Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

METROLOGI & PENGENDALIAN KUALITAS


( KEMIRINGAN & KESIMETRISAN )








Disusun Oleh:
Adib An Nahl (20110130045)
Dela Sulis B (20130130321)
Sarjito (20110130139)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
2013-2014

BAB. 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Makalah ini bertujuan agar para mahasiswa dapat mengetahui prosedure
penggunaan alat,proses pembacaan dari hasil pengukuran , kelebihan dan
kekurangan dari alat yang digunakan .

1.2 Latar belakang
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran standar.
Besaran standar adalah acuan/pedoman yang sudah disepakati bersama secara
internasional. Besaran standar tentunya memerlukan satuan satuan dasar. Agar
dapat digunakan maka besaran standar tersebut harus dapat didefinisikan secara
fisik, tidak berubah karena waktu, dan harus dapat digunakan sebagai alat
pembanding di seluruh dunia.
A. Sistem Satuan Dan Pengukuran
Dalam dunia perindustrian saatini ada dua sistem pengukuranyang
digunakan yaitu sistem inci (English system).dan sistem metrik (Metrik System).
1). Sistem Inci (English system)
Sistem inci, secara garis besar berlandaskan pada satuan inci, pound dan
detik sebagai dasar satuan panjang, massa dan waktu. Pada umumnya sistem ini
digunakan di Inggris dan Amerika.
2). Sistem Metrik (Metrik System)
Sistem metrik telah dikembangkan oleh para ilmuwan Perancis sejak tahun
1970-an. Sistem ini mendasarkan pada meter untuk pengukuran panjang dan
kilogram untuk pengukuran berat.
Satu meter didefinisikan sebagai satuan panjang yang panjangnya adalah =
1.650.763,73 x panjang gelombang radiasi atom Krypton 86 dalam ruang hampa.
Sedangkan satu kilogram didefinisikan sebagai masa dari satu decimetre kubik air
distilasi pada kekentalan (density) maksimum yaitu pada temperatur 4 derajat
Celcius.Sebetulnya, kalau dikaji lebih jauh sistem metrik ini mempunyai
keuntungan dibandingkan sistem inci. Keuntungan keuntungan tersebut antara
lain :
a. Konversinya lebih mudah, perhitungannya juga lebih mudah, dan cepat karena
berdasarkan kelipatan sepuluh, dan terminologinya lebih mudah dipelajari.
b. Dunia industri dari negara negara industri sebagaian besar menggunakan
sistem metrik sehingga hal ini memungkinkan terjadinya hubungan kerja sama
antara industri satu dengan lainnya karena sistem pengukuran yang digunakan
sama, (Ingat prinsip dasar industri untuk menghasilkan komponen yang
mempunyai sifat mampu tukar).
Pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dan sangat diperlukan
pada proses pemesinan atau dalam pembuatan peralatan peralatan teknik,
diantaranya :
1. Pengukuran diperlukan untuk memberikan batas batas ukuran pada bahan
yang akan dipotong sebagai langkah awal dari proses pemesinan.
2. Pengukuran diperlukan untuk membentuk bahan sesuai rencana ukuran
berdasarkan gambar rancangannya.
3. Pengukuran diperlukan untuk merakit, menyesuaikan produk satu dengan
produk lainnya sesuai dengan fungsinya.
4. Pengukuran diperlukan untuk memeriksa dimensi suatu produk.
5. Pengukuran diperlukan untuk menentukan kebutuhan stok bahan sesuai dengan
jumlah order yang diperlukan.
Pengukuran diperlukan untuk pertimbangan antara lain,menentukan luas,
massa, kekuatan bahan, dan toleransi.
Untuk pengukuran di atas diperlukan alat alat ukur panjang atau linier, baik alat
ukur dasar, sedang, atau alat alat ukur presisi. Alat alat ukur panjang tersebut
yaitu :
1. Jangka sorong (vernier calliper) jam ukur (dial indicator), serta
2. Mistar geser ketinggian (Height Gauge)
3. Mikrometer luar (outside micrometer)
4. Jam ukur (dial indicator) dll.
Karakteristik dari alatalat ukur inilah yangmenyebabkan adanya
perbedaan antara alat ukur yang satu dengan yang lainnya. Karakteristik ini bisa
menyangkut pada konstruksi dan cara kerjanya. Secara garis besar sebuah alat
ukur mempunyai tiga komponen utama yaitu sensor, penggubah dan
pencatat/penunjuk.

