Anda di halaman 1dari 9

1

KOMUNIKASI PENGIRIMAN DATA DENGAN PROTOKOL ZIGBEE


MENGGUNAKAN MEKANISME INTERNET CHECKSUM UNTUK MENGUBAH
PARAMETER MODUL ARDUINO
Aldim Irfani Vikri
(1)
, Sabriansyah Rizqika Akbar, ST., M.Eng.
(2)
, Eko Sakti Pramukantoro,
S.Kom., M.Kom.
(2)

(1)
Mahasiswa,
(2)
Dosen Pembimbing
Program Studi Informatika
Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
Jl. Veteran No 8, Malang 65145, Indonesia
E-mail : aldim.vikri@gmail.com sabrian@ub.ac.id ekosakti@ub.ac.id

ABSTRAKSI
Seiring berjalannya waktu, teknologi tanpa kabel atau wireless telah mengalami
perkembangan teknologi yang sangat pesat dan telah banyak dimanfaatkan untuk WSN
(Wireless Sensor Network). WSN kebanyakan ditempatkan pada tempat yang tidak dapat di
jangkau oleh manusia. Pada beberapa kasus tertentu dimana suatu WSN di upgrade akan
membutuhkan teknologi wireless yang mempunyai jarak jangkauan cukup jauh. Protokol
ZigBee yang menerapkan standar IEEE 802.15.4 merupakan solusi kedepan untuk itu. ZigBee
memiliki kelebihan pada pengoperasiannya yang memiliki jarak maksimal komunikasi hingga
100 meter, bentuknya kecil, murah dan membutuhkan daya yang sangat rendah (low power
consumption). Dalam skripsi Perancangan dan Implementasi Aplikasi Pengiriman File
Menggunakan Protokol Zigbee dikaji performansi kinerja dari protokol Zigbee/IEE 802.15.4
pada Wireless Personal Area Network (WPAN) sebagai protokol untuk pengiriman file secara
reliable serta penguploadan file kode hexa kedalam flash memory pada mikrokontroler.
Pengujian dilakukan melalui dua node dengan salah satu fungsi sebagai receiver dan satunya
berfungsi sebagai receiver. Pengiriman data secara serial dapat diandalkan, karena pada
pengiriman data dengan jarak 1m - 60m tidak mengalami losses, akan tetapi jarak satu node
dengan node yang lain mempengaruhi kecepatan dari pengiriman data. File kode hex yang
diterima oleh receiver dapat di upload kedalam flash memory.
Kata Kunci : Komunikasi Wireless, Protokol ZigBee, Wireless Sensor Network


1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi tanpa kabel atau wireless telah
mengalami perkembangan yang pesat dan
penggunaan teknologi sendiri tidak lagi asing
bagi masyarakat. Teknologi wireless telah
banyak digunakan oleh masyarakat seperti
bluetooth, mapun WPAN (Wireless Personal
Area Network), karena kedua perangkat ini
sudah banyak diaplikasikan pada
smartphone, laptop, dan beberapa gadget
lainnya. Bluetooth dan WPAN merupakan
sebuah standart yang bekerja untuk transfer
rate dari tingkatan sedang hingga tinggi,
sehingga cocok digunakan untuk pengiriman
data yang besar. Sedangkan untuk sebuah
device transfer rate rendah dapat kita
gunakan standar dari protokol ZigBee.
Seiring perkembangan teknologi wireless
telah banyak embedded system yang
terprogram untuk melakukan sensor dan
ditempatkan pada tempat-tempat yang
memang sulit dijangkau oleh manusia.
Permasalahan yang ada adalah bagaimana
programmer tersebut mengupdate embedded
system yang sudah ditanam dan ditempatkan
pada tempat yang sulit dijangkau.
Dengan memanfaatkan teknologi dari
protokol ZigBee yang mempunyai jarak
jangkauan sampai 2 Km, pada skripsi
2

