Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Umum Lalat
Lalat adalah salah satu insekta yang termasuk ordo diptera. Klasifikasi jenis-
jenis lalat yang memungkinkan hidup berdampingan dengan manusia di sekitar pasar
adalah lalat rumah (Musca domestica), lalat kandang (Stomoxys calcitrans), lalat
hijau (Phenisia), lalat daging (Sarcophaga), dan lalat kecil (Fannia)
1)
.
1. Klasifikasi Lalat
7,8)

Phylum : Arthropoda
Class : Hexapoda
Ordo : Diptera
Subordo :Cyclorropha
Familia : Muscidae
Spesies : Musca domestica ( lalat rumah )
Stomoxys calcitrans ( lalat kandang )
Fannia ( Lalat kecil )
Familia : Sarcophagidae
Spesies : Sarcophaga ( lalat daging )
Familia : Calliphoridae
Spesies : Phaenicia sericata ( lalat hijau )
2. Siklus Hidup Lalat
Lalat adalah insekta yang mengalami metamorfosis sempurna, dengan
stadium telur, larva atau tempayak, kepompong dan stadium dewasa.
Perkembangan lalat memerlukan waktu antara 722 hari, tergantung dari suhu
dan makanan yang tersedia. Lalat betina umumnya telah dapat menghasilkan telur
pada usia 48 hari, dengan 75150 butir sekali bertelur. Semasa hidupnya, seekor
lalat bertelur 5-6 kali
2)
.
a. Telur
Telur yang dihasilkan berbentuk oval, berwarna putih, berukuran
sekitar 10 mm dan biasanya mengelompok sebanyak 75150 telur setiap
kelompoknya. Telur ini biasanya di letakkan pada daerah yang terhindar dari
sinar matahari, dan tersedia cukup makanan. J ika tersedia panas yang
dibutuhkan (tidak tahan pada suhu di atas 73 derajat celcius) maka dalam
tempo 12 jam telur tersebut akan menghasilkan tempayak
1)
.
b. Larva atau Tempayak
Tingkat I : Telur yang baru menetas, disebut instar I berukuran
panjang 2 mm, berwarna putih, tidak bermata dan
berkaki, amat aktif dan sangat ganas terhadap makanan,
setelah 14 hari melepas kulit keluar instar II.
Tingkat II : Ukuran besarnya 2 kali instar I, sesudah satu sampai
beberapa hari, kulit mengelupas keluar instar III
Tingkat III : Larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini memakan
waktu 3 9 hari
2)
.
Larva mencari tempat dengan temperatur yang disenangi, dengan
berpindah - pindah tempat, misalkan pada gundukan sampah organik.
Temperatur yang disukai adalah 3035
0
C
2)
. Dan akan berubah menjadi
kepompong dalam waktu 47 hari
1)
.
c. Pupa atau Kepompong
Kepompong lalat berbentuk lonjong dan umumnya berwarna merah
tua atau coklat. Umumnya kepompong mencari tempat yang kering atau dapat
menyembunyikan diri ke dalam lubang tanah yang ditemukannya
1)
.
Pada masa ini, jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh
dewasa. Stadium ini berlangsung 39 hari. Temperatur yang disukai 35
0
C.
Kalau stadium ini sudah selesai, melalui celah lingkaran pada bagian anterior,
keluar lalat muda
2)
.
d. Dewasa
Proses pematangan dari pupa atau kepompong menjadi lalat dewasa
kurang lebih 15 jam dan setelah itu siap untuk mengadakan perkawinan.
Seluruh waktu yang diperlukan 722 hari, tergantung suhu setempat,
kelembaban, dan makanan yang tersedia
2)
. Umur lalat dewasa dapat
mencapai 24 minggu, tetapi dapat bertahan lebih lama jika udara dingin
1)
.
3. Pola Hidup Lalat
a. Tempat perindukan
Kotoran kuda, babi, ayam, kotoran manusia, dan saluran air kotor,
sampah, kotoran got yang membusuk, buahbuahan, dan sayuran busuk, biji
bijian busuk, kertas dan, kotoran lainnya yang membusuk, menjadi tempat
yang baik untuk berkembang biak lalat
4)
.
b. J arak terbang
J arak terbang sangat tergantung adanya makanan yang tersedia, rata
rata 69 km kadangkadang dapat mencapai 1920 km dari tempat berbiak
2)
.
c. Kebiasaan makan
2)
.
Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari, dari makanan yang satu ke
makanan yang lain. Lalat amat tertarik pada makanan yang dimakan manusia
seharihari, seperti gula, susu, dan makanan lainnya kotoran manusia serta
darah .
Protein diperlukan untuk bertelur. Sehubungan dengan bentuk
mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cair atau makanan yang basah,
sedang makanan yang kering dibasahi oleh lidahnya terlebih dahulu, baru
diisap. Air merupakan hal yang penting dalam kehidupan lalat dewasa. Tanpa
air lalat hanya hidup tidak lebih dari 48 jam. Pada waktu hinggap lalat
mengeluarkan ludah dan faeces. Timbunan dari ludah dan faeces ini
membentuk titik hitam dimana ini adalah sangat penting untuk mengenal
tempat lalat istirahat.
d. Tempat istirahat
2)

