Anda di halaman 1dari 19

Anatomi Faring

Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong,


yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Kantong ini mulai dari dasar
tengkorak terus menyambung ke esophagus setinggi vertebra servikal ke-6. Ke atas,
faring berhubungan dengan rongga hidung dengan koana, ke depan berhubungan
dengan rongga mulut melalui ismus orofaring, sedangkan dengan laring di bawah
berhubungan melalui additus laring, dan ke bawah berhubungan dengan esophagus.
Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih ! cm" bagian ini
merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. #inding faring dibentuk oleh $dari
dalam ke luar% selaput lender, fasia faringobasiler, pembungkus otot, dan sebagian
fasia bukofaringeal. Faring terbagi atas nasifaring, orofaring, dan laringofaring
$hipofaring%.
&tot-otot faring tersusun dalalm lapisan melingkat $sirkuler% dan memanjang
$longitudinal%. &tot-otot yang sirkuler terdiri dari m.konstriktor faring superior,
media, dan inferior. &tot-otot ini berbentuk kipas dengan tiap bagian bawahnya
menutup sebagian otot bagian atasnya dari belakang. #i sebelah depan, otot-otot ini
bertemu satu sama lain dan di belakang bertemu pada jaringan ikat yang disebut 'rafe
faring( $raphe pharynges%. Kerja otot kontriktor untuk mengecilkan lumen faring.
&tot-otot ini dipersarafi oleh n. vagus $n.)%.
&tot-otot yang longitudinal adalah m. stilofaring dan m. palatofaring. *etak
otot-otot ini di sebelah dalam. +. stilofaring gunanya untuk melebarkan faring dan
menarik laring, sedangkan m. palatofaring mempertemukan ismus orofaring dan
menaikkan bagian bawah faring dan laring. ,adi kedua otot ini bekerja sebagai
elevator. Kerja kedua otot itu penting pada waktu menelan. +. stilofaring dipersarafi
oleh n. -) sedangkan m. palatofaring dipersarafi oleh n. ) $.oepardi et al, /0/%
Bagian-bagian penting faring
1. Nasopharynx
a. &stium Pharyngeum 1ubae 2uditivae 3ustachii, merupakan lubang yang
menghubungkan antara nasopharyn4 dengan cavum tympani 2uris +edia.
b. 1orus 1ubarius, merupakan pendesakan dari pars cartilagine tubae. 5angunan
ini terletak pada superior dari &stium Pharyngeum 1ubae 2uditivae 3ustachii.
c. Plica salpyngipharyngea, merupakan pendesakan dari m. salpingopharyngeus.
d. 1orus *evatorius, merupakan pendesakan dari m. levator velli palatine.
5angunan ini terletak di inferios dari &stium Pharyngeum 1ubae 2uditiva
3ustachii.
e. 6ecessus pharyngeus $Fossa rossenmulleri%, terletak di bagian belakang dari
nasopharyn4. 5angunan ini merupakan tempat sering terjadinya perubahan
epitel kolumner menjadi skuamous sehingga merupakan predisposisi
terjadinya 7a nasopharyn4.
f. 1onsila pharyngea, merupakan jaringan limfoid terletak di nasopharyn4 bagian
superoposterior.
2. Oropharynx
a. 1onsila palatina, merupakan jaringan limfoid yang terletak di fossa tonsilaris.
1onsila palatine, tonsila lingualis, dan tonsila pharingea membentuk suatu
bangunan yang disebut annulus waldeyer8s.
b. Plica salpingopalatina, merupakan pendesakan dari m. salpingopalatina.
c. +embrana glossoepiglottica. 5angunan ini menghubungkan epiglottis dengan
glossus. 5angunan ini akan menebal menjadi plica glossoepiglottica mediana
dan laterale dimana diantaranya terdapat suatu cekungan yang disebut
vallecula epiglottica yang berfungsi sebagai tempat menampung benda-benda
tumpul.
&ropharyn4 dihubungkan dengan cavum oris melalui isthmus faucium.
3. Laringopharynx
a. 2dytus laryngis, merupakan celah yang menghubungkan pharyn4 dengan
laryn4.
b. Fossa piriformis, merupakan tempat yang berfungsi menampung benda-benda
tajam.
Vaskuarisasi Faring
Faring mendapat darah dari beberapa sumber dan kadang-kadang tidak
beraturan. 9ang utama berasal dari cabang a. karotis eksterna $cabang faring
ascendens dan cabang fausial% serta cabang a. maksila interna yakni cabang palatine
superior $6usmarjono et al, /00:%.
Anatomi Laring
*aryn4 merupakan organ yang tersusun atas cartilage-cartilago. 2da yang
bersifat tunggal dan berpasangan. 7artlag tyroidea, epiglottica, dan crycoidea
merupakan cartilage tunggal sedangkan cartilage arytenoidea, corniculatadan
cuneiforme merupakan cartilage yang berpasangan.
Bangunan-bangunan penting !i arynx"
a. 2dytus laryngis, merupakan celah yang menghubungkan laryn4 dengan
pharyn4.
b. ;estibulum laryngis, merupakan ruangan yang terletak dibelakang adytus
laryngis.
c. Plica ventricularis<plica vestibuli, merupakan pita suara palsu
d. 6ima vestibule merupakan celah diantara plica vestibule atau ventriculi
e. ;entricularis laryngis, merupakan ruangan dibelakang plica vestibule yang
didalamnya terdapat suatu kantung yang disebut sacculus ventriculi yang
berfungsi untuk lubrikasi saat fonasi.
f. Plica ovale, berfungsi sebagai pita suara sejati.
g. 6ima glottidis merupakan celah diantara plica ovale.
h. 7avitas infraglottica merupakan ruangan dibawah plica ovale.
*aryn4 ini nanti akan berlanjut menjadi trachea.
Anatomi Oesophagus
&esophagus merupakan saluran dari systema digestive yang berfungsi
menyalurkan makanan dari mulut ke gaster, pada oesophagus terdapat = penyempitan
yaitu pada faringoesophageal junction, kemudian pada saat menyilangi arcus aorta
dan pada gastrooesophageal junction $+oore, /00%
#istoogi Faring !an Laring
#istoogi Faring
5entuk mukosa faring bervariasi, tergantung pada letaknya. Pada nasofaring
karena fungsinya untuk saluran respirasi, maka mukosanya bersilia, sedang epitelnya
torak berlapis yang mengandung sel goblet. #i bagian bawahnya, yaitu orofaring dan
laringfaring, karena fungsinya untuk saluran cerna, epitelnya gepeng berlapis dan
tidak bersilia. #i sepanjang faring dapat ditemukan banyak sel jaringan limfoid yang
terletak dalam rangkaian jaringan ikat yang termasuk dalam system retikuloendotelial.
&leh karena itu faring dapat disebut juga daerah pertahanan tubuh terdepan.
#i bagian atas, nasofaring ditutupi oleh palut lender yang terletak di atas silia
dan bergerak sesuai dengan arah gerak silia ke belakang. Palut lender ini berfungsi
untuk menangkap partikel kotoran y ang terbawa oleh udara yang diisap. Palut lender
ini mengandung en>im lyso>yme yang penting untuk proteksi $.oepardi et al, /0/%
Faring dilapisi oleh sel psudokompleks kolumner dengan silia dan sel goblet,
silia dari laring akan bergerak menuju ke orofaring, sedankan silia dari nasofaring
bergerak turun ke orofaring $3roschenko, /00%.
#istoogi Laring
*aring merupakan saluran kaku penghubung antara laringofaring dengan
trakea. #indingnya diperkuat oleh kartilago hialin $pada tiroid, cricoidea, dan
arytenoidea inferior% dan kartilago elastis $corniculata, cuneiforme, arytenoid superior
dan epiglottis%. #inding bagian lateralnya terdapat lipatan yang disebut plica
vestibularis. Plica ini memiliki epitel respiratorik dan dikelilingi banyak kelenjar
seromukous. .elain itu, terdapat sistem pertahanan tubuh berupa +2*1 $Mucous
Associated Lymphoid Tissue%. #i bagian bawahnya, terdapat lipatan lagi yang disebut
plica vocalis, merupakan pita suara sejati yang dilapisi epitel skuamous kompleks
dengan serat elastis parallel sebagai ligamentum vocalis. #i sekitarnya terdapat
musculus vocalis.
3piglotis memiliki dua permukaan? $% facies lingualis dan bagian apeks facies
trakealis dengan epitel skuamous kompleks non-kornifikasi, yang nantinya masih
terdapat kontak dengan makanan" $/% bagian basal facies trakealis dilapisi epitel
pseudokompleks kolumnair dan banyak terdapat kelenjar mukosa dan serosa di
lamina proprianya $+escher, /00@%.
Fisioogi Faring !an Laring
Fisioogi $enean
#eglutisi atau menelan menurut Auyton dan Ball $/00:% terdiri dari tiga tahap?
1. 1ahap volunter? secara sadar, makanan ditekan dan digulung ke posterior
faring oleh tekanan lidah ke atas dan belakang terhadap palatum.
