih lebih rendah dibandingkan dengan teknologi jaringan personal lainnya seperti Bluetooth yang mempunyai kecepatan transmisi hingga 1Mbps. Sedangkan jarak jangkau ZigBee sekitar 200 meter, lebih jauh dibandingkan dengan Bluetooth. ZigBee bekerja pada frekuensi 2,4 GHz, 868 MHz dan 915 MHz, dimana ketiga rentang frekuensi ini merupakan rentang frekuensi yang gratis, yaitu 2,4-2.4835 GHz, 868 870 MHZ, dan 902-928 MHz. Setiap lebar frekuensi tersebut dibagi menjadi 16 channel. Bentuk fisik dari Wireless Zigbee adalah modul X-Bee pabrikan Maxstream/Digi. Pada modul X-Bee terdapat 20 pin, namun yang sementara ini digunakan adalah 6 pin, yaitu VCC dan GND untuk tegangan suplay, DOUT merupakan pin Transmit (TX), DIN merupakan pin Receive (RX), RESET merupakan pin reset modul X-Bee dan yang terakhir adalah PWMO/RSSI merupakan indicator bahwa ada penerimaan data. Pada gambar 2.1 ditunjukkan bentuk fisik dari XBee.
Gambar 2.1 Pin Konfigurasi XBee Pro Sumber : [2] 2.2 Komunikasi Serial Pada dasarnya X-Bee merupakan komunikasi secara serial, akan tetapi apabila mode API digunakan, dibutuhkan pemaketan data RF. Komunikasi serial adalah pengiriman data secara serial (data dikirim satu persatu secara berurutan), sehingga komunikasi serial lebih lambat daripada komunikasi paralel. Komunikasi Serial dapat digunakan untuk menggantikan Komunikasi Parallel jalur data 8-bit dengan baik. Tidak saja memakan biaya yang lebih murah, namun dapat digunakan untuk menghubungkan dua peralatan yang sangat jauh. Agar komunikasi serial dapat bekerja dengan baik, data byte harus diubah ke dalam bit-bit serial menggunakan peralatan yang disebut shift register parallel-in serial- out, kemudian data dikirimkan hanya dengan satu jalur data saja. Hal yang serupa dikerjakan pada penerima, dimana penerima harus mengubah bit-bit serial yang diterimanya menjadi data byte yang persis seperti data semula pada pengirim, dengan menggunakan shift register serial-in parallel- out. 2.3 X-Modem XModem adalah peralatan yang mentranslasikan data digital dari komputer ke sinyal analog yang akan dilewatkan jalur telepon. XModem di sisi yang lain, mengkonversikan sinyal analog yang diterima dari jalur telepon menjadi data yang akan dibaca oleh komputer. Kecepatan modem dinyatakan dalam Kbps (kilobit per second), yang merupakan ukuran dari data yang akan ditranslasikan dan dikirim. Proses translasi data dari pengirim dan penerima ditangani oleh protocol di masing- masing modem. Seluruh protocol data bekerja berdasarkan potongan blok-blok dari bit-bit data yang dibawa dan mengirimkan ke modem tujuan, yang selanjutnya akan menge- cek error di masing-masing blok data, dan kemudian, berdasarkan hasilnya dan tipe protokolnya, modem penerima tadi akan mengembalikan sinyal positif Acknowledgement (ACK) maupun negative acknowledgement (NAK) ke modem pengirim. Contoh data flow dari cara kerja X- Modem Sender Receiver NAK SOH 01 FD Data[128] CSUM
ACK 4
SOH 02 FC Data[128] CSUM
ACK SOH 03 FB Data[128] CSUM
ACK EOT
ACK
2.4 Internet Checksum Checksum adalah skema kesalahan- deteksi sederhana di mana setiap pesan yang dikirim yang menghasilkan nilai numeric berdasarkan byte dalam pesan. Pengirim menempatkan nilai yang dihitung dalam pesan dan mengirimkan nilai pada pesan. Penerima menerapkan rumus yang sama untuk masing-masing menerima pesan dan memeriksa untuk memastikan nilai numeric adalah sama. Jika tidak, penerima dapat mengasumsikan bahwa pesan telah rusak dalam transmisi. Internet Checksum dapat diartikan sebagai pengecekan dilakukan dengan melakukan penjumlahan pada sekumpulan data dan kemudian mengcomplement jumlah tersebut, kemudian hasil complement tersebut ditambahkan pada data sebagai sebuah karakter. Kemudian pada reciever, akan dihitung ulang checksum-nya dan dilakukan perbandingan nilai/jumlah data yang dikirimkan dengan checksum. Bila terjadi perbedaan nilai antara kedua nilai ini, maka terjadi kesalahan/error dalam pengiriman data. Pada dasarnya metode ini mirip dengan parity check, perbedaannya adalah jumlah bit pada sums lebih besar dan hasil dari penjumlahan data dengan checksum harus selalu dibuat nol. Kelebihan dari internet checksum sendiri adalah mudah diimplementasikan kedalam software, dan memiliki kehandalan sistem yang cukup tinggi, yaitu sekitar 90%, namun memiliki kelemahan deteksi error yang masih lemah (walaupun lebih handal dibandingkan dengan parity check), karena tidak dapat mendeteksi unit data (bytes/words) yang urutannya berantakan, tidak dapat mendeteksi unit data mana yang mengalami kesalahan. 