Anda di halaman 1dari 23

Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa


Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 1
I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama Pasien : Tn. AB
2. Umur : 50 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Tempat/ Tanggal Lahir : Ambon, 18 Maret 1964
5. Pendidikan Terakhir : SMA
6. Agama : Islam
7. Suku Bangsa : Jawa
8. Warga Negara : Indonesia
9. Status Perkawinan : Menikah
10. Pekerjaan : Teknisi komputer di kantor pusat Jasa Marga
11. Alamat : Jl. I No. 38 A RT/RW 002/014, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan
12. Tanggal masuk RS : 08 Juli 2014

Riwayat Perawatan :
1985 2011 : Rawat inap di RS Mintoharjo TNI AL, Jl. Bendungan Hilir;
keluar masuk sebanyak 8 kali, masing-masing berkisar 1-3
bulan perawatan.
Agustus 2011 : Rawat inap di RSKJ Dharma Graha, Serpong selama 100 hari
8 Juli 2014 sekarang : Pasien dirawat inap di RSKJ Dharma Graha, Serpong
(menurut pasien rencana rawat selama 120 hari)


II. STATUS PSIKIATRI
AUTOANAMNESA
Autoanamnesa dengan pasien pada tanggal 28, 30, 31 Juli, dan 4 Agustus 2014 sekitar pukul
09.00-11.00 WIB bertempat di sekitar pendopo dan di depan Paviliun Tulip Rumah Sakit
Khusus Jiwa Dharma Graha (RSKJDG).
ALLOANAMNESA
Alloanamnesa didapatkan dari rekam medis dan informasi dari perawat RSKJ Dharma Graha

A. Keluhan Utama/ INDIKASI RAWAT
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 2
Autoanamnesa (dengan pasien) :
Menyendiri dan berbicara sendiri
Alloanamnesa (menurut istri, teman sekantor pasien, rekam medik, dan perawat RSKJ
Dharma Graha) :
Pasien berbicara sendiri dan sempat telihat bertelanjang diri di kantornya.

