Anda di halaman 1dari 12

A.

Judul
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Quick On The Draw dalam
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Larutan Asam Basa di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kandis

B. Latar belakang
Belajar merupakan aktivitas seseorang untuk mengetahui, memahami serta
mengerti sesuatu yang menyebabkan terjadi perubahan tingkah laku pada diri
seseorang. Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan
proses pendidikan disekolah (Slameto, 2003). Kegiatan belajar dalam pendidikan
formal tidak terlepas dari proses kegiatan belajar di sekolah. Agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik, maka seorang guru selain menguasai materi,
dituntut juga menguasai model yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran. Apabila guru berhasil menciptakan suasana yang menyebabkan siswa
termotivasi aktif dalam belajar, maka memungkinkan terjadinya peningkatan prestasi
belajar. Setiap mata pelajaran yang diberikan di sekolah memberi andil dalam
membangun pengetahuan dan keterampilan siswa yang diperlukannya kelak, tak
terkecuali pelajaran kimia.
Kimia merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa SMA, khususnya jurusan
IPA. Ilmu kimia membahas tentang susunan (struktur), perpindahan atau perubahan
bentuk sifat dan lain lain. Untuk mempelajari ilmu kimia di sekolah diperlukan
keterampilan dan penalaran (Wiwit dkk 2012). Oleh karena ilmu kimia memerlukan
keterampilan dan penalaran, hal ini tidak menutup kemungkinan adanya kesulitan
bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran kimia.
Kurikulum yang diterapkan di semua jenjang pendidikan sekarang ini adalah
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogic modern yang
menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mengembangkan sikap,
keterampilan dan pengetahuan siswa. Proses pembelajaran scientific merupakan
perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengumpulkan
data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Problem Based Learning (PBL)
merupakan salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan scientific.
Pada PBL peserta didik dituntut aktif untuk mendapatkan konsep yang dapat
diterapkan dengan cara memecahkan masalah.
Berdasarkan hasil informasi dari guru kimia di SMA Negeri 1 Kandis, prestasi
belajar kimia siswa pada pokok bahasan Larutan Asam Basa masih tergolong rendah.
Hal ini terlihat dari rendahnya prestasi siswa disebabkan banyak siswa yang nilai
ulangannya pada pokok bahasan Larutan Asam Basa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 78. Siswa yang mencapai KKM pada pokok
bahasan Larutan Asam Basa pada tahun 2013/2014 hanya sekitar 60%.
Ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab banyaknya siswa yang belum
mencapai nilai KKM pada materi pelajaran kimia antara lain kurangnya interaksi
antar siswa-siswa, kurangnya interaksi antara guru-siswa, tidak adanya rasa tanggung
jawab siswa terhadap materi yang disampaikan. Permasalahan yang telah disebutkan
tadi mengakibatkan kurangnya minat dan motifasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran kimia.
Untuk mengoptimalisasikan model pembelajaran PBL, maka salah satu upaya
yang diharapkan dapat mengatasi persoalan rendahnya hasil belajar siswa yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif quick on the draw. Quick on the
draw adalah sebuah aktivitas yang menekankan kepada kecepatan dan kerjasama tim.
Dalam Quick on the Draw tujuannya adalah menjadi kelompok pertama yang
menyelesaikan satu set pertanyaan. Quick on the draw merupakan salah satu aktivitas
pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru dan siswa untuk menumbuhkan konsentrasi
dan motivasi. suasana belajar tidak kaku, tidak monoton, serta siswa menjadi antusias
untuk mengikuti pelajaran, sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa (Ginnis,
2008).
Larutan asam basa adalah bagian dari pelajaran kimia yang berisi konsep
dimana disatu sisi berifat teori dan sisi lain bersifat hitungan sehingga apabila siswa
tidak terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran maka dikhawatirkan akan
berdampak pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, model pembelajaran
kooperatif Quick on the draw diduga sesuai dengan Larutan asam basa karena model
pembelajaran ini memfokuskan kerjasama yang bagus antar siswa sehingga
diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Irma Susila (2014) dalam penelitiannya memperoleh bahwa dengan penerapan
model quick on the draw dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada materi
hidrolisis garam sebesar 6,95%. Sedangkan Izzatul Mufidah (2013) juga telah
menerapkan model quick on the draw pada pokok bahasan hidrokarbon. Dalam
penelitiannya tersebut terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 8,34%.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Quick On The Draw dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada
Pokok Bahasan Larutan Asam Basa di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kandis.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan pembelajaran model pembelajaran kooperatif Quick on the
draw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Larutan
asam basa di kelas XI IPA SMAN 1 kandis ?
2. Jika terjadi peningkatan, berapa besar pengaruh penerapan model
pembelajaran kooperatif Quick on the draw dalam upaya untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Larutan Asam Basa di kelas XI
IPA SMAN 1 Kandis ?


