Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam teknik mesin, kebanyakan alat-alat yang digunakan adalah alat yang
menggunakan system kerja pneumatic dan hidrolik. Oleh karena itu, diharapkan
mahasiswa dapat mempelajari dan memahaminya. Dalam alat berat, system kerja alat
pengangkat menggunakan tekanan fluida hidrolik, oleh karena itu harus adanya
penguasaan ilmu dalam bidang system hidrolik tersebut.
Disini akan dibahas 7 bahasan pokok dan job hidrolik. Seperti Katup 4/3, Relief valve,
Reducing valve, sequence valve, flow control valve (one way), motor hidrolik, cylinder
loading. Ini adalah dasar dari system hidrolik yang sekarang banyak diaplikasikan di
perindustrian dan alat berat.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara merancang sistem kontrol hidrolik sederhana?
2. Bagaimana cara mengetahui dan memahami komponen komponen dasar?
3. Bagaimana cara memahami symbol standart setiap komponen hidrolik?
4. Bagaimana cara memahami gambar sistem hidrolik sederhana dan mampu
mengimplementasikan dalam bentuk rangkaian?
5. Bagaimana cara merancang dan merakit sistem control hidrolik sederhana?

1.3 Tujuan Praktikum Sistem Hidrolik
1. Mampu merancang sistem control hidrolik sederhana.
2. Mampu mengetahui dan memahami komponen-komponen dasar.
3. Mampu memahami symbol standart setiap komponen hidrolik.
4. Mampu memahami gambar sistem hidrolik sederhana dan mampu
mengimplementasikan dalam bentuk rangkaian.
5. Mampu merancang dan merakit sistem control hidrolik sederhana.





BAB II
DASAR TEORI

2.1 Katup 4/3
Arah aliran dikontrol memakai katup kontrol arah. Katup kontrol arah ini
memungkinkan kita untuk menentukan arah gerak silinder ataupun arah putaran motor
hidrolik. Ketika pompa ganda dijalankan, aliran Q1 mengalir ke sistem hidrolik melalui
jalur tekanan P1. Katup 4/3 mempunyai 4 lubang dan 3 posisi kontak. Contoh katup ini
adalah katup geser pelat dengan pengaktifan tangan. Konstruksi katup diperlihatkan
seperti pada gambar di bawah :












Gambar Katup 4/3
Pada saat posisi normal ( pegangan di tengah ), semua lubang terblokir. Pada saat
aktif, kanal-kanal sirkulasi akan saling berhubungan dengan berputarnya dua piringan.
Jika pegangan diputar ke kanan, aliran dari 1(P) ke 4(A) dan 2(B) ke 3(R) terbuka.
Sedangkan jika pegangan diputar ke kiri, aliran dari 1(P) ke 2(B) dan 4(A) ke 3(R)
terbuka

2.2 Relief Valve
Dalam sistem hidrolik, energi mekanik motor kendali diubah menjadi energi hidrolik.
Pompa hidrolik bertugas untuk menghasilkan aliran volumetrik tertentu dan menjaganya
untu tetap konstan, walaupun ada resistansi hidrolik. Untuk latihan ini dipakai katup
pembantu untuk menghasilkan resistansi yang beragam karena katup relief ini lebih
sensitif terhadap kenaikan tekanan. Pada awal percobaan, katup relief seyogyanya tidak
bertekanan. Katup ini diatur (untuk percobaan ini) agar didapat tekanan operasi yang
setinggi mungkin.
Dalam rangka menemukan suatu kemasan pendapat tentang keluasan penggunaan
hidrolik, perlu diketahui terlebih dahulu berbagai perlengkapan hidrolik dan
penggunaannya dalam sistem kontrol hidrolik. Untuk itu diperlukan material training
yang cukup baik untuk menunjang peranan training yang efektif. Ketika pompa ganda
dijalankan, aliran volumetrik Q mengalir melalui tekanan P1. Katup pembantu dan
tangki ukur kembali ke tangki. Walaupun katup pembantu telah dikeluarkan tekanannya,
tetap ada kenaikan tekanan (walaupun kecil) dijalur P1. Kenaikan tekanan ini disebabkan
oleh gesekan dan resistansi dijalur dan perlengkapan hidrolik. Resistansi akibat luas
penampung juga diperhitungkan, kenaikan tekanan akan meningkat. Dalam percobaan
ini, perubahan resis secara kontinu dari katup relief. Tekanan ini dimonitor oleh alat
ukur tekanan. Makin besar resistansi ini, makin tinggi kenaikan tekanan dijalur P1.
Gesekan dan kehilangan (losses) akibat kebocoran-kebocoran dipompa juga akan
meningkat. tansi yang kontinu dihasilkan oleh gaya pegas yang berubah ubah.
Gambar Relief Valve