2. 1ahap faringeal? secara involunter, membantu jalan makanan melalui faring ke
esophagus. #aerah epitel reseptor menelan terletak di sekeliling pintu faring
dan akan menimbulkan kontraksi otot faringeal, sebagai berikut?
a. palatum mole tertarik ke atas menutupi nares posterior untuk
mencegah refluks ke hidung
b. plica palatopharyngeus tertarik ke medial dan membentuk celah untuk
lewatnya makanan yang sudah cukup terkunyah.
c. plica vocalis berdekatan dan laring tertarik ke atas dan anterior oleh
otot leher sehingga epiglottis ke arah bawah dan mencegah makanan masuk ke
hidung dan trakea. .elain itu, epiglottis mencegah makanan agar tidak
mendekati pita suara sehingga tidak terjadi kerusakan.
d. laring ke atas sehingga esophagus melebar, kemudian sfingter
esophagus atas $sfingter faringoesofageal% relaksasi sehingga makanan dapat
masuk ke dalam esophagus.
e. laring ke atas dan sfingter relaksasi kemudian otot faring berkontraksi
dari superior ke inferior menimbulkan gerakan peristaltik.
3. 1ahap esofageal? berupa peristaltik primer kelanjutan dari peristaltik faring
ataupun peristaltik sekunder yang dihasilkan oleh peregangan esophagus dan
relaksasi reseptif dari gaster.
+enelan adalah suatu aksi fisiologis yang kompleks, terutama karena faring
pada hampir setiap saat melakukan beberapa fungsi lain di samping menelan dan
hanya diubah dalam beberapa detik ke dalam traktus untuk mendorong makanan.
9ang terutama penting adalah bahwa respirasi tidak terganggu akibat menelan. Pada
umumnya menelan dapat dibagi menjadi $% tahap volunter, yang mencetuskan proses
menelan, $/% tahap faringeal, yang bersifat involunter dan membantu jalannya
makanan melalui faring ke dalam esofagus, dan $=% tahap esofageal, fase involunter
lain yang mempermudah jalannya makanan dari faring ke lambung $Auyton, /00/%.
Proses menelan secara otomatis diatur dalam urutan yang teratur oleh daerah-
daerah neuron di batang otak yang didistribusikan ke seluruh substantia retikularis
medula dan bagian bawah pons. -mpuls motorik dari pusat menelan ke faring dan
esofagus bagian atas yang menyebabkan penelanan dijalarkan oleh saraf kranial ke-C
$n. 1rigeminus%, ke-@ $n. Alossofaringeus%, ke-0 $n. ;agus%, dan ke-/ $n.
Bypoglossus% serta bahkan beberapa saraf servikal superior seperti tampak pada
Aambar . 6ingkasnya tahap faringeal dari penelanan pada dasarnya merupakan suatu
refleks $Auyton, /00/%.
%ambar " &nner'asi (roses $enean.
.ewaktu gelombang peristaltik esofagus berjalan ke arah lambung, timbul
suatu gelombang relaksasi, yang dihantarkan melalui neuron penghambat mienterikus,
mendahului peristaltik. .elanjutnya seluruh lambung akan sedikit lebih luas, bahkan
duodenum menjadi terelaksasi sewaktu gelombang ini mencapai bagian akhir
esofagus dan dengan demikian mempersiapkan lebih awal untuk menerima makanan
yang akan didorong ke bawah esofagus selama proses menelan $Auyton, /00/%.
Fungsi Faring !aam (roses Bi)ara
Pada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari otot-otot palatum
dan faring. Aerakan ini antara lain berupa pendekatan palatum mole ke arah dinding
belakang faring. Aerakan penutupan ini terjadi sangat cepat melibatkan mula-mula m.
salpingofaring dan m. palatofaring, kemudian m. levator veli palatine bersama-sama
m. kontriktor faring superior. Pada gerakan penutupan nasofaring m levator veli
palatine menarik palatum mole ke atas belakang hamper mengenai dinding posterior
faring. ,arak yang tersisa ini diisi oleh tonjolan $fold of% Passavant pada dinding
belakang faring $.oepardi et al, /0/%.
Fisioogi Laring
*aring memiliki banyak fungsi terutama dalam respirasi. #alam respirasi
laring merupakan jalur utama dalam perlewatan udara pernapasan. .elain itu fungsi
laring yaitu sebagai pertahanan dalam respirasi. #alam laring terdapat bangunan plica
vocalis yang berperan utama dalam proses terjadinya batuk. .ebelum terjadinya batuk
plica vocalis menutup dan menahan udara pada saluran di bawahnya. .etelah itu
terjadi pembukaan secara tiba-tiba dari plica vocalis dan menyemburkan udara keluar
dari saluran napas. 1erjadinya batuk ini merupakan salah satu sistem pertahanan yang
dimiliki oleh sistem pernapasan. $.oepardi et al., /0/%
Anatomi !an Fisioogi *onsi
1onsil terdiri dari jaringan limfoid yang dilapisi oleh epitel respiratori. 7incin
Daldeyer merupakan jaringan limfoid yang membentuk lingkaran di faring yang
terdiri dari tonsil palatina, tonsil faringeal $adenoid%, tonsil lingual, dan tonsil tubal
$6ui> ,D, /00@%.