1.3 Klasifikasi Pengukuran
Geomatris obyek ukur mempunyai bentuk yang bermacam macam. Oleh
karena itu caranya mengukur pun bisa bermacam macam. Agar hasil
pengukurannya mendapatkan hasil yang paling baik menurut standar yang berlaku
maka diperlukan cara pengukuran yang tepat dan benar. Untuk itu perlu juga
diketahui klasifikasi dari pengukuran. Ada beberapa pengukuran berdasarkan cara
pengukuran yang bisa dilakukan untuk mengukur geometris obyek ukur yaitu :
1. Pengukuran Langsung
Proses pengukuran yang hasil pengukurannya dapat dibaca langsung dari
alat ukur yang digunakan disebut dengan pengukuran langsung. Misalnya
mengukur diameter poros dengan jangka sorong atau mikrometer.
2. Pengukuran Tak Langsung
Bila dalam proses pengukuran tidak bisa digunakan satu alat ukur saja dan
tidak bisa dibaca langsung hasil pengukurannya maka pengukuran yang
demikian ini disebut dengan pengukuran tak langsung. Kadang kadang untuk
mengukur satu benda ukur diperlukan dua atau tiga alat ukur, biasanya ada alat
ukur standar, alat ukur pembanding dan alat ukur pembantu. Misalnya
mengukur ketirusan poros dengan menggunakan senter sinus (sine center) yang
harus dibantu dengan jam ukur (dial indikator) dan blok ukur.
3. Pengukuran dengan Kaliber Batas
Kadang kadang dalam proses pengukuran kita tidak perlu melihat berapa
besar ukuran benda yang dibuat melainkan hanya untuk melihat apakan benda
yang dibuat masih dalam batas batas toleransi tertentu.
Misalnya saja mengukur diameter lubang. Dengan menggunakan alat ukur
jenis kaliber batas dapat ditentukan apakah benda yang dibuat masuk dalam
kategori diterima (Go) atau masuk dalam kategori dibuang atau ditolak ( No
Go). Dengan demikian sudah tentu alat yang digunakan untuk pengecekannya
adalah kaliber batas Go dan No Go. Pengukuran seperti ini disebut pengukuran
dengan kaliber batas. Keputusan yang diambil adalah : dimensi obyek ukur
yang masih dalam batas toleransi dianggap baik dan dipakai, sedang dimensi
yang terletak di luar batas toleransi dianggap jelek. Pengukuran cara ini tepat
sekali untuk pengukuran dalam jumlah banyak dan membutuhkan waktu yang
cepat.
4. Pengukuran dengan Perbandingan Bentuk Standar
Pengukuran di sini sifatnya hanya membandingkan bentuk benda yang
dibuat dengan bentuk standar yang memang digunakan untuk alat pembanding.
Misalnya kita akan mengecek sudut ulir atau roda gigi, mengecek sudut tirus
dari poros konis , mengecek radius dan sebagainya. Pengukuran dilakukan
dengan alat proyeksi. Jadi, di sini sifatnya tidak membaca besarnya ukuran
tetapi mencocokkan bentuk saja. Misalnya sudut ulir dicek dengan mal ulir
atau alat pengecek ulir lainnya.





















BAB II
PEMBAHASAN

Pada kesempatan ini kami akan membahas tentang cara pengukuran alat
ukur Kemiringan dan Kesemetrisan, meliputi prosedur penggunaan alat, proses
pembacaan hasil pengukuran serta kelebihan dan kekurangan alat.
2.1 Pengukuran Kemiringan
Vernier Height Gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi
mengukur tinggi benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga untuk
memberikan tanda goresan secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan
dalam proses permesinan. Vernier height gauge memiliki dua buah kolom berulir
dimana kepala pengukur bergerak naik turun akibat putaran ulir kasar dan halus
yang digerakkan oleh pengukur.
Secara keseluruhan alat ukur ini dapat digunakan untuk mengukur tinggi,
menggambar garis, membandingkan ketinggian, mengukur kemiringan, mengukur
jarak senter lubang (dengan bantuan peraba senter), dan membandingkan
kedalaman.

1 Macam-Macam Mistar Geser Ketinggian
Dilihat dari pembacaan skala ukuran, maka Height Gauge dibagi menjadi 2
yaitu:
1. Mistar geser ketinggian/Height gauge dengan pembacaan skala ukuran dengan
skala nonius/analog.
2. Mistar geser ketinggian/Height gauge dengan pembacaan skala ukuran dengan
elati digital.






Skala Digital Skala Analog


Gambar2.12 Bagian-bagian umum mistar ingsut pengukur ketinggian


Pada gambar 2.13 ditunjukkan caranya mengukur ketinggian. Sebelum
digunakan, posisi nol harus disetel terlebih dahulu. Untuk mengukur ketinggian,
rahang ukur harus diletakkan secara perlahanlahan di atas muka ukur, agar
kerusakan rahan ukur dan kesalahan pengukuran dapat dihindari. Pada gambar
2.14 menunjukkan cara melakukan penggoresan pada bidang ukur. Gambar 2.15
menunjukkan cara pengukuran perbandingan dengan mistar ingsut ketinggian.
Gambar 2.16 menunjukkan cara mengukur kemiringan.


Gambar 2.13. Mengukur tinggi Gambar 2.14. Menggores


Gambar 2.15. Membandingkan Gambar 2.16. Mengukur Kemiringan

Mistar ingsut mempunyai banyak macam bentuk yang disesuaikan dengan kondisi
dari benda yang akan diukur. Walaupun banyak macam bentuk akan tetapi cara
pembacaannya mempunyai prinsip yang sama. Perbedaan bentuk ini hanya pada
konstruksi dari rahang ukurnya saja. Oleh karena itu, bila menjumpai mistar
ingsut yang konstruksinya agak berbeda dengan yang dipakai sehari-hari tidak
perlu ragu dalam memakainya karena prinsip pembacaan skalanya adalah sama.
Mistar ingsut digital elektronik dibuat oleh Perusahaan Starret. Alat ukur ini
mempunyai kemampuan jarak linier sepanjang 0 sampai 6 inchi (0 sampai 150
mm). Bekerja secara elektronik dan hasi pengukuran secara cepat dan mudah
untuk dibaca karena adanya sistem pencatat digital. Data pengukuran bisa
langsung dihubungkan ke komputer dan printer untuk dianalisis lebih lanjut. Jenis
komputer yang khusus ini dibuat oleh Stareet dengan nomor produksi Starret 720
QC Computer.


LANGKAH PENGUKURAN DAN CARA KERJA

Langkah pengukuran dengan menggunakan peralatan ini adalah sebagai berikut:

Langkah pengukuran benda kerja adalah benda kerja yang akan diukur dan alat
ukurnya ditempatkan pada suatu bidang datar (meja perata). Alat ukur ketinggian
tersedia dalam beberapa ukuran dari 300 mm sampai 1000 mm atau dari 12 inchi
sampai 72 inchi dengan ketelitian 0,02 atau 0,001 inchi.

Bersihkan meja perata
Bersihkan benda kerja yang akan diukur
Bersihkan alat ukur dengan menggunakan kain bersih dan kering
Kendorkan baut pengikat untuk dapat menggerakkan sensor ukur
Naikkan atau turunkan sensor ukur mendekati benda kerja yang akan diukur
Tempatkan sensor ukur pada bagian sisi kanan benda kerja kemudian
singgungkan sensor ukur pada benda
kerja, yakinkan dengan menggunakan baut pengatur.
Gerakkan sensor dari kanan pada benda kerja atau sebaliknya dan mur agar
sensor menyinggung benda kerja secara baik (gunakan baut pengatur). Lakukan
secara berulang-ulang agar dapat diyakini pengukuran telah benar.
Setelah benar-benar diyakini penyinggungan sensor dengan benda kerja sama,
baru kuncikan baut pengikat.
Lepaskan benda kerja dan lakukan pembacaan ukuran yang ditunjukkan.

Catatan: Setiap melakukan pengukuran hendaknya pada daerah dengan
penerangan cukup, agar tidak terjadi salah dalam pembacaan atau terjadi
kesalahan pengukuran akibat pembiasan.
Pembacaan ukuran dan penggunaan mistar geser ketinggian/ Height gauge
Cara mencari tingkat ketelitian dan cara melakukan pembacaan ukuran dari
Height Gauge sama persis dengan pembacaan pada Vernier Caliper. Bedanya
hanyalah pada posisinya. kalau Vernier Caliper untuk posisi pembacaannya
cenderung horizontal ( geser ke samping ), sedangkan untuk Height Gauge
posisinya vertikal ( naik - turun ).
Prosedur penggunaan Height Gauge juga sama persis dengan penggunaan Vernier
Caliper. Yaitu dimulai dari membersihkan sensor/ probe/ rahang ukur, kemudian
melakukan zero setting, membersihkan benda kerja dan melakukan pengukuran.




MERAWAT HIGHT GAUGE

Tingkat ketelitian Hight gauge harus dijaga agar saat digunakan Untuk
kontrol /pemeriksaan demensi benda kerja hasil kerja dengan penggunaan
perkakas tangan, hasil kerja dengan mesin bubut, hasil kerja dengan mesin frais
dan hasil kerja dengan mesin gerinda sesuai dengan tuntutan kualitas ukuran
mengacu batas penyimpangan yang diijnkan.
Semua alat ukur Hight gauge baik yang masih baru dan sudah lama harus
selalu dirawat dengan cara cara yang benar baik dengan perawatan sederhana
maun dengan perawatan khusus, dengan tujuan agar terjaga karakteristik
ketelitian, umur alat ukur lebih lama dan menjaga Investasi beaya pengadaan.
Setiap pemakai Hight gauge harus memiliki sikap tanggung jawab rasa
memiliki dengani ciri-ciri mengecek kondisi alat ukur saat dipinjam,
menidentifikasi bagian bagian penting alat ukur yang ada penyimpangan,
melaporkan kondisi kepada guru pembimbing, mengelola pemggunaan
berdasarkan buku panduan penggunaan.
Diperlukan Alat bahan yang digunakan untuk perawatan Hight gauge Kain
pembersih/ kain katun , Cairan pembersih ( spiritus, alcohol ,bensin pencuci,
solar) ,Vaselin putih/ pasta vaselin putih, oli SAE 10Kuas halus


a. Prosedur Perawatan dan penyimpanan Hight gauge :
1). Bersihkan sensor dan bagian penting alat ukur dengan alat pembersih yang
disediakan sampai gilap,bersih.
2). Suhu benda ukur/ speciment harus sudah setara dengan suhu ruang pengukuran.
Dilarang keras untuk melakukan pengukuran pada benda ukur yang baru saja
diproses dengan mesin perkakas ataupun yang masih panas akibat pengelasan
maupun proses heat threatment.
3). Gunakan penekanan secukupnya sewaktu pengukuran. Hal ini untuk menghindari
timbulnya momen pada movable jaw sehingga bila penekanan terlalu dipaksakan
akan mempercepat keausan rahang.
4). Jangan menggunakan Hight gauge untuk mainan, menjepit benda ataupun untuk
memukul-mukul benda lain serta hindarkanlah dari benturan.
5). Sebelum dan sesudah digunakan untuk proses pengukuran, bersihkan seluruh
bagian Hight gauge dari debu dan kotoran. Untuk lebih sempurnanya, bagian
fixed jaw dan movable jaw harus dilap dengan kain yang sudah ditetesi alcohol,
diolesi pasta vaselin putih
6). Sebelum dimasukkan ke dalam kotaknya atau ke lemari khusus, dianjurkan untuk
mengolesi vaselin pada fixed jaw dan movable jaw agar lebih awet dan tahan aus.
Hal ini menjadi sebuah keharusan jika Hight gauge tidak digunakan dalam jangka
waktu yang lama.
7). Jangan menyimpan Hight gauge dalam posisi bertumpukan, karena selain
kelihatan tidak rapi, juga akan berpengaruh terhadap keawetan Hight gauge
terutama jika ada salah satu Hight gauge yang sudah mengalami korosi.


