Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HOME VISIT BLOK FAMILY MEDICINE

A. Pendahuluan
1. Definisi
Ambeien atau wasir disebut hemoroid di dalam istilah kedokteran. Hemoroid adalah
pembengkakan submukosa pada lubang anus dan daerah distal rektum yang mengandung pleksus
vena, arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar.
(1,2)
Ada dua jenis hemoroid yaitu hemoroid
interna dan hemoroid eksterna. Hemoroid interna berasal dari pleksus hemoroidalis interna di atas
linea dentata dan ditutupi oleh mukosa rektum. Hemoroid eksterna berasal dari pleksus
hemoroidalis eksterna di bawah linea dentata dan ditutupi oleh epitel skuamosa berlapis.
(2)

Gambar. Hemoroid
Sumber (http://emedicine.medscape.com/article/775407-overview#aw2aab6b2b2)
2. Etiologi
Hemoroid disebabkan oleh peningkatan tekanan vena akibat mengedan atau perbahan
hemodinamik yang menyebabkan dilatasi kronis dari pleksus vena submukosa.
(1)
Beberapa
etiologi di antaranya:
a. Konstipasi
b. Kehamilan
(3)

c. Mengangkat benda berat
d. Hipertrofi prostat jinak
(2)

Beberapa faktor resiko yang berkaitan dengan munculnya hemoroid adalah:
a. Kecenderungan keluarga
b. Diare kronik
c. Kanker kolon
d. Obesitas
e. Melemahnya tonus otot rektum
f. Episiotomi
g. Inflammatory bowel disease
(3)

3. Patofisiologi Penyakit
Patofisiologi yang tepat dari hemoroid masih belum terlalu dimengerti. Dulu teori yang
digunakan adalah hemoroid disebabkan oleh varikosis vena pada anal canal namun sekarang teori
tersebut sudah tidak dipakai lagi. Teori yang dipakai saat ini adalah hemoroid disebabkan oleh
perubahan pada anal canal lining. Hemoroid merupakan keadaan patologik untuk turunnya
bantalan anus (anal cushion) secara abnormal yang menyebabkan dilatasi vena. Perubahan-
perubahan bantalan anus pada pasien hemoroid yaitu dilatasi vena secara abnormal, trombosis
vaskular, proses degeneratif pada serat kolagen dan jaringan fibroelastik, distorsi dan rptr pada otot
subepitelial anus. Selain itu juga bisa terjadi reaksi inflamasi yang melibatkan dinding vaskular
dan jaringan konektif di sekitarnya.
(4)

Sebagian besar hemoroid disebabkan oleh pembesaran pleksus hemoroidalis interna.
Pembengkakan abnormal pada bantalan anus (anal cushion) menyebabkan dilatasi dan
pembengkakan pleksus arteriovenosus. Hal ini menyebabkan teregangnya m.suspensorium dan
prolapsnya jaringan rektum melalui lubang anus. Mukosa anal yang membengkak renyan terhadap
trauma sehingga menyebabkan perdarahan rektum dengan karakteristik darah berwarna merah
segar karena merupakan darah yang kaya oksigen dari anastomosis arteriovenosus. Prolaps rektum
menyebabkan dikeluarkannya mukus yang bisa memicu pruritus.
(3)

Hemoroid eksterna terjadi akibat trombosis akut pada pleksus hemoroidalis eksterna yang
bersangkutan. Trombosis akut ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti aktivitas fisik
berlebihan, konstipasi, diare, atau perubahan pola makan. Nyeri pada hemoroid eksterna
disebabkan oleh distensi kulit akibat bekuan darah dan edema.
(3)

4. Manifestasi pada Tubuh Manusia
Secara umum, gejala-gejala yang bisa timbul pada hemoroid adalah sebagai berikut:
a. Perdarahan
b. Benjolan yang nyeri
c. Pembengkakan anus
d. Rasa tidak nyaman
e. Pruritus ani
f. Susah buang air besar
(5)

Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah perdarahan yang tidak disertai nyeri. Hemoroid
interna biasanya memberi gejala hanya pada saat prolaps, mengalami ulserasi, berdarah, ata terjadi
trombosis. Hemoroid eksterna dapat asimtomatik atau berhubungan dengan rasa tidak nyaman,
nyeri akut, atau perdarahan dari trombosis atau ulserasi.
(5)

Hemoroid interna bisa dibagi menjadi empat derajat menurut Goligher:
a. Derajat I : terjadi perdarahan tanpa prolaps
b. Derajat II : terjadi prolaps saat ada regangan tetapi bisa kembali secara spontan
c. Derajat III : terjadi prolaps saat ada regangan dan bisa dikembalikan secara manual
d. Derajat IV : terjadi prolaps yang berkelanjutan dan menetap.
(4)