%ambar " Anatomi *onsi
*onsi (aatina
1onsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam
fosa tonsil pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior $otot
palatoglosus% dan pilar posterior $otot palatofaringeus%. 1onsil berbentuk oval dengan
panjang /-C cm, masing-masing tonsil mempunyai 0-=0 kriptus yang meluas ke
dalam jaringan tonsil. 1onsil tidak selalu mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah yang
kosong diatasnya dikenalsebagai fosa supratonsilar. 1onsil terletak di lateral orofaring.
#ibatasi oleh?
*ateral E muskulus konstriktor faring superior
2nterior E muskulus palatoglosus
Posterior E muskulus palatofaringeus
.uperior E palatum mole
-nferior E tonsil lingual $Danri 2, /00:%

Permukaan tonsil palatina ditutupi epitel berlapis gepeng yang juga


melapisi invaginasi atau kripti tonsila. 5anyak limfanodulus terletak di bawah
jaringan ikat dan tersebar sepanjang kriptus. *imfonoduli terbenam di dalam stroma
jaringan ikat retikular dan jaringan limfatik difus. *imfonoduli merupakan bagian
penting mekanisme pertahanan tubuh yang tersebar di seluruh tubuh sepanjang jalur
pembuluh limfatik. Foduli sering saling menyatu dan umumnya memperlihatkan
pusat germinal $2nggraini #, /00%.
*onsi Faringea +A!enoi!,
2denoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan
limfoid yang sama dengan yang terdapat pada tonsil. *obus atau segmen tersebut
tersusun teratur seperti suatu segmen terpisah dari sebuah ceruk dengan celah atau
kantong diantaranya. *obus ini tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di
bagian tengah, dikenal sebagai bursa faringeus. 2denoid tidak mempunyai kriptus.
2denoid terletak di dinding belakang nasofaring. ,aringan adenoid di nasofaring
terutama ditemukan pada dinding atas dan posterior, walaupun dapat meluas ke fosa
6osenmuller dan orifisium tuba eustachius. Gkuran adenoid bervariasi pada masing-
masing anak. Pada umumnya adenoid akan mencapai ukuran maksimal antara usia =-
: tahun kemudian akan mengalami regresi $Bermani 5, /00!%.
*onsi Lingua
1onsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum
glosoepiglotika. #i garis tengah, di sebelah anterior massa ini terdapat foramen sekum
pada apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papilla sirkumvalata $Kartosoediro .,
/00:%.
Faktor resiko? .ering
batuk pilek
3tiologi?
.ering batuk pilek
Keluhan?
odinofagia,
demam,
benjolan nyeri
tekan, disfonia,
mengorok kalau
tidur
2namnesis
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan faring? mukosa
terdapat granulma dan
hiperemis, tonsil fibrosis dan
detritus, plika vokalis edema
dan hiperemis
Pemeriksaan *ab? 2.1& $H%
Faringitis
Pemeriksaan penunjang
diagnosis
#iagnosis banding
invasif pencegahan
#iagnosis
kerja komplikasi
penatalaksanaan
medikament
osa
*aringitis
1onsilitis
akut
1onsilitis
kronik
Follow up
-. Langkah &V" $engin'entarisasi se)ara sistematis pen.easan yang !i!apatkan
pa!a angkah 3
.istematika permasalahan ?
a. /ifat /trepto)o))us Beta-#aemoiti)us
&nfeksi /trepto)o))us %rup A
-nfeksi Streptococcus pyogens, bakteri I-hemolitik yang tergolong dalam
serogrup 2 menurut klasifikasi *ancefield dan sering dikenal sebagai Group A
streptocci $A2.%, dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia. S pyogens
merupakan bakteri tersering yang menyebabkan akut faringitis pada anak-anak $C-
=0J% dan dewasa $C-0J%.
.. pyogenes, juga dikenal sebagai Arup 2 .treptococcus $A2.%, adalah agen
penyebab dalam berbagai Arup 2 infeksi streptokokus. -nfeksi ini mungkin non-
invasif atau invasif. -nfeksi non-invasif cenderung lebih umum dan kurang parah.
9ang paling umum dari infeksi ini termasuk streptokokus faringitis $radang
tenggorokan% dan impetigo. .carlet demam juga merupakan non-invasive infection,
tapi belum sebagai umum dalam beberapa tahun terakhir.
-nfeksi invasif menyebabkan oleh Arup 2 streptokokus I-hemolitik cenderung
lebih berat dan kurang umum. Bal ini terjadi ketika bakteri dapat menginfeksi daerah
di mana tidak biasanya ditemukan, seperti darah dan organ. Penyakit yang mungkin
disebabkan sebagai akibat dari ini termasuk streptokokus to4ic shock syndrome
$.1..%, necroti>ing fasciitis $FF%, pneumonia, andbacteremia.
.treptococcus merukan suatu grup besar dari coccus gram positif, non motil,
tidak memproduksi spora, yang berukuran 0.C-./Km. 5akteri ini sering tumbuh
berpasangan dan dalam bentuk rantai dan menunjukkan reaksi negatif dengan
oksidase dan katalase.
2ntigen dinding sel bateri ini mengandung polisakarida kapsul $subtansi 7%,
peptidoglikan dan asam lipoteikoat, protein 6 dan 1, dan beberapa protein permukaan
seperti protein +, protein fimbria, fibronektin terikat protein $protein F%, streptokinase
terikat sel.
.ubstansi 7 tersusun oleh polimer bercabang dari *-rhamnose dan F-acetyl-
#-glucosamine yang berperan dalam peningkatan kapasitas invasif dari bakteri
sedangkan protein 6 dan 1 digunakan sebagai epidemiologic marker dan belum
diketahui secara pasti perannya dalam infeksi.
Protein +, faktor virulensi utama, merupakan makromolekul yang tergabung
dengan fimbria yang nampak pada membran sel dan terproyeksi pada dinding
bakteri. Bal ini merupakan antigenic shift dan antigenic drift pada A2..
Protein + mengikat fibrinogen host dan melakukan blokade pada pengikatan
komplemen dengan peptidoglikan utama. Bal ini menyebabkan bakteri mampu
bertahan dari fagositosis neutrofil maupun makrofag.
Karakteristik spesial lain yang dimiliki oleh bakteri ini adalah kemampuannya
untuk menginvasi sel epitel. +enurut studi yang telah dilakukan, kegagalan penicillin
untuk mengeradikasi S pyogens dari tenggorokan pasien terutama mereka yang
merupakan carrier dari bakteri ini adalah kurang efektifnya penicillin untuk masuk ke
dalam sel epitel $Khan, /0/%.
(ro!uk toksin strepto)o))us
.treptococcus memiliki beberapa toksin dan produk ekstrasel menurut Khan
$/0=%, yaitu?
. Bemolisin? terdapat dua jenis, yaitu streptolisin & dan streptolisin ..
.treptolisin & berperan dalam kerusakan jaringan dan berbagai macam sel,
termasuk miokardium. 1oksin ini sangat imunogenik sehingga digunakan
dalam pemeriksaan titer 2.1& $Anti-Streptococcus O%. .treptolisin . berperan
dalam kerusakan leukosit polimorfonuklear dan organela subsel, sifatnya
kurang imunogenik.
/. 3ksotoksin pirogenik atau Streptococcal Pyrogenic Eotoins $.P3s%, terdapat
! tipe yaitu 2, 5, 7, dan F. 1oksin ini berperan dalam timbulnya bercak-bercak
pada demam .carlett. .P3 5 merupakan prekusor dari protease sistein, yang
menjadi salah satu faktor virulensi bakteri ini. 1oksin pirogenik dapat
menginduksi respon febril, proliferasi limfosit 1, dan sintesis dan pelepasan
berbagai macam sitokin $1FF, -*-, -*-6%.
=. Fuklease $2, 5, 7, #% berperan dalam membantu mencairkan pus dan
menghasilkan substrat untuk tumbuh.
Komplikasi tambahan mungkin disebabkan oleh A2., yaitu demam rematik
akut dan glomerulonefritis akut. #emam rematik, penyakit yang mempengaruhi sendi,
ginjal, dan katup jantung, merupakan konsekuensi dari radang diobati infeksi 2 bukan
disebabkan oleh bakteri itu sendiri. #emam rematik disebabkan oleh antibodi yang
dibuat oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi silang bereaksi dengan
protein lain dalam tubuh. -ni Lreaksi silangL menyebabkan tubuh dasarnya serangan
itu sendiri dan menyebabkan kerusakan di atas. .ecara global, A2. telah diperkirakan
menyebabkan lebih dari C00.000 kematian setiap tahun, membuatnya menjadi salah
satu patogen terkemuka di dunia. Arup 2 .treptococcus infeksi umumnya didiagnosis
dengan .trep 6apid 1est atau budaya. $7ohen-Poradosu et al., /00:%
b. 0ifferentia 0iagnosis !an )ara penegakan !iagnosis
Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh
virus, bakeri, alergi, trauma, toksin, dan lain-lain $.oepardi et al, /00:%.
a% Faringitis 2kut
Faringitis Vira
Aejala dan 1anda#emam disertai rinorea, mual, nyeri tenggorok, sulit
menelan.Faring dan tonsil hiperemis. ;irus influen>a, co4>achievirus dan
cytomegalovirus tidak menimbulkan eksudat. 7o4>achievirus dapat
menimbulkan lesi vasikular di orofaring dan lesi kulit berupa
maculopapular rash. 2denovirus juga menimbulkan gejala konjungtivitis
terutama pada anak selain faringitis. 3pstein 5arr ;irus $35;%
menyebabkan faringitis disertai eksudat yang banyak, pembesaran
kelenjar limfe, terutama retroservikal dan hepatosplenomegali $.oepardi
et al /00:%.