D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yanng telah dipaparkan, tujuan yang ingin
dicapai pada penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa pada
pokok bahasan Larutan Asam Basa di kelas XI IPA SMAN 1 Kandis dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif Quick on the draw
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif Quick on the draw dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
pada pokok bahasan Larutan Asam Basa di kelas XI IPA SMAN 1 Kandis.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Quick on the
draw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada pokok
bahasan Larutan Asam Basa.
2. Bagi guru, penerapan model pembelajaran kooperatif Quick on the draw dapat
digunakan sebagai solusi alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
kimia khususnya pada pokok bahasan Larutan Asam Basa.
3. Bagi sekolah, penerapan model pembelajaran kooperatif Quick on the draw
ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar kimia di sekolah.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk
menindak lanjuti penelitian dalam ruang lingkup yang lebih luas.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran beberapa istilah yang digunakan
dalam penulisan makalah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
pemahaman dan perbedaan penafsiran istilah. Adapun beberapa istilah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran kooperatif quick on the draw
Quick on the draw adalah suatu pembelajaran yang lebih mengedepankan
kepada aktivitas dan kerja sama siswa dalam mencari, menjawab dan melaporkan
informasi dari berbagai sumber dalam sebuah suasana permainan yang mengarah
pada pacuan kelompok melalui aktivitas kerja tim dan kecepatannya.
2. Prestasi belajar
Prestasi belajar menurut Winkel melalui Sunarto (2007) adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan
belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar yang dimaksud
pada penelitian ini adalah hasil yang dicapai oleh siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 1 kandis dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari selisih nilai
pretest dan postest pada pokok bahasan larutan asam basa.

G. Kajian Teoritis
1. Belajar dan Pembelajaran
2. Prestasi Belajar
3. Pembelajaran Kooperatif
4. Pembelajaran Quick On The Draw
5. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
6. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Quick On The
Draw terhadap Prestasi Belajar pada Materi larutan asam basa
H. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Quick On The Draw dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
pada Pokok Bahasan Larutan Asam Basa di Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Kandis.

I. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kandis kelas XI Semester genap
tahun pelajaran 2014/2015. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Januari
2015 sampai selesai.

2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan posttest
yang dilakukan terhadap dua kelas. Kelas eksperimen menerapkan pembelajaran
kooperatif quick on the draw sedangkan kelas kontrol tidak menerapkan
pembelajaran kooperatif quick on the draw. Dari penelitian ini akan diperoleh data
awal (Pretest) dan data akhir (Posttest). Rancangan penelitian yang akan digunakan
adalah Design Randomized Control Gruop Pretest-Posttest dapat dilihat pada Tabel
5.
Tabel 5. Rancangan Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen T
0
X T
1

