Anda di halaman 1dari 5

1

a. Rumusan Masalah
Dalam situasi pemilu, tentu saja elektabilitas suatu pasangan capres
menjadi hal terpenting untuk diketahui oleh masing-masing pasangan capres
beserta tim suksesnya. Tujuan untuk mengetahui elektabilitas satu pasangan
capres adalah salah satunya untuk mengetahui seberapa besar persebaran suara
dari masing-masing pasangan capres. Dalam hal ini selain digunakan oleh masing-
masing tim pemenangan capres untuk mengatur strategi agar mampu
memenangkan pasangan yang didukungnya, elektabilitas capres juga dapat
digunakan sebagai tolak ukur oleh pemilih untuk memilih pasangan capres yang
mana yang hendak dipilihnya.
Survei dapat dilakukan diawal pencalonan hingga hari-H pencoblosan.
Survei yang dilakukan pada saat hari-H dapat digunakan sebagai tolak ukur hasil
pilpres dari quickcount hingga penghitungan manual KPU. Survei pada hari
pencoblosan juga dapat meminimalisi terjadinya kecurangan dalam penghitungan
suara. Untuk melakukan survei tentunya diperlukan metode yang jelas dan teruji
secara sains. Sebuah survei harus jelas metode, sampel, dan teknik
pengambilannya. Penulis akan membahas tentang survei pilihan masyarakat
terhadap pasangan capres tepat setelah pencoblosan. Sehingga hal yang akan
dibahas selanjutnya adalah mengenai metode survei yang akan digunakan.

b. Populasi
Populasi yang digunakan dalam teknik pengambilan pada survei ini adalah
seluruh pemilih yang memilih di TPS pada saat pemilihan presiden di seluruh
Indonesia.

c. Sampel
Dalam survei yang dilakukan dengan cepat dan data yang disajikan
dibutuhkan secara cepat, maka sangat tidak mungkin apabila kita melakukan
survei kepada seluruh pemilih yang memilih di TPS di hari pemilihan secara
bersamaan. Sehingga sebagian TPS akan dijadikan sampel dari masing-masing
pemilih. Meskipun yang diambil hanya dari sebagian TPS, namun sampel tersebut
sudah mewakilkan seluruh suara yang terdapat dalam satu daerah tersebut.


2

Misalkan kita ingin mengetahui persentase masing-masing capres di Kota
Yogyakarta, maka yang akan dilakukan survei hanya pada belasan TPS dari
ratusan TPS yang ada di Kota Yogyakarta. TPS yang dipilih juga tidak
sembarangan, TPS yang dipilih adalah TPS yang berada di daerah yang tidak
memiliki kecondongan masif pemilih kepada salah satu pasangan capres. Selain
itu lokasi TPS yang akan dilakukan survei juga harus saling berjauhan dan
berbeda basis pemilih. Sampel yang diambil merepresentasikan seluruh pemilih di
Indonesia.

d. Ukuran Sampel
Ukuran sampel yang akan diambil adalah minimal berasal dari 400 TPS di
seluruh Indonesia. Dengan ukuran sampel ini maka tingkat keakuratan akan lebih
baik dengan margin of error maksimal + 5% (pada umumnya hanya 2%) dan
tingkat kepercayaan 95%.

e. Teknik Pengambilan
Teknik pengambilan survei ini dikenal dengan metode exit poll, yaitu
pengambilan suara dengan wawancara langsung terhadap pemilih yang baru saja
selesai memilih. Metode ini berbeda dengan metode yang dilakukan dengan
quickcount karena pada dasarnya metode ini mewawancarai secara langsung
pemilih berbeda dengan quickcount yang langsung melihat hasil penghitungan
suara. Keuntungan metode ini adalah kita mampu memperoleh analisis regresif di
dalamnya. Karena dengan wawancara langsung pemilih dapat diketahui latar
belakangnya baik dari umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan
sebagainya.
Sehingga dengan metode ini kita dapat menyimpulkan di kemudian hari
golongan tertentu memiliki kecenderungan untuk memilih pasangan yang mana.
Namun salah satu kerugian dari metode ini adalah kejujuran dari masing-masing
responden yang masih dipertanyakan. Apabila tidak sesuai antara yang dikatakan
untuk dipilih dan yang sebenarnya dipilih, maka dapat menghasilkan perbedaan
hasil. Selain itu pada saat dilakukan metode ini pemilih dapat merahasiakan
pilihan mereka, sehingga apabila jumlah suara yang merahasiakan pilihannya


3

cukup tinggi maka akan cukup sulit untuk mengetahui siapa yang lebih unggul
dalam pemilihan presiden kali ini.

f. Hasil dan Pembahasan

Dari hasil tabel diatas yang dikutip dari Lingkaran Survei Indonesia
menunjukkan bahwa pasangan yang diprediksi untuk memenangkan pemilihan
presiden kali ini adalah pasangan Jokowi-JK. Hingga saat ini hasil kemenangan
pasangan Jokowi-JK memang tidak meleset, namun terjadi perbedaan persentase
suara yang didapatkan oleh masing-masing pasangan capres. Pada penghitungan
manual yang dilakukan oleh KPU, pasangan Jokowi-JK memperoleh suara
sebanyak 53,15% dan pasangan Prabowo-Hatta sebanyak 46,85%; selisih sekitat
2% dari hasil exit poll yang dilakukan oleh LSI. Namun dalam metode survei ini
telah dijelaskan sebelumnya bahwa ada selisih margin of error sebesar + 3%.
Sehingga hasil exit poll masih dapat dipercaya hasilnya.
Namun dibalik itu pada saat hasil exit poll dipublikasikan, kita belum
mampu untuk menentukan siapa pemenang dari pemilihan presiden pada saat itu.
Hal itu disebabkan oleh angka margin of error yang dipublikasikan oleh lembaga
yang melakukan survei itu sendiri. Mengingat suara yang diraup oleh pasangan
Prabowo-Hatta sebesar 48,25% dan suara yang diraup oleh pasangan Jokowi-JK
0
10
20
30
40
50
60
Prabowo Hatta Jokowi JK Tidak Menjawab
48.25
51.74
0.01
Hasil Survei Exit Poll Pemilihan Presiden 2014


4

sebesar 51,74% maka dengan angka margin of error yang sebesar + 3% masih
sangat mungkin untuk membalikkan keadaan karena selisih suara yang didapat
bisa menjadi Prabowo-Hatta 51,25% dan Jokowi-JK 48,74%. Dengan kondisi
suara yang demikian maka pasangan Prabowo-Hatta masih mungkin untuk
menang pada saat itu. Namun hal yang sebaliknya juga masih mungkin terjadi
dimana pasangan Jokowi-JK memperlebar jarak dengan raupan suara sebesar
54,74% dan Prabowo-Hatta turun ke posisi 45,25%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode exit poll yang dilakukan pada
saat hari pencoblosan hanya digunakan untuk memprediksi pemenang dalam
Pemilihan Presiden 2014 bukan menentukan siapa yang akan menjadi pemenang
dalam pemilihan presiden saat itu. Namun cara ini cukup efektif sebagai bahan
tolak ukur dalam hasil penghitungan manual mengingat dalam kondisi pemilihan
umum seperti ini sangat rentan untuk terjadi kecurangan. Metode survei yang
digunakan tidak melibatkan seluruh pemilih yang memilih pada saat hari
pemilihan. Dalam survei exit poll kali ini hanya beberapa TPS yang dijadikan
sampel untuk diambil datanya dengan harapan sebagian TPS yang dijadikan
sampel dalam survei kali ini dapat merepresentasikan seluruh TPS dan pemilih di
Indonesia. Selain itu terdapat tingkat kepercayaan dari pemilih yang tinggi agar
menghasilkan survei yang akurat. Disisi lain terdapat angka margin of error
sebesar + 3% dalam survei ini. Sehingga dapat disimpulkan hasil survei dengan
metode Exit Poll ini memiliki tingkat keakuratan yang cukup tinggi namun belum
mencapai 100%.

g. Interpretasi Data
Hasil data yang telah didapat sah keberadaannya yang telah dikutip dari
Lingkaran Survei Indonesia. Data yang telah penulis peroleh hingga saat ini masih
terpaku pada data standar yaitu data yang secara umum yang menunjukkan siapa
pemenang dalam pemilihan presiden pada saat Bulan Juli yang lalu. Penulis dalam
hal ini masih belum dapat memperoleh data yang menunjukkan adanya hubungan
antara jenis kelamin, golongan usia, golongan pekerjaan, dan latar belakang
pendidikan dan ekonomi terhadap pilihan kepada salah satu pasangan calon
presiden dan calon wakil presiden.


5

h. Sumber Terkait
http://www.tujuhnews.com
http://indonesia-baru.liputan6.com
http://www.kabar24.com
http://www.lsi.co.id
http://www.kpu.go.id

Anda mungkin juga menyukai