Anda di halaman 1dari 15

Potensi Pertanian Kota Bontang

I. KEADAAN UMUM KOTA BONTANG



1.1. Letak Geografi dan Administratif
Bontang merupakan satu diantara 14
kabupaten/kota yang berada di Provinsi
Kalimantan Timur. Awalnya Bontang adalah
kota administratif yang merupakan bagian
dari Kabupaten Kutai, lalu ditingkatkan
statusnya menjadi kota berdasarkan
Undang-Undang No. 47 Tahun 1999
tentang Pemekaran Provinsi dan
Kabupaten.
Perkembangan berikutnya, sejak
disahkannya Peraturan Daerah Kota
Bontang No. 17 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi Kecamatan Bontang Barat,
pada tanggal 16 Agustus 2002, Kota Bontang terbagi menjadi 3 kecamatan, yaitu
Kecamatan Bontang Selatan, Kecamatan Bontang Utara, dan Kecamatan Bontang Barat.
Bila membandingkan luas wilayah diantara 3 kecamatan yang ada di Kota Bontang,
Kecamatan Bontang Selatan merupakan wilayah yang paling luas, dengan luas wilayah
104,40 km
2
, yang diikuti Kecamatan Bontang Utara, dengan luas wilayah 26,20 km
2
, dan
terakhir Kecamatan Bontang Barat dengan luas wilayah 17,20 km
2
.
Secara geografis, kota Bontang memiliki posisi yang sangat strategis. Ia berada di bumi
bagian utara dan berbatasan langsung dengan Selat Makassar sehingga sangat
menguntungkan dalam mendukung interaksi antara kota Bontang dengan wilayah lain di
luar Kota Bontang, baik terhadap kota maupun kabupaten di dalam Provinsi Kalimantan
Timur maupun dengan kota dan kabupaten di Pulau Sulawesi. Selain itu, Kota Bontang juga
dilalui oleh jalan trans Kalimantan Timur, sehingga mendukung dalam keluar masuknya
hasil pertanian di wilayah ini. Letak geografi dan batas wilayah Kota Bontang dapat dilihat
pada Tabel 1.1.







Tabel 1.1. Letak geografi dan administrasi Kota Bontang

Letak geografi Batas wilayah
LU BT Utara Timur Selatan Barat
0 01
s/d
0 12
117 23
s/d
117 38
Kab. Kutai
Timur
Selat
Makassar
Kab. Kutai
Kartanegara
Kab. Kutai Timur
Sumber : BPS Kota Bontang, 2010
1.2. Luas Wilayah dan Geologi
Kota Bontang sebagian besar didominasi oleh topografi dengan permukaan tanah yang
datar, landai, dan sedikit berbukit dengan ketinggian antara 0 106 m di atas permukaan
laut. Kelerengan tanah sebagian besar antara 2 4 % dengan luas 7.211 ha. Di kawasan
pinggir pantai wilayahnya relatif datar, sehingga relief Kota Bontang terlihat mendatar di
wilayah pantai dan bergerak membukit dan bergelombang mulai dari wilayah bagian selatan
ke arah barat. Luas wilayah Kota Bontang berdasarkan ketinggian tempatnya dapat dilihat
pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Luas wilayah berdasarkan ketinggian tempat dari permukaan laut
Kota Bontang
Ketinggian (m) Luas Wilayah (ha) Persentase (%)
0 100 14.768 99,86
100 500 20 0,14
500 - 1.000 0 0
1.000 - 1.500 0 0
1.500 - 2.000 0 0
Jumlah 14.788 100
Sumber: Bappeda Kota Bontang







1.3. Iklim

Iklim di wilayah Kota Bontang dikategorikan sebagai iklim tropika humida yang dicirikan oleh
tingginya curah hujan tahunan. Perbedaan musim penghujan dan musim kemarau tidak
jelas, karena hujan terjadi hampir sepanjang tahun.
Bila melihat data curah hujan dari tahun 2010 hingga 2012 nampak bahwa rata-rata curah
hujan tahunan adalah 2.619 mm dengan pada tahun 2010 dan 2011 curah hujan
intensitasnya merata di setiap bulannya sedangkan intesnitas curah hujan pada tahun 2012
intensitas curah hujan menurun dibandingkan dengan tahun 2010 dan 2011.
Tabel 1.3. Rata-rata curah hujan tahun 2010 s/d 2012 Kota Bontang
No Nama Bulan
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Jumlah / Tahun
MM HH MM HH MM HH MM HH
1 Januari 312 22 283 17 85 9 266,67 16,3
2 Februari 143 12 148 17 128 10 139,67 13
3 Maret 160 6 338 22 138 12 212 13,33
4 April 228 11 115 16 74 5 139 10,67
5 Mei 298 16 234 18 204 11 245,33 15
6 Juni - - 200 14 95 10 147,5 12
7 Juli 309 20 105 11 217 13 210,33 14,67
8 Agustus 213 18 145 10 216 6 191,33 11,33
9 September 258 15 193 15 42 5 164,33 11,67
10 Oktober 215 17 123 13 37 8 125 12,67
11 November 210 17 166 11 66 6 209,67 30
12 Desember 273 18 317 21 93 7 227,67 15,33
Sumber : BPS Kota Bontang 2012

1.4. Demografi
Jumlah penduduk kota Bontang pada tahun 2010 sebesar 140.787 jiwa dengan
perimbangan 72.854 jiwa laki-laki dan 67.953 jiwa perempuan. Jumlah tersebut tersebar di 3
kecamatan dan 15 kelurahan. Secara keseluruhan, dengan perhitungan kasar, yaitu
berdasarkan jumlah penduduk dalam luas wilayah daratan, maka kepadatan penduduk Kota
Bontang pada tahun 2010 adalah 9,5 jiwa per ha, meningkat dari tahun 2001 yang hanya 7
jiwa per ha. Wilayah terpadat berada di Kecamatan Bontang Utara, yaitu 22,5 jiwa per ha,
dan terendah di Kecamatan Bontang Selatan, yaitu 5,5 jiwa per ha. Namun demikian,
semenjak tahun 2007, pertumbuhan penduduk Kota Bontang cnderung menurun. Luas
wilayah dan jumlah penduduk Kota Bontang disajikan pada Tabel 1.5.




Tabel 1.4. Luas wilayah dan jumlah penduduk tahun 2006 s/d 2010 Kota
Bontang
No. Kecamatan
Luas
wilayah
(km
2
)
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
1. Bontang Selatan 104,40 53.612 54.866 53.774 55.319 57.058
2. Bontang Utara 26,20 51.274 52.470 55.219 56.806 58.829
3. Bontang Barat 17,20 20.301 22.364 24.519 25.224 24.911
Jumlah (jiwa) 125.187 129,700 133.512 137.349 140.787
Pertumbuhan (%) 3,39 3,60 2,94 2,87 2,50
Sumber : BPS Kota Bontang, 2007, 2008, 2009, dan 2010
























II. SUMBERDAYA

2.1. Sumberdaya Lahan Basah, Kering dan Air
Luas lahan pertanian potensial di Kota Bontang mencapai 5.400 ha atau sekitar 36,5% dari
luas daratan. Dari luas lahan potensial tersebut hanya sedikit yang sudah dimanfaatkan
sebagai lahan tanaman pangan. Lahan sawah yang ada di Kota Bontang relatif sangat
sempit. Pada tahun 2007 tercatat 144 ha lahan sawah yang selanjutnya mengalami
penurunan sangat tajam, sehingga pada tahun 2010 tercatat hanya 65 ha (44,83%) dari
lahan 145 ha lahan tanaman pangan yang dimanfaatkan. Luas areal yang dimanfaatkan
sebagai lahan tanaman pangan sangat fluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan -12,97%
dan cenderung menurun setiap tahunnya.
Kota Bontang adalah wilayah perkotaan, sehingga potensi pertanian di wilayah ini kurang
menonjol. Pada umumnya Kota Bontang masih mengandalkan suplai bahan-bahan
makanan dari daerah lain. Perkembangan perluasan lahan pertanian dan peruntukannya di
Kota Bontang dapat dilihat pada Tabel 2.1.























Tabel 2.1. Penggunaan Lahan Tahun 2012
No Penggunaan Lahan
Realisasi Dalam Satu Tahun
Ditanami Padi
Tidak Sementara Jumlah

Ditanami
Tidak (3)+(4)+(5)+
Tiga
Kali
Dua
Kali
Satu
Kali Padi
Diusahakan (6)+(7)
1 2 3 4 5 6 7
8
1 Lahan Pertanian


1.1 Lahan Sawah



a. Irigasi Teknis - - - - - -
b. Irigasi Setengah Teknis - - - - - -
c. Irigasi Sederhana - - - - - -
d. Irigasi Desa/Non PU - - - - - -
e. Tadah Hujan - 69 - - - 69
f. Pasang Surut - - - - - -
g. Lebak - - - - - -
h. Lainnya (Polder, rembesan,
dll) - - - - - -
Jumlah Lahan Sawah - 69 - - - 69
No Penggunaan Lahan Luas
1 2 3
1.2 Lahan Bukan Sawah
a. Tegal/Kebun 895
b. Ladang/Huma

1621
c. Perkebunan

0
d. Ditanami Pohon/Hutan Rakyat

0
e. Tambak

202
f. Kolam/Tebat/Empang

0
g. Padang Penggembalaan/Rumput

0
h. Sementara tidak Diusahakan **

74
i. Lainnya (perkerangan yang ditanami tanaman pertanian, dll )

1539
Jumlah Lahan Bukan Sawah 4331
2 Lahan Bukan Pertanian

a. Rumah, Bangunan dan
Halaman Sekitarnya

5088
b. Hutan Negara

803
c. Rawa-rawa ( taidak ditanami )

938

d. Lainnya ( jalan, sungai,
danau, lahan tandus, dll )

3551

Jumlah Lahan Bukan
Peranian 10380
Total (Luas Wilayah Kecamatan) = Jumlah Lahan Sawah + Jumlah Lahan Pertanian
14780
Bukan Sawah + Jumlah Lahan Bukan Pertanian
Sumber : Bappeda Kota Bontang


Tabel 2.2. Perluasan areal tanaman pangan tahun 2006-2010

No.
Jenis Tanaman
Pangan
Tahun
Rata-
rata
2006 2007 2008 2009 2010
1. Sawah (ha) 79 179 136 139 147*) 136
Pertambahan luas (%) 126,58 -24,02 2,21 5,76 27,63
2. Ubi kayu (ha) 54 25 2 26 34*) 28
Pertambahan luas (%) -53,70 -92,00 1.200 30,77 271,27
3. Ubi Jalar (ha) 24 20 5 13 24*) 17
Pertambahan luas (%) -16,67 -75,00 160,00 84,62 38,24
Sumber : BPS Kota Bontang, 2009 dan 2010
*) : angka sementara tahun 2010
Untuk menunjang produktivitas pertanian perlu dilengkapi oleh infrastruktur yang memadai,
termasuk pengairan. Dalam hal ini di Kota Bontang belum tersedia sarana irigasi yang
memadai, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertaniannya masih mengandalkan
sistem tadah hujan. Oleh sebab itu produktivitas padi sawah di Kota Bontang relatif rendah,
pada tahun 2009 tercatat hanya 3,2 ton per ha.

2.2. Sumberdaya Petani dan Kelembagaan

2.2.1. Sumberdaya petani

Jumlah petani yang ada di Kota Bontang relatif sedikit. Bila dibandingkan dengan jumlah
penduduk Kota Bontang pada tahun 2010 sebesar 140.787 jiwa, maka masyarakat yang
berusaha di bidang pertanian hanya 0,5% saja atau 708 jiwa, dan konsentrasi usaha taninya
berada di Kecamatan Bontang Selatan.
Dari 708 petani yang ada di Kota Bontang, mereka tergabung dalam kelompok-kelompok
tani. Terdapat 51 kelompok tani yang ada di Kota Bontang. Namun demikian kelompok tani
yang ada masih dikategorikan sebagai kelas pemula. Jumlah petani untuk setiap Kecamatan
di Kota Bontang dan jumlah kelompok tani untuk setiap kecamatan di Kota Bontang dapat
dilihat pada Tabel 2.3.