2.3 Sequence Valve
Digunakan untuk menimbulkan gerakan dalam suatu sistem dalam suatu urutan-
urutan tertentu dan untuk menjaga tekanan minimum yang ditentukan sebelumnya dalam
saluran primer sementara operasi sekunder tetap berlangsung.
Gambar Sequence Valve


2.4 Reducing Valve
Reducing valve (Katub Pengurang Tekanan) merupakan salah satu katub pengatur
tekanan. Tekanan cairan hidrolik diatur untuk berbagai tujuan misalnya untuk membatasi
tekanan operasional dalam sistem hidrolik, untuk mengatur tekanan agar penggerak
hidrolik dapat bekerja secara berurutan, untuk mengurangi tekanan yang mengalir dalam
saluran tertentu menjadi kecil. Reducing valve berfungsi untuk menurunkan tekanan
fluida yang mengalir pada saluran kerja karena penggerak yang akan menerimanya
didesain dengan tekanan yang lebih rendah. Prinsip kerja reducing valve yaitu pada
kondisi awal ada aliran dari X ke Y. Jika Y tekanannya naik maka katub akan bergeser
dan sedikit merapat sehingga tekanan Y dapat diturunkan
Gambar Reducing Valve
2.5 Flow Control Valve
Katup ini digunakan untuk mengatur volume aliran yang berarti mengatur kecepatan
gerak aktuator (piston). Fungsi flow control yaitu: apabila pengaturan aliran tidak dapat
berubah-ubah yaitu melalui fixed orifice.
Gambar Flow Control Valve
Variable flow control yaitu apabila pengaturan aliran dapat berubah-ubah sesuai
dengan keperluan.Flow control yang dilengkapi dengan check valve. Flow control yang
dilengkapi dengan relief valve guna menyeimbangkan tekanan.

2.6 Motor Hidrolik
Motor hidrolik mengkonversi energi hidrolik yang diberikan oleh pompa menjadi
energi mekanik dalam bentuk gerak rotasi,dan mentransformasikan energi ini menjadi
torsi melalui poros daya (power-take-off-shaft). Umumnya kontruksi motor hidrolik
identik dengan kontruksi motor pompa. Dalam banyak hal, pompa dapat bekerja
langsung sebagai motor, jika pompa ini tidak dipasangi katup pembeban pegas (sparing
loaded valve).
Kavitasi berarti adanya sub tekanan yang perlu diperhatikan. Jika fluida hidrolik
mengalir pada kecepatan yang amat tinggi, tekanan akan jatuh pada tekanan evaporasi.
Gelembung - gelembung uap akan terbentuk dan akan menghilang jika tekanan
bertambah besar. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya sentakan tekanan dan akibatnya
terjadi efek pengausan yang merusak tehadap material. Torsi motor hidrolik perpindahan
konstan ini tergantung pada tekanan kerja. Kenaikan tekanan akan menghasilkan torsi
yang lebih tinggi dan pengurangan tekanan menghasikan torsi yang lebih rendah.
Motor hidrolik ini berlawanan cara kerjanya dengan pompa hidrolik. Di pompa
hidrolik energi mekanik dari motor listrik di konversikan ke energi hidrolik. Motor
hidrolik ini di beri umpan berupa energi hidrolik dari sistem memakai aliran fluida
hidrolik. Energi ini dikonversikan menjadi energi mekanik dan di transmisikan sebagai
torsi melalui poros daya. Fluida hidrolik yang telah memberikan energinya ini, akan
diumpankan kembali dari motor hidrolik ke tangki.























BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
Motor Hidrolik
Pompa Hidrolik
Katup (Valve)
Tube
Selang Hidrolik


3.2 Prosedure Percobaan
Melakukan praktikum sistem hidrolik 1
Melakukan praktikum sistem hidrolik 2
Melakukan praktikum sistem hidrolik 3
Melakukan praktikum sistem hidrolik 4
Melakukan praktikum sistem hidrolik 5
Melakukan praktikum sistem hidrolik 6
Melakukan praktikum sistem hidrolik 7

Anda mungkin juga menyukai