Kontrol T
0
- T
1

Keterangan:
T
0
= Data awal (data sebelum perlakuan), diambil dari nilai Pretest
X = Perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif quick on the draw
T
1
= selisih antara nilai posttest dan pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
- = Perlakuan terhadap kelas kontrol tanpa menerapkan model pembelajaran
kooperatif quick on the draw
(M. Nazir, 2004)
Tahapan dalam rancangan penelitian ini yaitu:
a. Tahap persiapan
1) Menetapkan materi pelajaran yang akan disajikan yaitu laju reaksi
2) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS dan Soal evaluasi
3) Pembuatan soal quick on the draw
4) Mempersiapkan instrumen pengumpulan data yaitu soal
pretest/posttest.
5) Membuat power point yang berisikan materi pelajaran, rumus-rumus
atau aturan-aturan yang berlaku sehingga siswa lebih mudah
mengingat.
6) Memberikan pretest kepada seluruh populasi untuk mengetahui
kemampuan dasar siswa mengenai pokok bahasan Larutan Asam
Basa.
7) Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kelas yang terdistribusi
normal dan uji homogenitas untuk mengetahui kelas yang homogen.
8) Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara diundi.
9) Membentuk kelompok heterogen secara akademik (tinggi, sedang,
rendah) untuk kelas eksperimen yang terdiri dari 4 orang.
10) Memberikan sosialisasi untuk proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif quick on the draw kepada siswa
dikelas eksperimen. Pada sosialisasi ini dijelaskan langkah-langkah
pembelajaran menggunakan model quick on the draw dan aturan
permainannya.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan,
setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 45 menit) dengan
kedua kelas diberikan materi yang sama yaitu larutan asam basa.
Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan
menerapkan model quick on the draw, sedangkan pada kelas kontrol
proses belajar dilaksanakan tanpa menerapkan model quick on the
draw.
2) Setelah pembelajaran materi larutan asam basa selesai dilaksanakan,
maka pada kedua kelas diberikan tes akhir (Posttest) untuk
menentukan peningkatan prestasi belajar siswa.
c. Tahap Pelaporan
1) Melakukan analisa data yang diperoleh dari nilai pretest dan posttest
kedua kelas dengan menggunakan rumus statistik.
2) Membuat kesimpulan.

3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Suharsimi (dalam Subana, 2004) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Kandis semester genap tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 3 kelas.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data.
Adapun sampel pada penelitian ini adalah 2 kelas dari 3 kelas populasi. Semua
populasi akan diberikan pretest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan dasar
siswa pada materi yang akan diajarkan. Pretest ini juga dijadikan sebagai uji
homogenitas untuk mengetahui kehomogenannya. Kemudian kedua kelas yang nilai
kehomogenannya hampir sama akan diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
4. Data dan Instrumen
a. Data yang digunakan adalah data kuantitatif berupa data primer yang
diambil dari soal pretest-postest dan data sekunder yang diambil dari hasil
ulangan pada materi termokimia
b. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1) Silabus dan Sistem Penilaian
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Lembar Kerja Siswa (LKS)
4) Lembar evaluasi
5) Soal quick on the draw
6) Buku paket
c. Instrumen Pengumpul data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini dilakukan dengan
memberikan soal pretest dan posttest

5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah
teknik test. Data yang dikumpulkan diperoleh dari:
a. Data awal diambil dari nilai Pretest yang merupakan tes mengenai materi
larutan asam basa sebelum diberikan perlakuan.
b. Data akhir didapatkan dari selisih antara nilai posttest dan pretest.
Posttest yaitu pemberian tes hasil belajar setelah materi pokok bahasan
larutan asam basa diajarkan. Selisih nilai posttest-pretest digunakan untuk
mengetahui kategori peningkatan prestasi belajar siswa yang diberi
perlakuan dengan menerapkan model kooperatif quick on the draw dan
yang tidak menerapkan model kooperatif quick on the draw.

G. Teknik Analisa Data
Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji statistik menurut
Sudjana (2008). Pada prinsipnya teknik analisa data digunakan untuk mengolah
data dengan menggunakan metode statistik yang tepat untuk menarik kesimpulan.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal atau
tidak. Data tes materi prasyarat, pretest dan postest diuji normalitasnya
dengan persamaan uji normalitas Liliefors. Dengan kriteria pengujian ( =
0,05), data terdistribusi secara normal jika L
maks
L
tabel
.
Langkah-langkah pengujian normalitas liliefors :
a. Menyusun data nilai siswa dari yang terkecil ke yang terbesar (Xi)
b. Mengisi kolom frekuensi sesuai dengan sebaran data nilai siswa (f)
c. Frekuensi kumulatif (F) = frekuensi sebelum + frekuensi sesudahnya
d. Fz =

, perbandingan frekuensi kumulatif (F) terhadap jumlah sampel (n)


e. Menghitung Z skor dengan rumusan , Z =

dimana adalah nilai


rata-rata kelas dan S adalah standar deviasi dengan rumus S =



f. Menetukan nilai Z tabel dari masing-masing nilai Z skor
g. Menentukan harga L hitung dengan rumusan selisih antara Fz dan P Z
Setelah data dihitung maka akan diperoleh harga L
maks
yang akan
dibandingkan dengan harga L
tabel
, dengan harga L
tabel
diperoleh dengan rumus:


(Agus Irianto, 2010)
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dimiliki
merupakan data yang homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan
menggunakan rumus uji-t dua pihak. Untuk memperoleh nilai t hitung maka
perlu dihitung dahulu varians kedua sampel, homogen atau tidak dengan
meggunakan uji F. Pengujian homogenitas varians menggunakan uji F dengan
rumus :
Terkecil Varians
Terbesar Varians
F
Untuk menghitung varians dari masing-masing sampel digunakan rumus:



1
x - n

1 1
2
1
2
1 1 2
1


n n
x
S




1
x - n

2 2
2
2
2
2 2 2
2


n n
x
S
Jika F
hitung
< F
tabel
(didapat dari daftar distribusi F dengan peluang ,
dimana ( = 0,05) dengan dk = (n
1
1, n
2
1)), maka kedua sampel dikatakan
mempunyai varians yang sama atau homogen. Langkah selanjutnya adalah
menguji kesamaan rata-rata (uji dua pihak) untuk mengetahui kehomogenan
kemampuan kedua sampel dengan uji-t dua pihak. Rumus yang digunakan
untuk uji-t dua pihak ini adalah sebagai berikut:
t =


Standar deviasi gabungan (S
g
) dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:
S
g
2
=



Apabila t
hitung
terletak antara t
tabel
dan t
tabel
( - t
tabel
< t
hitung
< t
tabel
),
dimana t
tabel
didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n
1
+ n
2
2 dengan
kriteria probabilitas 1 ( = 0,05 ) maka kedua sampel dikatakan
homogen.
Keterangan :
F = Simbol Statistik untuk menguji varians
t = Simbol statistik untuk menguji hipotesis
1
_
x = Rata rata nilai pretest sampel 1
2

x = Rata rata nilai pretest sampel 2


2
1
S = Varians sampel 1
2
2
S = Varians sampel 2
n
1
= Jumlah anggota sampel 1
n
2
= Jumlah anggota sampel 2
S
g
= Standar deviasi gabungan (Sudjana, 2008)

3. Uji Hipotesis
Rumus ujit di atas juga digunakan untuk perbandingan antara nilai kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Uji-t yang digunakan adalah uji-t pihak kanan
dengan kriteria probabilitas ( 1- ).
Rumus yang digunakan untuk uji-t pihak kanan ini adalah sebagai berikut:
t =


Standar deviasi gabungan (S
g
) dapat dihitung dengan rumus:
S
g
2
=



Dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika t
hitung
> t
tabel
dimana dk =
n
1
+ n
2
2 dengan = 0,05 . Untuk derajat harga t lainnya hipotesis ditolak.
Keterangan :
t = Lambang statistik untuk menguji hipotesis
S
g
= Standar deviasi gabungan
S
2
1
= Varians skor prestasi belajar kelompok eksperimen
S
2
2
= Varians skor prestasi belajar kelompok kontrol

1
X = Nilai rata-rata selisih posttest dan pretest kelas eksperimen
2

X = Nilai rata-rata selisih posttest dan pretest kelas kontrol


n
1
= Banyak siswa kelas eksperimen
n
2
= Banyak siswa kelas kontrol
(Sudjana, 2008)
Untuk menentukan besar peningkatan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan
Larutan asam basa melalui penerapan model kooperatif Quick on the draw, dilakukan
penentuan koefisien determinasi dengan rumus :
Kp = r
2
x 100%
Dimana, r dan t dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
r
2
=


t =


Keterangan :
Kp : besarnya koefisien determinasi
r : koefisien korelasi
t : lambang statistik untuk uji hipotesis
n : jumlah siswa (Ridwan Sundjadja, 2003)

Anda mungkin juga menyukai