Perancangan dan Implementasi Aplikasi
Pengiriman File Menggunakan Protokol
ZigBee akan dibahas bagaimana mengirim
file secara reliable. Selain itu juga dikaji
performansi kinerja dari protokol ZigBee/IEE
802.15.4 pada Wireless Personal Area
Network (WPAN) sebagai protokol untuk
pengiriman file secara reliable serta
penguploadan kode hexa kedalam flash
memory pada mikrokontroler. Pengujian
dilakukan melalui dua node dengan salah
satu fungsi sebagai transmitter dan satunya
berfungsi sebagai receiver.
Protokol ZigBee juga masuk dalam
standar keluarga IEEE 802.15 bersama
Bluetooth (802.15.1) dan WPAN (802.15.3)
dengan kode standar IEEE 802.15.4 [3].
ZigBee juga memiliki topologi jaringan
mesh sehingga mampu membentuk
jaringan yang lebih luas dan data yang lebih
diandalkan [1]. Standar ZigBee sendiri lebih
banyak diaplikasikan kepada system
tertanam (embedded application) seperti
pengendalian industri atau pengendali alat
lain secara wireless, data logging, dan juga
sensor wireless dan lain-lain.
Berikut beberapa perbedaan antara
ZigBee, Blutooth, dan WPAN
Tabel 1.1 Perbedaan antara UWB, Bluetooth,
dan ZigBee [9]
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu permasalahan yang diuraikan
dalam latar belakang, maka rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membangun
komunikasi antara protokol ZigBee
dengan protokol ZigBee ke
komputer server.
2. Bagaimana mekanisme pengiriman
file melalui protokol ZigBee.
3. Bagaimana mengupload kode hex
kedalam flash memory pada
mikrokontroler.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam
pembuatan skripsi ini adalah:
1. Membangun aplikasi pengiriman file
secara reliable menggunakan
protokol ZigBee.
2. Mengetahui bagaimana cara
komunikasi protokol ZigBee dengan
memanfaatkan komunikasi secara
serial.
3. Mengetahui bagaimana mengupload
program kedalam flash memory
pada microcontroller.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Protokol ZigBee
Nama ZigBee sebenarnya merupakan
kependekan dari dua kata yaitu zigzag dan
bee, yang berarti lebah yang terbang dengan
perubahan arah. Namun secara teknik
sendiri, ZigBee merupakan sebuah spesifikasi
untuk protokol komunikasi tingkat tinggi
yang mengacu pada standar IEEE 802.15.4
yang berhubungan dengan wireless Personal
Area Networks (WPANs). ZigBee
diimplementasikan pada perangkat pribadi
maupun perangkat bisnis, yang merupakan
standar dari IEEE 802.15.4.
Keunggulan dari ZigBee adalah
rendahnya daya yang dibutuhkan karena
biasa digunakan dalam jaringan berskala
kecil (personal), sehingga dapat digunakan
sebagai perangkat pengatur secara nirkabel,
dengan penginstalan sistem hanya perlu
dilakukan sekali dan penggunaan sumber
dayanya yang efisien dan lebih terjangkau
harganya bila dibandingkan dengan
teknologi nirkabel lain seperti bluetooth dan
Wi-Fi. Keunggulan lainnya yaitu teknologi ini
Standard Bandwidth Applications
WPAN Up to 54
Mbps
Internet
browsing,
file transfers
Bluetooth 1 Mbps Wireless
USB,
ZigBee 250 Kbps Remote
control,
sensors
3

memiliki topologi jaringan Mesh yang
mampu membentuk jaringan yang lebih besar
dan reliable.
ZigBee mempunyai kecepatan transmisi
sekitar 250Kbps, di mana masih lebih rendah
dibandingkan dengan teknologi jaringan
personal lainnya seperti Bluetooth yang
mempunyai kecepatan transmisi hingga
1Mbps. Sedangkan jarak jangkau ZigBee
sekitar 200 meter, lebih jauh dibandingkan
dengan Bluetooth.
ZigBee bekerja pada frekuensi 2,4 GHz,
868 MHz dan 915 MHz, dimana ketiga
rentang frekuensi ini merupakan rentang
frekuensi yang gratis, yaitu 2,4-2.4835 GHz,
868 870 MHZ, dan 902-928 MHz. Setiap
lebar frekuensi tersebut dibagi menjadi 16
channel.
Bentuk fisik dari Wireless Zigbee adalah
modul X-Bee pabrikan Maxstream/Digi. Pada
modul X-Bee terdapat 20 pin, namun yang
sementara ini digunakan adalah 6 pin, yaitu
VCC dan GND untuk tegangan suplay,
DOUT merupakan pin Transmit (TX), DIN
merupakan pin Receive (RX), RESET
merupakan pin reset modul X-Bee dan yang
terakhir adalah PWMO/RSSI merupakan
indicator bahwa ada penerimaan data. Pada
gambar 2.1 ditunjukkan bentuk fisik dari
XBee.


