Anda di halaman 1dari 35

Penanganan Penyakit Kusta

oleh Dokter Keluarga



Prilia Pratiwi Munda
102010150
Pengertian
Penyakit kusta adalah penyakit menular infeksi kronis
yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae
Berbentuk batang yang yang tahan terhadap asam
terutama asam alkohol dan oleh sebab itu disebut juga
Basil Tahan Asam (BTA)

EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini menyerang semua usia, jenis kelamin rasio
pria:wanita 2.3:1.0. paling sering terjadi pada daerah sosek
yang rendah dan insidensinya meningkat pada daerah tropis
dan sub tropis.
tahun 2000 WHO menyatakan 92 negara merupaka negara
endemik penyakit kusta, di Indonesia penyakit kusta hampir di
seluruh wilayah tetapi penyebarannya tidak merata. Angka
kejadian tertinggi di Indonesia bagain timur. 90% penderita
tinggal diantara keluarga mereka dan hanya beberapa saja
yang tinggal di rumah sakit kusta, kononi penapungan, atau
pertampungan kusta (Depkes, Dit.jen PPM dan PL, 2002).
Pendekatan Epidemiologi
Faktor Daya Tahan Tubuh (host)
Sebagian besar manusia kebal terhadap penyakit kusta
(95%). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100
orang yang terpapar, 95 orang tidak menjadi sakit, 3
orang sembuh sendiri tanpa obat, dan 2 orang menjadi
sakit.
Pendekatan Epidemiologi
Faktor Kuman (agent)
Kuman dapat hidup di luar tubuh manusia antara 1-9
hari tergantung pada suhu atau cuaca, dan hanya
kuman kusta yang utuh (solid) saja yang dapat
menimbulkan penularan.
Penularan kusta terjadi lewat droplet, mukosa hidung
dan mulut dan kulit yang lecet
Kontak dengan penderita dalam waktu yang lama
Pendekatan Epidemiologi
Faktor Lingkungan (environment)
Pencahayaan (sebesar 60 120 lux)
Jendela (10 % - 20 % dari luas lantai)
Ventilasi
Suhu rumah (suhu kering 24 34 C, suhu basah 20-25 C)
Kelembaban (40-60 %)
Sarana air bersih
Lantai rumah, atap rumah, dinding rumah
Tempat pembuangan sampah
Pembuangan air limbah
Kepadatan penghuni

Menurut Blum
Perilaku
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon
seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan serta lingkungan


Pendekatan dokter keluarga
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang
menyelenggarakan pelayanan primer yang
komprehensif, kontinu, integrative, holistic, koordinatif,
dengan mengutamakan pencegahan, menimbang
peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya.
Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa
memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis
penyakitnya.(Evidence Based Medicine)

Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga dibedakan atas dua
macam (Azwar, 1995)

1. Tujuan Umum
sama dengan tujuan pelayanan kedokteran dan atau
pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya
keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.

2. Tujuan Khusus
Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan
pelayanan kedokteran yang lebih efektif.
Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran
lainnya, pelayanan dokter keluarga memang
lebih efektif.
Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan
pelayanan kedokteran yang lebih efisien lebih
mengutamakan pelayanan pencegahan
penyakit serta diselenggarakan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Five star doctor.(Azrul
Azwar,dkk. 2004)
1. Care provider
Dalam memberikan pelayanan medis,
seorang dokter hendaknya:
Memperlakukan pasien secara holistic
Memandang Individu sebagai bagian integral
dari keluarga dan komunitas.
Memberikan pelayanan yang bermutu,
menyeluruh, berkelanjutan dan manusiawi.
Dilandasi hubungan jangka panjang dan saling
percaya.