Lalat beristirahat pada tempat tempat tertentu. Pada siang hari bila
lalat tidak makan, mereka akan beristirahat pada lantai, dinding langit-langit,
jemuran pakaian, rumputrumput, kawat listrik dan lainlain serta sangat
menyukai tempattempat dengan tepi tajam yang permukaannya vertikal.
Biasanya tempat istirahat ini terletak berdekatan dengan tempat
makanannya atau tempat berbiaknya dan biasanya yang terlindung dari angin.
Di dalam rumah, lalat istirahat pada kawat listrik, langitlangit, dan lain lain
dan tidak aktif pada malam hari.
e. Lama hidup
Lama kehidupan lalat sangat tergantung pada makanan, air, dan
temperatur. Pada musim panas berkisar antara 24 minggu, sedang pada
musim dingin biasa mencapai 70 hari
2)
.
4. Pengukuran Tingkat Kepadatan Lalat
2)

a. Alat yang digunakan
Untuk pengukuran tingkat kepadatan lalat dapat dipakai beberapa cara,
namun yang paling mudah, murah, dan cepat adalah dengan menggunakan Fly
grill. Fly grill dapat dibuat dari bilahbilah kayu yang lebarnya 2 cm dan
tebalnya 1 cm, dengan panjang masingmasing 80 cm sebanyak 1624 buah.

b. Cara pengukuran
Pengukuran kepadatan lalat dengan mempergunakan Fly grill
didasarkan pada sifat lalat, yaitu kecenderungannya untuk hinggap di tepitepi
atau tempattempat yang bersudut tajam. Fly grill di letakkan pada tempat
tempat yang telah ditentukan (berdekatan dengan tempat sampah, kotoran
hewan, kandang, dan lainlain) pada daerah yang akan diukur.
J umlah lalat yang hinggap selama 30 detik, dihitung sedikitnya pada
setiap lokasi dilakukan 10 kali perhitungan (10 kali 30 detik) dan 5
perhitungan yang tertinggi dibuat rataratanya dan dicatat dalam kartu
pencatatan. Interpretasi hasil pengukuran pada setiap lokasi atau block grill
adalah sebagai berikut:
0 2: tidak menjadi masalah.
3 5: perlu dilakukan pengamanan terhadap tempattempat
berbiaknya lalat (tumpukan sampah, kotoran hewan, dan lainlain)
(sedang).
6 20: populasinya padat dan perlu pengamanan terhadap tempat
tempat berbiaknya lalat dan bila mungkin direncanakan upaya
pengendaliannya. (tinggi / padat).
21 / >: populasinya sangat padat dan perlu dilakukan pengamanan
terhadap tempattempat berbiaknya lalat dan tindakan
pengendalian lalat. (sangat tinggi / sangat padat).
5. Kaitan Lalat Sebagai Vektor Penyakit
4)

Tubuh lalat berbulu halus, dan pada kakinya terdapat bulu bulu yang
mengandung cairan semacam perekat, sehingga bendabenda yang kecil mudah
melekat. Seekor lalat dapat membawa 6.500.000 jasad renik.
Instink lalat untuk mempertahankan kehidupannya dan daya tariknya
terhadap bau busuk menuntun lalat untuk mencari tempattempat kotor seperti
kakus, pembuangan sampah, kotoran bekas saluran yang meluap, dan lainlain
untuk mencari sesuatu yang dapat dimakan dan yang disukainya. Pada waktu
makan di tempattempat kotor tersebut kaki, badan, dan sayap lalat penuh dengan
bibit penyakit. Setelah waktu makan selesai, makanan kaya akan protein yang
telah membusuk, maka lalat siap untuk menikmati makanan kecil.
Lalat dapat memakan makanan yang membeku atau padat dengan cara
mengeluarkan cairan yang telah ditelannya, seperti dari saluran air kotor, sehingga
makanan yang padat tersebut menjadi cukup lunak untuk ditelan oleh lalat. Di sini
lalat meninggalkan bekas muntahannya, bibit penyakit dari kakinya, dan kadang
kadang kencing atau kotorannya sendiri. Apabila dibiarkan tanpa gangguan,
muntahan dan kotoran (faeces) lalat yang telah mengering membentuk semacam
nodanoda kecil berwarna hitam pada dinding dapur beberapa restoran.
Peranan lalat dalam menyebarkan beberapa penyakit yaitu sebagai vektor
mekanik beberapa penyakit menular seperti demam typhus, paratiphus, dan
beberapa infeksi Salmonella seperti disentri Amoeba maupun basiller, kholera
typhus perut, anthrax, diare atau gastroenteritis, conjunctivitis, trachoma, tbc
paru, dan poliomyelitis.

B. Tinjauan Umum E coli
E coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar
manusia dan hewan berdarah panas sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat
menyebabkan infeksi primer pada usus, misalnya diare pada anak dan travellers
diarrhea, seperti juga kemampunnya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di
luar usus
6)
.
1 Morfologi dan Fisiologi
9,10)
.
Kuman ini berbentuk batang lurus pendek (kokobasil), negatif gram,
ukuran 0,4 0,7 m x 1,4 m, mempunyai motil dengan flagellum peritrikus atau
non motil. Sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul.
E coli tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa dipakai di
laboratorium Mikrobiologi. Pada media biasa dipergunakan untuk isolasi kuman
enterik. Sebagian besar strain E coli tumbuh sebagai koloni yang meragi laktosa.
E coli bersifat mikroaerofilik. Beberapa strain bila di tanam pada agar darah
menunjukkan hemolisis tipe beta.
2 Sturktur Antigen
9,11)
.
Susunan antigen kuman ini sama rumitnya dengan susunan antigen
Salmonella. E coli mempunyai antigen O, H, K. pada saat ini telah ditemukan 150
tipe antigen O, 90 tipe antigen K, dan 50 tipe antigen H. antigen K dibedakan lagi
Berdasarkan sifatsifat fisiknya menjadi 3 tipe yaitu L, A, dan B.
E coli entropatotegenik, 11 dari golongan antigen O adalah Penyebab
diare pada bayi dan neonatus. Sifatsifat biokimia dari serotipeserotipe ini
adalah sama, sehingga satusatunya cara untuk membedakannya adalah dengan
tes serologik. Untuk tes aglutinasi E coli dengan serum anti O, haruslah terlebih
dahulu dipanaskan suspensi kuman tersebut selama 1 jam pada 100
0
C. kuman E
coli dapat hidup beraglutinasi segera dengan serum anti OB, yaitu serum anti
yang dibuat dengan menggunakan sel kuman yang tidak dipanaskan dan
mengandung antigen K tipe B.
3 Enterotoksin
12)
.
E coli yang memproduksi enterotoksin disebut E coli enterotoksigen,
memproduksi salah satu atau kedua toksin yang berbeda. Ada dua macam toksin
yang telah berhasil diisolasi dari E coli yaitu toksin yang lebih panas (toksin
termolabil / LT) dan toksin yang mantap panas (termostabil / ST). Kedua toksin
ini menyebabkan diare.

4 Patogenitas dan Gambaran Klinik.
Penyakitpenyakit yang disebabkan oleh E coli antara lain:
a. Infeksi saluran kemih
E coli adalah penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih. Gejala
dan tandatandanya antara lain sering kencing, hematuria dan piuria. Nyeri
pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas
13)
.
b. Penyakit diare yang berkaitan dengan E coli
13)

E coli yang menyebabkan diare sama sering ditemukan. E coli ini
diklasifikasikan oleh ciri khas sifat sifat virulensinya yaitu
1) E coli enteropatogenik (EPEC) adalah penyebab penting diare pada bayi.
Akibat dari infeksi EPEC adalah diare cair, yang biasanya sembuh sendiri
tetapi dapat juga menjadi kronik. Lamanya diare EPEC dapat diperpendek
dan diare kronik dapat diobati dengan pemberian antibiotik.
2) E coli enterotoksigenik (ETEC) adalah penyebab yang sering dari diare
wisatawan dan sangat penting menyebabkan diare pada bayi. Strain
kuman ini mengeluarkan toksin LT atau ST.
3) E coli enteroinvasive (EIEC) adalah penyebab diare seperti disentri yang
disebabkan oleh shigella.
4) E coli enterohemoragik (EHEC) adalah penyebab berbagai jenis penyakit,
berkisar dari diare ringan sampai nyeri abdomen berat dengan colitis
hemoragik. Serotipe utama yang berkaitan dengan EHEC adalah E coli
0157. Penyebaran bakteri ini dapat terjadi dari orang ke orang melalui rute
fekal-oral
14)
.
c. Penyakitpenyakit lain yang disebabkan oleh E coli adalah pneumonia,
meningitis pada bayi baru lahir, infeksi luka terutama luka di dalam abdomen
9)
.
C. Identifikasi Bakteri



Identifikasi bakteri adalah suatu langkah untuk mencari nama dari suatu isolat
bakteri berdasarkan atas morfologi dan uji biokimia, sehingga dapat ditentukan
spesies bakteri tersebut. Di dalam laboratorium dilakukan pengolahan spesimen,
dimulai dari penanaman spesies, isolasi, dan identifikasi
8)
.
Macam macam perbenihan yang digunakan untuk isolasi E coli yaitu:
1. Perbenihan padat : Agar Eosin Biru Metilen (EMB)/ Agar Endo.
Merupakan media padat yang mengandung sakarosa yang dapat dipergunakan
untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil tes positif di dalam
tabung
6)
.
2. Perbenihan padat : Agar Desoxikholat Leifson (Mac Conkey).
Media ini mengandung agaragar nutrien ditambah dengan garam empedu,
berwarna merah muda dan transparan. Media ini dipergunakan untuk
pertumbuhan mikroorganisme usus patogen. Pertumbuhan mikroorganisme
lainnya akan dihambat
15)
.
3. Perbenihan padat: Agar Darah.
Media ini terdiri dari agar nutrien yang ditambahkan darah. Pemukaannya tampak
bergranular, digunakan untuk menentukan mikroorganisme yang mampu merusak
sel sel darah merah yang disebut hemolitik
15)
.
Beberapa tes biokimia untuk identifikasi E coli :
1. Tes fermentasi karbohidrat
9)

Prinsip: Menentukan kemampuan organisme untuk melakukan fermentasi
karbohidrat tertentu yang tergabung dalam media dasar dan membentuk asam dan
asam dengan gas yang dapat dilihat.
Kegunaan: gambaran fermentasi biasanya khas untuk grup bakteri tertentu.
a. Peragi glukosa: semua anggota enterobacteriaceae.
b. Peragi glukosa dan laktosa: E coli, klebsiella, dan grup enterobacter.

2. Tes indol
Prinsip: Menentukan kemampuan organisme untuk menghasilkan indol dari
triptofan
9)
.
Cara: organisme dibiakkan di dalam tabung air pepton, kemudian ditambahkan
reagen rosindole Ehrlich. Timbul warna merah muda jika terdapat indole. Tes ini
dilakukan untuk membedakan E coli dari Salmonella
15)
.
3. Tes Sitrat
Prinsip: Menentukan apakah suatu organisme dapat menggunakan sitrat sebagai
satu-satunya sumber karbon untuk metabolisme dengan menghasilkan suasana
basa
9)
.
4. Tes KIA (Kliglers Iron Agar) atau TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Prinsip:Menentukan kemampuan organisme untuk menyerang suatu karbohidrat
yang tergabung dalam perbenihan basal, dengan atau tanpa pembentukan gas,
disertai penentuan kemungkinan terbentuknya H2S
9)
.
5. Tes Metil Merah
Prinsip: Menguji kemampuan organisme untuk menghasilkan dan
mempertahankan hasil akhir asam yang stabil dari fermentasi glukosa dan
mengatasi sistem buffer dari perbenihan
9)
.
6. Tes Gerak
Prinsip: Menentukan apakah suatu organisme bergerak atau tidak
9)
.

D. Metode Penghitungan Total Bakteri
6,16)
.
Penghitungan total bakteri pada tubuh lalat dilakukan dengan metode Total
Plate Count (TPC). Metode ini merupakan cara yang paling umum digunakan untuk
menentukan total bakteri berdasarkan jumlah koloni yang tumbuh. Metode ini diawali
dengan pengenceran sampel secara seri, dengan kelipatan 1: 10, masing- masing
suspensi pengenceran ditanam dengan metode tuang (Pour Plate) atau sebar (Spread
Plate). Bakteri akan bereproduksi pada medium agar dan membentuk koloni setelah
18- 24 jam inkubasi.
Untuk hasil analisis mikrobiologi digunakan suatu standart yang disebut
Standart Plate Count (SPC), yaitu sebagai berikut:
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah mengandung jumlah koloni antara 30
sampai 300.
2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu, merupakan kumpulan satuan
koloni yang besar, dimana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung satu koloni.
3. Satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai satu garis tebal dihitung sebagai
satu koloni.
Untuk menghitung jumlah koloni yang terdapat di cawan, digunakan rumus
sebagai berikut:
Koloni per gram sampel=J umlah Koloni percawan 1
Faktor pengencer

E. Sanitasi Makanan
17)

Secara umum makanan sehat merupakan makanan yang higienis dan bergizi
(mengandung zat hidrat arang, protein, vitamin, dan mineral). Agar makanan sehat
bagi konsumen diperlukan persyaratan khusus antara lain cara pengolahan yang
memenuhi syarat, cara penyimpanan yang betul, dan pengangkutan yang sesuai
dengan ketentuan. Agar makanan sehat maka makanan tersebut harus bebas dari
kontaminasi. Makanan yang terkontaminasi akan menyebabkan penyakit (foodborne
diseases).
Persyaratan agar makanan sehat dikonsumsi oleh masyarakat adalah: 1)
makanan tidak rusak, busuk atau basi, yang ditandai dengan perubahan dari rasa,
berlendir, berubah warna, berjamur, atau adanya pengotoran lainnya; 2) memenuhi
persyaratan bakteriologi Berdasarkan ketentuan yang berlaku; 3) pada makanan harus
bebas dari kuman E coli (nol/gr makanan); 4) angka kuman E coli pada minuman
harus nol/100 ml; 5) tidak boleh mengandung residu bahan pestisida dan logam berat
yang melebihi ambang batas yang diperkenankan Menurut ketentuan yang berlaku.

F. Pasar
17)

1. Definisi Pasar
Pasar adalah suatu tempat terdiri atas pelataran terbuka dan sebagian
lagi atas bangunan bangunan yang digunakan untuk menjual dagangan kepada
masyarakat umum. Mendirikan sebueh pasar harus ada izin dari pemerintah.
Bangunan pasar yang didirikan tanpa izin dari pemerintah disebut pasar liar.
2. Sanitasi Pasar
Sanitasi pasar menitik beratkan pada 7 hal yaitu: lokasi pasar,
pembagian tata ruang, klasifikasi barang dagangan, tempat pembuangan sampah
sementara (TPS), saluran untuk air limbah, fasilitas umum MCK (mandi, cuci,
kakus), dan tempat parkir.Uraian mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Lokasi Pasar
Lokasi Pasar merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
sebuah Pasar. Adapun syarat syarat lokasi Pasar sebagai berikut:
1) J auh dari tempat tempat pembuangan sampah umum dan air kotor.
2) Tidak di tempat yang rendah atau rawan banjir
3) Tidak langsung pinggir jalan besar yang sangat ramai dan berdebu.
4) Tidak terlalu dekat dengan pemukiman penduduk, tetapi cukup strategis.
5) Tidak di pinggir kuburan.
b. Pembagian Tata Ruang
Untuk menjamin sanitasi Pasar, faktor yang penting adalah pembagian
tata ruang yang sesuai dengan peruntukannya. Hal ini sangat perlu, sebab
tempat berjualan ikan atau daging tidak berdekatan dengan rumah makan atau
warung- warung ataupun kios pakaian. Yang paling menonjol dalam hal
pembagian tata tata ruang Pasar adalah faktor estetika.
c. Klasifikasi Barang Dagangan
Agar memudahkan pengumpulan sampah di Pasar, maka klasifikasi
barang dagangan sangat penting. Dagangan yang banyak mengeluarkan
sampah sebaiknya diklasifikasikan dagangan yang mengeluarkan sampah.
Meletakkan warung yang memakai kompor / api berjauhan dengan dagangan
dagangan yang mudah terbakar.
d. Tempat Sampah Sementara (TPS)
Hal ini diperlukan agar pedagang bisa membuang sampah dengan
cukup mudah tanpa meninggalkan terlalu jauh barang dagangannya. J adi tidak
ada alasan para pedagang membuang sampah disembarang tempat karena
tidak ada tempat sampah sementara. Tempat sampah sementara tersebut
sangat vital, karena sangat berfungsi untuk menampung sampah sebelum
dibuang / diproses di tempat pembuangan akhir.
e. Saluran Untuk Limbah Cair
Saluran di Pasar sangat penting untuk estetika, kebersihan,
kenyamanan. Saluran berfungsi untuk pembuangan benda cair yang terutama
berasal dari kios daging, ikan, dan warung. Saluran di dalam Pasar harus
dikontrol agar para pedagang tidak membuang sampah seenaknya saja di got
atau saluran air.


