Anda di halaman 1dari 4

Tabel berikut menggambarkan pengelompokkan harta tak berwujud,metode, serta tariff

amortisasinya.
Kelompok Harta Tak
Berwujud
Masa Manfaat
Tarif Amortisasi
Garis Lurus Saldo Menurun
Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 Tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 Tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%

Kelompok, metode, dan tariff amortisasi seperti disebutkan dalam tabel di atas berlaku juga
untuk :
1. Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal suatu perusahaan.
Pengeluaran ini dapat juga dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran.
2. Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial, misalnya biaya studi
kelayakan dan biaya produksi percobaan, yang mempunyai masa manfaat lebih dari
satu tahun. Pengeluaran ini dikapitalisasikan kemudian diamortisasi sesuai tabel di
atas. Satu hal yang harus diperhatikan adalah bahwa biaya operasional yang bersifat
rutin, seperti biaya rekening listrik dan telepon, gaji pegawai, dan biaya kantor
lainnya, tidak boleh dikapitalisasi tetapi dibebankan sekaligus pada tahun
pengeluaran.

CONTOH PENGHITUNGAN AMORTISASI
Contoh 4 :
PT Asti Jaya pada tanggal 4 Januari 2009 mengeluarkan uang sebanyak Rp 100.000.000
untuk memperoleh hak lisensi dari Phoenyxcycle Ltd selama 4 tahun untuk memproduksi
Sepeda Phoenix. Penghitungan amortisasi atas hak lisensi tersebut adalah sebagai berikut:
Alternatif I : Metode Garis Lurus
Amortisasi tahun 2009 :
25% x Rp 100.000.000,00 = Rp 25.000.000,00

Amortisasi tahun 2010 :
25% x Rp 100.000.000,00 = Rp 25.000.000,00
Amortisasi tahun 2011 :
25% x Rp 100.000.000,00 = Rp 25.000.000,00
Amortisasi tahun 2012 :
25% x Rp 100.000.000,00 = Rp 25.000.000,00
Alternatif II : Metode Saldo Menurun
Amortisasi tahun 2009 :
50% x Rp 100.000.000,00 = Rp 50.000.000,00
Amortisasi tahun 2009 :
50% x (Rp 100.000.000,00 Rp 50.000.000,00)
50% x Rp 50.000.000,00 = Rp 25.000.000,00
Amortisasi tahun 2011 :
50% x (Rp 50.000.000,00 Rp 25.000.000,00)
50% x Rp 25.000.000,00 = Rp 12.500.000,00
Amortisasi tahun 2012 :
Diamortisasi sekaligus = Rp 12.500.000,00

1. F. AMORTISASI BERDASAR METODE SATUAN PRODUKSI
1. I. Hak/ pengeluaran dibidang penambangan minyak dan gas bumi
Amortisasi dengan metode satuan produksi diterapkan pada amortisasi atas pengeluaran
untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi. Dalam hal ini, metode satuan produksi
dilakukan dengan persentase perbandingan antara realisasi penambangan minyak dan gas
bumi pada tahun yang bersangkutan dengan taksiran jumlah seluruh kandungan minyak dan
gas bumi di lokasi tersebut yang dapat diproduksi.

Contoh 5 :
PT Dira Oil mengeluarkan uangnyay sebesar Rp 1.000.000.000,00 untuk memperoleh hak
penambangan minyak bumi. Kandungan minyak bumi ditaksir sebesar 5.000.000 barel.
Produksi minyak bumi tahun 2009 mencapai 1.500.000 barel. Besarnya amortisasi untuk
tahun 2005 adalah :
Tarif amortisasi
= (realisasi penambangan : taksiran kandungan) x 100%
= (1.500.000 : 5.000.000) x 100%
= 30%
Amortisasi 2009
= 30% x Rp 1.000.000.00,00
= Rp 300.000.000,00
Seandainya jumlah produksi yang sebenarnya lebih kecil dari yang diperkirakan, sehingga
masih terdapat sisa pengeluaran yang belum diamortisasi, maka atas sisa tersebut boleh
dibebankan sekaligus dalam tahun pajak yang bersangkutan.

1. II. Hak penambangan selain minyak dan gas bumi, hak pengusahaan hutan,
hak pengusahaan sumber dan hasil alam lainnya
Amortisasi dengan metode satuan produksi setinggi-tingginya 20% setahun, diterapkan pada
amortisasi atas :
1. Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain minyak dan gas bumi
2. Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan hutan
3. Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan sumber dan hasil alam lainnya,
yang mempunya masa manfaat lebih dari satu tahun.
Contoh 6 :
PT Dira Wood mengeluarkan uang sebesar Rp 1.000.000.000,00 untuk memperoleh hak
pengusahaan hutan. Potensi hak pengusahaan hutan adalah 200.00 ha. jumlah yang sudah
dimanfaatkan pada tahun 2009 adalah sebesar 80.000 ha.
Jumlah yang di amortisasi dengan presentase satuan produksi yang di realisasikan dalam
tahun 2009 adalah sebesar :
(80.000 : 200.000) x Rp 1.000.000.000,00
= 40% Rp 1.000.000.000,00 = Rp 400.000.000,00
Jumlah yang boleh diamortisasi maksimum adalah 20% dari pengeluaran, maka amortisasi
yang diperkenankan hanyalah sebesar 20% x Rp 1.000.000.000,00 = Rp 200.000.000,00
Perhitungan amortisasi berdasarkan tarif
PT. Asti Jaya pada tanggal 4 November 2001 mengeluarkan uang sebanyak Rp. 100 Juta
untuk memperoleh hak lisensi dari Phoenixcycle Ltd selama 4 tahun untuk memproduksi
sepeda Phoenix. Penghitungan amortisasi atas hak lisensi tersebut adalah
Metode garis lurus
Amortisasi tahun 2001 adalah 25 % x Rp. 100 Juta = Rp. 25 Juta
Amortisasi tahun 2002 adalah 25 % x Rp. 100 Juta = Rp. 25 Juta
Amortisasi tahun 2003 adalah 25 % x Rp. 100 Juta = Rp. 25 Juta
Amortisasi tahun 2004 adalah 25 % x Rp. 100 Juta = Rp. 25 Juta
Metode saldo menurun.
Amortisasi tahun 2001 adalah 50 % x Rp. 100 Juta = Rp. 50 Juta
Amortisasi tahun 2002 adalah 50 % x (`Rp. 100 Juta Rp. 50 Juta ) 50 % x Rp. 50 Juta = Rp.
25 Juta
Amortisasi tahun 2003 adalah 50 % x ( Rp. 50 Juta Rp. 25 Juta ) 50 % x Rp. 25 Juta = Rp.
12,5 Juta
Amortisasi tahun 2004 adalah karena tahun 2004 merupakan akhir masa manfaat, maka pada
tahun 2004 seluruh sisa nilai buku diamortisasikan sekaligus sehingga tahun 2004 adalah Rp.
25 Juta Rp. 12,5 Juta = Rp. 12,5 Juta

Anda mungkin juga menyukai