Faringitis yang disebabkan B-;- menimbulkan keluhan nyeri tenggorok,
nyeri menelan, mual dan demam, faring tampak hiperemis, terdapat
eksudat, limfadenopati akut di leher, dan pasien tampak lemah.
1erapi istirahat dan minum yang cukup, kumur dengan air hangat,
analgetika jika perludan tablet isap. #apat diberi juga antivirus
metisoprinol $.oepardi et al /00:%.
Faringitis Bakteria
-nfeksi grup 2 .treptococcus I hemolitikus penyebab faringitis akut pada
dewasa $CJ% dan anak $=0J% $.oepardi et al /00:%.
Aejala dan 1anda Fyeri kepala hebat, muntah kadang demam tinggi,
jarang disertai batuk. 1onsil tampak membesar, faring dan tonsil
hiperemis terdapat eksudat. Kemudian timbul petechiae pada palatum dan
dasar faring. Kelenjar limfe leher anterior membesar, kenyal, dannyeri
pada penekanan.
1erapi antibiotik penicillin, amoksisilin, atau eritromisin. Kortikosteroid
de4amethason, analgetika, dan kumur dengan air hangat atau antiseptic
$.oepardi et al, /00:%.
Laringitis
Laringitis Akut
6adang akut laring umumnya merupakan kelanjutan dari rinofaringitis, yang
disebabkan oleh bakteri $menyebabkan peradangan lokal% atau virus $menyebabkan
peradangan sistemik% $Bermani et!al" /00:%.
Aejala dan 1anda1erdapat gejala radang umum, seperti demam, malaise,serta
gejala lokal seperti suara parau sampai afoni, nyeri menelan atau bicara, serta gejala
sumbatan laring. .elain itu terdapat batuk kering dan kemudian disertai dengan dahak
kental $Bermani et!al" /00:%.
Pada pemeriksaan mukosa laring hiperemis, membengkak, terutama diatas dan
dibawah pita suara. 5iasanya juga terdapat tanda radang akut di hidung atau sinus
paranasal atau paru $Bermani et!al" /00:%.
1erapi-stirahat bicara dan bersuara /-= hari. +enghindari udara lembab dan
iritasi pada faring dan laring. 2ntibiotik diberikan bila peradangan berasal dari paru.
5ila terdapat sumbatan laring dilakukan pemasangan pipa endotrakeal atau
trakeostomi $Bermani et!al" /00:%.
Laringitis 1ronis
.ering disebabkan oleh sinusitis kronis, deviasi septum yang berat, polip
hidung atau bronkitis kronis, atau oleh penyalahgunaan suara seperti berteriak atau
berbicara keras $Bermani et!al" /00:%.
Aejala dan tanda seluruh mukosa laring hiperemis dan menebal,
permukaannya tidak rata dan hiperemis, dan terkadang terdapat metaplasi skuamosa.
1erdapat gejala suara parau menetap, rasa tersangkut di tenggorok, sehingga pasien
sering mendehem tanpa mengeluarkan sekret karena mukosa yang menebal $Bermani
et!al" /00:%.
1erapi yaitu mengobati peradangan di hidung, faring, serta bronkus yang
mungkin menjadi penyebab laringitis kronis itu. Pasien diminta untuk tidak banyak
berbicara $vocal rest# $Bermani et!al" /00:%.
*onsiitis
1onsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang termasuk dalam cincin
Daldeyer. 7incin Daldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yaitu? tonsil faringeal
$adenoid%, tonsil palatina $tonsil faucial%, tonsil lingual, tonsil tuba 3ustachius $lateral
band dinding faring< Aerlach8s tonsil%. Penyebaran infeksi melalui udara $air borne
droplets%, tangan dan ciuman. #apat terjadi pada semua umur, terutama pada anak
$.oepardi et al, /00:%.
a% 1onsilitis akut
*onsiitis Vira
Aejalanya lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri
tenggorok. Penyebab paling sering adalah virus 3pstein-5arr.Hemoflus
Infuenza merupakan penyebab tonsilitis akut supuratif.