Tabel 2.3. Jumlah petani setiap kecamatan di Kota Bontang tahun 2012
Jumlah Jumlah Jenis Tingkat
No. Kecamatan Desa Nama Kelompok Tani Kelompok Anggota Kelompok Kemampuan
Tani (orang) Tani

Bontang
Selatan

80 1246


1. Bontang Lestari 35 623




1 Tepat Guna 22 KD Pemula


2 Sumber Usaha 74 KD Pemula


3 Subur Baru 22 KD Pemula


4 Tunas Inti Baru 25 KD Pemula


5 Mario Santana 22 KD Pemula


6 Damai Abadi 24 KD Pemula


7 Sabar Menanti 21 KD Pemula


8 Bersama 17 KD Pemula


9 Pakamase 21 KD Pemula
10 Anugrah Sakti 33 KD Pemula
Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Kota Bontang
Mengingat luas lahan tanaman pangan aktual di Kota Bontang yang relatif sempit, yaitu
hanya 145 ha pada tahun 2010, dimana 65 ha diantaranya (44,83%) adalah lahan sawah,
maka komponen pendukung produksi pertanian, seperti penangkar benih padi, penangkar
benih palawija, penangkar buah-buahan, perkumpulan petani pemakai Air (P3A), dan regu
pengendali hama/penyakit (RPH) belum menjadi perhatian.

2.2.2. Kelembagaan
Pendukung kegiatan perekonomian pertanian di Kota Bontang juga belum tersentuh,
dimana koperasi unit desa (KUD) dan BRI unit desa juga belum terbentuk. Satu-satunya
lembaga penggerak perekonomian pertanian di Kota Bontang adalah kios sarana produksi
pertanian (saprodi). Jumlah kios saprodi, KUD, dan BRI unit desa yang ada di Kota Bontang
dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Meskipun sub sektor pertanian tanaman pangan di Kota Bontang belum menjadi perhatian
utama, namun potensi yang dimiliki cukup besar. Hal ini bisa di lihat dengan tersedianya
lahan potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.








Tabel 2.4. Jumlah kios saprodi, KUD, dan BRI Unit Desa di Kota Bontang
tahun 2010
No. Kecamatan
Jumlah kios
saprodi
Jumlah KUD
Jumlah BRI Unit
Desa
1. Bontang Selatan 2 0 0
2. Bontang Utara 2 0 0
3. Bontang Barat 0 0 0
Jumlah 4 0 0
Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Kota Bontang


























III. SARANA PRODUKSI DAN ALAT MESIN PERTANIAN
Dalam rangka pemantapan Ketahanan Pangan dan mendukung upaya peningkatan
produktivitas/produksi padi, jagung, kedelai dan kacang tanah, serta untuk meringankan
beban petani maka Pemerintah menyediakan Bantuan Langsung Benih Unggul ( BLBU )
tanaman pangan, agar tujuan dan sasaran dalam peningkatan produksi pangan dapat
tercapai. Namun demikian, untuk Kota Bontang BLBU ini masih belum tersentuh, baik target
maupun realisasinya, sehingga produksi dan produktivitasnya memang masih di bawah
harapan.
Bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang diterima oleh petani di Kota Bontang
masih sangat terbatas, baik dari jenis maupun jumlahnya. Bantuan alsintan ini baru
dilaksanakan pada tahun 2008. Jenis dan jumlah alsintan serta sebarannya dapat dilihat
pada Tabel 3.1 dan 3.2.