B. Riwayat Penyakit Sekarang
Autoanamnesa :
Pasien mengatakan bahwa ia masuk ke RSKDG karena terlihat sedang berbicara
sendiri. Pasien di jemput oleh petugas RS yang diperintahkan bos pasein karena menurut
teman-teman kerjanya pasien berbicara sendiri dan telanjang sambil berjalan-jalan di kantor
sehingga membuat orang sekitar terganggu dan tidak nyaman. Kejadian ini diakui pasien
terjadi saat malam hari di kantor pasien. Sejak sekitar 10 tahun yang lalu, pasien lebih sering
tinggal di kantor karena pasien merasa lebih nyaman tinggal di kantor daripada di rumah
karena pasien sudah bercerai dengan istrinya (bercerai secara agama, tapi tidak bercerai
secara negara). Pasien bercerita perceraiannya ini terjadi karena masalah kesetiaan (pasien
enggan bercerita, dengan alasan tidak ingin membuka aib istrinya) serta lebih nyaman
dikantor karena tidak mau diganggu ritual/pelajaran pendalaman ilmu bathin-nya.
Pasien bercerita bahwa saat itu pasien tidak berbicara sendiri melainkan dengan
beberapa kembarannya, malaikat, jin, dan bahkan ia juga berkomunikasi dengan Tuhan.
Pasien bercerita bahwa ia mempercayai adanya 1000 dimensi lain dimana terdapat juga 1000
kembarannya. Pasien bercerita bahwa untuk berbicara dengan kembarannya atau
makhluk dari dimensi lainnya tidak diperlukan untuk melihat langsung sosok tersebut, dan
hanya diperlukan pertapaan (menurut orang pasien, orang Jawa menyebutnya ilmu Kejawen
dan merupakan ilmu yang wajib dimiliki oleh seluruh anggota Keraton Yogya) selama
beberapa waktu lamanya, yang biasa ia lakukan di saat malam hari ketika semua orang
tertidur, pasien memilih malam hari karena ia meyakini bahwa saat semua orang terlelap
frekuensi yang diterimanya lebih besar dan agar tidak menimbulkan suatu kehebohan pada
orang lain. Pasien bercerita seperti hal-nya ia sering berbicara dengan pengusa langit (bukan
alien, menurut pasien alien ada tetapi berbeda dengan penguasa langit) yang diyakininya
langit mempunyai 7 lapisan dan mempunyai penguasa (bawahan Tuhan YME) dan masing-
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 3
masing dibagi lagi menjadi 7 bagian kecilnya yang juga mempunyai asisten penguasa. Hal ini
diyakini pasien bahwa masing-masing manusia juga mempunyai pengendalinya.
Pasien juga mengatakan bahwa ia dapat mengontrol orang lain atau musuh/lawannya
dengan berbicara dengan pengendali orang tersebut. Pasien bercerita ia pernah membunuh
Ajengan Moh. Sapei (guru spiritual GusDur) yang menjadi lawannya (awalnya ia hanya
bermaksud ingin memeberikan pelajaran) dengan mengendalikan pengendali orang tersebut.
Ia juga bercerita bahwa kemenangan capres Jokowi-JK dibuat atas kehendak dirinya dengan
cara berbicara dengan pengendali orang-orang Indonesia. Pasien mengakui bahwa ia
berkomunikasi dengan pengendali orang melalui bathin atau yang diyakininya sebagai
telepati. Selain bertelepati dengan kembarannya, pasien juga bercerita ia juga sering
bertukar dimensi dengan kembarannya. Pasien bercerita bahwa saat ia bertukar dimensi
dengan kembarannya maka tubuhnya dapat melakukan hal-hal yang ia sendiri tidak ketahui,
dan hanya ia ketahui dari orang-orang sekitarnya yang menceritakannya kepadanya. Seperti
hal-nya ia mengaku tidak pernah telanjang dan berkeliaran di kantor, dan hal ini diyakininya
merupakan ulah dari salah satu kembarannya.
Pasien juga bercerita selain berkomunikasi dengan makhluk-makluk ghaib secara
bhatin, ia juga sering berbicara dengan makhluk luar angkasa yang ia yakini alien, menurut
pasien alien dikuasi oleh Rohul Kudus. Pasien mengaku ia berkomunikasi dengan alien
melalui telepati (biasa ia lakukan di malam hari dengan beberapa orang muridnya) dan ia
mengaku dapat memanggil alien, akan tetapi hal ini tidak akan ia lakukan karena akan dapat
menimbulkan kehebohan pada khalayak ramai.
Selain malaikat, jin, kembarannya, penghuni langit dan alien, pasien mengaku ia
juga sudah membuat minyak/air akses untuk manusia biasa berkomunikasi dengan makhluk-
makhluk tersebut (minyak/air akses didapatkan dari pertapaannya). Menurutnya minyak/air
akses dapat diminumkan orang biasa dengan tujuan orang tersebut menjadi media masuknya
malaikat ketubuh orang tersebut dan berkomunikasi langsung dengan manusia ataupun jika
dioleskan langsung ke kulit, maka manusia biasa dapat langsung berbicara dengan malaikat
di kulit tempat dioleskannya minyak/air tersebut.
Dengan minyak/air akses tersebut, pasien mengaku membuat istrinya. Ny. N menjadi
mediasi (jin, malaikat, dsb) agar makhluk-makhluk tersebut dapat masuk ke dalam tubuh
istrinya. Pasien mengaku ia telah memasukkan berbagai makhluk ghaib ke dalam tubuh
istrinya dan beberapa diantaranya dinikahinya. Pasien mengaku bahwa ia sudah melakukan
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 4
kawin cerai dengan 7 istri lainnya dari dunia ghaib (beberapa diantaranya diakui pasien
adalah Kajeng Ratu Kidul, Nyi Blorong, dan Temi (malaikat yang merasa dirinya adalah
manusia yang tidak memiliki nama, nama tersebut adalah pemberian pasien)) yang ia
masukkan ke dalam tubuh istrinya dan ia setubuhi. Dengan Kanjeng Ratu Kidul, pasien
mengakui mempunyai seorang anak yang berwujud naga yang diberikan nama Sin Liong
yang artinya Naga Sakti dan sekarang tinggal bersama dengan Kanjeng Ratu Kidul di istana
Pantai Laut Selatan.
Pasien bercerita bahwa apa yang ia rasakan saat ini adalah mirip dengan film serial
Slidder. Pasien juga mengatakan bahwa ia menggabungkan berbagai konsep keilmuan
agamanya, ghaib, dan fisika menjadi satu sehingga diyakini pasien dimensi 1 merupakan
garis lurus, dimensi 2 menyatakan luas, dimensi 3 merupakan volume/ ruang, dimensi 4
adalah waktu, dan dimensi 5 diyakininya merupakan suatu tempat (contohnya bumi
doraemon, bumi startrex, dll). Pasien yakin dan menyimpulkan bahwa pengarang komik
doraemon maupun pengarang cerita film startrex mempunyai kemampuan berkomunikasi
dengan dimensi lain sehingga mereka dapat mengaplikasikan komunikasinya tersebut ke
dalam film/komik ciptaannya.
Sehari-hari pasien mengikuti berbagai kegiatan di RSKJ Dharmagraha, dan diakui
pasien bahwa dirinya masih melakukan pertapaan di malam hari. Pasien menyadari kalau ia
terkena gangguan jiwa dan menyadari faktor pencetusnya adalah karena ia mempelajari ilmu
tentang kerohanian. Namun, pasien baru akan berhenti mempelajari kerohanian jika ia sudah
menyelesaikan seluruh pelajarannya (diakui hanya tinggal 2 bab lagi). Pasien menyadari
bahwa gangguan jiwanya ini membutuhkan pengobatan seumur hidup.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Autoanamnesa :
Pasien bercerita 29 tahun yang lalu (1985) pasien masuk RS Mintoharjo karena
dibawa oleh ayahnya berobat. Diakui pasien kejadian tersebut berawal dari pertapaan pasien,
sehingga pasien pertama kali pasien merasakan adanya suara bathin yang menyuruhnya untuk
memukul pemilik kostnya di Yogya, sehingga pasien memukul pemilik kostnya dan
ditangkap serta masuk ke dalam bui untuk beberapa jam lamanya. Setelah kejadian tersebut ia
dibawa ayahnya kembali ke Jakarta. Saat tiba di Jakarta, pasien mulai bertapa kembali
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 5
sehingga ia merasakan ada berbagai suara yang bercampur-campur di dalam pikirannya.
Beberapa suara tersebut diceritakan pasien merupakan suara sirine yang berbunyi, suara
polisi yang menyuruhny6a menangkap maling, dll. Semua suara tersebut bercampur baur
menjadi satu seperti seluruh frekuensi gelombang radio yang terserap masuk ke dalam
pikirannya, dan karena begitu banyaknya suara didalam pikirannya pasien merasa tidak dapat
mengendalikannya sehingga ia hanya berdiam diri di kamar selama beberapa hari. Setelah
merasa baikan pasien kembali bertapa dan sura-suara tersebut kembali muncul dan tambah
menjadi-jadi, pasien merasa bahwa ia dapat berkomunikasi dengan segala macam makhluk,
dari mulai kembarannya hingga jin, dan malaikat. Keluarga pasien mulai mendapati pasien
berbicara sendiri, saat itu diceritakan pasien ia berbicara seperti bergumam dan sambil
melakukan kegiatan yang membuat rumahnya berantakan, salah satunya adalah mencoret-
coret tembok rumahnya. Ayah pasien langsung mengantar pasien untuk berobat ke RS
Mintoharjo dan berobat dengan dr. Elisa, Sp. KJ.
Pasien bercerita pada awal pengobatannya pasien tidak mau meminum obatnya, atau
sering kali mengurangi sendiri dosis obatnya karena dirasakan ia tidak sakit. Hal ini membuat
pasien keluar masuk perawatan di RS Mintoharjo (pasien tidak ingat jelas berapa kali ia
keluar masuk RS, hanya yang ia ingat kurang dari 10 kali). Diakui pasien hal yang sama terus
terjadi saat pasien di rawat di RS Mintoharjo hingga akhirnya pasien meminum rutin obatnya
dan melakukan kontrol rutin.
Pada tahun 2011 pasien pertama kali masuk ke RSKJ Dharma Graha dengan keluhan
butuh suntikan haloperidol atau obat lainnya karena dirasakan saat itu pasien penyakitnya
mulai muncul akibat pertapaannya. Saat itu pasien bercerita bahwa ia mengunci pintu ruang
kantornya dari dalam mulai malam hari hingga siang hari saat jam kantor mulai beroperasi
dan ia tak mempedulikan rekan kerjanya yang mengetuk-ngetuk pintu, dan akhirnya pintu
kantor pun di dobrak oleh rekan kerjanya dan di dapati ia sedang duduk dengan tatapan
kosong. Sehingga akhirnya pasien dirawat di RSKJ Dharma Graha. Pasien bercerita saat itu
ia sudah bercerai 3 tahun dengan istrinya karena karena masalah kesetiaan (pasien enggan
bercerita, dengan alasan tidak ingin membuka aib istrinya) serta merasa lebih nyaman
dikantor karena tidak mau diganggu ritual/pertapaan ilmu bathin-nya.

Alloanamnesa :
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 6
Menurut rekam medis, istrinya mengatakan gejala ini timbul sejak pasien kuliah
(kuliahnya tidak selesai). Pasien emosinya labil dan marah-marah, curiga berlebihan, bicara
kacau dan tidurnya terganggu.
Tahun 1985-2011 : Pasien dirawat di RS Mintoharjo TNI AL, Jl. Bendungan Hilir
(diakui pasien 7-8 kali pasien keluar masuk rumah sakit)
Agustus 2011 : Pasien dirawat di RSKJ Dharma Graha selama 100 hari
8 Juli 2014 -sekarang : Pasien dirawat inap di RSK Dharma Graha, Serpong

2. Riwayat Zat Psikoaktif
Pasien mengaku tidak pernah menggunakan obatobatan terlarang. Pasien mengaku pernah
meminum alkohol dan merokok disaat remaja (SMA) hanya untuk tujuan bergaya, setelah itu
hingga sekarang ia tidak mengkonsumsi alkohol lagi. Saat lepas dari alkohol, pasien tidak merasa
kecanduan. Tetapi, ketika pasien sudah mulai bekerja hingga sekarang ini, ia merokok sebanyak
3-4 bungkus per hari.
3. Kondisi Medis Umum
Pasien mengatakan bahwa ia mempunyai riwayat tekanan darah rendah dan sering pingsan ketika
SD dan SMP. Sekarang sudah tidak pernah pingsan.
Menurut status medis RS Khusus Jiwa Dharma Graha, perawat, dan pasien. Tidak didapatkan
adanya gangguan endokrin, kardiovaskular, maupun saraf. Tidak ada riwayat cedera kepala dan
tumor.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat masa Prenatal dan Perinatal
Pasien tidak mengetahui apakah ia lahir cukup bulan atau tidak, dan pasien juga kurang
mengetahui apakah lahir normal atau caesar
2. Masa Kanak-kanak Awal (0-3 tahun)
Selama masa batita, pasien tumbuh dan berkembang sesuai usianya secara normal.. Tidak
ada riwayat penyakit yang cukup berat.
3. Masa Kanak-kanak Pertengahan (4-11 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya secara normal. Pasien bersekolah
di TK Dines dan dilanjutkan dengan bersekolah di SD Bedeng. Menurut keterangan
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 7
pasien, sekolah di TK selama 1 tahun, dan SD selama 6 tahun. Pasien dapat bergaul
dengan teman-teman seusianya dan mempunyai cukup banyak teman.
4. Masa Kanak-kanak Akhir (Pubertas sampai Remaja)
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya secara normal.
5. Riwayat Masa Dewasa
a) Riwayat Pendidikan
Tahun 1977-1979 : menyelesaikan SMP di SMP Negeri 73 Tebet
Tahun 1980 : bersekolah di SMA Negeri 26 tetapi hanya 1 semester saja karena pada
tahun berikutnya ia ikut pindah ke Blora. Saat itu pasein hanya mempunyai seorang
teman akrab yang bernama Mijan.
Tahun 1981-1983 : bersekolah di SMA Negeri, Blora.
Tahun 1984 : Pasien menganggur selama 1 tahun karena merasa lelah untuk
melanjutkan pendidikan, hanya ingin bersantai terlebih dahulu dan kemudian ia mulai
tertarik untuk mempelajari ilmu mantra Perisai Diri dan juga mendalami ilmu
keagamaannya yang ia yakini, yaitu agama Islam.
Tahun 1985 : Pasien masuk perguruan tinggi di Akademi Keuangan dan Perbankan
Jogjakarta, tetapi ia hanya masuk kuliah beberapa kali saja karena ia tidak tertarik
untuk melanjutkan kuliah dan mulai menyendiri karena diakui pasien mulai
mendalami ilmunya dengan bertapa di kamar kostnya. Pasien mempelajari ilmu
Perisai Diri dan ilmu agamanya dari seorang guru yang bernama Raden MS
Dirjoatmojo. Setelah guru pasien wafat, ia tidak belajar ilmu itu dengan guru lainnya,
hanya mengikuti mantera yang diberikan oleh kakak seperguruannya yang bernama
Arnowoaji, Warji, dan Dile. Diakui pasien mereka adalah kakak seperguruannya yang
sudah menjadi pendekar karena telah murni menguasai ilmu Perisai Diri.
Sedangkan pasien hanya satu-satunya murid yang menyelesaikan ilmu
keagamaannya. Setelah pasien menyelesaikan ilmu keagamaannya, pasien membuka
perguruan kebathinan yang diakui pasien mempunyai sekitar 40 orang murid, tetapi
hanya bertahan selama 4-5 tahun lalu bubar oleh karena pasien ingin mendalami ilmu
Perisai Diri-nya.
b) Riwayat Pekerjaan
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 8
Pada tahun 1985 pasien mulai bekerja di PT Jasa Marga di bagian patroli tol Jakarta
Merak. Pada tahun 1989 pasien dipindahkan ke PT Jasa Marga pusat dan bekerja
sebagai teknisi komputer di klinik hingga saat ini.
c) Riwayat Psikoseksual/Perkawinan
Pasien menikah pada tahun 1986, dan memiliki 2 orang anak perempuan. Pasien
pernah mentalak cerai istri (cerai secara agama) sekitar tahun 2008 dengan alasan
kesetiaan dan ingin tinggal dikantor karena tidak mau diganggu pertapaannya, namun
masih tinggal serumah.
d) Riwayat Agama
Pasien awalnya beragama Katolik ketika tinggal di Ambon. Saat pindah ke Jakarta,
pasien berpindah agama menjadi Islam. Dalam mendalami agama Islam, pasien juga
mendalami ilmu Kejawen yang menurut pasien masih merupakan pendalaman agama
Islam.
e) Riwayat Aktivitas Sosial
Pada saat masa TK, SD, SMP, SMA suka bermain dan berkumpul bersama teman-
teman sekolah. Tetapi, pada saat kuliah pasien lebih sering menghabiskan waktunya
untuk bertapa di dalam kamar kos (lebih memilih untuk menyendiri). Selama di RSK
Dharma Graha, pasien suka mengikuti kegiatan-kegiatan di rumah sakit dan juga
mengobrol dengan pasien lainnya di rumah sakit.
f) Riwayat Keluarga
Genogram












Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 9








Pasien merupakan anak ke-4 dari 6 bersaudara
Ibu pasien meninggal saat pasien berusia 11 tahun (tahun 1975), kemungkinan karena
penyakit kanker paru-paru.
Ayah pasien meninggal saat pasien berusia 46 tahun (tahun 2010) karena suatu
penyakit, namun tidak diketahui apa penyakitnya.
Ayah pasien menikah lagi setelah ibu pasien meninggal, dan tidak mempunyai anak.
Pasien menikah pada tahun 1986 dan memiliki 2 orang anak perempuan
Anak pertama pasien berusia 27 tahun (lahir tahun 1987), sudah menikah dan tidak
tinggal serumah dengan pasien. Sekarang bekerja di bagian administrasi di bimbel
Institut Teladan dan sedang berkuliah jurusan sastra Inggris di Universitas terbuka. Ia
mempunyai riwayat sering nangis dan menyendiri di pojok ruangan pada saat lulus
SMA.
Anak kedua pasien berusia 22 tahun (lahir tahun 1992), sekarang bekerja di bagian
penerbit sebagai editor. Anak keduanya mempunyai riwayat seperti ada suara yang
bernyanyi-nyanyi di hatinya ketika ia sedang mandi.
g) Riwayat Situasi Hidup Sekarang
Pasien sudah tinggal di RSK Dharma Graha selama kurang lebih 3 minggu, pasien
masuk ke RSK Dharma Graha atas permintaan bossnya di Jasa Marga, di RSK
Dharma Graha pasien tampak senang dan mau mengikuti kegiatan yang ada di rumah
sakit. Pasien dapat tidur dengan nyenyak, mandi, makan dan minum dengan teratur.
h) Persepsi Tentang Diri Sendiri dan Kehidupan
Pasien mengatakan bahwa ia adalah seseorang yang berkecukupan, senang, dan puas
dengan kehidupannya oleh karena doanya terkabul. Isi doanya adalah bahwa ia ingin
menyendiri dan bisa merenung di kamar untuk mendapatkan hal yang baru dari
Keterangan
=Laki-laki
=Perempuan
=Pasien
= Meninggal
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 10
mempelajari ilmu kerohanian. Hal ini ia dapatkan ketika berada di RSK Dharma
Graha, dan ia merasa hidupnya terjamin di RS ini jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu
dengan dirinya karena ada perawat yang mengawasi. Pasien sadar kalau ia
mempunyai sakit kejiwaan dan penyakitnya dapat disembuhkan jika ia mengkonsumsi
obat secara rutin untuk seumur hidupnya.
i) Mimpi dan khayalan
Pasien mempunyai cita-cita ingin menolong orang, dan ia percaya banyak perbuatan
yang bisa dilakukan untuk menolong orang. Pasien mempunyai khayalan ingin hidup
menemani anak-anaknya sampai keturunan ketujuh. Pasien juga ingin mempunyai
kekasih yang dapat menemaninya hingga tujuh keturunan.
j) Nilai-nilai hidup
Menurut pasien, manusia harus punya hati, perasaan, jiwa, akal pikiran, kasih sayang,
dan yang penting mempunyai empati untuk menolong orang.