Gejala: Common cold disertai nyeri tenggorok. Pada
pemeriksaan rongga mulut akan tampak luka-luka kecil
pada palatum dan tonsil.
*onsiitis Bakteria
3tiologi nya kuman grup 2 .treptococcus I haemolitikus yang dikenal
sebagai strept throat, pneumokokus, .treptokokus viridian, dan
.treptococcus pyogenes.
Patofisiologi-nfiltrasi bakteri pada lapisan epitel menimbulkan reaksi
radang berupa keluarnya leukosit P+F sehingga terbentuk detritus.
#etritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri mati, dan epitel yang
terlepas. 5entuk tonsillitis akut dengan detritus yang jelas disebut
tonsillitis folikularis. 5ila bercak menjadi satu membentuk alur akan
terjadi tonsillitis lakunaris. 5ercak detritus juga dapat melebar
membentuk pseudomembran yang menutup tonsil $.oepardi et al, /00:%.
Aejala dan 1anda+asa inkubasi /-! hari. .ering ditemukan nyeri
tenggorok dannyeri waktu menelan, demam tinggi, rasa lesu, nyeri sendi,
tidak nafsu makan dan otalgia. &talgia terjadi karena nyeri alih melalui F.
-). 1onsil tampak membengkak, hiperemis dan terdapat detritus
berbentuk folikel, lakuna atau tertutup oleh pseudomembran. Kelenjar
submandibula bengkak dan nyeri tekan.
1erapi2ntibiotika spektrum lebar penisilin, eritromisin. 2ntipiretik
danobat kumur yang mengandung desinfektan$.oepardi et al, /00:%.
b% 1onsilitis Kronik
Proses radang berulang menyebabkan epitel mukosa dan jaringan limfoid
terkikis, sehingga diganti dengan jaringan parut yang mengalami
pengerutan sehingga kripti melebar, yang kemudian diisi dengan detritus.
Proses ini berjalan terus sehingga menembus kapsul tonsil dan melekat
dengan jaringan di sekitar fosa tonsilaris. Pada anak disertai dengan
pembengkakan kelenjar submandibular.
Aejala dan tanda, tonsil membesar, permukaan tidak rata, kriptus melebar,
diisi oleh detritus. 6asa tenggorok mengganjal, kering, napas berbau.
1erapi lokal ditujukan pada higiene mulut dengan berkumur atau obat
isap. 1onsilektomi dilakukan bila terjadi infeksi yang berulang atau
kronik, gejala sumbatan serta kecurigaan neoplasma $.oepardi et al
/00:%.
2pi!emioogi
Faringitis lebih sering disebabkan oleh virus $rhinovirus atau adenovirus% dan
bakteri $Streptococcus pyogenes%. Puncak insidensinya adalah pada usia !-: tahun dan
apabila disebabkan oleh Streptococcus grup 2 jarang terjadi pada usia di bawah =
tahun $2cerra, /0=%.
1onsilitis jarang terjadi pada anak usia kurang dari / tahun. .edangkan,
tonsillitis yang disebabkan Streptococcus banyak terjadi pada usia C-C tahun.
1onsilitis yang disebabkan oleh virus lebih sering terjadi pada anak-anak yang lebih
muda $.hah, /0=%.
Faktor 3esiko
Faktor resiko dari faringitis dan tonsillitis adalah?
a% +erokok atau terpapar asap rokok
b% 2lergi
c% -nfeksi sinus berulang
d% Gsia
e% Bygiene oral
f% ,enis makanan
g% 7uaca
h% 1erapi yang tidak adekuat $6usmarjono et al, /00:%
). 1ompikasi
Komplikasi dari tonsilitis kronis dapat terjadi secara perkontinuitatum ke daerah
sekitar atau secara hematogen atau limfogen ke organ yang jauh dari tonsil. 2dapun
berbagai komplikasi yang kerap ditemui adalah sebagai berikut ?
a% Komplikasi sekitar tonsil
i. Peritonsilitis
Peradangan tonsil dan daerah sekitarnya yang berat tanpa adanya
trismus dan abses.
ii. 2bses Peritonsilar $$uinsy%
Kumpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang peritonsil.
.umber infeksi berasal dari penjalaran tonsilitis akut yang
mengalami supurasi, menembus kapsul tonsil dan penjalaran dari
infeksi gigi.
iii. 2bses Parafaringeal
-nfeksi dalam ruang parafaring dapat terjadi melalui aliran getah
bening atau pembuluh darah. -nfeksi berasal dari daerah tonsil,
faring, sinus paranasal, adenoid, kelenjar limfe faringeal, os
mastoid dan os petrosus.
iv. 2bses 6etrofaring
+erupakan pengumpulan pus dalam ruang retrofaring. 5iasanya
terjadi pada anak usia = bulan sampai C tahun karena ruang
retrofaring masih berisi kelenjar limfe.
v. Krista 1onsil
.isa makanan terkumpul dalam kripta mungkin tertutup oleh
jaringan fibrosa dan ini menimbulkan krista berupa tonjolan pada
tonsil berwarna putih dan berupa cekungan, biasanya kecil dan
multipel.
vi. Tonsilolith $%alkulus dari tonsil%
1erjadinya deposit kalsium fosfat dan kalsium karbonat dalam
jaringan tonsil yang membentuk bahan keras seperti kapur.
b% Komplikasi &rgan jauh
i. #emam rematik dan penyakit jantung rematik
ii. Alomerulonefritis
iii. 3piskleritis, konjungtivitis berulang dan koroiditis
iv. Psoriasis, eritema multiforme, kronik urtikaria dan purpura
v. 2rtritis dan fibrositis $3fiaty, /00%.M
.elain itu, komplikasi dari infeksi streptococcus dapat dibedakan menjadi berikut?
Gpper respiratory tract? 1onsillopharyngitis
&titis media
.inusitis
*ower respiratory tract? Pneumonia
3mpyema
.kin and soft tissue -mpetigo
7ellulitis
3rysipelas
7ardiovascular 3ndocarditis
+yocarditis
Pericarditis
Phlebitis
+usculoskeletal .eptic arthritis
&steomyelitis
Pyomyositis
*ymphatic *ymphadenitis
7entral nervous system +eningitis
5rain abscess
.ystemic .epticemia
$Pichichero, /00=%
!. (enataaksanaan !an (en)egahan
(enataaksanaan
Penatalaksanaan tonsilitis secara umum, menurut Firman . ?
a% ,ika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral $melalui mulut%
selama 0 hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam
bentuk suntikan.
b% Pengangkatan tonsil $tonsilektomi% dilakukan jika ?
i. 1onsilitis terjadi sebanyak : kali atau lebih < tahun.
ii. 1onsilitis terjadi sebanyak C kali atau lebih < tahun dalam kurun
waktu / tahun.
iii. 1onsilitis terjadi sebanyak = kali atau lebih < tahun dalam kurun
waktu = tahun.
iv. 1onsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.
+enurut +ansjoer, 2 penatalaksanan tonsillitis adalah?
a% Penatalaksanaan tonsilitis akut
i. 2ntibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama C hari dan
obat kumur atau obatisap dengan desinfektan, bila alergi dengan
diberikan eritromisin atau klindomisin.
ii. 2ntibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder,
kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat
simptomatik.
iii. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari
komplikasi kantungselama /-= minggu atau sampai hasil
usapan tenggorok =4 negatif.
iv. Pemberian antipiretik.
b% Penatalaksanaan tonsilitis kronik
i. 1erapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur < hisap yaitu
antibiotik dan analgesik
&n!ikasi *onsiektomi
5erdasarkan The American Academy of Otolaryngology- &ead and 'eck
Surgery $ 22&-BF.% tahun @@C indikasi tonsilektomi terbagi menjadi ?
a% -ndikasi absolut
i. Pembesaran tonsil yang menyebabkan sumbatan jalan napas
atas,disfagia berat,gangguan tidur, atau terdapat komplikasi
kardiopulmonal.
ii. 2bses peritonsiler yang tidak respon terhadap pengobatan medik
dan drainase, kecuali jika dilakukan fase akut.
iii. 1onsilitis yang menimbulkan kejang demam.
iv. 1onsil yang akan dilakukan biopsi untuk pemeriksaan patologi.
b% -ndikasi relatif
i. 1erjadi = kali atau lebih infeksi tonsil pertahun, meskipun tidak
diberikan pengobatan medik yang adekuat.
ii. Balitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak ada respon terhadap
pengobatan medik.
iii. 1onsilitis kronik atau berulang pada pembawa streptokokus yang
tidak membaik dengan pemberian antibiotik kuman resisten
terhadap I-laktamase $3fiaty, /0%
(en)egahan
5akteri dan virus penyebab tonsilitis dapat dengan mudah menyebar dari
satu penderita ke orang lain. 6esiko penularan dapat diturunkan dengan mencegah
terpapar dari penderita tonsilitis atau yang memiliki keluhan sakit menelan. Aelas
minuman dan perkakas rumah tangga untuk makan tidak dipakai bersama dan
sebaiknya dicuci dengan menggunakan air panas yang bersabun sebelum digunakan
kembali. .ikat gigi yang telah lama sebaiknya diganti untuk mencegah infeksi
berulang. &rang E orang yang merupakan karier tonsilitis semestinya sering mencuci
tangan mereka untuk mencegah penyebaran infeksi pada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai