KEDEWASAAN
DEMOKRASI
INDONESIA
MELALUI
PEMILIHAN UMUM
Disusun untuk tugas mata kuliah
Kewarganegaraan
Oleh :
Anggara Riyadi - 33465
Daru Kumolo - 33276
Outman Ardy - 33422
Teguh Afandi - 33161
Zuhri Habibullah - 33185
Itu katanya….
Itu faktanya….
Banyak yang berpura-pura tahu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah hal yang penting apabila kita sedang membicarkan tentang demokrasi
sebagai sebuah system pemerintahan yang kini telah dianut di Indonesia. Pemilihan
Umum sebagai metode yang merepresentasikan kedaulatan rakyat yang meruapakan inti
dari sebuah demokrasi. General Election (Pemilihan Umum) adalah system yang
sebagian besar dianut oleh Negara-negara ynag menerapkan system demokrasi. Seperti
Amerika, Afrika Selatan, dan termasuk didalamnya ada Negara Kathulistiwa Indonesia.
B. Tujuan
Dalam makalah ini diharapkan dapat membuka mata panah mahasiswa teknik
dalam memandang Pemilu, sehingga dapat dirumuskan bahwa tujuan utamanya adalah:
2. Menambah learning point bagi mahasiswa teknik yang terkesan eksak sekali,
dengan materi pemilu yang berwarna social politic
Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka dan beberapa investihasi
terhadap isu, berita, wacana dalam televisi, internet, Koran, dan berbagai sumber berita
lainnya.
BAB II
Demokrasi sesuai dengan makna secara etimologi adalah kedaulatan tertinggi yang
berada di tangan rakyat. Oleh karena itu untuk mendelegasikan kedaulatan rakyat tersebut
diperlukan suatu system yang mampu menjadi tangan panjang kedaulatan rakyat. Dengan
analogi sederhana ini maka, Pemilu di Indonesia memiliki beberapa fungsi:
• Secara vertikal: Two way street (Harrop dan Miller 1987 dalam Andrew Haywood,
Politics, 2nd Edition, Palgrave, New York, 2002:230-231)
Bottom-up:
o Rekruitmen politisi
o Membentuk pemerintahan
Top-down:
o Legitimasi kekuasaan
o Menyediakan perwaklan
o Pendidikan politik
• Secara horisontal:
Pemilu 1999 dilaksankan pada tanggal 7 Juni 1999. Meski persiapan yang kurang
namun diluar prediksi pemilu ini dapat berjalan dengan lancar tanpa ada konflik. Pemilu
1999 pada dasarnya untuk mendapatkan kembali pengakuan dan kepercayaan atas
pemerintah karena kasus 1998, termasuk pengakuan internasional. Pemilu ini diikuti oleh
48 Partai. Dan untuk pemilihan Presiden dilakukan oleh MPR dan DPR. Pada pemilihan
Presiden tersebut terpilihlah Abdurahman Wahid sebagai Presiden RI yang keempat,
didampingi Megawati Soekarno Putri sebagai Wakil Presiden.
Berikut adalah partai-partai yang mengikuti pesta demokrasi 1999, 48 partai yang
telah diurutkan berdasarkan suara yang didaptkan dan total kursi yang didapatkan dalam
parlemen, diurutkan dari yang terbesar:
1. PDIP 25. PUI
2. Golkar 26. PAY
27. Partai Republik
3. PPP
28. Partai MKGR
4. PKB
29. PIB
5. PAN
30. Partai SUNI
6. PBB 31. PCD
23. Krisna
Namun dalam Pemilu 1999 ini tidak semua partai politik menendatangani hasil
pemilu tersebut, diantara partai yang tidak sepakat dengan hasil tersebut dan tidak
menandatangani adalah :
Pemilu 2004 berbeda dengan Pemilu 1999. Sistem yang digunakan adalah system
terbuka. Dimana calon voter dapat melihat secara langsung siapa calon yang akan dipilih.
Memilih anggota legislative tanpa harus melalui partai politik. Jumlah partai pada Pemilu
2004 jauh lebih sedikit yaitu setengah dari jumlah parpol di tahun 1999. Parpol hanya
berjumlah 24. Dengan partai-partai lama masih tetap mewarnai pesta demokrasi tersebut.
fLayoutInCell1fAllowOverlap1fBehindDocument1fHidden0fLayoutInCell1
Tahun 2004 adalah pemborosan dalam pelaksanaan Pemilu, 3 kali dalam
pelaksanaan adalah jumlah yang tidak sedikit. Bahkan terkesan boros. Sekali dalam
pemilihan anggota legislative, dan dua kali putaran untuk Pemilihan Presiden. Dan
akhirnya SBY-JK sebagai pasangan presiden dan wapres untuk masa 2004-2009.
Pemborosan dana kampanye dan thethek mbengeknya tidak hanya terjadi dalam kuadran
pemerintah saja, namun juga dalam tubuh Partai Politik. Berikut adalah perbandingan
dana kampanye partai politik dalam Pemilu 1999 dan 2004.
Dalam penyelenggaraannya Pemilu 2004 masih menyisakan problem, diantaranya
♣ Pendaftaran pemilih, kasus beberapa warga Negara yang memiliki hak pilih aktif
namun tidak terdaftar dalam DPT
♣ Pengawasan
♣ Pemantauan
♣ Penyelesaian sengketa
♣ Sanksi pidana
Dalam pemilu 2004 muncul partai kecil yang mampu memberikan akselerasi
besar dalam perolehan suara. Seperti Partai Demokrat, PKS, dan lainnya. Terbukti SBY
mampu mengalahkan lawan sengitnya Megawati. Dan pemilu yang baru saja kita lalui
adalah pemilu 9 April 2009. Sistem yang digunakan tetap multipartai dan caleg yang
terbuka. Meski menyisakan permasalahan yang sampai hari ini belum terselesaikan.
Namun kita perlu memberikan big applause atas segala perjuangan KPU sebagai badan
penyelenggara Pemilu. Siapa pun yang menang seharusnya bukan hanya mementingkan
berapa kursi dan suara yang didapatkan, namun seharusnya memikirkan apa yang dapat
dilakukan untuk rakyat sebagai pemeberi legitimasi kedaulatan atas Negara ini.
Dalam pemilihan presiden kita mengenal beberapa tipe, diantaranya di masa orde
baru, presiden dipilih oleh MPR baik secara musyawarah maupun voting, tanpa harus
diketahui oleh rakyat. Namun sekarang semua anggota legislative, presiden, semua
dipilih langsung oleh rakyat. Hal ini sebagai bukti akan keterbukaan system yang ada di
Indonesia. Namun selanjutnya terdapat pertanyaan apakah sudah benar-benar efektif
system seperti ini. Apabila dibandingkan keduanya maka kita akan melihat dua bukit
yang berbeda antara keduanya,
Sistem yang digunakan di Indonesia adalah system distrik atau daerah pemilihan
(DAPIL). Distrik adalah daerah pemilihan yang dibagi berdasarkan jumlah penduduk,
bukan dari luas wilayah. System persaingan yang digunakan adalah head-to head. Setiap
caleg bersaing dengan siapaun baik calon dari parpol lain, ataupun caleg seinduk pinang.
Macam-macam system distrik yang ada di dunia saat ini:
λ Alternative Vote
C. Penyelenggara Pemilu
Untuk di Indonesia kita sudah tidak asing lagi dengan Komisi Pemilihan Umum
(KPU), Banwaslu, Panwaslu, dan lainnya. Berikut penjelasan tentang siapa saja mereka.
Terdiri dari KPU pusat, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota ynag bersifat
herarkis dan tetap. Dalam menjalankan tugas KPU pusat dibantu oleh Sekertaris Jenderal,
sedangkan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dibantu oleh seorang sekretaris.
Jumlah anggota KPU pusat adalah sebanyak 7 orang. Dan untuk KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota sebanyak 5 orang. Dengan tetap memperhatikan keterwakilan
perempuan sebanyak 30%.
a. WNI pada saat pendaftaran berusia minimal 35 tahun (atau pernah menjadi Anggota
KPU) utk KPU dan 30 tahun (atau pernah menjadi Anggota KPU Provinsi atau KPU
Kab/Kota) utk KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota;
b. Setia kepada Pancasila, UUD NRI Tahun 1945 dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
e. Berpendidikan paling rendah S-1 untuk calon Anggota KPU dan KPU Provinsi dan
paling rendah SLTA dan sederajat utk calon Anggota KPU Kabupaten/Kota;
f. Berdomisili di wilayah RI utk anggota KPU, di wilayah provinsi ybs utk anggota KPU
Provinsi atau di wilayah kab/kota ybs utk anggota KPU Kab/Kota yang dibuktikan dgn
KTP;
h. Tidak pernah menjadi Anggota Parpol atau sekurang-kurangnya dlm jangka waktu 5 thn
terakhir.
i. Tidak pernah dipidana penjara dengan ancaman pidana penjara 5 tahun atau lebih;
j. Tidak sedang menduduki jabatan politik, jabatan struktural dan jabatan fungsional dalam
jabatan negeri;
KPPS
Pengawas Pemilu
• Secara umum adalah implementasi proses pemilihan (electoral process) yang telah
digariskan oleh peraturan perundang-undangan.
• memastikan bahwa para pejabat pemilu dan staf yang bertanggungjawab atas
penyelenggaraan pemilu dilatih dengan baik dan bertindak adil dan independen dari
setiap kepentingan politik
D. Partai Politik
Partai politik adalah Suatu organisasi yang anggotanya mempunyai tujuan dan
keyakinan yang serupa. Institusi yang sah secara hukum untuk pengakumulasian dan
redistribusi kekuasaan, sumber daya dan kesempatan. Jalan utama yang dilalui oleh sejumlah
besar masyarakat supaya dapat terlibat dalam proses politik di antara pemilu yang satu dan
pemilu berikutnya.
A group whose members propose to act in concert in the competitive struggle for
power (Joseph Schumpeter).
Any political group identified by a given label that presents at election, and is
capable of placing through elections candidates for public office (Giovanni Sartori)
Secara keseluruhan fungsi dari partai politik adalah untuk secara bersama-sama
membawa sekumpulan kepentingan-kepentingan – sejumlah warga negara dengan
pandangan dan kebutuhan yang sama – dalam proses politik. Juga, untuk memungkinkan
adanya persaingan antara kelompok-kelompok kepentingan tersebut.
Fungsi utama dari partai politik adalah :
4. Partai politik memainkan sebuah peranan penting dalam proses transfer nilai-
nilai politik demokratis dan kultural dari satu generasi ke generasi selanjutnya
– vital bagi stabilitas dan evolusi yang baik dari sebuah negara.
E. Sistem Parlemen
System parlemen adalah system yang penting karena parlemen memiliki peran
penting dalam pemerintahan. Karena parlemen memiliki kekuasaan untuk meantik
perdanan menteri atau yang sederajat. Dan memiliki beberapa hak yang secara khusus
diberikan kepada parlemen. Dalam dewasa ini banyak system yang digunakan
diantaranya system satu kamar dan dua kamar.
Sistem satu kamar adalah sistem pemerintahan yang hanya memiliki satu kamar
pada parlemen atau lembaga legislatif. Banyak negara yang menggunakan sistem satu
kamar seringkali adalah negara kesatuan yang kecil dan homogen dan menganggap
sebuah majelis tinggi atau kamar kedua tidak perlu. Banyak Negara yang dulu menganut
system dua kamar kini berlaih system satu kamar, dengan alasan majelis tinggi hanya
bersifat tumpang tindih dengan majelis rendah, yang hanya mengahalangi pengambilan
keputusan majelis rendah.
Sistem dua kamar adalah praktik pemerintahan yang menggunakan dua kamar
legislatif atau parlemen. Jadi, parlemen dua kamar (bikameral) adalah parlemen atau
lembaga legistlatif yang terdiri atas dua kamar. Di Britania Raya sistem dua kamar ini
dipraktikkan dengan menggunakan Majelis Tinggi (House of Lords) dan Majelis Rendah
(House of Commons). Di Amerika Serikat sistem ini diterapkan melalui kehadiran Senat
dan Dewan Perwakilan.
Indonesia hampir menerapkan system yang mirip dengan system dua kamar.
Yaitu terdapat Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR).
Perkiraan awal jumlah Golput adalah 40%. Itu baru dari DPT belum jika
ditambahkan dengan yang sebenarnya memiliki hal pilih namun tidak terdaftar.
Diperkirakan jumlah DPT hanya 68% dari jumlah warga negara Indonesia yang
sudah memiliki Hak untuk memilih. Masalah DPT ini yang sekarang menjadi
perdebatan dikalangan elit politik. Ini berawal dari Pilkada Gubernur Jawa Timur.
Bahkan sampai Pilkada itu diharuskan diulang untuk beberapa kabupaten.
Masalah semrawutnya DPT ini karena ekurang cermatan KPU dan kurang
kerjasama dengan pemerintah desa atau kecamatan yang mengetahui dengan
cermat kondisi warganya. Sehingga ada beberapa DPT ganda yang diduga akan
menguntungkan Parpol atau Caleg tertentu. Beberapa masalah DPT diantaranya
adalah :
• Banyak yang sudah memiliki hak pilih tidak terdaftar sebagai DPT.
• DPT ganda.
Sekarang ada 33 Propinsi, 483 kabupaten/kota, jadi ada sekitar 516 DPRD,
jika masing masing rata-rata berisi 50 anggota, maka ada 25.800. Propinsi DIY
dijejali oleh 600 orang, akan kita ambil setengah jumlah untuk seluruh DPRD
yaitu 300 orang, berarti ada 300 x 516 = 154.800 orang.
Secara nasional tidak kurang 1,7 lembar surat suara rusak : bolong, sobek,
noda, bahkan ada coretan. Kampanye terbuka yang berlansung setelah tanggal 13
Maret 2009 diragukan karena yang baru medaftar sampai tanggal 11 Maret 2009
hanya 4 parpol dari keseluruhan 38 parpol nasional. Para pejabat Negara banyak
yang cuti untuk berkampanye. Jumlah surat suara rusak di GK menghabiskan
dana Rp76 juta karena ada 76 ribu surat suara rusak (Redaktur).
2) Mengikutsertakan anak-anak.
5) Kampanye terselubung.
6) Goyang erotis.
Masalah yang sudah menjadi budaya di negara kita. Sudah membudaya dan
mendarah daging. Yang paling sering terjadi adalah serangan fajar, Serangan fajar
merupakan waktu terakhir untuk mengikat para pemilih. Para anggota tim
pemenang caleg akan memulai kerja serangan fajar H-1 hingga H-0.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Bahwa pemilu sebagai indikasi akan berjalannya Demokrasi yang baik, masih
perlu untuk diperbaharui dan disempurnakan.
B. Sumber materi
www.kpu.go.id
www.google.com
Modul mata kuliah PEMILU Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM, 2008-2009