Gambar 2.1 Pin Konfigurasi XBee Pro
Sumber : [2]
2.2 Komunikasi Serial
Pada dasarnya X-Bee merupakan
komunikasi secara serial, akan tetapi apabila
mode API digunakan, dibutuhkan pemaketan
data RF.
Komunikasi serial adalah pengiriman
data secara serial (data dikirim satu persatu
secara berurutan), sehingga komunikasi serial
lebih lambat daripada komunikasi paralel.
Komunikasi Serial dapat digunakan untuk
menggantikan Komunikasi Parallel jalur data
8-bit dengan baik. Tidak saja memakan biaya
yang lebih murah, namun dapat digunakan
untuk menghubungkan dua peralatan yang
sangat jauh.
Agar komunikasi serial dapat bekerja
dengan baik, data byte harus diubah ke
dalam bit-bit serial menggunakan peralatan
yang disebut shift register parallel-in serial-
out, kemudian data dikirimkan hanya dengan
satu jalur data saja. Hal yang serupa
dikerjakan pada penerima, dimana penerima
harus mengubah bit-bit serial yang
diterimanya menjadi data byte yang persis
seperti data semula pada pengirim, dengan
menggunakan shift register serial-in parallel-
out.
2.3 X-Modem
XModem adalah peralatan yang
mentranslasikan data digital dari komputer
ke sinyal analog yang akan dilewatkan jalur
telepon. XModem di sisi yang lain,
mengkonversikan sinyal analog yang
diterima dari jalur telepon menjadi data yang
akan dibaca oleh komputer. Kecepatan
modem dinyatakan dalam Kbps (kilobit per
second), yang merupakan ukuran dari data
yang akan ditranslasikan dan dikirim.
Proses translasi data dari pengirim dan
penerima ditangani oleh protocol di masing-
masing modem. Seluruh protocol data bekerja
berdasarkan potongan blok-blok dari bit-bit
data yang dibawa dan mengirimkan ke
modem tujuan, yang selanjutnya akan menge-
cek error di masing-masing blok data, dan
kemudian, berdasarkan hasilnya dan tipe
protokolnya, modem penerima tadi akan
mengembalikan sinyal positif
Acknowledgement (ACK) maupun negative
acknowledgement (NAK) ke modem
pengirim.
Contoh data flow dari cara kerja X-
Modem
Sender Receiver
NAK
SOH 01 FD Data[128] CSUM

ACK
4

SOH 02 FC Data[128] CSUM

ACK
SOH 03 FB Data[128] CSUM

ACK
EOT

ACK

2.4 Internet Checksum
Checksum adalah skema kesalahan-
deteksi sederhana di mana setiap pesan yang
dikirim yang menghasilkan nilai numeric
berdasarkan byte dalam pesan. Pengirim
menempatkan nilai yang dihitung dalam
pesan dan mengirimkan nilai pada pesan.
Penerima menerapkan rumus yang sama
untuk masing-masing menerima pesan dan
memeriksa untuk memastikan nilai numeric
adalah sama. Jika tidak, penerima dapat
mengasumsikan bahwa pesan telah rusak
dalam transmisi.
Internet Checksum dapat diartikan sebagai
pengecekan dilakukan dengan melakukan
penjumlahan pada sekumpulan data dan
kemudian mengcomplement jumlah tersebut,
kemudian hasil complement tersebut
ditambahkan pada data sebagai sebuah
karakter. Kemudian pada reciever, akan
dihitung ulang checksum-nya dan dilakukan
perbandingan nilai/jumlah data yang
dikirimkan dengan checksum. Bila terjadi
perbedaan nilai antara kedua nilai ini, maka
terjadi kesalahan/error dalam pengiriman
data. Pada dasarnya metode ini mirip dengan
parity check, perbedaannya adalah jumlah bit
pada sums lebih besar dan hasil dari
penjumlahan data dengan checksum harus
selalu dibuat nol.
Kelebihan dari internet checksum sendiri
adalah mudah diimplementasikan kedalam
software, dan memiliki kehandalan sistem
yang cukup tinggi, yaitu sekitar 90%, namun
memiliki kelemahan deteksi error yang masih
lemah (walaupun lebih handal dibandingkan
dengan parity check), karena tidak dapat
mendeteksi unit data (bytes/words) yang
urutannya berantakan, tidak dapat
mendeteksi unit data mana yang mengalami
kesalahan.
2.5 AVRDUDE
Pada arduino juga terdapat fungsi
mikrokontroller yang memanfaatkan flash
memori, yang berarti sebuah program dapat
diupload kedalam mikrokontroller, pada
skripsi Perancangan Dan Implementasi
Aplikasi Pengiriman File Menggunakan
Protokol ZigBee penulis memanfaatkan
teknologi tersebut dengan memasukkan file
hex dari program yang sudah dibuat dengan
aplikasi AVRDUDE.
AVRDUDE adalah aplikasi yang berguna
untuk pemrograman mikrokontroler Atmel
AVR secara in-system programming (ISP).
AVRDUDE dapat memprogram Flash dan
EEPROM serta fuse bits dan lock bits melalui
protokol serial.
AVRDUDE mendukung dua tipe standar
programmer, yaitu STK500 Atmel dan PPI
(Parallel Port Interface). PPI merupakan
programmer sederhana yang langsung
dihubungkan ke port paralel PC, sementara
STK500 menggunakan port serial untuk
berkomunikasi dengan PC. Karena Avrdude
merupakan program berbasis command-line,
maka semua instruksi harus diberikan dalam
bentuk baris perintah.

3. METODOLOGI DAN PERANCANGAN
Metode penelitian yang akan diterapkan
pada penelitian ini akan digambarkan dalam
bentuk diagram alir pada Gambar 3.1.
Kesimpulan dan saran disertakan sebagai
catatan atas aplikasi dan kemungkinan arah
pengembangan aplikasi selanjutnya.
5

Studi Literatur
Analisa dan
Perancangan
Penyusunan
Dasar Teori
Diagram Alir
Sistem
Arsitektur
Program
Implementasi
Pengujian dan
Analisa
Penulisan
Laporan
Aplikasi
Pengiriman
File
Mulai
Mulai
Kebutuhan Antar
Muka


Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Penelitian
Sumber: Perancangan
3.1 Studi Literatur
Studi literatur mempelajari mengenai
penjelasan dasar teori yang digunakan untuk
menunjang penulisan skripsi. Teori-teori
pendukung tersebut diperoleh dari buku,
jurnal, e-book, penelitian sebelumnya, dan
dokumentasi project.
3.2 Analisa dan Perancangan
Analisis kebutuhan bertujuan untuk
mendapatkan semua kebutuhan yang
diperlukan oleh sistem yang akan dibangun.
Analisis kebutuhan dilakukan dengan
mengidentifikasi kebutuhan sistem dan siapa
saja yang terlibat di dalamnya. Berikut
analisis kebutuhan dalam perancangan dan
implementasi aplikasi pengiriman file
menggunakan protokol ZigBee
3.2.1 Kebutuhan Antar Muka
Kebutuhan untuk pengembangan
perangkat lunak ini sebagai berikut :
1. Program yang akan dibangun berbasis
console yang hanya berjalan pada
terminal untuk system operasi berbasis
linux atau command prompt untuk
system operasi berbasis windows.
2. Program yang di bangun harus mampu
mengirimkan file secara reliable dari
satu modul XBee ke modul XBee yang
lain.
3. Program yang di bangun harus mampu
mengupload file hex kedalam flash
memory mikrokontroller.
3.2.2 Arsitektur Program
Perancangan dan implementasi aplikasi
pengiriman file menggunakan protokol
ZigBee dapat dilihat lebih jelas pada gambar
arsitektur di bawah :

Gambar 3.2 Arsitektur Perancangan Aplikasi
Sumber : Perancangan
Dalam gambar diatas di jelaskan
bagaimana cara aplikasi ini bekerja. Pertama,
komputer mengirim file .hex melalui XBee A.
Sistem kemudian akan mengirim file .hex
tersebut menuju XBee B dengan
memanfaatkan library pyserial dan xmodem
dari python. Sistem akan mengirim secara
reliable sampai file .hex terkirim. Setelah
terkirim file akan di upload menuju flash
memory dari sebuah sensor/mikrokontroller.
3.2.3 Diagram Alir Sistem
Diagram alir menggunakan notasi-
notasi untuk menggambarkan arus data yang
membantu dalam proses memahami jalannya
aplikasi. Gambar 3.4 menunjukkan diagram
alir aplikasi pengiriman file secara reliable
menggunakan protokol ZigBee.
6

N
o
Aktifitas
Pelaksana
X-Bee
A
X-Bee B
1.

2.
Pengecekan
serial koneksi
pada modem
XBee A dan B

3.
File .hex adalah
file yang
dikirim dari
modem XBee A
menuju XBee B

4.
Mengirim file
.hex tersebut
dari modem
XBee A menuju
XBee B melalui
kabel serial

5.
Pendeteksian
error melalui bit
yang dikirim,
jika yang
dikirim jumlah
bitnya salah
maka XBee B
akan menunggu
pengiriman bit
kembali dari
XBee A

6.
Jika jumlah bit
yang dikirim
benar maka file
.hex yang
dikirim tadi
disimpan dalam
memory

7.

Tabel 3.1 Diagram alir sistem
pengiriman file
Sumber : Perancangan

Program dimulai dari proses pengecekan
serial komunikasi antara komputer dengan
modem XBee. File yang dikirim merupakan
file berekstensi hex yang diciptakan oleh
kompiler Assembles bahasa pemogramman
C, Basic atau yang lain. File .hex akan dikirim
dengan merubahnya menjadi bit dari modem
XBee A menuju modem XBee B secara reliable
melalui kabel serial.
Ketika modem XBee B menerima bit
yang dikirim dari modem XBee A akan
terdapat checksum yang merupakan
pendeteksian error melalui bit yang dikirim.
Jika jumlah bit yang diterima tidak sama
dengan bit yang dikirim maka akan error,
modem XBee B akan waiting dan modem
XBee A akan mengirim ulang hingga bit yang
diterima oleh modem XBee B sama.
4. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan mengacu pada
topologi dalam perancangan. Pada penelitian
ini, perancangan aplikasi dan pengiriman file
dibangun menggunakan bahasa pemograman
python. Pada bagian ini ada beberapa
konfigurasi yang akan dilakukan antara lain
konfigurasi XBee menggunakan software X-
CTU dan instalasi library Pyserial, XModem,
dan AVRDUDE.
X-CTU merupakan perangkat lunak yang
digunakan untuk mengonfigurasi dan
menguji radio modem MaxStream. Pemberian
alamat pada XBee dilakukan melalui X-CTU.
X-CTU juga dapat mengkonfigurasi XBee
menjadi coordinator ataupun menjadi end
device. Selain itu, pengaturan retries pada
XBee juga dapat dilakukan. X-CTU
mendukung XBee Series 1 maupun XBee Pro.
Antarmuka X-CTU dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
MULAI
File
.hex
Serial
koneksi
XBEE A
Send file
Xbee A
Internet
Checksum
Serial
koneksi
XBEE B
Receive
file Xbee
B
File
.hex
true
false
SELESAI
7