5. Management
Hemoroid diterapi apabila pasien merasakan keluhan. Seberapa parah pun hemoroid tampak
oleh dokter, penyakit ini tidak harus diterapi kecuali pasien merasa terganggu oleh hal tersebut.
(3)

Secara umum, terapi hemoroid ditujukan untuk mengatasi perdarahan, prolaps, dan nyeri yang
timbul. Terapi hemoroid dibagi menjadi modifikasi gaya hidup, terapi farmakologis, dan
pembedahan.
(5)

Modifikasi gaya hidup harus diberikan pada semua pasien hemoroid pada semua derajat dan
juga sebagai bagian dari usaha preventif. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk modifikasi gaya
hidup ini adalah meningkatkan konsumsi makanan berserat dan cairan, mengurangi konsumsi
lemak, meningkatkan higienitas anus, dan menghindari obat-obatan yang menyebabkan konstipasi
atau diare.
(4)

Terapi farmakologi bertujuan untuk mengurangi nyeri dan konstipasi pada pasien dengan
hemoroid. Terapi farmakologi untuk hemoroid bisa berbentuk obat oral ataupun obat topikal.
a. Obat oral
Analgesik
Flavonoid oral bisa meningkatkan tonus vaskular, mengurangi kapasitas vena, dan
mengurangi permeabilitas kapiler dan memiliki efek anti inflamasi sehingga bisa
mengurangi nyeri dan perdarahan sekunder setelah hemoroidektomi.
(4)
Beberapa contoh
senyawa flavonoid ini adalah hidrosmin, diosmin, hisperidin, serta rutosida.
(5)

Kalsium dobesilate efektif meredakan gejala hemoroid seperti perdarahan akut.
b. Obat topikal
Stool softener berguna untuk menghindari konstipasi
Anestesi topikal untuk mengurangi nyeri
Mild astringent untuk mengurangi gatal
(3)

Selain modifikasi gaya hidup dan terapi farmakologi masih ada terapi lain untuk hemoroid
yaitu intervensi operatif dan nonoperatif.
a. Terapi nonoperatif
Rubber band ligation dilakukan dengan meligasi jaringan hemoroid dengan karet
menyebakan nekrosis dan iskemik pada jaringan sehingga jaringan ikat terfiksasi pada
dinding rektum. Terapi ini bisa digunakan untuk hemoroid derajat I dan II.
Skleroterapi dilakukan dengan menginjeksikan bahan kimia untuk memfiksasi mukosa
pada otot dengan fibrosis. Terapi ini digunakan untuk hemoroid derajat I dan II.
Krioterapi mengikis jaringan hemoroid dengan freezing cryoprobe.
(4)

Elektrokauter digunakan untuk hemoroid derajat rendah. Teknik ini efektif untuk
mengkoagulasi jaringan hemoroid tapi tidak berefek pada prolaps.
(3)

b. Terapi operatif
Eksisi trombosis
Hemoroidektomi diindikasikan jika terapi farmakologi dan nonoperatif gagal, hemoroid
derajat III dan IV dengan gejala berat, adanya kelainan lain pada anorektal yang
memerlukan pembedahan, dan pilihan pasien.
Stapled hemorrhoid surgery diindikasikan pada pasien hemoroid interna yang tidak bisa
ditangani dengan terapi farmakologi atau nonoperatif.
(3)

6. Komplikasi
a. Trombosis
b. Infeksi sekunder
c. Ulserasi
d. Abses
e. Inkontinensia
f. Rekuren
g. Komplikasi akibat operasi: stenosis, perdarahan, infeksi, luka tidak sembuh, terbentuknya
fistula.
(3)

7. Prognosis
Sebagian besar hemoroid sembuh secaraspontan atau hanya dengan pengobatan konservatif.
Kasus rekuren dengan terapi nonoperatif 10-50% dalm periode 5 tahun sedangkan untuk
hemoroidektomi hanya 5%. Komplikasi akibat operasi kurang dari 5%.
(3)

8. Pencegahan
a. Hindari konstipasi
Konsumsi makanan berserat tinggi seperti buah, kacang, dan gandum.
Konsumsi air yang cukup.
Olahraga setip hari
Jadwalkan gerakan usus setiap hari.
b. Praktikkan kebiasaan untuk usus yang sehat
Segera ke kamar mandi jika terasa perlu.
Hindari mengedan saat buang air besar.
Hindari membaca saat di toilet. Segera keluar jika telah selesai buang air.
c. Modifikasi pola aktivitas sehari-hari
Hindari terlalu lama duduk atau berdiri.
Jika memungkinkan, hindari terlalu sering mengangkat beban yang berat.
Jika sedang hamil, tidur menyamping akan mengurangi tekanan pada pembuluh darah di
pelvis. Hal ini akan mencegah hemoroid bertambah parah.
(6)

Anda mungkin juga menyukai