2. Decision maker
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan
pemanfaatan teknologi kedokteran berdasarkan kaidah
ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan
harapan pasien, nilai etika, cost effectiveness untuk
kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat
keputusan klinis yang ilmiah dan empatik

3. Communicator
Seorang dokter, dimanapun ia
berada dan bertugas, hendaknya:
Mampu mempromosikan gaya hidup
sehat.
Mampu memberikan penjelasan dan
edukasi yang efektif.
Mampu memberdayakan individu dan
kelompok untuk dapat tetap sehat.

4. Community leader
Dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, seorang dokter hendaknya:
Dapat menempatkan dirinya sehingga
mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Mampu menemukan kebutuhan kesehatan
bersama individu serta masyarakat.
Mampu melaksanakan program sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.

5. Manager
Dalam hal manajerial, seorang dokter
hendaknya:
Mampu bekerja sama secara harmonis dengan
individu dan organisasi di luar dan di dalam
lingkup pelayanan kesehatan, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pasien dan komunitas.
Mampu memanfaatkan data-data
kesehatan secara tepat dan berhasil guna
Materi Penyuluhan
Penyakit kusta tidaklah sangat menular
Penyakit kusta dapat disembuhkan dengan berobat
teratur
Penderita kusta adalah anggota masyarakat yang
kebetulan menderita sakit
Penyakit kusta adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh kuman kusta dan bukan karena kutukan Tuahan
Materi Penyuluhan
Penderita kusta, berikan penjelasan tentang penyakit
kusta, sehingga penderita mau berobat secara teratur,
mencegah komplikasinya (kecatatan) dan
menghilangkan rasa rendah diri dalam jiwa penderita itu
Keluarga penderita, berikan penjelasan tentang penyakit
kusta sehingga penderita kusta dapat diterima secara
baik didalam keluarganya dan membantu untuk
pengawasan pengobatan, memerikasakan dirinya dan
mampu memelihara kesehatan disalam keluarga
tersebut

Materi Penyuluhan
Masyarakat, berikan penjelasan tentang penyakit kusta
sehingga dapat membantu pengawasan pengobatan,
melaporkan kasus-kasus yang dicuruiagi, menerima
penderita kusta dilingkungannya dan membantu
petugas puskesmas.

Menurut Blum
Lingkungan
Faktor lingkungan yang kurang memenuhi kebersihan.
Basil ini dapat ditemukan dimana-mana, misalnya
didalam tanah, air, udara, dan pada manusia terdapat
dipermukaan kulit, rongga hidung, dan tenggorokan
Menurut Blum
Pelayanan Kesehatan
Program jangka panjang
Meningkatkan pengobatan MDT sebagai obat standar
bagi penderita terdaftar dan penderita baru.
Pembinaan pengobatan, agar penderita yang di MDT
akan selesai pengobatannya dalam batas waktu 9
bulan. Dan semua penderita MB yang di MDT akan
selesai pengobatannya dalam batas waktu 18 bulan

Program jangka panjang
Mencegah cacat pada penderita yang telah terdaftar
sehingga tidak akan terjadi cacat baru.
Melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat tentang
penyakit kusta, agar masyarakat memahami kusta yang
sebenarnya dan mengurangi leprophobia


Program jangka pendek
Tujuan program kusta adalah menurunkan angka
kesakitan penyakit sehingga tidak lagi jadi masalah
kesehatan masyarakat
Pencegahan Penyakit Kusta
Pencegahan Primer
Pencegahan umum pada masyarakat umum, misalnya
personal hygiene, pendidikan kesehatan masyarakat
dengan penyuluhan dan kebersihan lingkungan.
Pencegahan khusus ditujukan pada orang-orang yang
mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit,
misalnya pemberian immunisasi
Pencegahan Penyakit Kusta
Pencegahan Sekunder
Tujuan utama kegiatan pencegahan sekunder adalah
untuk mengidentifikasikan orang-orang tanpa gejala
yang telah sakit atau yang jelas berisiko tinggi untuk
mengembangkan penyakit
Pencegahan Penyakit Kusta
Pencegahan Tersier
Upaya pencegahan tingkat tiga ini dapat dilakukan
dengan memaksimalkan fungsi organ tubuh, membuat
protesa ekstremitas akibat amputasi dan mendirikan
pusat-pusat rehabilitasi medik.

Penemuan Kasus
Penemuan penderita secara pasif (sukarela)
Faktor-faktor yang menyebabkan penderita terlambat
datang berobat, yaitu :
Tidak mengerti tanda dini kusta
Malu datang ke Puskesmas
Tidak tahu bahwa ada obat yang tersedia cuma-cuma di
Puskesmas
Jarak penderita ke Puskesmas/sarana kesehatan lainnya
terlalu jauh
Penemuan Kasus Aktif
Pemeriksaan kontak serumah (Survei Kontak)
Pemeriksaan dilakukan minimal 1 tahun sekali, terutama ditujukan
pada kontak tipe MB.
Pemeriksaan anak sekolah
Penderita pada usia dibawah 14 tahun atau anak Sekolah Dasar
dan Taman Kanak-kanak cukup banyak.
Chase Survey
Mencari penderita baru sambil membina partisipasi masyarakat
untuk mengetahui tanda-tanda kusta dini secara benar.
Upaya Penaggulangan Kusta
Upaya yang dilakukan untuk pemberantasan penyakit
kusta melalui :
Penemuan penderita secara dini
Pengobatan penderita
Penyuluhan kesehatan di bidang kusta
Peningkatan ketrampilan petugas kesehatan di bidang
kusta
Rehabilitasi penderita kusta

Pengobatan Penyakit Kusta
Program MDT (kombinasi dapson, rifamfisin, dan
klofasimin)
Dapson (DDS, 4,4 diamino-difenil-sulfon), dapson bekerja
sebagai antimetabolit PABA.
Rifampisin, obat paling ampuh saat ini untuk kusta, dan
bersifat bakterisidal kuat pada dosis lazim, bekerja
menghambat enzim polimerase RNA yang berikatan
secara ireversibel.


Pengobatan Penyakit Kusta
Klofazimin, mempunyai efek bakteriostatik setara
dengan dapson, efek antiinflamasi untuk pengobatan
reaksi kusta, kekurangan obat ini harganya mahal,
menyebabkan pigmentasi kulit yang sering merupakan
masalah pada ketaatan berobat penderita.
Etinamid dan protionamid, kedua obat ini merupakan
obat tuberkulosis dan hanya sedikit dipakai pada
pengobatan kusta.

Obat Kusta
Obat Jenis Dosis Cara kerja Efek samping
Rifampisin Antibiotik 10
mg/kgBB
Menghambat enzim
polimerase RNA
Hepatotoksik,
nefrotoksik,
gejala
gastrointestinal
Ofloxasin Turunan
flurokuinol
on
400 mg Menghambat enzim
yang mengontrol
jalannya DNA coils
yang masuk ke
dalam baksil.
Mual, diare,
nyeri kepala,
insomnia
Minosiklin Kelompok
tetrasiklin
100 mg Menghambat sintesis
protein
Pewarnaan
gigi,
hipepigmentasi
klaritromisin Antibiotik
makrolid
500 mg Menghambat sintesis
protein
Nausea,
vomitus, dan
diare pada
dosis 2000 mg
Kesimpulan
Penyakit kusta merupakan penyakit menular yang sulit
diketahui awal penyakitnya, maka para medis dan medis
hendaknya perlu informasi yang lebih banyak tentang
penyakit kusta ini. Agar terhindar dari penyakit kusta ini
perlu dilakukan pencegahan penyakit dengan tiga tahap
pencegahan penyakit yaitu primary prevention, secondary
prevention, tertiery pervention. Penderita penyakit kusta
bisa sembuh dengan melakukan pencegahan dan
pengobatan yang teratur.

Anda mungkin juga menyukai