2.5 AVRDUDE Pada arduino juga terdapat fungsi mikrokontroller yang memanfaatkan flash memori, yang berarti sebuah program dapat diupload kedalam mikrokontroller, pada skripsi Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Pengiriman File Menggunakan Protokol ZigBee penulis memanfaatkan teknologi tersebut dengan memasukkan file hex dari program yang sudah dibuat dengan aplikasi AVRDUDE. AVRDUDE adalah aplikasi yang berguna untuk pemrograman mikrokontroler Atmel AVR secara in-system programming (ISP). AVRDUDE dapat memprogram Flash dan EEPROM serta fuse bits dan lock bits melalui protokol serial. AVRDUDE mendukung dua tipe standar programmer, yaitu STK500 Atmel dan PPI (Parallel Port Interface). PPI merupakan programmer sederhana yang langsung dihubungkan ke port paralel PC, sementara STK500 menggunakan port serial untuk berkomunikasi dengan PC. Karena Avrdude merupakan program berbasis command-line, maka semua instruksi harus diberikan dalam bentuk baris perintah.
3. METODOLOGI DAN PERANCANGAN Metode penelitian yang akan diterapkan pada penelitian ini akan digambarkan dalam bentuk diagram alir pada Gambar 3.1. Kesimpulan dan saran disertakan sebagai catatan atas aplikasi dan kemungkinan arah pengembangan aplikasi selanjutnya. 5
Studi Literatur Analisa dan Perancangan Penyusunan Dasar Teori Diagram Alir Sistem Arsitektur Program Implementasi Pengujian dan Analisa Penulisan Laporan Aplikasi Pengiriman File Mulai Mulai Kebutuhan Antar Muka
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Penelitian Sumber: Perancangan 3.1 Studi Literatur Studi literatur mempelajari mengenai penjelasan dasar teori yang digunakan untuk menunjang penulisan skripsi. Teori-teori pendukung tersebut diperoleh dari buku, jurnal, e-book, penelitian sebelumnya, dan dokumentasi project. 3.2 Analisa dan Perancangan Analisis kebutuhan bertujuan untuk mendapatkan semua kebutuhan yang diperlukan oleh sistem yang akan dibangun. Analisis kebutuhan dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan sistem dan siapa saja yang terlibat di dalamnya. Berikut analisis kebutuhan dalam perancangan dan implementasi aplikasi pengiriman file menggunakan protokol ZigBee 3.2.1 Kebutuhan Antar Muka Kebutuhan untuk pengembangan perangkat lunak ini sebagai berikut : 1. Program yang akan dibangun berbasis console yang hanya berjalan pada terminal untuk system operasi berbasis linux atau command prompt untuk system operasi berbasis windows. 2. Program yang di bangun harus mampu mengirimkan file secara reliable dari satu modul XBee ke modul XBee yang lain. 3. Program yang di bangun harus mampu mengupload file hex kedalam flash memory mikrokontroller. 3.2.2 Arsitektur Program Perancangan dan implementasi aplikasi pengiriman file menggunakan protokol ZigBee dapat dilihat lebih jelas pada gambar arsitektur di bawah :
Gambar 3.2 Arsitektur Perancangan Aplikasi Sumber : Perancangan Dalam gambar diatas di jelaskan bagaimana cara aplikasi ini bekerja. Pertama, komputer mengirim file .hex melalui XBee A. Sistem kemudian akan mengirim file .hex tersebut menuju XBee B dengan memanfaatkan library pyserial dan xmodem dari python. Sistem akan mengirim secara reliable sampai file .hex terkirim. Setelah terkirim file akan di upload menuju flash memory dari sebuah sensor/mikrokontroller. 3.2.3 Diagram Alir Sistem Diagram alir menggunakan notasi- notasi untuk menggambarkan arus data yang membantu dalam proses memahami jalannya aplikasi. Gambar 3.4 menunjukkan diagram alir aplikasi pengiriman file secara reliable menggunakan protokol ZigBee. 6
N o Aktifitas Pelaksana X-Bee A X-Bee B 1.
2. Pengecekan serial koneksi pada modem XBee A dan B
3. File .hex adalah file yang dikirim dari modem XBee A menuju XBee B
4. Mengirim file .hex tersebut dari modem XBee A menuju XBee B melalui kabel serial
5. Pendeteksian error melalui bit yang dikirim, jika yang dikirim jumlah bitnya salah maka XBee B akan menunggu pengiriman bit kembali dari XBee A
6. Jika jumlah bit yang dikirim benar maka file .hex yang dikirim tadi disimpan dalam memory
7.
Tabel 3.1 Diagram alir sistem pengiriman file Sumber : Perancangan
Program dimulai dari proses pengecekan serial komunikasi antara komputer dengan modem XBee. File yang dikirim merupakan file berekstensi hex yang diciptakan oleh kompiler Assembles bahasa pemogramman C, Basic atau yang lain. File .hex akan dikirim dengan merubahnya menjadi bit dari modem XBee A menuju modem XBee B secara reliable melalui kabel serial. Ketika modem XBee B menerima bit yang dikirim dari modem XBee A akan terdapat checksum yang merupakan pendeteksian error melalui bit yang dikirim. Jika jumlah bit yang diterima tidak sama dengan bit yang dikirim maka akan error, modem XBee B akan waiting dan modem XBee A akan mengirim ulang hingga bit yang diterima oleh modem XBee B sama. 4. IMPLEMENTASI Implementasi dilakukan mengacu pada topologi dalam perancangan. Pada penelitian ini, perancangan aplikasi dan pengiriman file dibangun menggunakan bahasa pemograman python. Pada bagian ini ada beberapa konfigurasi yang akan dilakukan antara lain konfigurasi XBee menggunakan software X- CTU dan instalasi library Pyserial, XModem, dan AVRDUDE. X-CTU merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk mengonfigurasi dan menguji radio modem MaxStream. Pemberian alamat pada XBee dilakukan melalui X-CTU. X-CTU juga dapat mengkonfigurasi XBee menjadi coordinator ataupun menjadi end device. Selain itu, pengaturan retries pada XBee juga dapat dilakukan. X-CTU mendukung XBee Series 1 maupun XBee Pro. Antarmuka X-CTU dapat dilihat pada Gambar 4.1. MULAI File .hex Serial koneksi XBEE A Send file Xbee A Internet Checksum Serial koneksi XBEE B Receive file Xbee B File .hex true false SELESAI 7
Gambar 4.1 Antarmuka X-CTU Sumber : Digi.com
PySerial adalah library/modul Python siap-pakai dan gratis yang dibuat untuk memudahkan kita dalam membuat program komunikasi data serial RS232 dalam bahasa Python. Sebuah XModem adalah peralatan yang mentranslasikan data digital dari komputer ke sinyal analog yang akan dilewatkan jalur telepon. Proses translasi data dari pengirim dan penerima ditangani oleh protocol di masing-masing modem. Seluruh protocol data bekerja berdasarkan potongan blok-blok dari bit-bit data yang dibawa dan mengirimkan ke modem tujuan, yang selanjutnya akan menge-cek error di masing- masing blok data, dan kemudian, berdasarkan hasilnya dan tipe protokolnya, modem penerima tadi akan mengembalikan sinyal positif Acknowledgement (ACK) maupun negative acknowledgement (NAK) ke modem pengirim. AVRDUDE adalah aplikasi yang berguna untuk pemrograman mikrokontroler Atmel AVR secara in-system programming (ISP). AVRDUDE dapat memprogram Flash dan EEPROM serta fuse bits dan lock bits melalui protokol serial. AVRDUDE diinstall pada sis receiver untuk pengulploadan file hex kedalam flash memory dari mikrokontroller. 4.1 Implementasi Sender Setelah proses konfigurasi XBee dan instalasi library Pyserial dan XModem telah selesai, langkah selanjutnya adalah membuat beberapa parameter XBee yang perlu diatur agar modul ini dapat berkomunikasi dengan modul yang lain dengan menggunakan software X-CTU. Selanjutnya adalah membuat fungsi komunikasi agar node sender dapat berkomunikasi dengan node receiver. Proses komunikasi secara serial antara dua node tersebut dengan memanfaatkan library serial dengan mengatur baudrate, serial port, byte size, dan timeout. Setelah dapat berkomunikasi antar node langkah selanjutnya adalah membuat fungsi pengiriman file. Agar dapat mengirim file memanfaatkan library XModem dengan mengirimkan tiap paket sebanyak 8 bit. Setelah semua paket telah dikirim, pada sisi sender menunggu balasan acknowledgement (ACK). Ada suatu kasus dimana ACK tersebut tidak dikirim semua (packet loss), oleh karena itu penulis menggunakan internet checksum untuk pengecekan penerimaan ACK, apakah ACK yang dikirim benar dengan yang diterima. 4.2 Implementasi Receiver Tahap ini melakukan instalasi dan konfigurasi hampir sama dengan implementasi sender, perbedaannya adalah penulis membuat fungsi untuk menerima data dari sender. Node receiver menerima tiap 8 bit yang dikirim oleh node sender, dan mengubahnya kembali menjadi file, akan tetapi ada suatu kondisi dimana bit yang diterima tidak sama dengan yang dikirim (packet loss) oleh karena itu penulis menggunakan Internet Checksum untuk pengecekan penerimaan data, apakah data yang diterima benar dengan yang dikirim. 8
Setelah melakukan penerimaan data dengan benar node Receiver mengirim ACK yang memberi tanda pada node Sender bahwa data yang dikirim telah diterima dengan benar. 5. PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini dilakukan pengujian dan analisa berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kerja dari sistem. Pengujian dilakukan melalui dua simulasi dengan memanfaatkan komputer dan Raspberry Pi untuk melakukan pengiriman file. Pengujian menggunakan dua skenario yaitu : 1. Skenario pertama dilakukan pengiriman file kode hex di luar ruangan atau tanpa ada hambatan sama sekali antara protokol satu dengan yang lain dan di upload ke dalam flash memory. 2. Skenario kedua dilakukan di dalam ruangan (dengan hambatan), protokol satu dengan yang lain di tempatkan pada ruangan yang berbeda dan di upload kedalam flash memory. 5.1 Pengujian Data XBee digunakan untuk modul komunikasi serial, yang mana baudrate dapat diatur sesuai kebutuhan. Berikut ini merupakan data-data pengukuran kualitas pengiriman XBee dengan jarak 1 meter hingga 60 meter, dengan baudrate 115200 bps, data yang dikirim berupa file kode hex yang berisi kode program arduino menyalakan lampu led dan di upload kedalam flash memory. 5.1.1 Pengujian Skenario 1 Proses pengujian skenario satu adalah dilakukan pengiriman file kode hex di luar ruangan atau tanpa ada hambatan sama sekali antara protokol satu dengan yang lain dan di upload ke dalam flash memory.
