Anda di halaman 1dari 5

PERAN AKUNTANSI DAN AUDIT

DALAM TRANSFORMASI TATA


KELOLA (GOOD
GOVERNANCE)INSTANSI
PEMERINTAHAN YANG AKUNTABEL,
TRANSPARAN, DAN
BERBASIS KINERJA
Dr. Cris Kuntadi, C.P.A.
PENDAHULUAN
Transformasi paradigmatik pengelolaan keuangan Negara didorong oleh aspek-aspek
filosofis yang melandasinya seperti aspirasi, desentralisasi, partisipasi, keadilan,
demokratisasi, transparansi, keadilan, dan akuntabilitas, serta nilai uang (value for money).
Kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik harus lebih diorientasikan pada penenuhan
aspirasi masyarakat dari pada aspirasi pemerintahan atasan. Efektiitas penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik memerlukan keterlibatan dan peran masyarakat dan
ba!ahan dalam proses pembuatan kebi"akan dan tindakan. Perlu di"aga keseimbangan antara
tuntutan akan terpenuhinya ke!a"iban masyarakat sebagai !a"ib pa"ak dengan hak
masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang memadai.
Perlu ditanamkan kesadaran kepada pe"abat dan aparatur pemerintah bah!a dana yang
digunakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik adalah dana publik
yang pengelolaannya mendasarkan pada prinsip ekonomis, efisien dan efektif #$E% serta
akuntabel. Efisiensi dan efektiitas pengelolaan keuangan negara men&akup' peren&anaan,
pelaksanaan dan pengendalian(penga!asan.
)al tersebut di atas merupakan !u"ud dari good governance yang diter"emahkan sebagai
pengambilan keputusan dalam pengelolaan sumber daya melalui proses yang dapat
dipertanggung"a!abkan, transparan, akuntabel, dan efektif dalam pelayanan publik. Ada
beberapa karakteristik pada tata kelola yang baik, yaitu' a% fokus pada tu"uan organisasi dan
manfaatnya bagi masyarakat* b% pelaksanaan se&ara efektif dengan tupoksi yang "elas* &%
mempromosikan nilai-nilai untuk seluruh organisasi dan menun"ukkan nilai-nilai good
goernan&e melalui perilaku* d% mengambil keputusan yang transparan dan mengelola risiko*
e% mengembangkan kapasitas dan kapabilitas lembaga agar efektif* dan f%
mempertimbangkan seluruh stakeholder dan menyusun pertanggung"a!aban yang realistis.
+su good governance merupakan salah satu kun&i bangkitnya +ndonesia dari keterpurukan.
+mplementasinya harus menyeluruh baik di sektor publik maupun sektor priat. Penyakit
korupsi yang kronis di +ndonesia "uga disebabkan, adanya misgovernance. Dengan demikian,
penegakan good governance men"adi mutlak diperlukan. Di antaranya melalui reformasi
goernan&e atau tata kelola sektor publik, khususnya yang terkait dengan pengelolaan
keuangan negara yang bertu"uan untuk menigkatkan kiner"a dan transparansi serta
akuntabilitas pengelolaan keuangan. )al ini men&iptakan kondisi ideal sesuai dengan amanat
,,D -./0.
TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNMENT
GOVERNANCE)
1eformasi tata kelola keuangan negara(daerah telah digulirkan oleh pemerintah pusat, yang
merupakan langkah ma"u khususnya dalam menata sistem pemerintahannya. 1eformasi tata
kelola keuangan negara(daerah se&ara ideal tidak hanya men&akup reformasi akuntansi
keuangannya. Namun demikian, reformasi akuntansi sektor publik merupakan sesuatu yang
sangat fundamental khususnya bagi pengelolaan keuangan negara. 1eformasi ini, se&ara
substantif mengandung pengertian pengelolaan sumber-sumber daya daerah se&ara ekonomis,
efisien, efektif, transparan, dan akuntabel dalam rangka peningkatan kese"ahteraan dan
pemberdayaan masyarakat.
