Anda di halaman 1dari 12

SAK ANSIETAS

Tindakan Keperawatan
SP 1
1. Menyebutkan penyebab ansietas.
2. Menyebutkan situasi yang menyertai ansietas.
3. Menyebutkan perilaku terkait ansietas.
4. Melakukan teknik pengalihan situasi (social)
Tindakan Keperawatan
SP 2
5. Melakukan latihan relaksasi tarik napas dalam (fisik) dan melakukan teknik relaksasi otot.
Tindakan Keperawatan
SP 3
6. Melakukan hipnotis diri dengan tehnik lima jari (emosi):
Tindakan Keperawatan
SP 4
7. Melakukan pendekatan spiritual
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
SP 1 Keluarga :
1. Menyebutkan pengertian ansietas.
2. Menyebutkan tanda dan gejala ansietas.
3. Menyebutkan penyebab ansietas.
SP 2 Keluarga :
4. Mengajarkan cara merawat pasien dengan ;
a. Pengalihan situasi.
b. Latihan relaksasi: napas dalam, relaksasi
otot.
c. Hipnotis diri dengan Teknik lima jari
SP 3 Keluarga
5. Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan bagaimana merujuk
pasien.
Setiap individu berpotensi untuk mengalami ANSIETAS kapanpun & dimanapun. Tetapi
jadikan ansietas sbg stimulus bagi kita untuk bergerak maju & kreatif.

ISOLASI SOSIAL
PERENCANAAN
Tujuan pada Pasien :
Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu
Membina hubungan saling percaya
Menyadari perilaku isolasi sosial.
Melakukan interaksi secara bertahap saat melakukan kegiatan rumah tangga dan
kegiatan sosial
SAK Isolasi sosial
Tindakan untuk Pasien
SP 1 : Bantu Pasien Menyadari Perilaku Isolasi Sosial:
Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain
Tanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain
Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan
mereka..
Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang
lain.
Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien
SP 2 : Latih Pasien Berinteraksi dengan Orang Lain Secara Bertahap:
Jelaskan kepada klien cara berinteraksi dengan orang lain
Berikan contoh cara berbicara dengan orang lain
Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain yang
dilakukan di hadapan saudara
Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang teman/anggota keluarga
Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga,
empat orang dan seterusnya..
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 3 : Latih Pasien Berinteraksi dengan Orang Lain Secara Bertahap (interaksi kegiaan sosial dan
RT) :
Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien
Latih pasien bercakap-cakap dengan anggota keluarga saat melakukan kegiatan harian
dan kegiatan rumah tangga
Latih pasien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sosial misalnya : belanja ke
warung, ke pasar, ke kantor pos, ke bank dan lain-lain
Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain.
Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan
terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Tujuan
Keluarga mampu :
mengenal masalah isolasi sosial
mengambil keputusan untuk merawat isolasi sosial
merawat isolasi sosial
memodifikasi lingkungan yang mendukung pasien berinteraksi dengan orang lain
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
SP 1 :
Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya isolasi sosial dan
mengambil keputusan merawat pasien
SP 2 :
Melatih keluarga cara merawat islasi sosial
Membimbing keluarga merawat isolasi sosial
Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung
meningkatkan kemampuan sosialisasi.
SP 3 :
Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning).
Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke
fasilitas pelayanan kesehatan
Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur

HALUSINASI
Tindakan Kep. Pada pasien
Tujuan :
a. Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya.
b. Pasien dapat mengontrol halusinasinya.
c. Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
SP 1 Pasien :
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien.
2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien.
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien.
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien.
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.
6. Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi.
7. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi.
8. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian.
SP 2 pasien
9. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
10. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.
11. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 3 pasien
12. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
13. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang
biasa dilakukan pasien di rumah).
14. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 4 pasien
15. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
16. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur.
17. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Tindakan kep pd klien
TAK ; stimulasi persepsi.
Tindakan kep. Pada keluarga
Tujuan :
Keluarga dapat merawat pasien di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif untuk
pasien.
SP 1 keluarga
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami
pasien beserta proses terjadinya.
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi
SP 2 keluarga
4. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan Halusinasi.
5. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien Halusinasi.
SP 3 keluarga
6. Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning).
7. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.