N o. Baudrate Jar ak (m) File Upload pada flash memory yang dikirim yang diterima % loss es 1. 115200 1 File hex File hex 0 Berhasil 2. 115200 10 File hex File hex 0 Berhasil 3. 115200 20 File hex File hex 0 Berhasil 4. 115200 30 File hex File hex 0 Berhasil 5. 115200 40 File hex File hex 0 Berhasil 6. 115200 50 File hex File hex 0 Berhasil 7. 115200 60 File hex File hex 0 Berhasil Tabel 5.1 pengukuran kualitas pengiriman data dari XBee Sumber : Pengujian 5.1.2 Pengujian Skenario 2 Pengujian skenario 2 adalah dilakukan di dalam ruangan (dengan hambatan) antara protokol satu dengan yang lain di tempatkan pada ruangan yang berbeda dan di upload kedalam flash memory. N o. Baudrate Jar ak (m) File Upload pada flash memory yang dikirim yang diterima % loss es 1. 115200 1 File hex File hex 0 Berhasil 2. 115200 10 File hex File hex 0 Berhasil 3. 115200 20 File hex File hex 0 Berhasil 4. 115200 30 File hex File hex 0 Berhasil 5. 115200 40 File hex File hex 0 Berhasil 6. 115200 50 File hex File hex 0 Berhasil 7. 115200 60 File hex File hex 0 Berhasil Tabel 5.2 pengukuran kualitas pengiriman data dari XBee Sumber : Pengujian 5.2 Analisis Dari data hasil tabel pengujian didapatkan bahwa pengujian pengiriman file baik di luar halangan atau di dalam ruangan (dengan hambatan) dapat berhasil sampai penguploadan file kode hex ke dalam flash memory. Pada pengujian skenario pertama diuji pengiriman file kode hex yang berisikan kode program menyalakan lampu led kedalam flash memory. Pengujian dilakukan pada jarak 1 meter sampai 60 meter di luar ruangan/tanpa hambatan, ketika node 9
receiver dijalankan akan waiting hingga mendapatkan ACK dari node sender dan dikirimkan file kode hex ke node receiver per 8 bit, setelah terkirim node receiver memasukkan file kode hex tersebut kedalam flash memory dengan memanfaatkan teknologu AVRDUDE. Pada pengujian skenario kedua, dilakukan pengujian yang hampir sama dengan skenario kedua akan tetapi dilakukan di dalam ruangan atau dengan hambatan. Dengan adanya hambatan perbedaan kecepatan transfer data semakin lambat.
6. KESIMPULAN DAN SARAN Pada tahap ini berisi kesimpulan dari implementasi yang telah dilakukan. 6.1 Kesimpulan 1. Pengiriman data secara serial dapat diandalkan, karena pada pengiriman data dengan jarak 1m - 60m tidak mengalami losses. 2. Jarak antara satu node dengan node yang lain mempengaruhi kecepatan dari pengiriman data. 3. File kode hex yang diterima oleh receiver dapat di upload kedalam flash memory. 6.2 Saran 1. Pengujian dilakukan menggunakan metode routing. 2. Pengujian dilakukan dengan bentuk topologi jaringan dengan menggunakan node yang lebih dari dua. Daftar Pustaka
[1] Kinney, Patric, 2009, Zigbee Technology: Wireless Control that Simply Works. Chair of IEE 802.15.4 Task Group. Communications Design Conference. [2] John Bellantoni, Liaison, 2008, ZigBee- Enabled RFID Reader Network. WJ Communications, Inc. Worcester Polytechnic Institute. [3] IEEE 802.15.4. http://standards.ieee.org/about/get/802/8 02.15.html [4] Lnn Johan, dan Jonas Olsson, 2008. Zigbee for wireless networking. Jurnal : Department of Science and Technology. [5] Dwi, Nofianti, 2013. Simulasi Kinerja WPAN 802.15.4 (zigbee) dengan algoritma routing. (Online), (Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/32020/1/, Tanggal Akses: 24-02-2013). [6] Winardi. 2012. Mengenal Teknologi ZigBee Sebagai Standart Pengiriman Data Secara Wireless. (Online), (Diakses dari http://comp- eng.binus.ac.id/files/2012/06/, Tanggal Akses: 21-02-2013). [7] Suryani, Vera, dan Yudi Satria Gondokaryono. 2010. Analisis Performansi Protokol Zigbee Pada Jaringan WPAN. Bandung : Penerbit Diglib ITB. [8] Kusuma Whanindra, Rusdhianto Effendi AK, dan Eka Iskandar. 2012. Perancangan dan Implementasi Kontrol Fuzzy PID pada Pengendalian Auto Take Off Quadcopter UAV. Surabaya : Penerbit Diglib ITS. [9] Dr.S.S.Riaz, Ahamed (2005), The Role Of Zigbee Technology In Future Data Communication System, Sathak Institute of Technology.