Anda di halaman 1dari 3

1.

Peningkatan kebersihan mulut, yaitu dengan menyikat gigi secara teratur dan
sempurna sebanyak 3 kali sehari terutama sebelum tidur malam. Gosoklah gigi
dengan gerakan benar yaitu dari arah gusi ke permukaan puncak gigi, sentuhan
sikat gigi pada gusi akan memberikan pijatan bagi gusi sehingga merangsang
aliran darah pada gusi. Dianjurkan untuk tidak langsung menyikat gigi setelah
makan karena biasanya suasana mulut sehabis makan menjadi asam. Bila
langsung disikat, kemungkinan ada mineral yang terkikis dari gigi tersebut.
Idealnya tunggulah selama satu jam dulu, baru sikat gigi.
2. Penggunaan benang gigi/dental floss untuk menjaga kebersihan mulut. Dental
floss digunakan untuk membersihkan permukaan antara dua gigi yang sering
menjadi tempat terselipnya makanan dan menjadi tempat penimbunan plak.
Selain itu, dapat juga menggunakan sikat lidah.
3. Penilaian faktor diet. Penilaian secara menyeluruh terhadap diet sebaiknya
dilakukan untuk menentukan makanan apa saja yang dapat menyebabkan karies
gigi. Kontrol diet dalam pencegahan karies sangat bergantung pada kemauan
pasien sendiri. Tugas dokter gigi memberikan pengetahuan yang cukup mengenai
makanan dan minuman yang baik untuk kesehatan gigi. Misalnya, sehabis makan
pasien dianjurkan makan buah buahan yang berair dan berserat karena makanan
tersebut memberikan efek self cleansing pada gigi geligi. Selain itu makanlah
makanan yang mengandung vitamin terutama vitamin C yang menyehatkan gusi.
4. Mengkonsumsi xylitol, merupakan pemanis alami yang ada dalam konsetrasi
rendah pada buah buahan dan sayuran. Rasa manisnya sama dengan sukrosa
tapi kandungan kalorinya 40% lebih rendah. Biasanya dikemas dalam bentuk
permen karet dan memiliki manfaat dalam rongga mulut yaitu meningkatkan
produksi dan pH saliva sehingga proses remineralisasi dapat meningkat dan
menghambat terjadinya proses demineralisasi.
5. Peningkatan faktor pelindung saliva. Penurunan kemampuan proteksi saliva dapat
menyebabkan terjadinya karies akibat penurunan produksi saliva. Penurunan
tersebut dapat disebabkan karena konsumsi obat obat yang menurunkan jumlah
saliva dan penyakit sistemik yang mempengaruhi saliva. Salah satu cara
meningkatkan kualitas saliva adalah dengan banyak mengkonsumsi air putih.
6. Penggunaan obat kumur antiseptik yang mengandung klorheksidin.
Penggunaannya harus dikombinasikan dengan penyikatan gigi dan digunakan
setelah menyikat gigi untuk mengurangi terjadinya plak. Obat kumur antiseptik
tidak boleh digunakan dalam waktu lama karena dapat mengubah ekosistem flora
normal rongga mulut. Jika ada radang dan karies yang banyak, penggunaannya
boleh setiap hari dengan maksimal waktu penggunaannya selama 2 minggu. Obat
kumur yang mengandung pewangi dan berfungsi sebagai penyegar mulut tanpa
kandungan antiseptik, boleh digunakan setiap hari.
7. Penggunaan fluoride. Adanya peningkatan fluoridedalam rongga mulut dapat
menghambat terjadinya demineralisasi. Umumnya dokter gigi akan memberikan
secara topikal (dioleskan secara merata) pada seluruh permukaan gigi dan waktu
pemberiannya sesuai dengan aturan pabrik yang tertera di kemasan masing
masing produknya. Kadar fluor yang diberikan biasanya lebih tinggi
dibandingkan dengan kadar fluor dalam pasta gigi.
Selain cara-cara di atas, karies juga dapat dicegah dengan suatu cara bernama Minimal Invasive
Density (MID), yaitu paradigma baru tentang cara memperhatikan kesehatan gigi, mencegah
penyakit terutama karies melalui perawatan. Sebagai diagnosis awal, dilakukan identifikasi
faktor resiko karies yang disebabkan oleh banyak faktor seperti ekologi bakteri, frekuensi
fermentasi asupan karbohidrat, saliva yang tidak sehat, dan plak.
