Disusun oleh : Anita Silvia Tanuwijaya / 1514021 Evelin Merlians / 1514007 Ivana Nathania Hidayat / 1514026
TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI HARAPAN BANGSA 2014 Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari , tak luput dari hubungan dengan lingkungan. Ada 14 azas lingkungan hidup yang berfungsi sebagai prinsip atau aturan yang mengatur pengelolaan lingkungan. Tentunya itu sangat diperlukan untuk menjaga kehidupan menjadi teratur. Disini akan dibahas secara khusus mengenai azas 5 tentang jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut dan sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut. Tidak semua orang dapat mematuhi semua asas dengan baik, akan selalu ada pelanggaran yang terjadi. Maka dari itu penulis akan membahas lebih lanjut mengenai tindakan manusia yang melakukan pelanggaran terhadap azas lingkungan. Tak hanya pelanggaran, tindakan yang menaati azas lingkungan pun akan dibahas. Karena disadari bahwa itu penting untuk terciptanya lingkungan yang semakin baik seiring dengan berjalannya waktu.
Isi Bunyi dari azas 5 : Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tidak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut. Contoh dari azas 5 yang merangsang adalah penggunaan tenaga listrik. Dari sumber awal yaitu tenaga surya misalnya , listrik bisa ditimbulkan melalui reaktor yang ada. Selain dari tenaga surya , listrik juga dapat dihasilkan dari air, batubara , nuklir , angin , minyak , panas bumi ,dan yang lainnya. Kemudian listrik yang tercipta tersebut , dapat menghasilkan energi kembali misalnya energi panas. Misalnya penggunaan lampu , setelah menerima energi listrik tersebut , lampu menyalurkan manfaat tersebut sebagai alat penerangan. Alat penerangan berguna untuk kehidupan makhluk hidup sehingga dapat beraktivitas dengan baik. Contoh dari azas 5 yang tidak merangsang adalah penggunaan lilin. Lilin jika sudah dipakai akan habis, tidak dapat diolah kembali. Jadi tidak akan terjadi perangsangan terhadap kondisi lain. Penggunaan lilin tidap dapat diolah kembali karena daya gunanya sudah habis. Pelanggaran terhadap azas 5 Dalam penggunaan energi listrik sering ditemukan adanya suatu kecurangan atau pelanggaran. Seperti sabotase atau pencurian listrik. Hal ini tentu mengakitbatkan kerugian bagi orang lain yang membayar listrik, selain itu listrik yang telah disabotase mengakibatkan menipisnya persediaan listrik yang ada sehingga harus ada pemadaman listrik dalam waktu yang berkala, hal itu menimbulkan efek negative seperti kerusakan pada alat elektronik yang menggunakan energi listrik sebagai sumber energinya. Contoh kasus nyata yang terjadi mengenai pelanggaran terhadap azas 5 : Puluhan Rumah di Semarang Kedapatan Mencuri Listrik indosiar.com, Semarang - Salah satu hal yang disinyalir menjadi penyebab berkurangnya daya tegangan listrik di pulau Jawa adalah pencurian lewat meteran listrik di rumah-rumah. Untuk mengantisipasi hal itu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengerahkan para petugasnya untuk melakukan razia. Sasarannya adalah rumah-rumah penduduk di tiga desa di Kabupaten Semarang yang sebelumnya dilaporkan banyak terjadi kasus pencurian listrik. Bahkan, kabarnya sebagian besar praktek kriminal tersebut dilakukan secara terang-terangan. Meteran listrik puluhan rumah warga yang didatangi petugas didapati telah dibuka paksa pemilik rumah hingga segelnya rusak. Disinyalir, warga sengaja membongkar dan selanjutkan berusaha menaikkan sendiri daya tegangan listrik secara ilegal dari 450 watt menjadi 3500 watt. Begitu mendapatkan bukti nyata, petugas langsung bertindak tegas dengan mencopot meteran listrik yang telah direkayasa ini. Herannya saat razia berlangsung, hampir semua rumah warga yang kedapatan melakukan pencurian tidak ada penghuninya. Hal tersebut keruan saja membuat petugas mengalami kesulitan karena tak dapat meminta keterangan. Akibat praktek pencurian tersebut, PLN diperkirakan menderita kerugian mencapai hampir 2 miliar rupiah.(Agus Hermanto/Sup) (http://www.indosiar.com/patroli/puluhan-rumah-di-semarang-kedapatan-mencuri- listrik_57208.html) Tanggapan : Bedasarkan kasus yang terjadi itu , sungguh disayangkan bahwa masih banyak orang yang rela bertindak curang dengan melakukan hal yang ilegal seperti itu. Kecurangan itu menandakan bahwa masih tingginya tingkat keegoisan masyarakat , karena dengan mereka melakukan itu , mereka tahu tindakan mereka itu salah , tetapi mereka tetap melakukannya. Hal yang mereka lakukan itu merugikan banyak pihak , baik dari pihak PLN sendiri , maupun orang-orang yang menggunakan PLN dengan benar. Menurut kami perlu adanya peringatan dan sanksi yang lebih tegas untuk masyarakat yang melanggar , agar tidak terjadi lagi hal serupa yang berdampak meruhgikan bagi banyak pihak.