DEFISIT PERAWATAN DIRI
SP 1 ; Melatih pasien cara-cara perawatan
kebersihan diri (pengkajian dan melatih cara
menjaga kebersihan diri: mandi , cuci rambut ,
sikat gigi, potong kuku)
a) Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan, makan/
minum, BAB/BAK.
b) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
c) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
d) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri : mandi dan ganti
pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku
e) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
f) Memasukkan dalam jadual kegiatan.
SP 2 ; Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya
meliputi :
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
SP 2 : melatih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias muka untuk
perempuan; sisiran, cukuran untuk pria
Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri
Validasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama
Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama
Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
Latih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias muka untuk perempuan;
sisiran, cukuran untuk pria
Masukkan pada jadual kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan
SP 3 ; Melatih pasien makan secara mandiri (melatih cara makan dan minum yang baik).
Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri.
Validasi kemampuan kegiatan pertama & kedua yg telah dilatih & beri pujian.
Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama,kedua & ketiga.
SP 3 ; Melatih pasien makan secara mandiri cont
Menjelaskan kebutuhan (kebutuhan makan perhari dewasa 2000-2200 kal (
perempuan ) dan laki-laki antara 2400-2800 kal setiap hari makan : minum 8
gelas (2500ml setiap hari ) dan cara makan dan minum.
Menjelaskan cara makan yang tertib.
SP 3 ; Melatih pasien makan secara mandiri cont
Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan.
Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik ; Latihan cara makan
dan minum yang baik.
Masukkan latihan kegiatan pada jadual kegiatan.
SP 4 ; Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri
Validasi kemampuan melakukan kegiatan pertama, kedua & ketiga yg telah dilatih &
beri pujian
Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama,kedua & ketiga
SP 4 ; Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri cont
Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK.
Latih BAB dan BAK yang baik.
Masukkan pada jadual kegiatan
Tindakan keperawatan untuk keluarga
Tujuan tindakan keperawatan adalah
keluarga mampu merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah defisit perawatan
diri
SP 1 K : Melatih cara merawat & membimbing pasien: kebersihan diri
Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien
Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit perawatan diri
(gunakan booklet).
Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh
pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.
SP 1 K : Melatih cara merawat & membimbing pasien: kebersihan diri cont
Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri.
Latih keluarga cara merawat kebersihan diri, berdandan, makan dan minum, BAB dan
BAK (Bimbing cara merawat : kebersihan diri)
Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian.
SP 2 K : Melatih cara merawat & membimbing pasien : berdandan
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi
gejala defisit perawatan diri
Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
telah dilatih
Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri pujian
Bimbing keluarga merawat kebersihan diri ,berdandan.
Bersama keluarga melatih pasien cara berdandan
Anjurkan membantu pasien sesuai
jadual dan memberi pujian.
SP 3 K : Membimbing cara makan dan minum pasien
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi
gejala defisit perawatan diri
Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
telah dilatih
Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri pujian
Bimbing keluarga merawat kebersihan diri; makan dan minum.
Bersama keluarga melatih pasien cara makan yg benar
Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian
SP 4 K : Melatih merawat & membimbing BAB dan BAK pasien, follow up ke PKM, tanda
kambuh, rujukan
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi
gejala defisit perawatan diri
Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
telah dilatih
Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri pujian
Bimbing keluarga merawat kebersihan diri ; BAB dan BAK
Bersama keluarga melatih pasien cara BAK & BAB yg benar
SP 4 K : Melatih merawat & membimbing BAB dan BAK pasien, follow up ke PKM, tanda
kambuh, rujukan cont
Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian.
Latih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung
perawatan diri pasien
Diskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas
kesehatan.
Anjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.

KEHILANGAN
Prinsip Tindakan Keperawatan
1. Bina dan jalin hubungan saling percaya
2. Diskusikan dengan klien tentang pembentukan makna kehilangan(personal meaning)
yang positif
3. Identifikasi faktor yang dapat menghambat proses berduka
4. Atasi faktor penghambat menurunkan/hilangkan
5. Beri dukungan terhadap klien
6. Tingkatkan rasa kebersamaan keluarga
7. Ajarkan tehnik logotherapy/psychoreligius therapy ( bahwa manusia terdiri dari 3
dimensi fisik, psikologis dan spiritual)




Tindakan Perawatan sesuai tahapan prinsip-prinsip:
Pada Fase Denial
- memberikan kesempatan kepada klien utk ungkapkan perasaan
- menunjukkan sikap menerima, ikhlas, dan mendorong klien utk berbagi rasa
- memberi jawaban yang jujur terhadap pertanyaan klien
- tingkatkan kesadaran klien terhadap kenyataan secara bertahap
Pada Fase Anger
- Dorong klien utk ungkapkan marah secara verbal secara asertif, Jangan mencela.
Pada Fase Bargaining
- bantu klien mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan takutnya, tingkatkan harga
diri klien.
Pada Fase Depresi
- mengidentifikasi tingkat depresi dan resiko mencederai diri
- membaantu klien kurangi rasa bersalah
Pada Fase Acceptance
- bantu klien menerima kehilangan
- bahas rencana setelah masa berkabung terlalui
- sediakan waktu utk kunjungi klien secara teratur
Contoh kasus u/ Dx.Kep: Risiko terjadi proses berduka yg tidak terselesaikan
berhubungan dengan kematian ibu pada anak usia 5 tahun
Tujuan jangka panjang:
Anak dapat menyelesaikan masa berkabung dengan tuntas
Tujuan jangka pendek
Anak memahami arti sakit dan kematian
Intervensi Keperawatan
- Membina hubungan saling percaya antara anak, keluarga dan petugas dengan sikap
jujur, menerima, ikhlas dan empati
- Menunjukkan perhatian dan kasih sayang melalui kata-kata maupun sikap
- Menanyakan kepada anak pengalaman nya tentang kematian
- Menjelaskan kpd anak bahwa ibunya meninggal bukan tidur
- Menjelaskan kepada anak bahwa roh orang yang meninggal menghadap Tuhan
Tujuan: Anak dapat mengurangi rasa bersalah
- Menjelaskan kpd anak bahwa ibunya sakit dan meninggal bukan karena kesalahannya.
T/. Melalui proses berkabung dengan melihat perilaku orang dewasa
- Menjelaskan kepada anak bahwa orang sering sedih dan menangis bila ada yang meninggal
- Mengajak anak mengikuti upacara pemakaman
- Menjelaskan kepada anak urutan upacara

Anda mungkin juga menyukai