b. Proses Kalibrasi Height Gauge
1). Persiapkan alat dan perlengkapan untuk proses kalibrasi sebagai berikut : Height
Gauge, Surface table, Gauge Blocks, Glooves, Kain lap, Cairan Alkohol.

2) .Bersihkan surface table (meja rata) dan probe atau rahang ukur dengan kain lap
yang sudah ditetesi alkohol. Pastikan bahwa probe dalam posisi terikat kuat oleh
ulir pengikat rahang ukur.
3) .Lakukanlah setting nol/ zero setting. Caranya adalah dengan menyentuhkan
probe atau rahang ukur pada surface table yang sudah dibersihkan dengan cairan
alkohol. Apabila Height Gauge menunjukkan angka nol tepat, maka zero setting
berhasil dengan baik. Apabila Height Gauge belum menunjukkan angka nol,
maka kencangkan baut pengunci kasar lalu aturlah posisi nol dengan memutar ulir
penyetelan halus. Setelah posisi nol tercapai cobalah lakukan Zerro setting
berulangkali sampai kita yakin bahwa zero setting yang kita lakukan sudah
mantap.
4) .Lakukan pengukuran terhadap blok ukur sebanyak n buah. Misalnya 15 blok
ukur secara bertingkat dari 1 mm sampai 150 mm. Pengukuran dimulai dari blok
ukur yang paling tipis/ kecil hingga blok ukur yang paling tebal.
5) .Catatlah nilai kesalahan ukur yang terjadi. Kesalahan ukur adalah selisih
besarnya harga yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan ukuran standar blok ukur.
Nilai kesalahan ( deviasi nilai pengukuran ) ini bisa positif ( + ) dan bisa negatif (
- ).
6) .Setelah pengukuran blok ukur selesai, pindahkan nilai kesalahan ukur ke dalam
bentuk grafik seperti tersebut di bawah.
7) .Setelah proses pengukuran selesai, bersihkan blok ukur dengan kain yang sudah
ditetesi alkohol kemudian kembalikan ke tempatnya msing-masing dengan
terlebih dahulu diolesi vaselin.
8) .Bersihkan Height Gauge pada seluruh sisinya, terutama bagian probe atau
rahang ukur. Olesi dengan sedikit vaselin kemudian kembalikan ke kotaknya dan
simpan di tempat yang telah disediakan.
LANGKAH KERJA MEMBUAT GARIS SEJAJAR PADA BENDA KERJA

Bersihkan terlebih dahulu meja perata menggunakan kain/gombal bila perlu
ditambahkan pelumas
Letakkan benda kerja diatas meja perata
Kendorkan dulu baut pengikat kemudian Atur skala utama pada Height Gauge
Goreskanlah ujung pernggores Height Gauge ke benda kerja

LANGKAH KERJA MENGUKUR KEMIRINGAN BENDA KERJA

1. Bersihkan terlebih dahulu meja perata menggunakan kain/gombal bila perlu
ditambahkan pelumas
2. Letakkan benda kerja diatas meja perata
3. Kendorkan dulu baut pengikat kemudian Atur skala utama pada Height Gauge
4. Letakkan ujung Height Gauge diatas benda kerja
5. Kunci baut pengikat,kemudian bacalah ukurannya.


PEMBACAAN VERNIER HEIGHT GAUGE


1. Skala Utama = 38 1. Skala Utama = 19
2. Skala Nonius= 85 2. Skala Nonius = 80
3. Hasil = 38,85 3. Hasil = 19,80

KELEBIHAN ALAT
Memiliki tingkat keakurasian tinggi
Memiliki tingkat kepekaan tinggi
KEKURANGAN ALAT
Sedikit susah dalam menggunakan karena alat ukurnya besar


2.2 Pengukuran Kesimetrisan
Kesimetrisan adalah adanya kesesuaian atau kesamaan ukuran, bentuk
dan susunan pada bidang, titik atau garis pada sisi yang lain, dengan
simbol keterangan pada gambar.





Contoh gambar simetris
Peralatan yang diperlukan untuk mengetahui bahwa benda tersebut simetris
atau tidak simetris pada benda kerja silinder pistonbisa menggunakan alat ukur:
1. Jangka Sorong / Varnier Caliper
2. Mikrometer Sekrup
3. Cylinder Bore Gauge



1). Prosedur penggunaan alat :
A. Jangka sorong
1. perhatikan gambar jangka sorong di bawah ini!


2. Setelah kita mengendorkan skrup penjepit dan geser rahang geser ke kanan
3. Jika kita ingin mengukur panjang maka diletakkan benda di antara rahang
tetap dan rahang bawah
4. Menutup kembali rahang geser sehingga benda yang diukur tidak bergerak,
namun jangan sampai tertekan karena akan mempengaruhi hasil
pengukuran.mengecangkan skrup penjepit
5. Membaca skala utama dan skala nonius seperti gambar di bawah ini.







B. Mikrometer Skrup
1. Perhatikan gambar mikrometer skrup di bawah ini.

2. Putar skrup pemutar atau silinder bergerigi.
3. Pasang benda di antara rahang putar dan rahang tetap
4. kencangkan kembali silinder begerigi samapi benda yang diukur
tidak bergerak, jangan terlalu kencang agar tidak mempengaruhi
pengukuran.
5. membaca skala utama dan skala putar seperti di bawah ini.


C. Cylinder Bore Gauge
Langkah pengukuran :
1. Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperolehhasil
pengukuran : 75,40mm.
2. Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasilpengukuran
tersebut,misal 76 mm.
3. Pasang replacement rod pada bore gage.
4. Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkan replacement rod
antara anvil dan spindle mikrometer.
5. Set jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring.


6. Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai
bore gauge ke kanan dan ke kiri sampai diperoleh penyimpangan terbesar
(posisi tegak lurus)



















2). Proses Pembacaan
A. Jangka Sorong


B. mikrometer sekrup

C. Cylinder Bore Gauge
Dial Indikator ( terletak pada bagian atas cylinder bore gauge yang dapat
dilepas dengan kelonggaran securing position posisi dial gauge )


Posisi jarum panjang sedang menunjukkan garis ke 6, berarti hasil
pembacaannya adalah 6 x 0,01 = 0,06 mm. Sementara jarum pendek
sedang menunjuk garis ke 3, artinya jarum panjang telah berputar 3 kali.
Dengan demikian hasil pengukuran tersebut adalah
= 3 + 0,06 = 3,06 mm.






3). Kelebihan dan kekurangan
A. Jangka sorong
kelebihannya
Dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng,
diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah
tabung.
Kekurangan
Jangka sorong tidak dapat dipergunakan untuk pembacaan dengan
ketelitian 0,01 mm dengan tepat.

B. Mikrometer
Kelebihan
Dapat mengukur dari ketelitian 0,01 mm sampai 0,002 mm.
Kekurangan
- Jarak pengukurannya pendek hanya sampai 25 mm (bagian luar
micrometer)
C. Cylinder Bore Gauge
Kelebihan
Dapat mengukur diameter silinder, lubang dudukan poros dan lain-lain
dengan ketelitian 0,01 mm
Kekurangan
Dalam pengukuran memerlukan alat ukur lainnya misalnya jangka
Sorong dan mikrometer.

Anda mungkin juga menyukai