Anda di halaman 1dari 3

INTERNASIONAL

TERKINI
Warga Korsel dan Korut Kembali Berpisah
Pria Cina Gugat Pemerintah Gara-Gara Kabut Asap
Sebuah Rumah Sakit Ambruk, 11 Orang Tewas
Indonesia Bebas Senjata Nuklir
Korsel 'Kekeuh' Reunifikasi
TERPOPULER
Ini Alasan Ulama Arab Haramkan Pergi ke Mars
Indonesia Bunuh Australia Pelan-Pelan
Jerman Siap Bantu Israel di Negara Seperti Indonesia
Inilah Akibatnya Melarang Produk Halal
Angkatan Laut AS Siap Gunakan Senjata Laser
TERKOMENTARI
Ini Alasan Ulama Arab Haramkan Pergi ke Mars
Muslim CAR Terancam Dihabisi, Prancis Diminta Jangan Pergi
Ulama: Haram Tinggal di Mars!
Indonesia Bunuh Australia Pelan-Pelan
Soal Suriah, Ini Peringatan Rusia Kepada PBB
Home > Internasional > Global
Wow! Batuan Tertua Bumi Berusia 4,4
Miliar Tahun Ditemukan
Selasa, 25 Februari 2014, 11:04 WIB

Komentar : 2

AFP

Bor raksasa menembus bebatuan terakhir
A+ | Reset | A-
REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Sebuah kontroversi geologi berhasil ditetapkan. Sebuah atom
tunggal di dalam sebuah kristal zirkon kecil dari Australia, merupakan fragmen batu tertua di
Bumi. Usianya 4,375 miliar tahun, plus minus enam juta tahun.
"Kami telah membuktikan catatan kimia di dalam zirkon ini dapat dipercaya," kata John Valley,
penulis utama studi dan seorang ahli geokimia di University of Wisconsin, Madison.
Penemuan ini dipublikasikan pada 23 Februari 2014 dalam jurnal Nature Geoscience.
Konfirmasi mengenai usia zirkon memiliki implikasi besar bagi model awal Bumi. Pelacakan
pada elemen zirkon yang berasal dari kawasan Jack Hills tersebut menunjukkan batuan mirip
granit yang kaya air, seperti granodiorit atau tonalit.
Itu berarti Bumi mendingin cukup cepat untuk air permukaan dan batuan benua muncul atau
hanya 100 juta tahun setelah tabrakan besar yang membentuk sistem Bumi-Bulan. "Zirkon
menunjukkan kepada kita Bumi di masa awal kurang lebih seperti Bumi yang kita kenal
sekarang. Itu bukan tempat yang ramah," kata Valley, seperti dilansir Live Science, Ahad pekan
lalu.

Zirkon adalah salah satu mineral yang paling kuat di planet ini. Kristal ini muncul 165 juta tahun
setelah Bumi terbentuk. Dia bertahan saat perjalanan di sungai, terkubur jauh di dalam kerak
Bumi, pemanasan, tekanan hingga perjalanan tektonik kembali ke permukaan.

Namun, kristal ini bukan batuan tertua di Bumi. Sekitar tiga miliar tahun yang lalu, mineral ini
terkikis dari kerak benua pertama dan menjadi bagian dari dasar sungai. Ahli geologi telah
memeriksa dengan hati-hati lebih dari 100 ribu zirkon mikroskopis yang berasal dari zaman awal
Bumi, mulai dari tiga hingga 4,4 miliar tahun yang lalu (Bumi diperkirakan berusia 4,54 miliar
tahun). Kristal tersebut mengandung inklusi mikroskopis, seperti gelembung gas yang menjadi
jendela yang unik mengenai kondisi di Bumi seiring munculnya kehidupan dan benua pertama
kali terbentuk.

Sejauh ini, ilmuwan telah menemukan tiga zirkon tertua. Salah satunya berusia hampir 4,4 miliar
tahun yang lalu. Usia ekstrim inilah yang menyebabkan belum adanya kepastian usia karena
adanya kemungkinan kerusakan akibat radiasi. Kerusakan radiasi berarti zirkon bisa saja
terkontaminasi selama hidup panjang mereka.

Zirkon mengandung dua isotop uranium alami. Isotop adalah atom dari unsur yang sama dengan
jumlah neutron yang berbeda. Uranium radioaktif meluruh menjadi biang pada tingkat yang
stabil. Penghitungan jumlah isotop biang inilah yang menentukan usia kristal. Namun, saat
uranium mengeluarkan atom timah, peluruhan radioaktif melepaskan partikel alfa yang dapat
merusak kristal dan menciptakan cacat. Cacat mengakibatka cairan dan elemen luar dapat
menyusup ke dalam kristal. Pada akhirnya menimbulkan keraguan tentang kesimpulan awal
Bumi berdasarkan zirkon.
Yang lebih penting, uranium dan timah dapat bergerak di dalam kristal atau bahkan keluar dan
masuk ke dalam zirkon. Mobilitas ini dapat membuang jumlah isotop biang yang digunakan
untuk menghitung usia zirkon. Selama beberapa dekade hal itu merupakan sumber kontroversi.

"Jika ada proses di mana timbal dapat berpindah dari satu bagian kristal ke tempat lain, maka
tempat di mana atom biang terkonsentrasi akan memiliki usia yang jelas lebih tua. Dan, tempat
dari mana ia bergerak akan memiliki usia yang jelas lebih muda," kata Valley.

Valley dan rekannya berharap dapat mengakhiri perdebatan dengan menunjukkan meskipun
zirkon Jack Hills mengalami kerusakan radiasi, atom biang tetap tinggal di tempat. Para peneliti
dengan susah payah menghitung atom biang dalam zirkon tertua satu persatu. Sebuah teknik
yang disebut tomografi.

Di dalam zirkon tersebut, atom biang terkelompok bersama di zona kerusakan dengan lebar
hanya beberapa nanometer. Valley mengatakan zirkon ini adalah sistem geokimia tertutup dan
ilmuwan tidak tidak pernah bisa melakukan itu sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai