Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Tatanan struktur kenegaraan berisi aturan, cara, dan adat istiadat yang berlaku Suatu
Negara dianggap telah memiliki konstitusi sejak Negara itu dibentuk. Sumber utama Negara
adalah konstitusi, salah satu makna konstitusi adalah UUD 1945. Di Indonesia UUD 1945
dijadikan sebagai landasan Konstitusional yang menjelaskan mengenai tugas dan wewenang
aparat pemerintah. Dan juga UUD 1945 sebagai konstitusi dan ciptaan manusia perlu
diadakan amandemen atau perubahan untuk pasal pasal yang kurang sesuai dengan
perkembangan zaman.

B. Perumusan Masalah
Dari segi substansi dan isinya, UUD 1945, memiliki keterbatasan dan kelemahan yang
tidak dapat dipakai sebagai rujukan konstitusional yang memadai. Yang menjadi masalah saat
ini adalah apakah sebuah UUD yang dulu dibuat masih sesuai dengan corak kehidupan
masyarakat indonesia saat ini? Untuk itu, disini akan sedikit dibahas mengenai amandemen
UUD 1945 di Indonesia. Dan amandemen tersebut hendaknya dapat diketahui secara jelas
oleh rakyat indonesia yang menyangkut berbagai aspek kehidupan.






2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Tata Perundangan Menurut Uu No 12 Tahun 2011
Dalam UU No.12 Tahun 2011 pasal 7 ayat 1disebutkan Jenis dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan terdiri atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Dan kekuatan hukumnya ditegaskan pada pasal 7 ayat 2 : Kekuatan hukum Peraturan
Perundang-undangan sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Jenis Peraturan Perundang-undangan ini mencakup peraturan yang ditetapkan oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial,
Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan
Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota,
Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat. Suatu undang-undang yang diduga
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka
pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi. Sedangkan, suatu Peraturan Perundang-
3

undangan di bawah Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-Undang,
pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (atau disingkat Perpu) adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa. Materi muatan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah sama dengan materi muatan
Undang-Undang. Perpu ditandatangani oleh Presiden. Setelah diundangkan, Perpu harus
diajukan ke DPR dalam persidangan yang berikut, dalam bentuk pengajuan RUU tentang
Penetapan Perpu Menjadi Undang-Undang. Pembahasan RUU tentang penetapan Perpu
menjadi Undang-Undang dilaksanakan melalui mekanisme yang sama dengan pembahasan
RUU. DPR hanya dapat menerima atau menolak Perpu. Jika Perpu ditolak DPR, maka Perpu
tersebut tidak berlaku, dan Presiden mengajukan RUU tentang Pencabutan Perpu tersebut,
yang dapat pula mengatur segala akibat dari penolakan tersebut.
Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan di
Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
mestinya. Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah materi untuk menjalankan Undang-
Undang sebagaimana mestinya. Peraturan Pemerintah ditandatangani oleh Presiden.
Peraturan Presiden Peraturan Presiden disingkat Perpres adalah Peraturan Perundang-
undangan yang dibuat oleh Presiden. Materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang
diperintahkan oleh Undang-Undang, materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah, atau
materi untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan. Perpres merupakan
jenis Peraturan Perundang-undangan yang baru di Indonesia, yakni sejak diberlakukannya
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004.
Peraturan Daerah Provinsi Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan Perundang-
undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan
4

bersama Kepala Daerah (gubernur). Materi muatan Peraturan Daerah Provinsi berisi materi
muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta
menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi.
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, yang berlaku di
kabupaten/kota tersebut. dibentuk oleh DPRD Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama
Bupati/Walikota. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tidak subordinat terhadap Peraturan
Daerah Provinsi. Materi muatan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi muatan
dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta menampung
kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang
lebih tinggi. - See more at:
B. Undang undang republik indonesia nomor 10 tahun 2004 tentang pembentukan
peraturan perundang undangan dengan rahmat tuhan yang maha esa presiden
republik indonesia,
Menimbang a. bahwa pembentukan peraturan perundang undangan merupakan salah satu
syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional yang hanya dapat
terwujud apabila didukung oleh cara dan metode yang pasti, baku, dan
standar yang mengikat semua lembaga yang berwenang membuat
peraturan perundang undangan;
b. bahwa untuk lebih meningkatkan koordinasi dan kelancaran proses
pembentukan peraturan perundang undangan, maka negara Republik
Indonesia sebagai negara yang berdasar atas hukum perlu memiliki
peraturan mengenai pembentukan peraturan perundang undangan;
c. bahwa selama ini ketentuan yang berkaitan dengan pembentukan peraturan
perundang undangan terdapat dalam beberapa peraturan perundang
5