Paket undang-undang bidang keuangan negara telah memberikan landasan(payung hukum di
bidang pengelolaan dan administrasi keuangan negara(daerah. ,ndang-undang ini
dimaksudkan pula untuk memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi
daerah dalam kerangka Negara Kesatuan 1epublik +ndonesia. Dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi daerah, kepada daerah telah diberikan ke!enangan yang luas,
demikian pula dana yang diperlukan untuk menyelenggarakan ke!enangan itu. Agar
ke!enangan dan dana tersebut dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untuk
penyelenggaraan tugas pemerintahan di daerah, diperlukan kaidah-kaidah sebagai rambu-
rambu dalam pengelolaan keuangan daerah.
2tonomi Daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan
daerah se&ara lebih leluasa dan bertanggung "a!ab untuk mengelola sumber daya yang
dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan potensi daerah sendiri. Ke!enangan yang
luas, utuh dan bulat yang meliputi peren&anaan, pelaksanaan, penga!asan, pengendalian dan
ealuasi pada semua aspek pemerintahan ini, pada akhirnya harus dipertanggung"a!abkan
kepada pemberi !e!enang dan masyarakat. Penerapan otonomi daerah seutuhnya memba!a
konsekuensi logis berupa pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
daerah berdasarkan mana"emen keuangan yang sehat. 2leh karena itu, diperlukan sistem
pengelolaan keuangan negara yang baik dalam rangka mengelola keuangan negara se&ara
transparan, ekonomis, efisien, efektif dan akuntabel.
Perubahan pendekatan akuntansi pemerintah daerah dari single entry menu"u double entry
merupakan perubahan yang &ukup reolusioner. Kesiapan 3D4 pada kementerian
negara(lembaga #K5% dan daerah umumnya kurang memiliki latar belakang bidang akuntansi.
2leh karena itu, penerapan pendekatan baru ini relatif akan menghadapi banyak kendala yang
&ukup besar. 4eskipun K5 dan sebagian pemerintah daerah sudah memiliki soft!are
akuntansi, akan tetapi karena penguasaan terhadap akuntansi masih belum memadai, maka
kualitas laporan keuangan yang dihasilkan "uga men"adi tidak memenuhi kaidah pelaporan
keuangan normatif sesuai yang disyaratkan 3tandar Akuntansi Pemerintahan.
3ebagai buktinya, selama tahun 677/-6778, 5aporan Keuangan Pemerintah Pusat #5KPP%
selalu mendapat opini 9Tidak 4enyatakan Pendapat: #T4P% atau disclaimer opinion dari
;PK. 3edangkan untuk tahun anggaran 6778, laporan keuangan kementrian negara(lembaga
#5KK5% menun"ukkan opini yaitu' -< 5KK5 dengan opini 9=a"ar Tanpa Penge&ualian:
#=TP%, $- 5KK5 dengan opini 9=a"ar Dengan Penge&ualian: #=DP%, $8 5KK5 mendapat
opini 9Tidak 4emeberikan Pendapat: #T4P%, dan satu 5KK5 mendapat opini 9Tidak =a"ar:
#T=%.
Data tersebut memperlihatkan buruknya tata kelola keuangan negara yang berarti konsep
good governance belum diterapkan se&ara optimal di +ndonesia. 2leh karena itu, diperlukan
peran maksimal akuntan dan auditor #pemeriksa% dalam perbaikan sistem pengelolaan
keuangan yang transparan dan akuntabel untuk ter&iptanya good goernan&e dan &lean
goernment.
PERAN AKUNTAN DALAM PENERAPAN GOOD GOVERNANCE
Peran akuntan tidak bisa terlepas dari penerapan prinsip good governance termasuk pada
sektor Pemerintah. Akuntan dan auditor pemerintah mempunyai ke!a"iban menerapkan
prinsip-prinsip good governance yang meliputi prinsip ke!a"aran (fairness), akuntabilitas
(accountability), transparansi (transparency), dan responsibilitas #responsibility%. Dalam
hubungannya dengan prinsip pengelolaan yang baik, peran akuntan se&ara signifikan di
antaranya'
-. Prinsip ke!a"aran (fairness)
5aporan keuangan pemerintah dikatakan !a"ar bila memperoleh opini atau pendapat !a"ar
tanpa penge&ualian dari ;PK. 5aporan keuangan yang !a"ar berarti tidak mengandung salah
sa"i material, disa"ikan se&ara !a"ar sesuai prinsip akuntansi berterima umum di +ndonesia
#dalam hal ini 3tandar Akuntansi Pemerintahan%.
Peran ;PK sebagai auditor independen memberikan keyakinan atas kualitas informasi
keuangan dengan memberikan pendapat yang independen atas ke!a"aran penya"ian informasi
pada laporan keuangan. Kegunaan informasi akuntansi dalam laporan keuangan akan
dipengaruhi adanya ke!a"aran penya"ian yang dapat dipenuhi "ika data yang ada didukung
adanya bukti-bukti yang syah dan benar serta penya"iannya yang memadai #full dis&losure%.
Dengan prinsip fairness ini, paling tidak auditor berperan membantu pihak stakeholders
#DP1(DP1D, DPD, dan masyarakat% dalam menilai perkembangan dan kualitas tata kelola
keuangan negara.
6. Prinsip akuntabilitas
4erupakan tanggung "a!ab masing-masing kementerian negara(lembaga dan pemerintah
daerah untuk melakukan penga!asan yang efektif melalui aparat penga!asan fungsional
pemerintah #AP+P%. +nternal audit tersebut mempunyai tugas utama membantu mana"emen
untuk men"amin ter!u"udnya kepemerintahan yang baik melalui penga!asan intern yang
bertu"uan membantu unsur mana"emen pemerintahan dalam meningkatkan kiner"anya
diantaranye dengan melakukan tin"auan atas reliabilitas dan integritas informasi dalam
laporan keuangan, laporan operasional serta parameter yang digunakan untuk mengukur,
melakukan klasifikasi dan penya"ian dari laporan tersebut. ,ntuk alasan itu, profesi akuntan
sangat diperlukan dan mempunyai peranan penting untuk menegakkan prinsip akuntabilitas.
$. Prinsip transparansi
Prinsip dasar transparansi berhubungan dengan kualitas informasi yang disampaikan
perusahaan. Keper&ayaan stakeholders akan sangat tergantung pada kualitas penya"ian
informasi yang disampaikan pemerintah. 2leh karena itu pe"abat pengelola keuangan dituntut
menyediakan informasi "elas, akurat, tepat !aktu dan dapat dibandingkan dengan indikator
yang sama. ,ntuk itu informasi yang disa"ikan pemerintah harus diukur, di&atat, dan
dilaporkan sesuai prinsip dan standar akuntansi yang berlaku. Prinsip ini menghendaki
adanya keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan
dalam penya"ian yang lengkap atas semua informasi yang dimiliki.
/. Prinsip responsibilitas
Prinsip ini berhubungan dengan tanggung "a!ab pemerintah kepada masyarakat(!arga
negara. Prinsip ini "uga berkaitan dengan ke!a"iban untuk mematuhi semua peraturan dan
hukum yang berlaku.
,ndang-undang Nomor -8 Tahun 677$ tentang Keuangan Negara antara lain menyatakan
bah!a Pemerintah #pusat dan daerah% !a"ib membuat pertanggung"a!aban pelaksanaan
AP;N(AP;D dalam bentuk laporan keuangan yang telah diaudit oleh ;PK #;adan
Pemeriksa Keuangan%. 5aporan keuangan ini terdiri atas 5aporan 1ealisasi AP;D, Nera&a,
5aporan Arus Kas dan Catatan atas 5aporan Keuangan. )al ini menuntut kemampuan
mana"emen pemerintahan daerah untuk mengalokasikan sumber daya se&ara efisien dan
efektif. Kemampuan ini memerlukan informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting
dalam pengambilan keputusan alokasi sumber daya ekonomis. 5aporan-laporan ini dapat
dihasilkan dengan diterapkannya suatu sistem dan prosedur akuntansi yang integral dan
terpadu dalam pengelolaan keuangan daerah.
3istem akuntansi pemerintah harus ditun"ang dengan pembenahan tata kelola keuangan
daerah lainnya, yang mendukung upaya penyempurnaan sistem. 3umber daya manusia
pelaksana sistem harus diberikan pemahaman yang memadai, pengguna laporan keuangan
#stakeholders% "uga harus memahami peran dan fungsinya, serta bagaimana memanfaatkan
laporan keuangan.
PERAN BPK DALAM PENEGAKAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
KEUANGAN NEGARA
Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara merupakan pondasi utama bagi
ter&iptanya good goernan&e yang merupakan persyaratan mutlak dalam demokrasi dan
ekonomi yang sesungguhnya. Transparansi dan akuntabilitas "uga merupakan faktor utama
agar +ndonesia tidak terperosok dalam krisis seperti -..8--..>. +ndonesia saat ini harus
ber"uang agar tidak terkena dampak berkelan"utan dari krisis ekonomi global. Dalam
keadaaan kurang berfungsinya kebi"akan moneter, semakin besar harapan ditu"ukan pada
kebi"akan fiskal mengatasi krisis dan menggerakan perekonomian.
Kebi"akan fiskal saat ini sulit men&apai tu"uan yang diharapkan tanpa transparansi dan
akuntabilitas fiskal. Di sisi lain, masih ada aturan perundang-undangan yang saling
bertentangan, seperti ,, Perpa"akan atau adanya lembaga negara yang tidak taat pada
hukum. )al-hal tersebut mengakibatkan pembatasan pemeriksaan.
Pemerintah "uga dinilainya sangat lamban menindaklan"uti rekomendasi dan saran
pemeriksaan ;PK, padahal perbaikan tata kelola keuangan negara merupakan kun&i pokok
bagi pen&egahan korupsi se&ara preentif.
3alah satu &ontoh kelambanan pemerintah adalah ditemukannya ribuan rekening liar,
termasuk rekening pribadi pe"abat negara yang sudah lama meninggal dunia, dan akibat
ketiadaan konsolidasi keuangan yang baik, pemerintah tidak tahu posisi keuangan setiap saat.
Pemeriksaan ;PK menemukan peningkatan "umlah rekening liar dari .08 pada 677/ men"adi
6.6/7 rekening dengan nilai sebesar 1p-,$ triliun pada 6778.
Contoh lain adalah "ad!al !aktu pengeluaran belan"a pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. ;PK menemukan bah!a ter"adi penumpukan anggaran baik di pusat maupun di
daerah, dan realisasi pengeluaran anggaran baru berlangsung men"elang kuartal keempat
tahun anggaran, terutama bulan Desember. Di samping itu, belum adanya program yang
terpadu dari pemerintah untuk mengimplementasikan paket ketiga ,, ;idang Keuangan
Negara, sehingga kualitas laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah empat tahun
terakhir "auh dari menggembirakan.
2leh karena itu, ;PK telah mengambil enam inisiatif #beyond its &all of duty% untuk
mendorong per&epatan pembangunan sistem pembukuan dan mana"emen keuangan negara.
Keenam inisiatif itu adalah'
-. Pemerintah daerah menandatangani mana"emen representatif.
6. Pemerintah daerah menentukan kapan men&apai oponi =TP #!a"ar tanpa penge&ualian%.
$. Pemerintah daerah menggunakan uniersitas setempat dan ;PKP untuk memperbaiki
sistem keuangan daerah.
/. 4endorong perombakan struktural ;adan 5ayanan ,mum #;5,% ;,4N, agar men"adi
lebih mandiri dan korporatis.
0. DP1D membentuk panitia akuntabilitas publik untuk mendorong pemerintah daerah dan
menindaklan"uti temuan ;PK.
<. dalam lingkungan makro, ditingkat Departemen, Depdagri, Depkeu dan departemen teknis
berkoordinasi untuk menyusun suatu desain dalam melaksanakan paket tiga ,, Keuangan
Negara tahun 677$-677/.
Keenam inisiatif ;PK itu telah mulai menun"ukkan tanda-tanda yang positif, dan berbagai
instansi pemerintah pusat dan daerah telah menyusun program aksinya masing-masing untuk
meningkatkan opini ;PK atas laporan keuangan mereka. =alaupun kondisi umum
pengelolaan keuangan negara dan daerah masih menun"ukan berbagai kelemahan. ;PK
menilai terdapat beberapa institusi pemerintahan yang telah mampu memperbaiki kelemahan-
kelemahannya.

Anda mungkin juga menyukai