III. STATUS MENTAL
A. Deksripsi Umum
1. Penampilan
Pria, usia 50 tahun, terlihat sesuai dengan usianya, sehari-hari pasien menggunakan
kemeja ataupun kaos berlengan pendek dengan warna biru tua, hitam, dll serta celana
bahan panjang berwarna hitam, dan sandal jepit berwarna biru. Rambut lurus dipotong
pendek, berwarna hitam dan sedikit beruban. Perawatan diri baik.
2. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Selama wawancara pasien bersikap sopan, kooperatif, terdapat kontak mata sangat jarang
antara pasien dengan pemeriksa dan aktivitas motorik yang cukup baik. Tidak terdapat
perlambatan psikomotor, namun terdapat aktivitas tanpa tujuan.
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif, bersahabat, tidak bersikap defensif dan tidak menunjukan
sikap curiga pada pemeriksa.

B. Mood dan Afek
1. Mood : Eutimik
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 11
2. Afek : Serasi
3. Keserasian : Serasi

C. Bicara
Pasien dapat berbicara spontan dan jelas, namun bicaranya cepat. Intonasi cukup, artikulasi
jelas, volume suara cukup, mampu menjawab pertanyaan dengan baik, dan isi pembicaraan
dapat dimengerti.

D. Gangguan Persepsi
Halusinasi auditorik : Tidak ada
Halusinasi visual : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada

E. Pikiran
1. Proses Pikir
- Produktivitas : Cukup
- Kontinuitas Pikiran : Cukup
- Hendaya Bahasa : Tidak ada
- Permikiran autistic : Ada pasien selalu bertapa mendalami ilmu kebatinan (kerohanian)
dan Perisai Diri.
- Pikiran tidak logis : Ada Pasien yakin dan menyimpulkan bahwa pengarang komik
doraemon maupun pengarang cerita film startrex mempunyai kemampuan berkomunikasi
dengan dimensi lain sehingga mereka dapat mengaplikasikan komunikasinya tersebut ke
dalam film/komik
- Pemikiran magis : Ada menurut pasien dengan pemusatan pikirannya saja ia dapat
membunuh Ajengan Mohamad Sapei (guru spiritual GusDur)
- Proses Pikir Primer : Ada pasien mengaku bahwa ia sudah melakukan kawin cerai
dengan 7 istri lainnya dari dunia ghaib (beberapa diantaranya diakui pasien adalah Kajeng
Ratu Kidul, Nyi Blorong, dan Temi (malaikat yang merasa dirinya adalah manusia yang
tidak memiliki nama, nama tersebut adalah pemberian pasien)) yang ia masukkan ke
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 12
dalam tubuh istrinya dan ia setubuhi. Dengan Kanjeng Ratu Kidul, pasien mengakui
mempunyai seorang anak yang berwujud naga yang diberikan nama Sin Liong yang
artinya Naga Sakti dan sekarang tinggal bersama dengan Kanjeng Ratu Kidul di istana
Pantai Laut Selatan.

2. Isi Pikir
- Waham : ada
Waham kebesaran pasien mengaku ia dapat mengendalikan pikiran orang lain
dengan cara ber-telepati dengan pengendali orang tersebut.
Delusion of influence Saat ini masih sering merasakan suara-suara batin yang
memerintah pasien untuk melakukan sesuatu tetapi sudah dapat dikendalikan.
Waham sistematik
menurut pasien selain adanya garis, bentuk dan volume, ada dimensi 4 yang
merupakan waktu dan dimensi 5 yang merupakan suatu tempat (contohnya
seperti bumi startrex, bumi dragonball, dll). Pasien yakin bahwa
pengarang komik doraemon maupun pengarang cerita film startrex
mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan dimensi lain sehingga mereka
dapat mengaplikasikan film tersebut ke dalam film/komik.
Pasien percaya dengan minyak/air akses ajiannya, seseorang dapat berbicara
dengan jin maupun malaikat bila diminumkan maupun dioleskan.

3. Bentuk Pikir
- Asosiasi longgar : Tidak ada
- Ambivalensi : Tidak ada
- Sirkumstansial : Tidak ada
- Ekolalia : Tidak ada
- Flight of ideas : Tidak ada
- Inkoherensi : Tidak ada
- Perseverasi : Tidak ada
- Verbigerasi : Tidak ada
- Kondensasi : Ada menggabungkan berbagai konsep keilmuan agama,
ghaib, dan fisika menjadi 1 sehingga diyakini pasien
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 13
terciptanya suatu dimensi 4 yang merupakan waktu dan
dimensi 5 yang merupakan suatu tempat.

F. Kesadaran dan Kognisi
1. Taraf Kesadaran dan Kesiagaan
Kesadaran Compos mentis, kesiagaan cukup baik. Pasien dapat menjawab pertanyaan dari
pemeriksa dan memperhatikan dengan cukup baik.
2. Orientasi
Waktu : Baik, pasien dapat menyebutkan hari, tahun, dan jam dengan tepat.
Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa ia berada di RSK Dharma Graha.
Orang : Baik, pasien dapat mengenali dokter yang memeriksanya dan nama-nama
teman sekamarnya.
3. Daya Ingat
Daya Ingat Jangka Panjang
Baik, pasien dapat mengingat tempat dan tanggal lahirnya.
Daya Ingat Jangka Sedang
Baik, pasien dapat mengingat kegiatannya beberapa bulan yang lalu.
Daya Ingat Jangka Pendek
Baik, pasien dapat mengingat semalam tidur jam berapa, sudah mandi atau belum, dan
sarapan apa.
Daya Ingat Segera
Baik, pasien dapat mengulang 3 benda yang disebutkan oleh pemeriksa.
4. Konsentrasi dan Perhatian
Kemampuan konsentrasi pasien baik, dapat mengurangi 100 dengan 7 sebanyak lima kali.
5. Kemampuan Membaca dan Menulis
Pasien dapat menuliskan namanya sendiri dan dapat mengeja kata DUNIA dengan tepat.
6. Kemampuan Visuospasial
Kemampuan visuospasial pasien baik, dimana ia dapat menggambar sebuah jam dinding
dengan jarumnya menunjukan pukul 09.00.
7. Pikiran Abstrak
Pasien dapat mengartikan peribahasa yang ditanyakan oleh pemeriksa, yaitu Nasi sudah
jadi bubur jawaban pasien : sudah terlanjur
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 14
8. Intelegensi dan Kemampuan Informasi
Baik, karena pasien dapat menyebutkan ibukota Indonesia dan nama presiden Indonesia.

G. Kemampuan Mengendalikan Impuls
Pasien dapat berperilaku sopan dan kooperatif selama wawancara. Ia juga tidak melakukan
sesuatu yang membahayakan dirinya maupun orang lain.

H. Daya Nilai dan Tilikan
Daya nilai
1. Daya nilai realita
a. Discriminative insight : baik
b. Discriminative judgement : baik
c. Kesadaran : compos mentis
2. Daya nilai sosial : cukup

Tilikan : derajat V : menyadari penyakitnya dan faktor yang berhubungan dengan
penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya. Pasien mengerti bahwa dia
membutuhkan pengobatan agar dirinya tenang dan dapat kembali menjalani hidupnya
menjadi lebih baik.

I. Reabilitas & Taraf yang dapat dipercaya
Berdasarkan autoanamesa dengan pasien dan alloanamesa dengan perawat ataupun rekam
medik, pasien masih dapat dipercaya.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan gizi : Baik
Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg,
Nadi : 84x/mnt,
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 15
Suhu : 36,7C
Berat Badan : 70 Kg
Tinggi Badan : 165 Cm
IMT : 25.71

B. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut berwarna hitam dan sedikit
beruban, tidak mudah dicabut.
Mata : Sklera tidak ikterik, conjunctiva tidak anemis, pupil bulat, isokor, diameter
3mm/3mm, refleks cahaya +/+, arcus senilis -/-
Hidung : bentuk normal, tidak ada sekret
Telinga : bentuk normal, tidak ada sekret
Mulut dan gigi : Bibir tidak kering, letak uvula ditengah, tidak ada sariawan, tidak ada luka
Jantung :
o Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak terlihat
o Palpasi : ictus cordis teraba di MCL sinistra ICS V, kuat angkat
o Perkusi : batas jantung dalam batas normal
o Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru-Paru :
o Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis
o Palpasi : stem fremitus kiri dan kanan sama kuat
o Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen :
o Inspeksi : tampak datar
o Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba pembesaran
o Perkusi : timpani pada keempat kuadran
o Auskultasi : bising usus dalam batas normal
o Extremitas : Edema (-), deformitas (-)
Kesan : Tidak ditemukan kelainan bermakna pada pemeriksaan fisik.

Status Neurologis
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 16
Tanda rangsang meningeal : (-)
Peningkatan TIK : (-)
Nervus cranialis : dalam batas normal
Pupil : bulat, isokor, diameter 3mm/3mm, refleks
cahaya langsung dan tidak langsung +/+
Sensorik : baik
Motorik : baik
Refleks patologis : -/-
Refleks fisiologis : +/+
Tanda efek ekstrapiramidal : tremor -, bradikinesia -, gerak involunter -, akatisia +
Kesan : Tidak ditemukan kelainan bermakna pada pemeriksaan neurologis
kecuali akatisia

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien laki-laki, berusia 50 tahun, beragama Islam, suku Jawa. Sudah menikah, pendidikan
terakhir SMA. Pasien bekerja di JasaMarga sebagai teknisi komputer. Pasien melanjutkan
pendidikan ke bangku kuliah di akademi keuangan dan perbankan (AKUP) Jogjakarta, namun tidak
selesai karena ingin mendalami ilmu bhatin (kerohanian) dan Perisai Diri-nya. Pasien masuk
RSKJ Dharma Graha tanggal 8 Juli 2014 diantar oleh teman sekantornya dengan keluhan berbicara
sendiri dan bertelanjang diri di lingkungan tempat kerja. Menurut pasien ia dirawat di RSKJ Dharma
Graha karena ia ingin mempunyai waktu menyendiri untuk bertapa menyelesaikan ilmu kerohanian
(kebathinannya) dan ilmu Perisai Diri.

Dari autoanamnesis didapatkan riwayat psikiatri pasien dahulu :
Delusion of influence: dahulu pasien merasakan suara-suara batin yang memerintah pasien untuk
memukul pemilik kostnya.
Tought of insertion : pasien merasakan ada berbagai suara yang bercampur-campur di dalam
pikirannya. Beberapa suara tersebut merupakan suara sirine yang berbunyi, suara polisi yang
menyuruhnya menangkap maling, dll. Semua suara tersebut bercampur baur menjadi satu seperti
seluruh frekuensi gelombang radio yang terserap masuk ke dalam pikirannya
Waham kebesaran : pasien dapat berbicara dengan alien
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 17
Riwayat anak pertama dan kedua pasien sering mengalami hal serupa dengan pasien sering
merasakan adanya suara-suara bathin

Dari autoanamnesa dan alloanamnesa pasien saat ini ditemukan beberapa gejala bermakna :
Delusion of influence: Saat ini masih sering merasakan suara-suara batin yang memerintah
pasien untuk melakukan sesuatu tetapi sudah dapat dikendalikan.
Permikiran autistic : pasien selalu bertapa mendalami ilmu kebatinan (kerohanian) dan Perisai
Diri.
Pikiran tidak logis : Pasien yakin dan menyimpulkan bahwa pengarang komik doraemon maupun
pengarang cerita film startrex mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan dimensi lain
sehingga mereka dapat mengaplikasikan film tersebut ke dalam film/komik
Pemikiran magis : menurut pasien dengan pemusatan pikirannya saja ia dapat membunuh
Ajengan Mohamad Sapei (guru spiritual GusDur)
Proses Pikir Primer : pasien mengaku bahwa ia sudah melakukan kawin cerai dengan 7 istri
lainnya dari dunia ghaib (beberapa diantaranya diakui pasien adalah Kajeng Ratu Kidul, Nyi
Blorong, dan Temi (malaikat yang merasa dirinya adalah manusia yang tidak memiliki nama,
nama tersebut adalah pemberian pasien)) yang ia masukkan ke dalam tubuh istrinya dan ia
setubuhi. Dengan Kanjeng Ratu Kidul, pasien mengakui mempunyai seorang anak yang
berwujud naga yang diberikan nama Sin Liong yang artinya Naga Sakti dan sekarang tinggal
bersama dengan Kanjeng Ratu Kidul di istana Pantai Laut Selatan.
Waham kebesaran : Pasien mengaku ia dapat mengendalikan pikiran orang lain dengan cara ber-
telepati dengan pengendali orang tersebut, membuat kemenangan capres Jokowi-JK dengan
berkomunikasi dengan pengendali masyarakat Indonesia.
Waham sistematik :
Pasien yakin selain adanya garis, bentuk dan volume, ada dimensi 4 yang merupakan
waktu dan dimensi 5 yang merupakan suatu tempat (contohnya seperti bumi startrex,
bumi dragonball, dll). Pasien yakin bahwa pengarang komik doraemon maupun
pengarang cerita film startrex mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan dimensi
lain sehingga mereka dapat mengaplikasikan komunikasinya tersebut ke dalam
film/komik.
Pasien percaya dengan minyak/air akses ajiannya, seseorang dapat berbicara dengan jin
maupun malaikat bila diminumkan maupun dioleskan.
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 18
Preokupasi : pasien selalu berbicara tentang ilmu kebatinan (kerohanian) & ilmu Perisai Diri
yang sedang didalaminya
Kondensasi : Pasien menggabungkan berbagai konsep keilmuan agama, ghaib, dan fisika
menjadi 1 sehingga diyakini pasien terciptanya suatu dimensi 4 yang merupakan waktu dan
dimensi 5 yang merupakan suatu tempat.

Dari status mental di dapatkan Tilikan derajat V, RTA terganggu. Saat dilakukan wawancara
pasien bersikap sopan, terdapat kontak mata yang sangat jarang antara pasien dengan pemeriksa, dan
tidak terdapat aktivitas tanpa tujuan.

VI. FORMULA DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya perubahan pola perilaku atau psikologik yang secara
klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan suatu
penderitaan dan gangguan dalam berbagai fungsi psikososial dan pekerjaan pasien. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu gangguan jiwa.
Berdasarkan hasil anamnesis, wawancara, pemeriksaan status mental, pemeriksaan fisik,
dan menurut PPDGJ III maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Aksis I (Gangguan Klinis):
I. Berdasarkan gejala-gejala adanya perubahan pola perilaku atau psikologik yang secara klinis
bermakna yang ditemukan pada pasien yaitu:
1. Daya nilai realita terganggu
2. Lingkungan mengeluh
3. Adanya gejala psikopatologi (waham kebesaran dan preokupasi)
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu PSIKOSIS

Berdasarkan:
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Orientasi : Baik
3. Daya ingat : Baik
4. Kemunduran intelektual : Tidak ada
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 19
5. Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa atas dasar
riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu PSIKOSIS NON-ORGANIK

Berdasarkan penemuan bermakna yang didapat dari auto-anamnesa, didapatkan:
Tought of insertion : pasien merasakan ada berbagai suara yang bercampur-campur di dalam
pikirannya. Beberapa suara tersebut merupakan suara sirine yang berbunyi, suara polisi yang
menyuruhnya menangkap maling, dll. Semua suara tersebut bercampur baur menjadi satu
seperti seluruh frekuensi gelombang radio yang terserap masuk ke dalam pikirannya
Waham kebesaran : pasien dapat berbicara dengan alien
Berlangsung lebih dari 1 bulan
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu SKIZOFRENIA

Berdasarkan :
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis Skizofrenia
2. Delusion of influence: Saat ini masih sering merasakan suara-suara batin yang memerintah
pasien untuk melakukan sesuatu tetapi sudah dapat dikendalikan.
3. Waham sistematik :
i. Pasien yakin selain adanya garis, bentuk dan volume, ada dimensi 4 yang merupakan
waktu dan dimensi 5 yang merupakan suatu tempat (contohnya seperti bumi
startrex, bumi dragonball, dll). Pasien yakin bahwa pengarang komik doraemon
maupun pengarang cerita film startrex mempunyai kemampuan berkomunikasi
dengan dimensi lain sehingga mereka dapat mengaplikasikan komunikasinya tersebut
ke dalam film/komik.
ii. Pasien percaya dengan minyak/air akses ajiannya, seseorang dapat berbicara dengan
jin maupun malaikat bila diminumkan maupun dioleskan.
4. Gangguan pikiran :
Permikiran autistic : pasien selalu bertapa mendalami ilmu kebatinan (kerohanian) dan
Perisai Diri.
Pikiran tidak logis : Pasien yakin dan menyimpulkan bahwa pengarang komik doraemon
maupun pengarang cerita film startrex mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan
dimensi lain sehingga mereka dapat mengaplikasikan film tersebut ke dalam film/komik
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 20
Pemikiran magis : menurut pasien dengan pemusatan pikirannya saja ia dapat
membunuh Ajengan Mohamad Sapei (guru spiritual GusDur)
Proses Pikir Primer : pasien mengaku bahwa ia sudah melakukan kawin cerai dengan 7
istri lainnya dari dunia ghaib (beberapa diantaranya diakui pasien adalah Kajeng Ratu
Kidul, Nyi Blorong, dan Temi (malaikat yang merasa dirinya adalah manusia yang tidak
memiliki nama, nama tersebut adalah pemberian pasien)) yang ia masukkan ke dalam
tubuh istrinya dan ia setubuhi. Dengan Kanjeng Ratu Kidul, pasien mengakui
mempunyai seorang anak yang berwujud naga yang diberikan nama Sin Liong yang
artinya Naga Sakti dan sekarang tinggal bersama dengan Kanjeng Ratu Kidul di istana
Pantai Laut Selatan.
Kondensasi : Pasien menggabungkan berbagai konsep keilmuan agama, ghaib, dan fisika
menjadi 1 sehingga diyakini pasien terciptanya suatu dimensi 4 yang merupakan waktu
dan dimensi 5 yang merupakan suatu tempat.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu F20.1 SKIZOFRENIA
PARANOID

Diagnosa banding untuk pasien ini dapat di pertimbangkan sebagai F22. GANGGUAN
WAHAM MENETAP, dengan kriteria menurut PPDGJ sebagai berikut :
Wahamnya sistematis (khas) berkembangnya waham baik tunggal maupun sebagai
suatu system waham yang umumnya menetap dan kadang bertahan seumur hidup
Waham beraneka ragam isinya
Sering berupa suatu waham yang menyatakan dirinya dibentuk secara abnormal,
sering dapat dihubungkan dengan situasi kehidupan individu tersebut
Tidak terdapat halusinasi
Tidak terdapat gejala depresi dan penumpulan afek
Perilaku dan kognitive pasien normal
Tidak terdapat suatu penyakit otak

Aksis II (Gangguan Kepribadian)
Berdasarkan Autoanamnesa dan Alloanamnesa, tidak ditemukan adanya suatu gangguan
kepribadian yang bermakna.

Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 21
Aksis III (Kondisi Medik Umum)
Berdasarkan Autoanamnesa dan Alloanamnesa, tidak ditemukan kondisi medik umum yang
bermakna.

Aksis IV (Masalah Psikososial dan Lingkungan)
Berdasarkan autoanamnesa, didapatkan pencetusnya adalah karena pasien belajar ilmu kebatinan
(kerohanian) dan ilmu Perisai Diri .

Aksis V (Penilaian Fungsi Secara Global)
Penilaian status fungsional menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning), dalam
satu tahun terakhir didapatkan GAF dengan skor 70 61 yaitu beberapa gejala ringan dan
menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Axis I : F20.1 Skizofrenia Paranoid
Axis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis Aksis II
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Belajar ilmu kebatinan (kerohanian) dan ilmu Perisai Diri
Aksis V : GAF 1 tahun terakhir : 70 61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

VIII. DAFTAR MASALAH
Organobiologik : Tidak ditemukan
Psikologik :
Proses pikir : pemikiran autistic, pemikiran tidak logis, pemikiran magis,
proses pikir primer, delusion of influence.
Isi pikir : waham kebesaran, waham sistematik, waham bizarre, dan preokupasi
Bentuk pikir : kondensasi
Pembicaraan : spontan dan jelas, namun bicaranya cepat. Intonasinya cukup,
artikulasi jelas, volume suara cukup, mampu menjawab pertanyaan dengan baik, isi
pembicaraan dapat dimengerti.

Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 22
Tilikan : derajat V: Pasien menyadari bahwa dia sakit dan mengetahui pencetus dari
penyakitnya. Pasien mengerti bahwa dia membutuhkan pengobatan agar dirinya tenang dan dapat
kembali menjalani hidupnya menjadi lebih baik.

Lingkungan dan Sosioekonomi : Saat ini pasien dapat bersosialisasi dengan pasien lain di
RSK Dharma Graha, tampak senang dan mau mengikuti kegiatan yang ada di rumah sakit. Sosial
ekonomi pasien tergolong cukup.

IX. RENCANA TERAPI
A. Psikofarmaka :
1. Clozapine : 1 x 25 mg malam hari
2. Haloperidol : 2 x 2 mg

B. Psikoterapi :
1. Terapi Suportif
- Pengawasan minum obat agar kondisi pasien dapat lebih baik lagi.
- Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur.
- Memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien
2. Terapi Psikososial
- Counseling Pasien : memberikan edukasi dan informasi mengenai penyakitnya serta
rencana terapi yang akan dilakukan. Serta memberikan dukungan untuk pasien.
- Counseling Keluarga : memberikan edukasi dan informasi yang benar tentang penyakit
pasien sehingga diharapkan keluarga dapat menerima pasien dan mendukung ke arah
penyembuhan serta menciptakan lingkungan yang harmonis, keluarga juga diharapkan
mampu mengawasi kepatuhan pasien untuk kontrol dan minum obat, dan terus
memberikan motivasi kepada pasien.
- Congnitive Behaviour Therapi
- Recreation Therapy : Mengajak pasien ikut serta dalam kegiatan yang diadakan di
rumah sakit dengan mengatakan kegiatan-kegiatan tersebut akan membantu
kesembuhannya. Selain itu mengajak pasien rekreasi keluar rumah sakit.
- Behavioural Therapy: Menganjurkan kepada petugas RSK Dharma untuk terus
memberikan dukungan kepada pasien melalui terapi tingkah laku dan motivasi-motivasi
Ujian Kasus Monica Handayani (406118014)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha
Periode 7 Juli 8 Agustus 2014 23
yang dapat menimbulkan semangat dan rasa ingin maju pada pasien. Sehingga pasien
tidak semakin putus asa.

C. RENCANA TATALAKSANA LAIN
Anjuran pemeriksaan:
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium darah (anjuran pemeriksaan 6 bulan sekali):
o Darah : Cek darah rutin
o Fungsi ginjal : ureum, kreatinin
o Fungsi hati : SGOT, SGPT

X. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai