Anda di halaman 1dari 13

Page | 1

BAB I
PENDAHULUAN
Gagal Jantung (Heart Failure)adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu
memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan.
Kadang orang salah mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung.
Sebenarnya istilah gagal jantung menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk
mempertahankan beban kerjanya.
Penyakit jantung pada lansia mempunyai penyebab yang multifaktorial yang saling tumpang
tindih. Untuk itu kita harus terlebih dahulu memahami mengenai konsep Faktor Resiko dan
Penyakit Degeneratif. Faktor resiko adalah suatu kebiasaan, kelainan dan faktor lain yang
bila ditemukan/dimiliki seseorang akan menyebabkan orang tersebut secara bermakna lebih
berpeluang menderita penyakit degeneratif tertentu.
Penyakit degeneratif adalah suatu penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu
berhubungan dengan satu faktor resiko atau lebih, dimana faktor-faktor resiko tersebut
bekerja sama menimbulkan penyakit degeneratif itu. Penyakit degeneratif itu sendiri dapat
menjadi faktor resiko untuk penyakit degeneratif lain. Misalnya: penyakit jantung dan
hipertensi merupakan faktor risiko stroke.

1.1 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini agar mahasiswa kedokteran mengetahui dan memenuhi
sasaran pembelajaran yaitu anamnesa, diagnosis, etiologi, epidemologi, patofisiologi, faktor
resiko, manifestasi klinis, prognosis, komplikasi, penatalaksanaan dan pencegahan daripada
kasus yang didapat dan telah didiskusikan bersama.



Page | 2

BAB I I
PEMBAHASAN
2.1 Anamnesis
1
Gagal jantung adalah alasan yang sangat sering, mencakup 5% dari pasien yang dirawat di bangsal
rumah sakit. Antara perkara-perkara yang ditanyakan pada pasien ialah :
Adakah ada masalah pernafasan di malam hari? Ceritakan lebih lanjut dan tanyakan jumlah
bantal yang dipakai.
Adakah sering sesak nafas sewaktu beraktivitas dan istirahat?
Adakah terdapat edema/bengkak pada tungkai?
Asites
Ikterus, nyeri hati, mual, dan nafsu makan berkurang?
Efusi pleura

Riwayat penyakit terdahulu :
Riwayat nyeri dada? (adakah riwayat MI baru)
Riwayat penyakit jantung sebelumnya?
Riwayat faktor risiko arterosklerosis?
Riwayat penyakit pernafasan dan ginjal?
Riwayat kardiomyopati?

Obat-obatan :
Apakah baru-baru ini ada perubahan jenis obat yang dimakan oleh pasien? Contohnya :
diuretic, ACE-Inhibitor, beta-blocker
Apakah pasien mengkonsumsi obat yang bisa menyebabkan kardiomyopati?
Apakah pasien merokok?
Bagaimanakah konsumsi alcohol pasien?

Tanyakan toleransi pasien terhadap olahraga misalnya naik tangga, jarak berjalan ditempat datar.
Nilai masukan garam dan juga air.



Page | 3

2.2 Pemeriksaan
1
2.2.1 Pemeriksaan Fisik
1
Pemeriksaan fisik harus ditujukan untuk menetapkan adanya gagal jantung dan kemungkinan
etiologinya. Pada pasien gagal jantung selalunya ditemukan :
Kulit dingin dan lembap
Takikardia
Irama gallop pada jantung
Takipnea, sianosis
Suara nafas : ronkhi basah / wheezing
Hipertensi / hipotensi
Syok kardiogenik
Peningkatan JVP
Edema perifer
Asites
Hepatomegali
Efusi pleura
Denyut apeks bergeser

2.2.2 Pemeriksaan Penunjang
1

Pemeriksaan Rontgen thorax
Nilai besar jantung, ada/tidaknya edema paru dan efusi pleura. Tapi banyak juga pasien
CHF tanpa disertai kardiomegali.
Pemeriksaan EKG
Nilai ritmenya, apakah ada tanda dari strain ventrikel kiri, bekas infark miokard dan
bundle branch block (Disfungsi ventrikel kiri jarang ditemukan bila pada EKG sadapan a-
12 normal).
Echocardiography
Mungkin menunjukkan adanya penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri, pembesaran
ventrikel dan abnormalitas katup mitral.



Page | 4

2.3 Working Diagnosis
Untuk menentukan diagnosa dari HF pada lansia cukup sulit. Gejala yang ada tidaklah
khas. Gejala-gejala seperti sesak nafas saat beraktivitas atau cepat lelah seringkali dianggap
sebagai salah satu akibat proses menua atau dianggap sebagai akibat dari penyakit penyerta
lainnya seperti penyakit paru, kelainan fungsi tiroid, anemia, depresi, dll.
2
Pada usia lanjut, seringkali disfungsi diastolik diperberat oleh PJK. Iskemia miokard dapat
menyebabkan kenaikan tekanan pengisian ke dalam ventrikel kiri dan juga tekanan vena
pulmonalis yang meningkat, sehingga mudah terjadi udem paru dan keluhan sesak nafas.
2
Gejala yang sering ditemukan adalah sesak nafas, orthopnea, paroksismal nokturnal
dispnea, edema perifer, fatique, penurunan kemampuan beraktivitas serta batuk dengan
sputum jernih. Sering juga didapatkan kelemahan fisik, anorexia, jatuh dan konfusi.
2
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nilai JVP (Jugularis Venous Pressure) meninggi. Sering
juga terdapat bunyi jantung III, pitting udem, fibrilasi atrial, bising sistolik akibat regurgitasi
mitral serta ronkhi paru.
2
CHF menurut New York Heart Assosiation dibagi menjadi :
Grade 1 : Penurunan fungsi ventrikel kiri tanpa gejala.
Grade 2 : Sesak nafas saat aktivitas berat
Grade 3 : Sesak nafas saat aktivitas sehari-hari.
Grade 4 : Sesak nafas saat sedang istirahat.

2.4 Differential Diagnosis
2.4.1 Angina Pectoris
3
Angina ditandai oleh serangan nyeri dada kiri hilang timbul dan bisa menjalar ke dagu dan
juga lengan kiri. Angina terbahagi kepada tiga tipe :
Angina stabil : nyeri dada sesak nafas pada saat kegiatan dan menghilang saat
istirahat
Page | 5

Angina tidak stabil : nyeri dada dan sesak tetap terjadi pada saat tidak melakukan
kegiatan kerana athroma yang sudah lebih menutup jalan darah.
Prinzmetal angina : nyeri dada terjadi tiba-tiba karena vasospasme pada koroner
yang tiba-tiba (karena obat,efek psikis dan lain-lain)

2.4.2 Kardiomiopati
3
Merupakan suatu kelainan pada otot jantung. Kelainan ini dikelompokkan dalam tiga
kelompok utama tergantung pada efek klinis dari kelainan ini pada fungsi ventrikel kiri, yang
bisa mengalami hipertrofi, dilatasi atau restriksi.

Kardiomiopati hipertrofi : dikenali juga sebagai HCM ( hypertrophic
cardiomyopathy),biasanya familial. Menyebabkan LVH asimetris yang berhubungan
dengan hilangnya distensibilitas ventrikel kiri yang menyebabkan gejala sinkop,
sesak nafas, edema paru, angina dan juga regurgitasi.
Kardiomiopati dilatasi : penggelembungan rongga ventrikel kerana gangguan fasa
sistolik, curah jantung yang rendah pada individu dengan kelainan genetic seperti
SLE, muscular dystrophy Duchene
Kardiomiopati restriktif : efisiensi ventrikel sebagai pompa terbatas karena adanya
fibrosis endokardial atau jaringan granulasi. Dinding otot cor jadi kaku dan tidak bisa
terisi darah saat diastolic.

2.5 Etiologi
Adalah penting untuk menemukan penyebab yang medasari penyakit :
Frekuensi relatif
Kardiomiopati dilated / tidak diketahui 45%
Penyakit Jantung Iskemik 40%
Kelainan katup 9%
Page | 6