undangan yang sudah tidak sesuai lagi dengan hukum ketatanegaraan
Republik Indonesia;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang Undang tentang
Pembentukan Peraturan Perundang undangan;
Mengingat : Pasal 20, Pasal 20A ayat (1), Pasal 21, dan Pasal 22A Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Pasal 20, Pasal 20A ayat (1)
1
.
1. Rancangan undang undang yang telah disiapkan oleh Presiden diajukan dengan surat
Presiden kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat.
2. Dalam surat Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditegaskan antara lain tentang
menteri yang ditugasi mewakili Presiden dalam melakukan pembahasan rancangan
undang undang di Dewan Perwakilan Rakyat.
3. Dewan Perwakilan Rakyat mulai membahas rancangan undang undang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak
surat Presiden diterima.
4. Untuk keperluan pembahasan rancangan undang undang di Dewan Perwakilan Rakyat,
menteri atau pimpinan lembaga pemrakarsa memperbanyak naskah rancangan undang
undang tersebut dalam jumlah yang diperlukan.

Pasal 21,
1. Rancangan undang undang yang telah disiapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
disampaikan dengan Perwakilan Rakyat kepada Presiden.
6

2. Presiden menugasi menteri yang mewakili untuk membahas rancangan undang undang
bersama Dewan Perwakilan Rakyat dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh)
hari sejak surat pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat diterima.
3. Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengkoordinasikan persiapan pembahasan
dengan menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang peraturan perundang
undangan.
Pasal 22A
1. Penyebarluasan rancangan undang undang yang berasal dari Dewan Perwakilan Rakyat
dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat.
2. Penyebarluasan rancangan undang undang yang berasal dari Presiden dilaksanakan oleh
instansi pemrakarsa.

C. Tata Urutan Perundang-Undangan Menurut Uu No.10 Tahun 2004
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia, menimbang:
a. bahwa pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan salah satu syarat
dalam rangka pembangunan hukum nasional yang hanya dapat terwujud apabila
didukung oleh cara dan metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat semua
lembaga yang berwenang membuat peraturan perundang-undangan;
b. bahwa untuk lebih meningkatkan koordinasi dan kelancaran proses pembentukanan
peraturanperundang-undangan, maka negara Republik Indonesia sebagai negara yang
berdasar atas hukumperlu memiliki peraturan mengenai pembentukan peraturan
perundang-undangan;
c. bahwa selama ini ketentuan yang berkaitan dengan pembentukan peraturan
perundang- undanganterdapat dalam beberapa peraturan perundang-undangan yang
sudah tidak sesuai lagi dengan hukum ketatanegaraan Republik Indonesia;
7

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan
huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Pembentukanan Peraturan
Perundang- undangan;

Tata urutan peraturan perundang-undangan Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yang diundangkan pada tanggal 22 Juni 2004. Dengan
demikian tata urutan peraturan perundang-undangan adalah sebagaiberikut.
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945),
b. Undang-Undang (UU) atau peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu),
c. Peraturan pemerintah (PP),
d. Peraturan presiden (perpres),
e. Peraturan daerah (perda), termasuk didalamnya Qanun yang berlaku di Nangroe Aceh
Darussalam serta Perdasus dan Perdasi yang berlaku di Provinsi Papua. Peraturan
daerah (perda) meliputi peraturan-peraturan berikut.
f. Peraturan daerah provinsi yang dibuat oleh DPRD provinsi bersama dengan gubernur.
g. Peraturan daerah kabupaten/kota yang dibuat oleh DPRD kabupaten/kota bersama
bupati/wali kota.
h. Peraturan desa/peraturan yang setingkat. Peraturan ini dibuat oleh badan perwakilan
desa atau nama lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya.






8

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
UUD 1945 memiliki keterbatasan dan kelemahan yang tidak dapat dipakai maka UUD
1945 sebagai landasan konstitusional telah mengalami beberapa amandemen.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menyempurnakan UUD yang sudah ada agar tetap
sesuai dengan perkembangan zaman dan untuk membawa bangsa ini menuju perubahan yang
lebih baik lagi di berbagai bidang dengan senantiasa selalu memperhatikan kepentingan
rakyat.

B. Saran
proses pembuatan UUD 1945 harus lebih memperhatikan hal-hal dari segi teknis dan
substansinya serta lebih teliti dalam menyikapi perkembangan masyarakat Indonesia yang
dinamis.

Anda mungkin juga menyukai