Tindakan yang mentaati terhadap azas 5 Menggunakan listrik dengan sebaik mungkin dan seefektif mungkin. Tidak menggunakan listrik secara illegal, gunakan listrik secukupnya. Karena jika kita mempunyai kesadaran akan pentingnya memanfaatkan sumber listrik yang ada maka akan berdampak baik untuk kehidupan kita saat ini sampai masa yang akan datang. Contoh kasus nyata yang terjadi mengenai tindakan taat terhadap azas 5 : Earth Hour di Jawa Bali Hemat Uang PLN Rp 1 Milyar Liputan6.com, Jakarta Aksi pemadaman listrik sukarela dalam rangka kampanye Earth Hour pada Sabtu, 29 Maret 2014, memberikan penghematan pengeluaran PT PLN (Persero) sekitar Rp 1 miliar. Kemarin, PLN mencatat terjadi penurunan konsumsi listrik di wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) antara pukul 20.30 - 21.30 WIB. Manager Humas Senior PT PLN (Persero) Bambang Dwiyanto mengatakan, beban listrik di Jawa Madura dan Bali (Jamali) turun hingga 509 Mega Watt (MW) atau 2,56 % dibanding beban pada saat yang sama minggu lalu.
"Penurunan beban (konsumsi) listrik di Jamali terutama terlihat sekitar jam 21.00 WIB," kata Bambang, di Jakarta, Minggu (30/3/2014). Bambang menjelaskan, pada hari Sabtu 22 Maret 2014 atau seminggu sebelum EH, beban listrik di Jamali sekitar pukul 21.00 WIB biasanya mencapai 19.869 MW. Sementara pada peringatan EH, konsumsi listrik berkurang menjadi 19.360 MW.
"Penurunan terbesar terjadi di Jakarta dan Banten sebesar 386 MW," ungkapnya. Jika dikonversi ke rupiah dengan asumsi biaya produksi Rp 2.000 per kilo Watt hour (kWh), aksi pemadaman listrik sukarela sebesar 507 MW selama 1 jam, atau 507.000 Kilo Watt Hour (kWh).
"507.000 x 2.000 (biaya produksi) Rp 1.014.000.000 atau sekitar 1 miliar rupiah," pungkasnya. (http://bisnis.liputan6.com/read/2029990/earth-hour-di-jawa-bali-hemat-uang-pln-rp- 1-miliar) Tanggapan : Mengenai kasus di atas , sungguh menggembirakan berita tersebut karena hal positif yang telah dilakukan. Kegiatan Earth Hour atau yang bisa diartikan Jam Bumi itu bermakna bahwa di waktu tersebut kita memberikan waktu yang ada untuk bumi dengan kata lain kita melakukan hal yang baik untuk bumi. Dengan kita menghemat listrik tentu itu berdampak positif bagi bumi, yakni menghemat persediaan listrik yang ada. Tetapi tak hanya bagi bumi, kegiatan Earth Hour tersebut juga bermanfaat bagi negara maupun seluruh masyarakat , karena dengan menghemat listrik kita mengehemat uang PLN juga menjaga pasokan listrik tetap seimbang.
Kesimpulan Dari pembahasan mengenai azas 5, dapat disimpulkan bahwa lingkungan itu penting bagi kehidupan makhluk hidup. Oleh sebab itu, penting untuk mentaati azas-azas lingkungan yang ada sebagai pedoman untuk mengatur pengelolaan lingkungan. Salah satunya dengan tidak mensabotase listrik yang telah disediakan. Maka dari itu perlu adanya pendisiplinan terhadap pelaku yang melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan azas lingkungan yang ada.