Hipertensi 6%
Sumber : Cardiology and Respiratory Medicine 2001
Selain itu ada pula faktor presipitasi lain yang dapat memicu terjadinya gagal jantung, yaitu :
Kelebihan Na dalam makanan
Kelebihan intake cairan
Tidak patuh minum obat
Iatrogenic volume overload
Aritmia : flutter, aritmia ventrikel
Obat-obatan: alkohol, antagonis kalsium, beta bloker
Sepsis, hiper/hipotiroid, anemia, gagal ginjal, defisiensi vitamin B, emboli paru.
Setiap penyakit yang mempengaruhi jantung dan sirkulasi darah dapat menyebabkan gagal
jantung.
Beberapa penyakit dapat mengenai otot jantung dan mempengaruhi kemampuannya untuk
berkontraksi dan memompa darah.
Penyebab paling sering adalah penyakit arteri koroner, yang menyebabkan berkurangnya
aliran darah ke otot jantung dan bisa menyebabkan suatu serangan jantung.
Kerusakan otot jantung bisa disebabkan oleh:
Miokarditis (infeksi otot jantung karena bakteri, virus atau mikroorganisme lainnya)
Diabetes
Kelenjar tiroid yang terlalu aktif
Kegemukan (obesitas).
Penyakit katup jantung bisa menyumbat aliran darah diantara ruang-ruang jantung atau
diantara jantung dan arteri utama. Selain itu, kebocoran katup jantung bisa menyebabkan
darah mengalir balik ke tempat asalnya. Keadaan ini akan meningkatkan beban kerja otot
jantung, yang pada akhirnya bisa melemahkan kekuatan kontraksi jantung.
Page | 7

Penyakit lainnya secara primer menyerang sistem konduksi listrik jantung dan menyebabkan
denyut jantung yang lambat, cepat atau tidak teratur, sehingga tidak mampu memompa
darah secara efektif.
Jika jantung harus bekerja ekstra keras untuk jangka waktu yang lama, maka otot-ototnya
akan membesar; sama halnya dengan yang terjadi pada otot lengan setelah beberapa bulan
melakukan latihan beban. Pada awalnya, pembesaran ini memungkinkan jantung untuk
berkontraksi lebih kuat; tetapi akhirnya jantung yang membesar bisa menyebabkan
berkurangnya kemampuan memompa jantung dan terjadilah gagal jantung.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa menyebabkan jantung bekerja lebih berat.
Jantung juga bekerja lebih berat jika harus mendorong darah melalui jalan keluar yang
menyempit (biasanya penyempitan katup aorta).
Penyebab yang lain adalah kekakuan pada perikardium (lapisan tipis dan transparan yang
menutupi jantung). Kekakuan ini menghalangi pengembangan jantung yang maksimal
sehingga pengisian jantung juga menjadi tidak maksimal.
Penyebab lain yang lebih jarang adalah penyakit pada bagian tubuh yang lain, yang
menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan oksigen dan zat-zat makanan, sehingga jatung
yang normalpun tidak mampu memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut dan terjadilah
gagal jantung.
Penyebab gagal jantung bervariasi di seluruh dunia karena penyakit yang terjadipun tidak
sama di setiap negara. Misalnya di negara tropis sejenis parasit tertentu bisa bersemayam di
otot jantung dan menyebabkan gagal jantung pada usia yang jauh lebih muda.
2.6 Epidemiologi
2,3
Gagal jantung adalah merupakan suatu sindrom, bukan diagnosa penyakit. Sindrom gagal
jantung kongestif (Chronic Heart Failure/ CHF) juga mempunyai prevalensi yang cukup tinggi
pada lansia dengan prognosis yang buruk. Prevalensi CHF adalah tergantung umur/age-
dependent. Menurut penelitian, gagal jantung jarang pada usia di bawah 45 tahun, tapi
menanjak tajam pada usia 75 84 tahun.
Page | 8

Dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, akan didapati prevalensi dari CHF
yang meningkat juga. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya lansia yang mempunyai
hipertensi akan mungkin akan berakhir dengan CHF. Selain itu semakin membaiknya angka
keselamatan (survival) post-infark pada usia pertengahan, menyebabkan meningkatnya
jumlah lansia dengan resiko mengalami CHF.
Prevalensi gagal jantung di Inggris, Skandinavia, dan AS adalah sekitar 1% secara
keseluruhan dan 10% pada manula. Tingkat mortalitas tahunan pada kasus yang lebih berat
dari 50%.

2.7 Patofisiologi
4
Ukuran jantung membesar akibat dilatasi atau hipertrofi serabut-serabut otot. Sebagai
respons terhadap meningkatnya beban volume, terjadi pertambahan volume ventrikel
(jantung membesar). Ini pada awalnya bermanfaat untuk menambah kekuatan krontraksi
jantung saat teregang (hokum Starling). Akan tetapi, kontraksi semakin menurun dengan
terjadinya peregangan berlebihan.
4

Curah jantung menurun secara harafiah, menyebabkan penurunan perfusi pada organ vital.
Akivitas saraf simpatis dan kadar noradrenalin plasma meningkat, menyebabkan
meningkatnya denyut jantung, kontraktilitas miokard serta tonus arteri dan vena.
4

Aliran darah ginjal berkurang dan menyebabkan aktivasi system rennin-angiotensin.
Angiotensin II menyebabkan vasokontriksi dan dengan menstimulasi aldosteron, retensi
natrium dan air. Mekanisme ini meningkatkan preload dan afterload.
4

Preload adalah sampai sejauh mana otot jantung meregang sebelum kontraksi, dicerminkan
oleh volume ventrikel pada akhir end-diastolic volume. Afterload ialah beban kontraksi
ventrikel selama sistol yang dihasilkan oleh katup aorta dan cabang arteri.

Maka, gagal jantung berhubungan dengan vasokontriksi melalui angiotensin II dan aktivitas
saraf simpatis serta retensi garam dan air. Mekanisme ini mula-mula meningkatkan curah
Page | 9

jantung (hukum Starling) dan tekanan darah, tetapi dengan menyebabkan penurunan aliran
darah perifer dan sumbatan sirkulasi.



Gambar 1 : patofisiologi gagal jantung

2.8 Manifestasi Klinis
3,4
Tanda serta gejala penyakit gagal jantung dapat dibedakan berdasarkan bagian mana dari
jantung itu yang mengalami gangguan pemompaan darah, lebih jelasnya sebagai berikut :
Gagal jantung sebelah kiri ; menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-
paru (edema pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas yang hebat. Pada
awalnya sesak nafas hanya dirasakan saat seseorang melakukan aktivitas, tetapi
sejalan dengan memburuknya penyakit maka sesak nafas juga akan timbul pada
saat penderita tidak melakukan aktivitas. Sedangkan tanda lainnya adalah cepat
letih (fatigue), gelisah/cemas (anxity), detak jantung cepat (tachycardia), batuk-
batuk serta irama degub jantung tidak teratur (Arrhythmia).

Page | 10

Sedangkan Gagal jantung sebelah kanan ; cenderung mengakibatkan
pengumpulan darah yang mengalir ke bagian kanan jantung. Sehingga hal ini
menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, perut (ascites)
dan hati (hepatomegaly). Tanda lainnya adalah mual, muntah, keletihan, detak
jantung cepat serta sering buang air kecil (urin) dimalam hari (Nocturia).


2.9 Penatalaksanaan
Medikamentosa
2,3
Diuretic : digunakan untuk mengendalikan retensi natrium dan air. Furosemid
40mg/hari atau bemetanid 1mg/hari biasanya efektif. Kemungkinan diperlukan dosis
yang tinggi dan synergism antara Tiazid dan diuretic loop bisa dicoba. Pemantauan
status cairan dan fungsi ginjal yang teliti.
Ace Inhibitor : disamping dapat mengatasi gangguan neurohumoral pada gagal
jantung, dapat juga memperbaiki toleransi kerja fisik yang tampak jelas sesudah 3-6
bulan pengobatan. Dari golongan ACE-I, Kaptopril merupakan obat pilihan karena
tidak menyebabkan hipotensi berkepanjangan dan tidak terlalu banyak mengganggu
faal ginjal pada kasus gagal jantung. Kontraindikasinya adalah disfungsi ginjal berat
dan bila ada stenosis bilateral arteri renalis.
Obat-obatan inotropik, seperti digoksin diberikan pada kasus gagal jantung untuk
memperbaiki kontraksi ventrikel. Dosis digoksin juga harus disesuaikan dengn
besarnya clearance kreatinin pasien. Obat-obat inotropik positif lainnya adalah
dopamine (5-10 Ugr/kg/min) yang dipakai bila tekanan darah kurang dari 90
mmHg. Bila tekanan darah sudah diatas 90 mmHg dapat ditambahkan dobutamin
(5-20 Ugr/kg/min). Bila tekanan darah sudah diatas 110 mmHg, dosis dopamin dan
dobutamin diturunkan bertahap sampai dihentikan.
Beta blocker : dengan karvedilol atau bisoprolol yang dititrasi mulai dari dosis yang
sangat rendah dibawah pengawasan kardiolog dan juga bisa ditambahkan untuk
menurunkan aktivitas simpatis yang berlebihan dan menolong remodelling otot
jantung.
Spironolakton 25mg/hari memiliki risiko hiperkalemia dan disfungsi ginjal.
Page | 11

