Anda di halaman 1dari 15

PSIKOLOGI ISLAM

Muhammad Albar Latif (1300013091)


Rezatya Ade Nugraha (1300013121)
Senda Firanda (1300013123)
Miftah Faridl Ulsyaf (1300013136)

CARL G. JUNG
Carl Gustav Jung, 1875-1961. Adalah yang paling
menonjol diantara murid Freud yang lain. Seorang psikiater
yang aktif menjalankan praktik di Zurrich dan menjadi
sahabat Freud. Sayang timbul perbedaan pendapat antara
keduanya dan persahabatan itu putus karena mempersoalkan
tesis atau pendapat Freud yang dinilainya terlalu subjektif
dan spekulatif. Meski karya Jung tidak berpengaruh seperti
karya Freud, sikapnya terhadap agama telah membuatnya
lebih diterima kaum agamawan.
A. Tidak Sadar Kolektif (Collective Unconscious)
Seperti Freud, Jung melihat ketegangan awal antara
hidup sadar dan tidak sadar. Menurut Jung ketidaksadaran
kolektif adalah Segala endapan pengalaman nenek
moyang yang diturunkan sejak berjuta tahun yang tak dapat
disebut yang sepenuhnya mengendalikan, gema peristiwa
dari dunia prasejarah, yang oleh zaman selanjutnya
ditambah sedikit demi sedikit penganekaragaman dan
pembedaan-pembedaan


Seperti manusia mewarisi susunan tubuh yang
mengandung bekas dari perkembangan yang dialami
manusia dalam tahap sebelumnya, demikian juga manusia
mewarisi sejarah psikis bersama dalam ketidaksadaran
kolektif.
Proses dasar agama adalah mulai dari ketidaksadaran
kolektif dan nyata dalam arti merupakan fakta psikis,
bentuk khusus agama pribadi dan umat manusia merupakan
fakta psikis
Hal seperti makin mendalam kehidupan agama atau
pertobatan menempatkan orang ada dalam hubungan dengan
pengalaman nenek moyang yang selalu memasuki kesadaran
pribadi
Jadi bagi Jung agama bukanlah sisa sifat kekanak-
kanakan manusia untuk dikeluarkan dan diobati, tetapi
tempat berhubungan dengan kemampuan tertinggi
kepribadian sebagaimana terpelihara sepanjang sejarah
umat manusia dalam ketidaksadaran kolektif.

B. Arketipe ( Archetypes)
Arketipe (Archetypes) adalah gambaran arkais kuno
dan universal, yang sudah ada sejak jaman yang amat silam.
Karena itu agama adalah arketipe. Manusia sepanjang
sejarah dan budaya secara bersama memiliki ketidaksadaran
kolektif yang menampakkan diri dalam pola dan motif
universal. Penegasan dan kepercayaan keagamaan
merupakan cara dalam usaha untuk membawa ke tingkat
kesadaran arketip tuhan yang kenyataan dasarnya ada pada
ketidaksadaran kolektif
C . Individuasi (Individeation)
Individu merupakan istilah yang digunakan Jung dalam
kaitannya dengan proses yang membuat manusia
bersentuhan dengan ketidaksadaran pribadi dan kolektif.
Individuasi sebagai pemekaran dan pengintegrasian
individualitas manusia ... Merupakan proses panjang yang
membuat kemampuan dalam diri manusia diwujudkan dan
diintegrasikan kedalam keutuhan dan kebulatan kehidupan
yang dewasa.
Jung menyimpulkan:
Sejauh kami dapat melihat tujuan satu-satunya hidup
manusia adalah menyalakan sinar kedalam kegelapan dari
sekedar berada. Bahkan dapat diandaikan bahwa
ketidaksadaran mempengaruhi kita, demikian penambahan
dalam kesadaran kita membawa akibat pada
ketidaksadaran.
Erich Fromm
Erich Fromm, 1900-1980. Mendapat pendidikan di
Jerman kemudian ke Amerika untuk memberi perhatian
pada sistem penanganan atau perawatan yang disebutnya
psikoanalisis humanistis. Dia berusaha menampilkan
penemuan yang paling penting untuk memperdalamnya
dengan melepaskan dari teori libido yang sempit. Untuk
mencapai tujuannya Fromm berat tersandar pada ilmu-ilmu
sosial, terutama dalam penafsirannya tentang agama.
A. Tuhan adalah saya (God is I)
Pandangan Fromm tentang agama berakar dalam pada
pandangan yang humanistis: semua manusia secara
intrinsik adalah religius dalam arti bahwa kebutuhan
terhadap sistem pengarahan dan pemujaan bersifat
universal. Tujuan hidup adalah memekarkan cinta dan akar
manusia dan setiap kegiatan manusia yang lain ditujukan
untuk mencapai tujuan itu.


Bagi Fromm agama harus dimengerti dalam rangka
kemampuan manusia untuk mencinta. Fromm menyatakan
bahwa tidak ada bidang spiritual yang ada di luar manusia
atau mengatasinya ... tidak ada arti kecuali arti yang
diberikan oleh manusia kepadanya. Oleh karena itu bagi
Fromm kritik Freud mengenai paham tentang Tuhan benar
sampa titik tertentu, logika agama yang baik sendiri
menuntut penyangkalan atas konsep tentang Tuhan.
Manusia dewasa menerima Tuhan sebagai lambang
yang dipergunakan umat manusia pada awal perkembangan
sejarahnya untuk mengungkapkan usaha puncaknya dalam
menggapai cinta, kebenaran, dan keadilan. Bagi orang
semacam itu Tuhan adlah saya, sejauh saya adalah
manusia. Pada saat manusia menjadi dewasa, mereka harus
membuang jauh-jauh hal-hal yang sifatnya kekanak-
kanakan dan menegaskan kemanusiaannya sebagai
keutamaan yang tinggi.
B. Agama Autoritarian lawan Agama Humanistis
Fromm memberi nama agama orang yang belum masak
dan dewasa sebagai agama autoritarian. Kekuasaan,
pengawasan, penyerahan dan ketaatan menjadi ciri agama
semacam itu. Ketaatan menjadi keutamaan utama
ketidaktaatan merupakan dosa pokok. Dengan latar belakang
Tuhan yang menakjubkan sebagaimana diimani oleh agama
autoritarian, manusia dipandang tak berdaya, tak berarti dan
tergantung. Bagi Fromm harga pengorbanan itu terlalu
tinggi.
Sebaliknya agama humanistis memperkembangkan
kemerdekaan dan kekuatan batin manusia secara optimal.
Keutamaan merupakan perwujudan atau realisasi diri,
bukanlah penyerahan dan ketaatan. Suasana keagamaan
humanistis adalah gembira, bukan sedih, tertekan, malu, rasa
salah. Dengan demikian sikap keagamaan humanistis adalah
membebaskan manusia agar menjadi diri sendiri dan hal itu
merupakan tuntutan terhadap agama dalam arti sebenarnya.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai