Anda di halaman 1dari 3

TEKNIK LOBBY DAN NEGOSIASI

Kegiatan lobby sebenarnya adalah kegiatan sehari-hari yang tidak dapat terlepas dari
kehidupan manusia. Selama manusia itu melakukan proses komunikasi dengan orang lain
maka disitulah kegiatan lobby itu terjadi dan kadang kala kita juga melakukannya tanpa kita
sadari.
Seperti halnya dalam komunikasi, maka dalam lobby juga terdapat unsur-unsur utama
yaitu sumber (source), pesan (message), saluran(channel), penerima (receiver) dan
efek (effect) serta umpan balik (feed back).
Proses komunikasi yang terjadi dalam kegiatan lobby harus bersifat dua arah
(sirkular). Dua pihak yang melakukan komunikasi sama-sama mempunyai hak untuk bicara
dan didengarkan. Keduanya mempunyai tujuan komunikasi dan ingin mencapainya.
Tujuan dari setiap proses komunikasi adalah :
1. Menciptakan pengertian yang sama atas setiap pesan dan simbol yang
disampaikan,
2. Merangsang pemikiran pihak penerima untuk memikirkan pesan dan
rangsang yang diterimanya,
3. Melakukan sesuatu tindakan yang selaras dengan pesan tersebut, yaitu
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Kemampuan berkomunikasi merupakan otak dari sebuah lobbying maupun negosiasi.
Kemampuan berkomunikasi yang baik akan dapat membawa anda untuk dikenal oleh orang
lain, dapat membuat satu jalinan persahabatan dan menciptakan satu hubungan antar
manusia yang memuaskan.
Menjadi seseorang yang mampu untuk berkomunikasi dengan baik adalah menjadi
seorang yang mampu untuk menjadi pengirim dan penerima berita yang dapat menunjang
suatu hubungan pribadi lebih baik. Pengirim dan penerima pesan adalah sosok yang
mempunyai kebutuhan, keinginan, tujuan dan cara dalam melihat dunia ini berlainan sama
sekali.
Seseorang dikatakan mampu berkomunikasi jika:
1. Mampu merangkai kata menjadi sebuah kalimat yang benar-benar mewakili
apa yang dipikirkan, apa yang dirasakan
2. Mampu menyampaikan dengan benar dan tepat, sesuai dengan siapa dia
berbicara, dimana, kapan (waktu) dan dalam suasana formal atau informal
3. Mampu menangkap respon pihak yang diajak bicara
4. Mampu menanggapi respon dengan benar dan tepat
Pengertian Lobby
Pada awalnya lobby hanya dikatakan sebagai sebuah serambi sebelum masuk ke
ruang utama. Lobby adalah sebuah tempat yang nyaman dan tenang terletak di hotel-hotel
dan tempat-tempat pertemuan. Tempat tersebut sesuai sebagai tempat untuk mengadakan
pembicaraan dan pendekatan antara pihak-pihak yang melakukan pertemuan.
Dalam perkembangannya lobby dimaknai sebagai pendekatan (approach). Lobby
adalah pendekatan awal yang menjurus ke suatu tujuan yang menguntungkan, baik satu
ataupun kedua belah pihak . Kegiatan lobby tidak hanya diperlukan oleh individu untuk
memperoleh apa yang menguntungkan dari pihak lain, tetapi juga diperlukan bagi
kepentingan suatu organisasi. Bagi suatu organisasi kegiatan melobby diperlukan demi
suksesnya pelaksanaan rencana-rencana. Disini fungsi agensi-agensi pemerintah sangat
diperlukan dalam memberikan izin usaha, hak paten yang sifatnya memudahkan dan
menguntungkan organisasi. Dalam kondidi ini lobby adalah proses penyampaian
argumentasi argumentasi yang bersifat mendukung posisi organisasi kepada pejabat.
Dalam sebuah bisnis, lobby merupakan permulaan dari sebuah negosiasi. Tetapi dalam
proses negosiasi, lobby sering digunakan untuk mengatasi tahap-tahap negosiasi yang
mengalami jalan buntu dan tidak menemukan kata sepakat. Jika negosiasi sampai pada
tahap ini, saat jeda bisa dimanfaatkan negosiator untuk melakukan pendekatan-pendekatan
ulang, agar menemukan titik temu ke arah sepakat.
Lobby dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi secara persuasive agar pihak
lain mau memenuhi keinginan dan tujuan pihak yang melobby. Kegiatan lobby ini bisa
menambah jaringan koneksi di beberapa sector, sekaligus keberhasilan lobby dipengaruhi
seberapa banyak dan luas jaringan yang dimiliki. Lobby lebih efektif jika dilakukan dalam
suasana informal, karena itu lobby diartikan juga sebagai kegiatan yang bersifat informal
dan tidak resmi.
Kegiatan lobby dapat dilakukan secara individual maupun kelompok dengan sasaran
lobby juga bisa individu yang berpengaruh, kelompok, lembaga pemerintahan (legislative,
eksekutif maupun yudikatif) dan lembaga/organisasi non pemerintah dan, perusahaan
swasta. Lobby memiliki manfaat untuk memberikan pengertian yang menyeluruh mengenai
sebuah tujuan baik individu maupun perusahaan, kegiatan ini bisa dimanfaatkan untuk
menyamakan persepsi mengenai banyak hal yang berkaitan dengan keinginan dan tujuan
masing-masing. Dari lobby kemudian juga bisa ditemukan peluang-peluang yang bisa
dimanfaatkan kedua belah pihak yang diteruskan lewat kegiatan negosiasi yang akhirnya
bisa menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Pengertian Negosiasi
Negosiasi adalah suatu proses untuk mendapatkan sesuatu yang pada saat itu tidak
menjadi milik kita. Proses negosiasi tanpa kita sadari telah terlibat dengannya, sepanjang
hidup kita, hanya kita tidak menyadari bahwa kita sedang berada di tengah-tengah proses
negosiasi. Dalam bernegosiasi sikap kita akan mempengaruhi sasaran kita, karena itu
bersikap positif dalam bernegosiasi adalah hal yang mutlak diperlukan.
Dalam sebuah negosiasi kedua belah pihak pasti menginginkan kemenangan.
Negosiasi dikatakan berhasil jika berakhir dengan kedua belah pihak mendapatkan apa
yang diinginkan (Win Win). Bila seorang negosiator menanggapi satu situasi dengan
pikiran saya harus menang dan saya tidak perduli dengan kondisi lawan. Maka disitulah
sebetulnya bencana sudah diambang pintu.
Konsep negosiasi sama-sama menang tidaklah selalu didasarkan kepada
pertimbangan etika. Jika kedua belah pihak yang berbisnis puas dengan keputusan yang
ditempuh akan menjadikan mereka lebih bersedia untuk bekerja sama di masa datang.
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses negosiasi mempunyai hak dan kedudukan yang
sama (equality), tidak ada satu pihak merasa lebih tinggi dari pihak yang lain.
Keberhasilan sebuah negosiasi dapat dicapai dengan kerjasama (cooperative). Ada
keinginan untuk mencari titik temu dari perbedaan-perbedaan yang pasti muncul selama
proses negosiasi. Negosiasi sebaiknya sebagai sarana menjalin hubungan jangka panjang.
Ada keyakinan bahwa sesuatu yang berarti bagi kita tentu berarti pula bagi lawan. Semua
yang dilakukan hanya untuk memperlancar negosiasi.
Negosiasi merupakan sebuah proses dimana terdapat dua pihak yang memiliki
keinginan, kepentingan-kepentingan yang berbeda tetapi sama-sama memiliki keinginan
untuk duduk bersama dalam rangka mendapatkan kesepakatan. Ada baiknya kita
memahami mengapa seseorang ingin melakukan negosiasi. Negosiasi dilakukan dengan
beberapa alasan yaitu:
a. Pihak kita menginginkan sesuatu yang saat ini masih berada dalam control pihak mitra negosiasi
b. Pihak mitra negosiasi pun menginginkan sesuatu yang ada dalam control kita
c. Untuk mendapatkan kesepakatan yang saling menguntungkan
d. Untuk menyelesaikan permasalahan dan mencari titik temu
e. Supaya bisnis atau usahanya bisa tetap bertahan
Proses negosiasi melalui beberapa tahap walaupun tidak kaku yaitu tahap
penawaran (offering), tahap penjualan (selling), tahap bargaining(tawar menawar) dan tahap
negosiasi. Seorang negositor yang baik memiliki beberapa persyaratan yaitu :
a. Konsisten dan tetap teguh pada tujuan yang ingin dicapai
b. Strategis dan menguasai keadaan
c. Berpikir kreatif
d. Komunikatif dan bisa melakukan komunikasi persuasive
Terdapat beberapa anggapan yang berkaitan dengan negosiator yang baik yaitu
negosiator yang baik selalu dan pasti sukses 100 %, negosiator yang handal terbiasa dan
selalu mengambil resiko dan negosiator yang hebat hanya mengandalkan intuisi. Beberapa
hal tersebut merupakan anggapan yang mungkin selama ini dijadikan suatu yang memang
harus dimiliki oleh seorang negosiator. Sebetulnya keberhasilan seorang negosiator sangat
ditentukan oleh persiapan yang dilakukan, teknik-teknik negosiasi yang dimiliki ditambah
pengalaman bernegosiasi sebelumnya dan yang tidak boleh diremehkan adalah sikap
negosiator selama proses negosiasi, karena manusia adalah salah satu dimensi negosiasi
yang sangat dinamis, dan menentukan iklim negosiasi.
Negosiasi sering kali gagal bukan karena masalah harga atau mutu barang yang tidak
sesuai, tetapi sering kali gagal karena tidak ada niat baik pada satu pihak untuk
bernegosiasi, sika egois yang tidak kooperatif dan akomodatif, terdapat kesenjangan
hubungan, kekhawatiran akan kalah, agenda-agenda tersembunyi dan ketidakterbukaan,
konflik pribadi diantara peserta negosiasi, masalah-masalah budaya dan bahasa dan
kurangnya atau bahkan tidak adanya wewenang untuk bernegosiasi.

Anda mungkin juga menyukai