Antagonis kalsium, untuk memperbaiki relaksasi miokard dan menimbulkan
vasodilatasi koroner.
Nitrat sebagai tambahan bila ada keluhan angina atau sesak, jangka panjang tidak
terbukti memperpanjang simptom gagal jantung

Non medikamentosa
2,3
Pace maker : CRT with biventricular pacing
ICD (intra cardiac defibrilator) : dengan risiko aritmia
Transplantasi jantung


2.10 Pencegahan
5
Sekiranya kita merasakan adanya tanda dan gejala seperti yang disebutkan diatas, sebaiknya
segera memeriksakan diri ke dokter. Mengurangi faktor yang dapat menyebabkan kondisi
gagal jantung, berhenti merokok, kurangi konsumsi makanan berlemak, upayakan
melakukan olah raga, pola atau gaya hidup yang teratur.

Tentunya bagi mereka yang mengalami atau menderita penyakit yang dapat berakibat
menimbulkan serangan gagal jantung sebaiknya rutin mengkontrolkan diri ke dokter,
misalnya penderita darah tinggi (Hypertension), kencing manis (Diabetes), penumpukan plak
(kolesterol atau lainnya) pada pembuluh darah jantung (Coronary Artery Disease).

2.11 Prognosis
5
Prognosis HF tergantung dari derajat disfungsi miokardium. Menurut New York Heart
Assosiation, HF kelas I-III didapatkan mortalitas 1 dan 5 tahun masing-masing 25% dan
52%. Sedangkan kelas IV mortalitas 1 tahun adalah sekitar 40%-50%.


Page | 12

2.12 Komplikasi
6
Dampak dari gagal jantung secara cepat berpengaruh terhadap kekurangan penyediaan
darah, sehingga menyebabkan kematian sel akibat kekurangan oksigen yand dibawa dalam
darah itu sendiri. Kurangnya suplay oksigen ke otak (Cerebral Hypoxia), menyebabkan
seseorang kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas dengan tiba-tiba yang berujung
pada kematian.

BAB I I I
KESI MPULAN

Gagal jantung adalah keadaan ketidakmampuan jantung sebagai pompa darah untuk
memenuhi secara adekuat kebutuhan metabolisme tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan
oleh karena gangguan primer otot jantung atau beban jantung yang berlebihan atau
kombinasi keduanya. Untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, jantung yang
bertindak sebagai pompa sentral akan memompa darah untuk menghantarkan bahan-bahan
metabolisme yang diperlukan ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkut sisa-sisa
metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh. Beban jantung yang berlebihan pada preload
atau beban volume terjadi pada defek dengan pirau kiri ke kanan, regurgitasi katup,
atau fistula arteriovena. Sedangkan beban yang berlebihan pada afterload atau beban
tekanan terjadi pada obstruksi jalan keluar jantung, misalnya stenosis aorta, stenosis
pulmonal ataukoarktasio aorta. Oleh itu, harus diatasi dengan pemberian obat-obatan
seperti ACE-inhibitor, beta-blocker, diuretic, digoksin, nitrat dan juga morfin. Namun, untuk
kasus berat dan tidak dapat ditolong dengan obat-obatan harus dilakukan trasplantasi
jantung. Dapat juga dicegah dengan mengamalkan gaya hidup sehat seperti selalu
berolahraga, diet rendah lemak dan kurang garam, serta tidak merokok.




Page | 13

DAFTAR PUSTAKA
1. Bickley S. Buku saku pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan Bates. 5
th
ed. Jakarta:
EGC, 2006; pg 116-117.
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku ajar ilmu penyakit
dalam jilid 3. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing, 2009
3. McPhee S.J, Papadakis M.A, 2008. Current Medical Diagnose & Treatment. United
States : McGrawHill Companies,Inc.
4. McPhee S.J, Hammer G.D, 2009. Pathophysiology of Disease 6
th
Edition. United
States : McGrawHill Companies,Inc.
5. Heart Failure, March 2011. Diunduh dari : http://www.mayoclinic.com/health/heart-
failure/DS00061
6. Heart Failure and Therapy, May 2011. Diunduh dari :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001211/

Anda mungkin juga menyukai