Saliva merupakan sistem pertahanan utama mulut dan gigi, berperan penting untuk melindungi
pajanan pada permukaan gigi. Saliva melindungi gigi dengan menetralisir perubahan asam dalam
mulut yang terjadi misalnya sesaat sesudah mengkonsumsi makanan asam, berperan sebagai
lubrikan, menyebarkan kalsium, fosfat dan fluoridepada permukaan gigi, serta membersihkan
makanan dan bakteri dari mulut setelah makan. Jika saliva berhenti melindungi gigi maka akan
terjadi hal buruk antara lain berkurangnya aktivitas pembersihan bakteri dan bekas makanan dari
mulut, berkurangnya buffer karena perubahan asam mulut, hingga aktivitas mulut menjadi
semakin asam dan selanjutnya akan memicu terjadinya perubahan struktur gigi karena karies.
Rongga mulut mempunyai kadar pH normal berada di angka 7, bila nilai pH jatuh pada angka
5,5 berarti keadaannya sudah kritis.
Untuk itu penting diketahui penyebab karies melalui tes terhadap faktor faktor yang sering
mempengaruhi terjadinya karies. Tes tersebut terbagi dalam 5 tahapan yaitu tes saliva, plak, diet,
klorida, dan modifying faktor. Pada masing masing hasil tes dalam tiap tahapan akan dapat
ditentukan jenis perawatan yang diperlukan untuk mencegah perkembangan karies lebih lanjut.
Tes pertama yang dilakukan adalah tes saliva yang terbagi lagi menjadi 2 tes yaitu resting saliva
dan stimulated saliva. Pada resting saliva akan diketahui tingkat dehidrasi, kekentalan dan pH
ludah. Tingkat dehidrasi diketahui melalui pemeriksaan yang meliputi bintik bintik air ludah
pada bibir bawah bagian dalam. Bila bintik bintik ludah timbul kurang dari 30 detik maka
masuk dalam kategori normal namun jika bintik bintik ludah muncul lebih dari 60 detik maka
sudah termasuk kategori kritis. Pada pemeriksaan kekentalan ludah (viscosity) di bawah lidah,
bila ludah encer berarti tingkat kekentalannya baik, sebaliknya bila kental berarti buruk. Untuk
tes stimulated saliva, pasien akan diminta mengunyah permen karet khusus selama 5 menit.
Setelah itu, pasien diminta untuk menampung air ludah di tempat penampungan untuk mengukur
kuantitas air ludah. Bila jumlah air ludah lebih dari 5 mL berarti bagus, namun bila kurang dari
3,5 mL berarti kurang baik.
Tes selanjutnya adalah tes plak yang berguna untuk mengetahui pH dan aktivitas plak.
Kemudian tes mengenai diet biasanya berhubungan dengan makanan yang dikonsumsi, seperti
gula dan asam. Semakin sering mengkonsumsi makanan yang mengandung glukosa seperti gula,
roti, biskuit manis, atau makanan manis lainnya, berarti semakin berpotensi merusak gigi. Begitu
juga dengan minuman yang mengandung asam, seperti minuman bersoda dan permen asam.
Pada tes fluorideakan diajukan pertanyaan mengenai penggunaan pasta gigi berfluorida,
konsumsi air mineral yang mengandung fluoride dan perawatan lain yang berhubungan dengan
penggunaan fluoride. Pada tes modifying akan ditanyakan tentang konsumsi obat obatan yang
berpotensi menurunkan aliran ludah seperti obat hipertensi atau jantung, riwayat penyakit yang
menyebabkan mulut kering, penggunaan produk orthodonti seperti kawat gigi, dan riwayat
penyakit episode karies yang aktif.
Setelah kelima tahapan tes tersebut dilakukan maka akan diketahui perawatan khusus yang
dibutuhkan. Pada umumnya untuk mencegah gigi berlubang, sangatlah penting untuk
menggunakan pasta gigi berfluorida atau yang mengandung baking soda. Selain itu bila hasil tes
buruk, maka pasien akan direkomendasikan untuk meningkatkan frekuensi sikat gigi dan
memperbanyak minum air putih. Pada pasien dengan tes pH buruk dan telah mencapai angka
kritis, maka akan diberikan pasta khusus yang dioleskan pada gigi. Minimal dengan melakukan
langkah langkah perawatan, karies dapat dicegah supaya kuman enggan mampir di gigi.

Anda mungkin juga menyukai