f. Fasilitas Umum MCK (Mandi, Cuci, Kakus)
Di lingkungan Pasar seharusnya ada fasilitas umum MCK (mandi,
cuci, kakus). Kebersihan fasilitas umum tersebut sangat penting, sebab
berkaitan dengan sumber vektor.
g. Tempat Parkir
Tempat parkir berhubungan dengan kesehatan karena asap mobil yang
keluar dari knalpot. Apabila tempat parkir terlalu dekat dengan para pedagang,
maka akan terpapar terus dengan asap yang mengandung bahanbahan kimia
yang keluar dari knalpot. Misalnya CO, HC, Pb. Bahan kimia tersebut akan
bisa terkumpul di tubuh manusia dan akan menyebabkan gangguan fungsi dari
tubuh manusia.
3. Hubungan Pasar dengan Kesehatan Masyarakat
Pasar mempunyai peranan penting yang berhubungan dengan kesehatan
manusia, yaitu:
a. Pasar dapat menjadi sumber perkembangan vektor vektor penyakit, terutama
pada Pasar yang kebersihannya kurang diperhatikan (pembuangan sampah, air
kotor dan lain- lain).
a. Pasar merupakan tempat yang paling baik untuk penularan penyakit dari orang
ke orang melalui:
1) Droplet Infection, yaitu penularan penyakit melalui dahak penderita
misalnya TBC, Influenza, Salesma, dan lain-lain.
2) Direct Contact yaitu penularan penyakit melalui sentuhan langsung
dengan penderita penyakit.
3) Indirect Contact yaitu penularan penyakit tidak langsung dari penderita,
tetapi melalui perantara berupa alatalat makan, misalnya piring, gelas dan
lainlain.
b. Pasar yang tidak memperhatikan letaknya, misalnya di daerah rawa, daerah
banjir akan mengakibatkan permukaan tanah senantiasa berair dan becek. Hal
ini dapat menimbulkan berbagai gangguan bagi para penjual dan pengunjung
maupun barang dagangan yang dijual terutama bahan makanan.
G. Kerangka Teori
















Sumber: I Made E Adnyana. (1985), Azrul azwar. (1989), Depkes RI.
(1992), Mukono. (2000)

Sanitasi Tempat
Bakteri pada Tu-
buh Lalat
-Total Bakteri
-Escherichia coli
Perilaku
Petugas
Pasar
Lokasi Penangkapan
- TPS
- Area Pedagang
- Warung Makan
Pencemaran
pada Makanan
H. Kerangka Konsep
Varibel bebas
Variabel terikat

Lokasi penangkapan
lalat di Pasar
Area Pedagang
Warung makan
TPS
Spesies Bakteri E coli pada lalat
Total bakteri pada tubuh lalat


I. Hipotesa
Hipotesa dalam penelitian ini adalah
1. Ada perbedaan total bakteri pada tubuh lalat berdasarkan lokasi penangkapan di
Pasar.

Anda mungkin juga menyukai