Garrison, Noreen, dan Brewer yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2006) mendefinisikan ABC sebagai berikut, Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas - activity based costing (ABC) adalah metode perhitungan biaya (costing) yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manager untuk keputusan strategis dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap (h.440). Hansen et al. mendefinisikan ABC sebagai berikut, Sistem biaya berdasarkan aktivitas (activity based cost-ABC) pertama-tama menelusuri biaya aktivitas dan kemudian produk. Asumsi yang mendasari adalah bahwa aktivitas-aktivitas memakai sumber- sumber daya dan produk, sebagai gantinya, memakai aktivitas (h.153). Neish dan Banks (1999) mendefinisikan ABC sebagai berikut:
Activity based costing is a costing method where all costs are allocated to products, services or departments according to the level of acticity giving rise to the major costs. It differs from rise to the major costs. It differs from the traditional normal or standard costing in that activities that activities that give rise to costs are identified for individual to costs are identified for individual product lines or services-as many costs as possible are identified directly with the individual products or services (p. 11).
Activity Based Costing(ABC) adalah metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer untuk keputusan stratejik dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. ABC juga digunakan sebagai elemen activity-based management, yaitu pendekatan manajemen yang focus pada aktivitas. Sementara itu, Catter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006) mendefinisikan ABC sebagai berikut, Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity- based costing-ABC) didefinisikan sebagai suatu sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukan satu atau lebih faktor yang berkaitan dengan volume (non-volume-related factor)(h. 496). Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ABC (Activity Based Costing) adalah suatu metode perhitungan harga pokok produk yang dilakukan dengan menelusuri biaya ke aktivitas-aktivitas, kemudian membebankan biaya aktivitas tersebut ke produk sehingga dapat diketahui harga produksi yang bukan hanya sekedar berdasarkan volume. Gambar 2.2 mengilustrasikan metode Activity Based Costing (ABC). Activity Based Costing dapat diartikan juga adalah sebagai berikut: Penentuan harga pokok produk berdasarkan kegiatan atau aktivitas. Dalam system akuntansi biaya tradisional, tujuannya adalah untuk menilai secara tepat persediaan dan harga pokok penjualan untuk pelaporan keuangan eksternal. Tujuan dari ABC adalah memahami overhead dan profitabilitas produk dan konsumen. Sebagai konsekuensi perbedaan tujuan ini, praktek ABC memiliki perbedaan dengan system akuntansi biaya tradisional. Dalam ABC: 1. Biaya produksi dan non produksi dibebankan ke produk 2. Beberapa biaya produksi tidak dimasukkan ke biaya produk 3. Ada sejumlah pool biaya overhead, setiap pool dialokasikan ke produk dan obyek biaya lainnya dengan menggunakan ukuran aktivitas masing-masing yang khusus. 4. Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasi dalam sistem akuntansi biaya tradisional. 5. Tarif overhead atau tingkat aktivitas disesuaikan dengan kapasitas dan bukannya dengan kapasitas yang dianggarkan.
Biaya non produksi Dalam akuntansi biaya tradisional, hanya biaya produksi yang dibebankan ke produk. Beban penjualan, umum dan administrasi diperlakukan beban periodic dan tidak dibebankan ke produk. Meskipun demikian, beberapa biaya non produksi ini juga sebagai bagian dari biaya produksi, penjualan, distribusi dan pelayanan atas produk. Contoh, komisi yang dibayarkan kepada tenaga penjualan, biaya pengiriman dan biaya garansi dapat dengan mudah ditelusuri ke produk. Untuk menentukan tingkat profitabilitas barang dan jasa biaya-biaya non produksitersebut dalam activity-based costing dibebankan ke produk. Biaya Produksi Dalam akuntansi biaya tradisional, semua biaya produksi dibebankan ke produk-produk, bahkan biaya produksi tidak langsung. Dalam ABC, biaya hanya akan dibebankan ke produk apabila ada alas an yang mendasar bahwa biaya tersebut dipengaruhi oleh produk yang dibuat. 2. Istilah Istilah yang digunakan dalam ABC a. Objek biaya adalah suatu tempat atau aktivitas dimana biaya biaya akan diakumulasikan, ada empat macam biaya yang biasa dipergunakan : Produk atau kelompok produk Jasa (jenis kegiatan) Departemen (Departemen teknik dan sumber daya manusia) Proyek (penelitian, promosi atau jasa layanan) b. Pemicu biaya (cost driver ) adalah factor yang member efek terhadapperubahan besarnya biaya yang dibebankan terhadap suatu objek biaya. Pemicu biaya pada suatu aktivitas akan disesuaikan dengan karakteristik dari aktivitas tersebut : Jenis aktivitas Pemicu biaya Set up mesin Frekuensi set up Material handling Frekuensi handling Desain Jam kerja yang digunakan Pengepakan Unit Produk
c. Cost pool Terjadinya biaya dikarenakan peggunaan smber daya ekonomis oleh suatu kegiata tertentu untuk tujuan tertentu. Biaya biaya sejenis yang terjadi untuk tujuan yang sama biasanya dikumpulkan menjadi satu kelompok yang disebut Cost Pool. Pengelompokkan biaya tersebut dapat dilakukan untuj jenis kegiatan yang sama menurut sumbernya (Departemen 1, Departemen 2, dst) atau dapat juga dikelompokkan berdasarkan pertanggungjawaban ( Misalnya Manajer pemasaran, manajer produksi, dsb )
3. Alokasi ABC pendekatan 2 tahap Pada tahap pertama, biaya yang terjadi dialokasikan ke pusat biaya ( Cost pool) berdasarkan ratio yang ditetapkan secara manaejrial. Pada tahap ke dua, biaya didalam departemen tersebut dibebankan kedalam produk berdasarkan cost driver tertentu (misalnya unit produk, jam kerja, jam mesin). Perbedaan alokasi biaya cara tradisional dengan ABC terletak pada dasarnya pembebanan yang digunakan. Dalam ABC yang menajdi asar alokasi adalah banyaknya kegiatan(aktivitas) yang diserap oleh produk.
Cara Tradisional : Biaya Sumber daya -> Cost Pool : Departemen -> Objek Biaya Tahap 1
Model ABC : Biaya Sumber Daya -> Cost pool : Pusat Aktivitas -> Objek Biaya ..Tahap 2
Secara umum aktivitas dapat dikelompokkan kedalam empat tingkatan diantaranya : Tingkat unit ( unit level activity) Aktivitas yang besar kecilnya dipengaruhi oleh unit produksi. Misalnya aktivitas terkait dengan buruh langsung dan aktivitas sepenggunaan mesin Tingkat Partai ( Batch level activity) Aktivitas yang besar keclnya dipengaruhi oleh banyaknya partai (batch) yang terjadi didalam satu periode. Misalnya biaya penyetelan mesin, biaya ini tidak tergantun pada banyaknya produk yang dibuat tetapi ergantung kepada berapa kali penyetelan yang dilakukan. Biaya penyetelan yang berlaku untuk sekelompok produk disebut partai (batch). Aktivitas mempertahankan produk (Sustain level activity) Aktivitas yang berfungsi untuk mendukung dan mempertahankan suatu produk secara individual. Misalnya Biaya iklan, biaya rekayasa produk, biaya re desain produk. Aktivitas mempertahankan fasilitas ( Facility level Activity) Aktivitas yang berkait dengan pengadaan fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan peruahaan secra menyeluruh. Misalnya Biaya pemeeliharaan, biaya pajak, biaya asuransi, dimana biaya biaya ini dimanfaatkan secara menyeluruh untuk mempertahankan keberadaan fasilitas.
Tingkat aktivitas Aktivitas yang dilakukan Pemicu yang digunakan Tingkat unit (unit level) Inspeksi kualitas Supervisi Penggunaan listrik Pelumas mesin Unit produksi Jam kerja Jam mesin (pilih yang paling tepat) Tingkat partai (Batch level) Penyetelan mesin Inspeksi awal Order pembelian Handeling Skedul produksi Frekuensi set up Jam inspeksi Jumlah order Jumlah pemindahan Jumlah running
4. Enam Langkah Mendesain Activity-based costing system (ABC) yang mengukur pemakaian sumber daya oleh aktivitas.sumber daya oleh aktivitas.. Assigning secondary activity costs to primary activities Pembebanan biaya pada aktivitas selesai pada tingkat pertama dari ABC. Dalam tingkat pertama ini, aktivitas diklasifikasikan menjadi primer dan sekunder. Jika ada aktivitas sekunder, maka tahap berikutnya muncul Menurut Hansen dan Mowen (2006), ada enam langkah dalam mendesain Activity-based costing system (ABC), yaitu: Activity identification, definition, and classification Identifikasi aktivitas adalah sebuah langkah pertama yang logis dalam mendesainsistem ABC. Aktivitas berasal dari aksi yang diambil satu atau dari pelaksanaan kerjadengan peralatan atau untuk orang lain. Definisi aktivitas adalah sebuah aktivitas dariinventory. Atribut aktivitas adalah informasi keuangan dan non-keuangan yangmenggambarkan aktivitas individual. Klasifikasi aktivitas merupakan atribut yangdigambarkan dan menjelaskan aktivitas dan pada waktu yang sama menjadi basispengklasifikasian aktivitas. Assign cost to activities Setelah mendeskripsikan dan menjelaskan aktivitas, tugas berikutnya adalah menentukan berapa banyak kos pada setiap aktivitas. Kos dari sebuah aktivitas adalah kos dari sumber daya yang dikonsumsi dari setiap aktivitas. Kos dari sumber daya harus dilekatkan pada aktivitas dengan pendekatan langsung atau dengan suatu pendorong. Penggerak aktivitas adalah faktor-faktor. Pada tahap produksi Tibgkat produk ( Product level) Desain Administrasi suku cadang Pengiriman produk Jumlah produk Jumlah suku Madang Tingkat fasilitas (Facility level) Pengadaan mesin dan fasilitas pabrik lainnya Jam mesin Unit produk Jam kerja langsung berikutnya, biaya aktivitas sekunder dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang memakai outputnya. Cost object and bills of activities Setelah biaya dari aktivitas primer ditentukan, maka biaya tersebut dapat dibebankan pada produk dalam suatu aktivitas penggunaannya seperti dengan yang diukur oleh penggerak aktivitas. Pembebanan ini diselesaikan dengan penghitungan suatu tarif aktivitas yang ditentukan terlebih dahulu dan mengalikan tarif ini dengan penggunaan aktivitas yang sebenarnya. Activity rates and product costing Guna menghitung tarif aktivitas, kapasitas praktis dari tiap aktivitas harus ditentukan. Guna membebankan biaya juga perlu diketahui jumlah dari tiap aktivitas yang dipakai oleh tiap produk. Dalam memenuhi tujuan ini, akan diasumsikan bahwa kapasitas praktis aktivitas adalah sebanding dengan total penggunaan aktivitas oleh semua produk. Classifiying activities Pada pembentukan kumpulan aktivitas yang berhubungan, aktivitas diklasifikasikan menjadi salah satu dari empat kategori umum aktivitas.
5. Mekanisme Perhitungan Biaya berdasarkan Aktivitas
Menurut Garrison et al. tahapan menerapkan ABC antara lain : 1. Alokasi tahap Pertama (First- Stage Allocation) yaitu proses pembebanan biaya overead ke pul biaya aktifitas dalam system ABC. Langkah langkah dalam tahap ini antara lain mengidentifikasikan dan mendefinisikan aktivitas, membebankanbiaya ke pul biaya aktifitas dan menghitung tarif aktifitas. 2. Alokasi Tahap Kedua (Second-Stage allocation) yaitu suatu proses dimana tariff aktivitas digunakan untuk membebankan biaya ke produk dan pelanggan dalam system ABC. Langkah langkah pada tahap duan antara lain memebebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktifitas dan ukuran aktivitas dan menyiapkan laporan manajemen. Alokasi Tahap pertama a. Mengidentifikasikan dan mendefinisikan aktivitas Langkah utama yang pertama dalam menerapkan system ABC adalah mengidentifikasikan aktivitas yang mejadi dasar system tersebut. Langkah ini mungkin sulit, memakan waktu, dan membutuhkan pertimbangan. Prosedur umum untuk melakukannya adalah melakukan wawancara erhadap semua orang yang terlibat atau setidaknya semua supervisor dan manajer departemen yang menimbulkan overhead danmeminta mereka lakukan. Cara untuk memahami aktifitas dan bagaimana aktivitas tersebut digabungkan disusun dalam lima tingkat : unit level, batch level, product level, customer level dan organization sustaining. Level tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Aktivitas unit level Dilakukan untuk setipa unit produksi. Biaya aktivitas unit level bersifat proporsional dengan jumlah unit produksi dan satu satunya biaya yang selalu dapat dibebankan secara akurat proporsional terhadap setiap volume. Sebagai contoh, menyediakan tenaga untuk menjalankan peralatan menjadi aktivitas unit level karena tenaga tersebut cenderung dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit produksi. 2. Aktivitas Batch level Dilakukan untuk setiap batch yang diproses, tanpa memeperhatikan berapa unit yang ada didalam batch tersebut.Biaya tingkat batch (batch level cost) adalah biaya yang disebabkan oleh jumlah batch yang diproduksi dan dijual. Contohnya yaitu pekerjaan seperti membuat order produksi, setup peralatan dan pengaturan pengiriman kepada konsumen. Biaya pada batch level lebih tergantung pada jumlah batch yang diproses, dan bukannya pada jumlah unit produksi, jumlah unit yang dijual, atau ukuran volume yang lain 3. Aktivitas Product level Berkaitan dengan produk yang spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa memeperhatikan berapa batch atau berapa unit yang diproduksi atau dijual. Biaya tingkat produk (product level cost) adalah biaya yang terjadi untuk mendukung sejumlah produk berbeda yang dihasilkan. Sebagai contoh, aktivitas untuk merancang produk, mengiklankan produk dan biaya untuk manajer dan staf produksi adalah aktivitas product level. 4. Aktivitas Customer Level Berkaiatan dengan konsumen khusus dan meliputi aktivitas sepertitelepon untuk penjualan, pengiriman catalog, dukungan teknis yang tidak terpaku pada produk tertentu. 5. Aktivitas Organization Sustaining Dilakukan tanpa memperhatikan konsumen mana yang dilayani, barang apa yang diproduksi, berapa batch yang dijalankan atau berapa unit yang dibuat. Kategori ini termasuk aktivitas seperti kebersihan kantor eksekutif, penyediaan jaringan computer, pengaturan pinjaman, penyusunan laporan tahunan untuk pemegang saham dan sebagainya. b. Membebankan biaya ke pul biaya aktivitas Pul biaya aktivitas adalah sebuah wadah yang mengakumulasikan semua biaya yangberkaitan dengan aktivitas tunggal dalam system ABC. Sebagai contoh, pul biaya pesanan pelanggan akan dibebani semua sumber daya yang dikonsumsi untuk memproses pesanan termasuk kertas yang digunakan dan pengaturan peralatan yang digunakan. Ukuran aktivitas pada pul biaya ini adalah jumlah pesanan yang diterima Aktivitas ini adalah aktivitas tingkat batch karena setiap pesanan menyebabkan pekerjaan tanpa memperhatikan apakah pesanan tersebut satu unit atau 1.000 unit. Sebagian besar biaya overhead diklasifikasikan dalam system akuntansi dasar perusahaan berdasarakan departemen dimana biaya tersebut terjadi. Sebagai contoh gaji, perlengkapan, sewa, dan sebagainya yang terjadi dalam departemen pemasaran akan dibebankan pada departemen tersebut. c. Menghitung Tarif Aktivitas Tarif aktivitas akan digunakan untuk pembebanan biaya overhead ke produk dan pelanggan. Tim ABC menentukan total aktivitas sesungguhnya yang diperlukan untuk memproduksi bauran produk dan melayani pelanggannya pada saat ini.
Sebagai contoh : Tim ABC menemukan 200 desain produk baru dibutuhkan setiap tahun untuk melayani perusahaan saat ini dan total biaya desain produk adalah Rp 257.000.000,00. Tarif aktivitasnya adalah Rp 1.285.000,00 per desain ( Rp 257.000.000,00 / 200) Alokasi Tahap Kedua a. Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran aktivitas. Dalam alokasi tahap kedua, tarif aktivitas digunakan untuk membebankan biaya produk dan pelanggan. Hal ini dilakukan dengan cara mengalikan tarif overhead per kelompok biaya dengan besarnya penggerak biaya yang dikonsumsikan oleh setiap produk.
b. Menyiapkan laporan manajemen. Setelah biaya produksi dihitung maka laporan manajemen dapat disiapkan guna memberikan informasi kepada pembacanya mengenai biaya produksi masing-masing produk dengan metode ABC. 6. Kelebihan dan Kekurangan ABC Kelebihan ABC antara lain : 1. ABC memperbaiki distorsi yang melekat dalam informasi biaya tradisional berdasarkan alokasi bertahap yang hanya digunakan penggerak yang dilakukan oleh volume. ABC lebih jauh mengakui hubungan sebab akibat antara penggerak biaya dengan kegiatan. Dengan memusatkan perhatian pada penggerak biaya kegiatan dalam proses bisnis, manajer dapat memahami dan bertindak pada penyebab biaya bukan gejala. 2. Perusahaan dengan biaya overhead yang tinggi, produk yang beragam, dan berbagai macam ukuran batch pelaksanaan produksi sangat mungkin memperoleh manfaat dari ABC. Sistem ABC menghasilkan banyak informasi mengenai kegiatan tersebut. Dengan menyediakan informasi ini, ABC menawarkan bantuan dalam memperbaiki proses kerja dengan menyediakan informasi yang lebih baik untuk membantu mengidentifikasi kegiatan yang membutuhkan banyak pekerjaan. 3. Informasi ABC mendorong perusahaan untuk mengevaluasi kegiatan untuk mengetahui mana yang tidak bernilai dan dapat dieliminasi. Bila hanya mengidentifikasikan kegiatan yang tidak bernilai maka tidak akan mengurangi biaya. Oleh karena itu, manajer harus Overhead yang dibebankan = Tarif Kelompok x Unit penggerak yang dikonsumsi oleh produk mengurangi kelebihan sumber daya atau mengalokasikannya ke dalam bidang yang lebih produktif. Kekurangan ABC antara lain : 1. Mengimplementasikan ABC adalah suatu proyek besar yang membutuhkan sumber daya yang besar sehingga membutuhkan dana yang lebih mahal untuk pemeliharaan dibandingkan dengan proses biaya tradisional berdasarkan jam tenaga kerja langsung. Keuntungan dari meningkatnya keakuratan mungkin tidak sebanding dengan biayanya. 2. ABC menghasilkan angka yang berbeda dengan angka yang dihasilkan oleh sistem perhitungan biaya tradisional. Tetapi manajer terbiasa menggunakan sistem perhitungan secara tradisional untuk menjalankan operasinya dan sistem perhitungan biaya tradisional sering digunakan dalam evaluasi kinerja. 3. Umumnya laporan yang dihasilkan oleh sistem ABC terbaik tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Konsekuensinya, organisasi yang menggunakan ABC harus memiliki dua sistem biaya yang berbeda yaitu satu untuk penggunaan internal dan satu untuk menyiapkan laporan eksternal. Ini lebih mahal dari menggunakan satu sistem dan dapat menimbulkan kebingungan tentang sistem mana yang harus dipercaya dan diandalkan.
7. Perbandingan Biaya produk Tradisional Dalam penentuan harga pokok produk, sistim akuntansi biaya tradisional kurang sesuai lagi untuk diterapkan di era tekhnologi yang modern seperti saat ini. Karena sistem ini mempunyai beberapa kelemahan. Diantaranya adalah memberikan informasi biaya yang terdistorsi. Distorsi timbul karena adanya ketidakakuratan dalam pembebanan biaya, sehingga mengakibatkan kesalahan penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian. Distorsi tersebut juga mengakibatkan undercost/overcost terhadap produk (Hansen & Mowen, 2004). Adanya berbagai kelemahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan metode Activity-Based Costing. Perusahaan dapat menggunakan sistem Activity Based Costing (ABC) untuk menganalisis aktivitas. Penerapan ABC merupakan inovasi yang salah satunya adalah untuk mengurangi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, menambah nilai tambah kepada produk/jasa yang akan dihasilkan, dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan atau yang tidak menciptakan nilai tambah. Activity Based Costing adalah metode penentuan harga pokok yang menelusur biaya ke aktivitas, kemudian ke produk. Perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara akuntansi biaya tradisional dengan ABC adalah jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan dalam metode ABC lebih banyak dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya tradisional. Perusahaan dapat menggunakan sistem Activity Based Costing (ABC) untuk menganalisis aktivitas. Penerapan ABC merupakan inovasi yang salah satunya adalah untuk mengurangi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, menambah nilai tambah kepada produk/jasa yang akan dihasilkan, dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan atau yang tidak menciptakan nilai tambah.
8. Contoh Kasus Classic Brass Inc., membuat dua jenis produk tiang penyangga untuk kapal pesiar mewah penyangga standar dan penyangga pesanan spesial. Perusahaan menggunakan sistem ABC sederhana yang digunakan untuk pembuatan keputusan internal. Perusahaan memiliki departemen overhead dengan jumlah biaya berikut : Departemen Produksi : Upah pabrik tidak langsung Penyusutan peralatan pabrik Utilitas pabrik Sewa bangunan pabrik
$500.000 300.000 120.000 80.000
$1.000.000 Departemen Administrasi Umum : Gaji dan upah administrasi Penyusutan peralatan kantor Sewa gedung administrasi
400.000 50.000 60.000
510.000 Departemen Pemasaran : Gaji dan upah pemasaran Beban penjualan
250.000 50.000
300.000 Total biaya overhead $1.810.000
Sistem ABC perusahaan memiliki pul biaya aktivitas dan ukuran aktivitas Pul Biaya Aktivitas Pengukuran Aktivitas Pesanan pelanggan Desain produk Ukuran order Hubungan pelanggan Lainnya Jumlah pesanan pelanggan Jumlah desain produk Jam mesin Jumlah pelanggan yang aktif Tidak berhubungan (not application)
Biaya yang dibebankan ke dalam pul biaya aktivitas Lainnya tidak memiliki ukuran aktivitas di dalamnya terdiri atas biaya kapasitas menganggur dan biaya pemeliharaan organisasi. Biaya- biaya tersebut tidak dialokasikan ke produk, pesanan, dan pelanggan. Classic Bras Inc., mendistribusikan biaya overhead departemen produksi, departemen administrasi umum, dan departemen pemasaran ke pul biaya aktivitas berdasarkan interview dengan karyawan. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Pul Biaya Aktivitas Pesanan Pelanggan Desain Produk Ukuran Pesanan Hubunga n Pelangga n Lainny a TOTA L Departemen Produksi : Upah pabrik tidak langsung Penyusutan perlengkapan pabrik Utilitas pabrik Sewa guna bangunan pabrik
25% 20% 0%
0%
40% 0% 10%
0%
20% 60% 50%
0%
10% 0% 0%
0%
5% 20% 40%
100%
100% 100% 100%
100% Departemen Administrasi Umum : Gaji dan upah administrasi Penyusutan perlengkapan kantor Sewa guna bangunan administrasi
15% 30%
0%
5% 0%
0%
10% 0%
0%
30% 25%
0%
40% 45%
100%
100% 100%
100% Departemen Pemasaran : Gaji dan upah pemasaran Beban penjualan
22% 10%
8% 0%
0% 0%
60% 70%
10% 20%
100% 100% Total aktivitas 1.000 pesanan 400 desain 20.000 jam mesin 250 pelangga n
Salah satu pelanggan, yaitu Windwart Yachts : 1. Perusahaan memesan tiga pesanan, yaitu dua pesanan adalah masing-masing terdiri dari 150 tiang penyangga standar dan satu pesanan adalah pesanan khusus compass housing. 2. Total 177 jam mesin digunakan untuk mengisi tiga pesanan berikut, 300 unit tiang penyangga standar membutuhkan 175 jam mesin dan dua jam mesin diperlukan untuk compass housing. 3. Windward Yachts adalah salah satu pelanggan dari 250 pelanggan yang dilayani oleh Classic Brass. Perusahaan menggunakan data di laporan keuangan sebagai berikut : Tiang Penyangga Standar Compass Housing Khusus Total Penjualan Biaya langsung : Bahan baku langsung Tenaga kerja langsung Pengiriman $2.660.000
$905.500 $263.750 $60.000 $540.000
$69.500 $87.500 $5.000 $3.200.000
$975.000 $351.250 $65.000
Windward Yachts Penjualan Biaya langsung : Biaya bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung Biaya pengiriman $11.350
$2.123 $1.900 $250
JAWABAN Alokasi Tahap Pertama ke Pul Biaya Aktivitas
Pul Biaya Aktivitas Pesanan Pelanggan Desain Produk Ukuran Pesanan Hubungan Pelanggan Lainny a TOTAL Departemen Produksi : Upah pabrik tidak langsung Penyusutan perlengkapan pabrik Utilitas pabrik Sewa guna bangunan pabrik
$125.000 60.000
0 0
$200.000 0
12.000 0
$100.000 180.000
60.000 0
$50.000 0
0 0
$25.00 0 60.000
48.000 80.000
$500.000 300.000
120.000 80.000 Departemen Administrasi Umum :
Gaji dan upah administrasi Penyusutan perlengkapan kantor Sewa guna bangunan administrasi 60.000 15.000
0 20.000 0
0 40.000 0
0 120.000 12.500
0 160.00 0 22.500 60.000 400.000 50.000 60.000 Departemen Pemasaran : Gaji dan upah pemasaran Beban penjualan
Perhitungan Tarif Aktivitas Pul Biaya Aktivitas (a) Total Biaya (b) Total Aktivitas (a) : (b) Tarif Aktivitas Pesanan pelanggan $320.000 1.000 pesanan $320 per pesanan Desain produk $252.000 400 desain $630 per desain Ukuran pesanan $380.000 20.000 jam mesin $19 per jam mesin Hubungan pelanggan $367.500 250 pelanggan $1.470 per pelanggan Lainnya $490.500 Tidak berlaku Tidak berlaku