SMAN 6 MALANG
JL. MAYJEN SUNGKONO 58 TELP (0341)752036
fax (0341) 753078 MALANG 65136
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMAN 6 MALANG
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/ Semester : XI IPS 4/ I
Materi : Persebaran Flora dan Fauna Di Dunia
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Pertemuan ke- : 2
I. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
II. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayati keragaman sumber daya alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa
2.1 Menunjukkan perilaku peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup di Indonesia dan
dunia
3.1 Menganalisis sebaran flora dan fauna di dunia dan Indonesia
4.1 Menyusun laporan observasi tentang masalah kependudukan dan lingkungan sekitar
dengan memperhatikan prinsip-prinsip geografi
III. INDIKATOR
3.1.2 Mengklasifikasikan persebaran flora dan fauna di dunia.
3.1.2.1 Mengklasifikasikan persebaran flora biosiklus daratan
3.1.2.2 Mengklasifikasikan persebaran flora biosiklus perairan
4.1.1 Menyusun laporan observasi tentang faktor-faktor yang menyebabkan persebaran
flora dan fauna di Indonesia dan dunia
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik Mampu:
1. Menyebutkan persebaran flora di dunia
2. Mengklasifikasikan persebaran flora biosiklus daratan
3. Mengklasifikasikan persebaran flora biosiklus perairan
V. STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Model : Two Stay Two Stray (TSTS )
2. Pendekatan : Pendekatan ilmiah (scientific approach)
3. Metode : Ceramah, diskusi,tanya jawab, tugas
VI. MATERI PEMBELAJARAN
1. Flora Biosiklus daratan
a. Bioma Hutan Hujan basah
b. Bioma gurun
c. Bioma hutan musim
d. Bioma Sabana
e. Bioma padang rumput
f. Bioma Taiga
g. Bioma tundra
2. Flora Biosiklus perairan
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Apersepsi :
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru mengecek presensi peserta didik
3. Guru bertanya jawab dengan peserta didik
mengenai materi yang minggu lalu disampaikan
dan menanyakan materi yang akan dipelajari.
Motivasi :
Guru memberikan gambaran tentang persebaran flora
di dunia.
1
3
5
Inti 1. Peserta didik tujuan pembelajaran dan aktivitas-
aktivitas yang akan dilakukan dalam pembelajaran
materi
2. Peserta didik diberikan penjelasan tentang bioma
daratan dan bioma perairan yang ada di dunia.
3. Peserta didik diperlihatkan gambar berbagai
macam bioma dan persebarannya di dunia.
4. Peserta didik dibagi ke dalam 7 kelompok dengan
tiap kelompok terdiri atas 4-5 peserta didik.
5. Tiap kelompok ditugaskan untuk membaca buku
dan literatur yang ada kemudian menuliskan ciri-
ciri bioma yang ada di dunia sesuai dengan
pembagian macam-macam bioma.
10
25
30
40
45
6. Setelah selesai mengerjakan tugas kelompok siswa
diminta untuk memilih 2 temannya menjadi tamu
untuk berkunjung kekelompok lain
7. Peserta didik yang ditunjuk sebagai tamu mulai
berkunjung ke kelompok lain untuk mencatat ciri-
ciri bioma yang dibacakan oleh kelompok lain.
8. Peserta didik yang tetap tinggal dikelompok
bertugas membacakan hasil diskusi kepada
kelompok lain yang bertamu.
9. Perputaran kelompok terjadi 2x
Penutup 1. Peserta didik diminta menyimpulkan tentang
bagaimana menjelaskan tentang faktor geologi,
faktor ketinggian tempat, faktor iklim, faktor
mahluk hidup serta keragaman flora dan fauna di
Dunia.
2. Guru memberikan tindak lanjut atau umpan balik
kepada peserta didik
3. Guru memberikan tugas PR mengenai persebaran
flora dan fauna yang ada di sekitar lingkungan kita
dan mencari tau asalnya darimana
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan untuk tetap belajar.
80
90
VIII. ALAT/MEDIA/SUMBER PEMBELAJARAN
SUMBER :
1. Buku Geografi. Yudhistira.2013
2. BSE Geografi SMA kelas X1
3. Artikel mengenai persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia
a. http://detectivehaika.blogspot.com/2013/10/persebaran-flora-dan-fauna-di-
permukaan.html
b. http://princessdwhiie.wordpress.com/2013/05/29/penyebaran-flora-dan-fauna-di-
indonesia-pengertian-flora-dan/
4. Artikel tentang persebaran dan masalah flora fauna di Indonesia dan dunia
a. www.satwa.net/94/mengenai-persebaran-flora-dan-fauna-di-indonesia.html
b. Geosmandamjk.wordpress.com/2009/09/15/kerusakan-flora-dan-dan-fauna-html
5. Peta persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia.
6. Atlas
ALAT MEDIA
1. LCD,
2. Power point sebagai bahan penayang
IX. PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
2. Prosedur Penilaian:
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1. Sikap
a. Terlibat aktif dalam
pembelajaran
persebaran flora fauna
di Indonesia dan
dunia
b. Bekerjasama dalam
kegiatan kelompok.
c. Toleran terhadap
proses pemecahan
masalah yang berbeda
dan kreatif.
Pengamatan Selama pembelajaran dan
saat diskusi
2. Pengetahuan
a. Menjelaskan kembali
menjelaskan kembali
penyebab persebaran
flora fauna di
Pengamatan dan tes
Penyelesaian tugas individu
dan kelompok
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
Indonesia dan Dunia
secara tepat,
sistematis, dan benar.
b. Menjelaskan kembali
keragaman flora dan
fauna di Dunia secara
tepat dan benar.
3.
Keterampilan
a. Terampil menerapkan
konsep/prinsip dan
strategi pemecahan
masalah yang relevan
yang berkaitan
dengan faktor
penyebab persebaran
flora fauna di
Indonesia dan dunia.
Pengamatan
Penyelesaian tugas (baik
individu maupun kelompok)
dan saat diskusi
.
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama Peserta didik Sikap
Aktif Bekerjasama Toleran
C B A C B A C B A
1
2
Keterangan:
C : Kurang baik B : Baik
A : Sangat baik
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama Peserta didik Keterampilan Menerapkan konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah
C B A
1
2
Keterangan:
KT : Kurang terampil
T : Terampil
ST : Sangat terampil
PENILAIAN TES TERTULIS
No Soal Bobot
1. Soal 1 10
2. Soal 2 10
3. Soal 3 12
4. Soal 4 14
5. Soal 5 14
Adapun format penilaian untuk jawaban pertanyaan adalah sebagai berikut:
Benar : skor sesuai bobot
Setengah benar : skor setengah dari bobot
Salah : skor 1
Tidak menjawab : skor 0
Nilai = bobot soal 1 + bobot soal 2 + bobot soal 3 + bobot soal 4
Keterangan:
No Nilai Kriteria
1. 80 100 Sangat Baik
2. 60 80 Baik
3. 40 60 Cukup Baik
=
16
x 100 (nilai maksimal)
4. 20 40 Kurang
5. 0 20 Sangat Kurang
a. Penilaian Individu
Kriteria Penilaian Individu
Kriteria Penilaian akhir:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
A (Sangat Baik) >75
B (Baik) 50 74
C (Cukup) <49
b. Penilaian Kelompok Diskusi
N
o
Nama
Kelompok
Pemaham
an materi
pembahas
an
Kemamp
uan
melakuka
n analisis
Kemamp
uan
menyamp
ai-kan
pendapat
Partisipas
i dalam
diskusi
Kemamp
uan
pengguna
an bahasa
yang baik
dalam
diskusi
Jumlah Nilai
Nilai
Akhir
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
N
o
Nama
Siswa
Keaktifan
siswa
Sopan di
kelas
Menguasai
materi
Menggunak
an bahasa
yang baik
dalam
berbicara
Jumla
h
Nilai
Nilai
Akhir
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
Sangat Baik 4
Baik 3
Cukup 2
Kurang 1
=
20
x 100 (nilai maksimal)
Kriteria Penilaian Individu
Kriteria Penilaian akhir:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
A (Sangat Baik) >75
B (Baik) 50 74
C (Cukup) <49
Malang, Agustus 2014
Guru Mata Pelajaran
M. Luthfianto S.Pd
NIP. 19710815.201001.1.005
Mahasiswa PPL
Rima Dwi Shinta
NIM. 110721435145
Mengetahui
KEPALA SMAN 6 MALANG
Drs. Hariyanto, M.Pd
NIP. 19640105.199003.1.019
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
Sangat Baik 4
Baik 3
Cukup 2
Kurang 1
LAMPIRAN MATERI
EKOSISTEM DARAT
Ekosistem darat yang memiliki tipe struktur vegetasi dominan dalam skala luas disebut
bioma. Penyebaran bioma dipengaruhi oleh iklim, letak geografis, garis lintang dan ketinggian
letak dari permukaan laut.
Pengaruh pemanasan matahari pada atmosfer, tanah, dan air akan membentuk variasi suhu,
siklus pergerakan udara, dan penguapan air yang bertanggung jawab atas variasi iklim pada
daerah-daerah dengan lintang yang berbeda
Terdapat pola yang dipengaruhi oleh garis lintang dari iklim di permukaan bumi, terdapat
juga pola yang dipengaruhi garis lintang dari persebaran bioma. Sebagai contoh, hutan konifer
tersebar dalam suatu berkas yang luas di sepanjang Amerika Utara, Eropa, dan Asia, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 2.
Bioma darat (terrestrial) seringkali dinamai sesuai ciri fisik atau iklim utama dan jenis
vegetasi dominannya. Sebagai contoh, padang rumput temperat didominasi oleh berbagai
spesies rumput dan umumnya ditemukan pada garis lintang pertengahan, dimana iklim lebih
sedang dibandingkan dengan daerah tropis dan daerah kutub. Masing-masing bioma juga
ditandai oleh mikroorganisme, fungi, dan hewan yang beradaptasi terhadap lingkungan tersebut.
Stratifikasi vertikal merupakan suatu ciri penting bioma darat, dan bentuk serta ukuran
tumbuhan berperan besar dalam menentukan pelapisan tersebut. Sebagai contoh, pada banyak
hutan lapisan bagian atas adalah kanopi, kemudian bagian bawahnya adalah pohon rendah, di
bawah pohon rendah terdapat semak, di lapisan dasar terdapat tumbuhan herba, lantai hutan
(lapisan permukaan tanah), dan akhirnya lapisan akar.
Gambar 2. Sebaran Bioma Darat Utama
Stratifikasi vertikal vegetasi bioma memberikan habitat yang berbeda-beda bagi hewan-
hewan, yang seringkali dikelompokkan dengan jelas berdasarkan tempat mencari makannya,
mulai dari burung dan kelelawar insektivora dan karnivora yang mencari makan di atas kanopi
hingga ke ammalia kecil, berbagai cacing, dan astropoda yang mencari makanan di lapisan alas
dan akar.
Bioma darat biasanya tumpang tindih satu sama lain, tanpa pembatasan yang jelas. Jika
daerah saling tumpang tindih itu besar, maka daerah itu bisa dianggap sebagai bioma terpisah,
atau ekotom. Komposisi sejati spesies pada setiap jenis bioma bervariasi dari satu lokasi ke
lokasi yang lain. Sebagai contoh, di hutan konifer bagian utara (taiga) di Amerika Utara, biasa
dijumpai cemara merah di bagian timur, tetapi daerah lainnya ditumbuhi cemara hitam dan
cemara putih. Meskipun vegetasi gurun Afrika secara spesific mirip dengan vegetasi gurun
Amerika Utara, namun tumbuh-tumbuhan tersebut sebenarnya berasal dari famili yang
berbeda. Dalam makalah ini akan dibahas 8 bioma darat utama, diantaranya bioma hutan tropis,
bioma sabana, bioma gurun, bioma semak belukar, bioma padang rumput, bioma hutan gugur,
bioma hutan konifer, dan bioma tundra. Berikut akan dijelaskan karakteristik masing-masing
bioma utama tersebut.
A. Bioma Hutan Tropis
Bioma ini terdapat di wilayah khatulistiwa dengan temperatur yang tinggi sekitar 25-
29C. Curah hujan bioma hutan hujan tropis (tropical rain forest) cukup tinggi, yatu sekitar 200-
225 cm per tahun. Sedangkan di hutan kering tropis (tropical dry forest) curah hujan sangat
tergantung musim, sekitar 150-200 cm per tahun, dengan musim kering selama enam sampai
tujuh bulan.
Gambar 3. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis memiliki stratifikasi vertikal yang sangat jelas. Pohon-pohon pada
kanopi membentuk lapisan yang paling atas. Kanopi ini sering sekali rapat, sehingga hanya
sedikit cahaya yang dapat mencapai tanah di bawahnya. Tumbuhannya tinggi dan rimbun
membentuk tudung yang menyebabkan dasar hutan menjadi gelap dan basah. Jika suatu
pembukaan terjadi pada kanopi (misalnya karena pohon tumbang), pohon lain dan tanaman
merambat yang berkayu akan tumbuh secara cepat, bersaing untuk mendapatkan cahaya dan
ruang ketika mengisi celah tersebut. Tumbuhan khas, ialah liana dan epifit. Contoh liana adalah
rotan sedangkan epifit adalah anggrek. Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan yang aktif
melakukan fotosintesis, misalnya jati, meranti, konifer, dan keruing.
Contoh bioma hutan hujan tropis adalah hutan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua,
dan Brasil. Sejak lama sekali manusia telah mewujudkan masyarakat yang berkembang pesat di
hutan tropis. Pertumbuhan populasi yang cepat menyebabkan pertanian dan perkembangan
menghancurkan sebagian hutan tropis saat ini. Sekitar 72% dari area darat kepulauan Indonesia
mula-mula ditutupi hutan hujan tropis. Sekarang sekitar 54% masih ada, tetapi distribusinya
sangat tidak rata.
B. Bioma Sabana
Padang rumput tropis seringkali merujuk kepada sabana. Bioma sabana hangat sepanjang tahun,
berkisar 24-29
o
C, namun dengan variasi yang lebih musiman daripada di hutan tropis.
Rumput dan pohon yang terpencar-pencar merupakan tumbuhan yang
dominan. Kebakaran merupakan komponen abiotik penting, dan spesies tumbuhan yang
dominan adalah spesies yang sudah beradaptasi dengan kebakaran. Pertumbuhan rumput-
rumputan dan forb (tumbuhan kecil berdaun lebar) yang sangat cepat selama musim hujan
menyediakan sumber makanan yang banyak bagi hewan. Akan tetapi, mamalia pemakan rumput
besar harus bermigrasi ke padang rumput yang lebih hijau dan menyebar mencari sumber air
selama periode musim kemarau. Bioma sabana ini terdapat di Amerika Selatan, Afrika Timur
dan sebagian wilayah Indonesia.
Gambar 4. Bioma sabana
C. Bioma Gurun
Bioma gurun terletak dibelahan bumi sekitar 20-30 Lintang Utara dan Lintang Selatan atau di
daerah tropika yang berbatasan dengan bioma padang rumput. Bioma gurun memiliki curah
hujan rendah dan sangat bervariasi, umumnya kurang dari 30 cm per tahun. Suhu bervariasi
musiman maupun harian. Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat besar. Pancaran matahari
sangat terik, penguapan tinggi, dan suhu siang hari dapat mencapai 40C pada musim panas,
bahkan beberapa gurun bisa mencapai 60
o
C pada siang hari. Bentang alam gurun didominasi
oleh vegetasi rendah yang terserak luas, proporsi lahan guldulnya lebih tinggi dibandingkan
dengan bioma darat lain. Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus, sukulen,
dan berbagai belukar akasia yang berduri. Hewan yang menghuni daerah gurun. Umumnya
adalah serangga, hewan pengerat, ulat dan kadal. Contoh bioma gurun adalah Gurun Sahara di
Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
Gambar 5. Bioma Gurun
D. Bioma Padang Rumput
Bioma padang rumput mempunyai curah hujan 30 - 100 cm per tahun dan hujan turun tidak
teratur. Musim dingin relatif kering dan musim hujan relatif basah. Suhu musim dingin bisa
turun sampai -10
o
C, sedangkan pada musim panas seringkali mendekati 30
o
C dan menyengat.
Gambar 6. Bioma Padang Rumput
Vegetasi yang mendominasi adalah rerumputan. Rumput yang hidup di bioma padang
rumput yang relative basah ukurannya bisa mencapai tiga meter, misalnya rumput Bluestem dan
Indian Grasses. Rumput yang tumbuh di bioma padang rumput kering, ukurannya pendek-
pendek, misalnya rumput Grana dan Buffalo Grasses. Hewan yang hidup di bioma ini adalah
bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular, rodentia, belalang dan burung.
Contoh bioma padang rumput antara lain Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan
Indonesia (Sumbawa). Padang atau veldt di Afrika Selatan, puszta di Hungaria, pampas di
Argentina dan Uruguay, steppe di Rusia, dan prairie di Amerika Utara bagian tengah semuanya
adalah bioma padang rumput. Kebakaran yang kadang terjadi di musim kemarau dan
pemakanan rumput oleh mamalia besar mencegah pembentukan semak berkayu dan pohon-
pohon.
E. Bioma Hutan Gugur
Vegetasi yang tumbuh pada hutan gugur adalah adalah pohon Maple, Oak, Beech, dan
Elm. Pohon-pohon gugur yang padat dan tegak berdiri merupakan ciri khas hutan gugur, seperti
hutan di Great Smoky Mountains National Park di California Utara. Hutan gugur lebih terbuka
dibandingkan dengan hutan hujan, pohon-pohonnya juga tidak setinggi pohon hutan
hujan. Hutan gugur memiliki lepisan vertikal yang jelas, yang memiliki satu atau dua strata
pohon, di bawahnya terdapat semak, dan di bagian dasar terdapat tumbuhan herba. Pohon-pohon
hutan gugur menggugurkan daunnya sebelum musim dingin, dimana terjadinya fotosintesis tidak
efektif karena suhunya terlalu rendah.
Gambar 7. Bioma Hutan Gugur
Sedangkan hewan yang menghuni pada umumnya adalah Rusa, Beruang, Raccon, Rubah,
Bajing, dan Burung Pelatuk. Banyak hewan mamalia hutan gugur juga memasuki keadaan
dorman musim dingin yang disebut hibernasi, dan beberapa spesies burung melakukan migrasi
ke wilayah dengan iklim yang lebih hangat. Bioma hutan gugur terdapat di Kanada, Amerika,
Eropa dan Asia.
F. Bioma Hutan Konifer
Bioma ini terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropis dan pegunungan tropis. Bioma
konifer mempunyai curah hujan sekitar 30-70 cm per tahun, dan kekeringan berkala umum
terjadi. Akan tetapi, beberapa hutan konifer di pesisir A.S. Pasifik Barat Laut merupakan hutan
hujan beriklim sedang yang dapt menerima lebih dari 300 cm curah hujan per tahun. Suhu di
musim dingin sangat rendah, dan mengalami musim dingin yang panjang. Sedangkan di musim
panas sangat menyengat. Suhu beberapa daerah hutan konifer di Siberia umumnya berkisar -
50
o
C di musim dingin dan lebih dari 20
o
C di musim panas.
Gambar 8. Bioma Hutan Konifer
Pohon-pohon yang mempunyai tudung seperti pinus, cemara, fir, dan hemlock mendominasi
hutan konifer. Masa pertumbuhan flora di hutan konifer pada musim panas antara 3 sampai 6
bulan. Hutan konifer utara atau taiga, adalah bioma darat terbesar di atas bumi yang meluas
melintasi Amerika Utara bagian utara dan Eurasia hingga perbatasan tundra arktik (perhatikan
gambar 2). Taiga mengalami hujan salju yang lebat selama musim dingin. Bentuk kerucut pada
banyak pohon konifer mencegah terkumpulnya salju pada cabang-cabang pohon tersebut.
Hewan yang hidup diantaranya moose, beruang hitam, serigala dan morten. Contoh
bioma taiga terdapat di Amerika Utara dan dataran tinggi diberbagai wilayah. Walaupun belum
banyak dihuni populasi manusia, hutan konifer utara ditebangi dengan laju mengkhawatirkan,
dan pohon-pohon tua tegak ini akan segera lenyap dan musnah.
G. Bioma Tundra
Bioma ini terdapat di belahan bumi utara di dalam lingkaran kutub utara yang disebut
Tundra arktik dan di puncak gunung disebut Tundra alpin. Bioma tundra arktik memiliki curah
hujan sekitar 20 - 60 cm per tahun, namun untuk tundra alpin bisa melebihi 100 cm per
tahun. Iklimnya iklim kutub dengan musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas
dan terang yang pendek. Suhu rata-rata di musim dingi di bawah -30
o
C, sedangkan di musim
panas hanya mencapai 10
o
C.
Gambar 9. Bioma Tundra
Tidak ada pohon yang tinggi, kalaupun ada terlihat tebal seperti semak. Tumbuhan semusim
biasanya berbunga dengan warna yang mencolok dalam masa pertumbuhan yang pendek.
Vegetasinya Spaghnum, lumut kerak, dan perdu. Meskipun tundra arktik menerima sangat
sedikit curah hujan tahunan, air tidak dapat menembus fermafrost di bawahnya dan akan
menumpuk di dalam kolam di atas bunga tanah yang dangkal selama musim panas yang pendek.
Hewan yang hidup di bioma tundra adalah muskox, rusa kutub, kelinci, serigala, rusa dan
domba. Banyak spesies burung bermigrasi ke tundra untuk bersarang di musim dingin. Tundra
jarang dihuni manusia, namun cukup banyak yang telah menjadi areal pertambangan mineral dan
minyak dalam tehun-tahun terakhir.