Dalam Undang-Undang (UU) Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 telah diatur
tentang peranan profesi apoteker, yakni pembuatan, termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengem- bangan obat dan obat tradisional. Peranan Apoteker Farmasi Rumah Sakit adalah :
A. Peranan Dalam Manajemen Farmasi Rumah Saki Apoteker sebagai pimpinan Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus mampu mengelola Farmasi Rumah Sakit secara keseluruhan dan bertanggung jawab dalam administrasi, manajemen perencanaan serta kebijakan Farmasi Rumah Sakit secara terpadu, anggaran biaya, kontrol persediaan, pemeliharaan catatan dan pembuatan laporan.
B. Peranan Dalam Pengadaan Perbekalan Farmasi Perencanaan pengadaan kebutuhan perbekalan farmasi memerlukan kajian yang cermat, tepat dan teliti berdasarkan pada stok yang ada serta dilakukan pengkajian obat yang akan diadakan sesuai formularium. Apoteker harus mempunyai kemampuan administrasi dan manajerial dalam mengelolah data kebutuhan obat yang kemudian diatuangkan ke dalam rencana operasional yang digunakan dalam anggaran serta berkonsultasi dengan Panitia Farmasi dan Terapi (PFT).
C. Peranan dalam Penyimpanan Obat Pengaturan dan penyimpanan obat langsung dilakukan dan dikelola di bawah pengawasan dan tanggung jawab Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Hal ini perlu karena pentingnya pengaturan dan pengendalian stok dan untuk mempersiapkan laporan dibuat pola sistem dan prosedur kerja serta administrasi yang sesuai dan memenuhi syarat.
D. Peranan Dalam Distribusi Obat Peran Apoteker atau tenaga teknis kefarmasian di IFRS harus mampu dalam mengatur jalannya pendistribusikan obat untuk pasien rawat jalan dan rawat inap. Dalam hal pendistribusian tenaga kefarmasian bisa dibantu oleh tenaga keperawatan yang berada di counter bangsal pada pasien rawat inap, hal ini untuk memudahkan tenaga kefarmasian.
E. Peranan Dalam Kontrol Kualitas Obat Seorang Apoteker atau tenaga teknis kefarmasian sebagai pelaku kontrol terhadap kualitas obat galenika, analitik, biologis, mikrobiologis, fisika, dan kimia. Karena hal ini dapat mempengaruhi kualitas pelayanan dan juga pendapatan rumah sakit.
F. Peranan Sebagai Pusat Informasi Tenaga teknis kefarmasian tidak hanya sebagai sarana penyalur obat, namun juga sebagai pusat informasi, diantaranya; 1. Memberikan informasi mengenai obat bagi yang memerlukannya. Mengevaluasi dan membandingkan obat-obatan yang tergolong dalam satu kelompok farmakologis. 2. Membantu para dokter dalam pemilihan obat yang aman dan efektif. 3. Mendidik tenaga paramedis. 4. Bertukar informasi dengan apoteker di rumah sakit lain untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang cara memberikan informasi mengenai obat.
G. Peranan Dalam Komunikasi - Nasehat Konsultasi Sebagai komunikan antara tenaga kefarmasian dengan pasien, berupa nasehat ataupun konsultasi mengenai keluhan dari pasien dan menetapkan sesuai KIE.
H. Peranan Dalam Farmasi dan terapi Serta Penerbitan Formulariu Menerbitkan formularium rumah sakit berdasarkan rapat internal antara Apoteker, Dokter dan Perawat sebagai metode dan strategi dalam pengadaan obat- obatan di rumah sakit.
I. Peranan Dalam Pendidikan Selain sebagai sentra pelayanan kefarmasian di rumah sakit juga berperan sebagai tempat pendidikan, diantaranya lapangan praktik untuk calon tenaga kefarmasian yang sedang menempuh kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
J. Peranan Dalam Penelitian Selain sebagai sentra pelayanan kefarmasian di rumah sakit juga berperan dalam kegiatan penelitian yang menyangkut dengan kefarmasian.