Anda di halaman 1dari 1

Kelompok kami berpendapat tidak setuju bahwa motivator terkuat adalah ketakutan.

Motivasi dapat diartikan sebagai proses yang menjelaskan mengenai kekuatan, arah, dan
ketekunan seseorang dalam upaya untuk mencapai tujuan, sehingga secara umum motivasi
berkaitan dengan upaya dalam menuju setiap tujuan. Pemotivasian seseorang tidaklah
cukup hanya dengan menawarkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya agar
mereka termotivasi. Jaminan bahwa seseorang mampu untuk melakukan atau memiliki
kemampuan mencapai hingga berujung pada ganjaran juga sangat penting.
Beberapa manajer bisa saja menggunakan teknik-teknik yang kurang baik yang
memicu rasa takut seperti bentakan dan ancaman. Ketakukan yang dirasakan karyawan akan
memancing respons emosi yang membuat mereka bekerja. Namun, hasilnya hanya
memberikan hasil dalam jangka pendek dan akan merugikan dalam jangka panjang.
Ketakutan yang memicu produktivitas akan berubah menjadi kebencian yang tidak produktif.
Walaupun begitu, ketegasan tetap menjadi kualitas yang perlu dimiliki oleh seorang
pemimpin. Jadi, akan lebih baik menanamkan rasa hormat dengan kesantunan dan karismatik.
Pemberian motivasi kepada karyawan akan lebih efektif jika dilakukan dengan cara
yang baik. Meskipun begitu, kebaikan tersebut jangan sampai menjadi kelemahan dalam
memimpin karena kurangnya ketegasan. Pemimpin yang baik disegani karena bisa tegas
namun tetap santun, bukan malah menciptakan ketegangan dan ketakutan serta stres yang tak
perlu yang akan menimbulkan ketidaknyaman di tempat kerja.
Teknik motivasi yang baik haruslah mengedepankan nilai-nilai yang positif.
Perubahan dan perbaikan dilakukan dengan budaya yang saling mendukung. Para manajer
dapat menjadi teladan yang menginspirasi dan mengawal budaya kerja yang saling
menghargai. Teknik motivasi yang baik dapat dilakukan dengan memanfaatkan hasrat ingin
diakui dalam kelompok, melalui kedekatan dan asosiasi, membangun kepatuhan dengan
penguatan otoritas dan konsistensi komitmen, menciptakan perasaan loyal kepada pekerjaan
lewat peningkatan nilai pekerjaan, aturan-aturan yang mendorong inovasi, serta memancing
rasa ingin membalas kebaikan perusahaan.
Hal ini didukung dengan pendapat Saul Gellerman dalam Dessler yang mengatakan
bahwa setiap orang memiliki kebutuhan dan apabila satu kebutuhan tidak terpenuhi, maka
orang akan termotivasi untuk memenuhinya. Lebih lanjut Saul Gellerman
mengemukakan bahwa tujuan akhir motivasi adalah merealisasi citra pribadi (self-
concept), yakni hidup dalam cara yang sesuai dengan peranan yang diinginkan,
diperlakukan dalam cara yang sesuai dengan kedudukan dan dihargai sesuai tingkat
kemampuan. Sehingga Ketakutan hanyalah alat motivasi dalam jangka pendek.

Anda mungkin juga menyukai