Gambar 4.1 Antarmuka X-CTU
Sumber : Digi.com

PySerial adalah library/modul Python
siap-pakai dan gratis yang dibuat untuk
memudahkan kita dalam membuat program
komunikasi data serial RS232 dalam bahasa
Python.
Sebuah XModem adalah peralatan yang
mentranslasikan data digital dari komputer
ke sinyal analog yang akan dilewatkan jalur
telepon. Proses translasi data dari pengirim
dan penerima ditangani oleh protocol di
masing-masing modem. Seluruh protocol
data bekerja berdasarkan potongan blok-blok
dari bit-bit data yang dibawa dan
mengirimkan ke modem tujuan, yang
selanjutnya akan menge-cek error di masing-
masing blok data, dan kemudian,
berdasarkan hasilnya dan tipe protokolnya,
modem penerima tadi akan mengembalikan
sinyal positif Acknowledgement (ACK)
maupun negative acknowledgement (NAK) ke
modem pengirim.
AVRDUDE adalah aplikasi yang berguna
untuk pemrograman mikrokontroler Atmel
AVR secara in-system programming (ISP).
AVRDUDE dapat memprogram Flash dan
EEPROM serta fuse bits dan lock bits melalui
protokol serial.
AVRDUDE diinstall pada sis receiver
untuk pengulploadan file hex kedalam flash
memory dari mikrokontroller.
4.1 Implementasi Sender
Setelah proses konfigurasi XBee dan
instalasi library Pyserial dan XModem telah
selesai, langkah selanjutnya adalah membuat
beberapa parameter XBee yang perlu diatur
agar modul ini dapat berkomunikasi dengan
modul yang lain dengan menggunakan
software X-CTU. Selanjutnya adalah
membuat fungsi komunikasi agar node
sender dapat berkomunikasi dengan node
receiver. Proses komunikasi secara serial
antara dua node tersebut dengan
memanfaatkan library serial dengan
mengatur baudrate, serial port, byte size, dan
timeout.
Setelah dapat berkomunikasi antar node
langkah selanjutnya adalah membuat fungsi
pengiriman file. Agar dapat mengirim file
memanfaatkan library XModem dengan
mengirimkan tiap paket sebanyak 8 bit.
Setelah semua paket telah dikirim, pada sisi
sender menunggu balasan acknowledgement
(ACK). Ada suatu kasus dimana ACK
tersebut tidak dikirim semua (packet loss), oleh
karena itu penulis menggunakan internet
checksum untuk pengecekan penerimaan
ACK, apakah ACK yang dikirim benar
dengan yang diterima.
4.2 Implementasi Receiver
Tahap ini melakukan instalasi dan
konfigurasi hampir sama dengan
implementasi sender, perbedaannya adalah
penulis membuat fungsi untuk menerima
data dari sender.
Node receiver menerima tiap 8 bit yang
dikirim oleh node sender, dan mengubahnya
kembali menjadi file, akan tetapi ada suatu
kondisi dimana bit yang diterima tidak sama
dengan yang dikirim (packet loss) oleh karena
itu penulis menggunakan Internet Checksum
untuk pengecekan penerimaan data, apakah
data yang diterima benar dengan yang
dikirim.
8

Setelah melakukan penerimaan data
dengan benar node Receiver mengirim ACK
yang memberi tanda pada node Sender
bahwa data yang dikirim telah diterima
dengan benar.
5. PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pada bab ini dilakukan pengujian dan
analisa berdasarkan perencanaan dari sistem
yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui kerja dari sistem.
Pengujian dilakukan melalui dua
simulasi dengan memanfaatkan komputer
dan Raspberry Pi untuk melakukan
pengiriman file.
Pengujian menggunakan dua skenario
yaitu :
1. Skenario pertama dilakukan
pengiriman file kode hex di luar
ruangan atau tanpa ada hambatan
sama sekali antara protokol satu
dengan yang lain dan di upload ke
dalam flash memory.
2. Skenario kedua dilakukan di dalam
ruangan (dengan hambatan),
protokol satu dengan yang lain di
tempatkan pada ruangan yang
berbeda dan di upload kedalam
flash memory.
5.1 Pengujian
Data XBee digunakan untuk modul
komunikasi serial, yang mana baudrate dapat
diatur sesuai kebutuhan. Berikut ini
merupakan data-data pengukuran kualitas
pengiriman XBee dengan jarak 1 meter
hingga 60 meter, dengan baudrate 115200
bps, data yang dikirim berupa file kode hex
yang berisi kode program arduino
menyalakan lampu led dan di upload
kedalam flash memory.
5.1.1 Pengujian Skenario 1
Proses pengujian skenario satu adalah
dilakukan pengiriman file kode hex di luar
ruangan atau tanpa ada hambatan sama
sekali antara protokol satu dengan yang lain
dan di upload ke dalam flash memory.



N
o.
Baudrate
Jar
ak
(m)
File Upload
pada
flash
memory
yang
dikirim
yang
diterima
%
loss
es
1. 115200 1 File hex File hex 0 Berhasil
2. 115200 10 File hex File hex 0 Berhasil
3. 115200 20 File hex File hex 0 Berhasil
4. 115200 30 File hex File hex 0 Berhasil
5. 115200 40 File hex File hex 0 Berhasil
6. 115200 50 File hex File hex 0 Berhasil
7. 115200 60 File hex File hex 0 Berhasil
Tabel 5.1 pengukuran kualitas pengiriman
data dari XBee
Sumber : Pengujian
5.1.2 Pengujian Skenario 2
Pengujian skenario 2 adalah dilakukan di
dalam ruangan (dengan hambatan) antara
protokol satu dengan yang lain di tempatkan
pada ruangan yang berbeda dan di upload
kedalam flash memory.
N
o.
Baudrate
Jar
ak
(m)
File Upload
pada
flash
memory
yang
dikirim
yang
diterima
%
loss
es
1. 115200 1 File hex File hex 0 Berhasil
2. 115200 10 File hex File hex 0 Berhasil
3. 115200 20 File hex File hex 0 Berhasil
4. 115200 30 File hex File hex 0 Berhasil
5. 115200 40 File hex File hex 0 Berhasil
6. 115200 50 File hex File hex 0 Berhasil
7. 115200 60 File hex File hex 0 Berhasil
Tabel 5.2 pengukuran kualitas pengiriman
data dari XBee
Sumber : Pengujian
5.2 Analisis
Dari data hasil tabel pengujian
didapatkan bahwa pengujian pengiriman file
baik di luar halangan atau di dalam ruangan
(dengan hambatan) dapat berhasil sampai
penguploadan file kode hex ke dalam flash
memory.
Pada pengujian skenario pertama diuji
pengiriman file kode hex yang berisikan kode
program menyalakan lampu led kedalam
flash memory. Pengujian dilakukan pada
jarak 1 meter sampai 60 meter di luar
ruangan/tanpa hambatan, ketika node
9

receiver dijalankan akan waiting hingga
mendapatkan ACK dari node sender dan
dikirimkan file kode hex ke node receiver per
8 bit, setelah terkirim node receiver
memasukkan file kode hex tersebut kedalam
flash memory dengan memanfaatkan
teknologu AVRDUDE.
Pada pengujian skenario kedua,
dilakukan pengujian yang hampir sama
dengan skenario kedua akan tetapi dilakukan
di dalam ruangan atau dengan hambatan.
Dengan adanya hambatan perbedaan
kecepatan transfer data semakin lambat.

6. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada tahap ini berisi kesimpulan dari
implementasi yang telah dilakukan.
6.1 Kesimpulan
1. Pengiriman data secara serial dapat
diandalkan, karena pada pengiriman
data dengan jarak 1m - 60m tidak
mengalami losses.
2. Jarak antara satu node dengan node
yang lain mempengaruhi kecepatan
dari pengiriman data.
3. File kode hex yang diterima oleh
receiver dapat di upload kedalam
flash memory.
6.2 Saran
1. Pengujian dilakukan menggunakan
metode routing.
2. Pengujian dilakukan dengan bentuk
topologi jaringan dengan
menggunakan node yang lebih dari
dua.
Daftar Pustaka

[1] Kinney, Patric, 2009, Zigbee
Technology: Wireless Control that
Simply Works. Chair of IEE 802.15.4
Task Group. Communications Design
Conference.
[2] John Bellantoni, Liaison, 2008, ZigBee-
Enabled RFID Reader Network. WJ
Communications, Inc. Worcester
Polytechnic Institute.
[3] IEEE 802.15.4.
http://standards.ieee.org/about/get/802/8
02.15.html
[4] Lnn Johan, dan Jonas Olsson, 2008.
Zigbee for wireless networking. Jurnal
: Department of Science and
Technology.
[5] Dwi, Nofianti, 2013. Simulasi Kinerja
WPAN 802.15.4 (zigbee) dengan
algoritma routing. (Online), (Diakses
dari http://eprints.undip.ac.id/32020/1/,
Tanggal Akses: 24-02-2013).
[6] Winardi. 2012. Mengenal Teknologi
ZigBee Sebagai Standart Pengiriman
Data Secara Wireless. (Online), (Diakses
dari http://comp-
eng.binus.ac.id/files/2012/06/, Tanggal
Akses: 21-02-2013).
[7] Suryani, Vera, dan Yudi Satria
Gondokaryono. 2010. Analisis
Performansi Protokol Zigbee Pada
Jaringan WPAN. Bandung : Penerbit
Diglib ITB.
[8] Kusuma Whanindra, Rusdhianto
Effendi AK, dan Eka Iskandar. 2012.
Perancangan dan Implementasi Kontrol
Fuzzy PID pada Pengendalian Auto
Take Off Quadcopter UAV. Surabaya :
Penerbit Diglib ITS.
[9] Dr.S.S.Riaz, Ahamed (2005), The Role
Of Zigbee Technology In Future Data
Communication System, Sathak
Institute of Technology.

Anda mungkin juga menyukai