Tabel 3.1. Jumlah bantuan hand tractor (2006 s/d 2010) di Kota Bontang

No. Uraian
Jumlah (unit)
2006 2007 2008 2009 2010
1. Hand tractor 0 0 1 1 3
Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Kota Bontang

Tabel 3.2. Data sebaran Alsintan (2008 s/d 2012) di Kota Bontang

No Jenis Alsintan
Tahun
2011 2012
1 Hand Tractor 3 3
2 RMU 1 1
3 Power Thersher - -
4 Pengolah Jagung - -
5 Chopper - -
6 Pompa Air 21 21
7 Hand Sprayer 70 70
Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Kota Bontang
IV. PRODUKSI PERTANIAN TANAMAN PANGAN

Produksi padi untuk Kota Bontang hanya berasal dari padi sawah. Kota Bontang tidak
menghasilkan padi ladang. Bila dibandingkan produksi padi tahun 2009, pada tahun 2010
terjadi penurunan produksi. Hal ini disebabkan oleh menurunnya luas panen dari 139 ha
(2009) menjadi 65 ha (2010), sementara produktivitasnya sejak tahun 2006 tidak mengalami
peningkatan. Perkembangan luas panen, produktivitas, dan produksi padi sawah di Kota
Bontang disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Produktivitas, Produksi dan Luas Panen tahun 2012

No Nama Komuditi
Luas Panen Produktivitas Produksi
( ha ) ( ku/ha ) ( ton )
1 Padi Sawah 50 33,01 165
2 Padi Ladang 0 0,00 0
3 Padi 50 33,01 165
4 Jagung 3 10,00 3
5 Kedelai 0 0,00 0
6 Kacang Tanah 5 10,30 5
7 Kacang Hijau 0 0 0
8 Ubi Kayu 6 197,68 119
9 Ubi Jalar 7 89,3 63
Sumber : ATAP 2012









Tabel 4.2. Angka Ramalan Produktivitas, Produksi Dan Luas Lahan Tahun 2013
No Nama Komuditi
Luas Panen Produktivitas Produksi
( ha ) ( ku/ha ) ( ton )
1 Padi Sawah 54 37,67 203
2 Padi Ladang 0 0,00 0
3 Padi 54 37,67 203
4 Jagung 3 9,53 3
5 Kedelai 0 0,00 0
6 Kacang Tanah 2 11,17 2
7 Kacang Hijau 0 0 0
8 Ubi Kayu 9 207,36 187
9 Ubi Jalar 8 87,09 70
Sumber : ARAM 2012

Tabel 4.3. Perkembangan luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi
padi sawah (2008 s/d 2012) Kota Bontang
No Uraian
Tahun
Rata-rata
2008 2009 2010 2011 2012
1. Luas tanam (ha) 136 139 147 14 40 71,2
2. Luas panen (ha) 136 139 82 75 50 96,4
3. Produktivitas (ton/ha) 3,2 3,2 3,2 3,2 3,3 2,58
4. Produksi (ton) 435 445 262 245 165 310,4
Sumber : BPS Kota Bontang, 2012





Dari 6 jenis tanaman palawija, yaitu jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, dan
kacang hijau yang ditanam secara konsisten sejak tahun 2008 sampai dengan 2012 di Kota
Bontang hanya 2 jenis saja, yaitu ubi kayu dan ubi jalar.
Luas panen ubi kayu, bila dibandingkan tahun 2008 mengalami peningkatan dari 25 ha
menjadi 36 ha pada tahun 2009 dan 2010 dengan produksi tertinggi pada tahun 2010 yaitu
dengan produksi 526 ton. Untuk ubi jalar, bila dibandingkan tahun 2008 terjadi perubahan
luas panen, yaitu 24 ha pada tahun 2010 dengan produksi 134 ton. Namun bila
dibandingkan tahun 2008 terjadi kemerosotan yang signifikan, yaitu dari 16 ha dan
bertambah sampai 24 ha setelah itu terjadi penurunan luas tanam sampai 2012 luas panen
hanya 7 ha, sementara produktivitasnya tidak mengalami penurunan pada tahun 2012 63
ton. Perkembangan luas panen, produktivitas, dan produksi ubi kayu dan ubi jalar dapat
dilihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.
Tabel 4.4. Perkembangan luas panen, produktivitas dan produksi ubi kayu
(2008 s/d 2012) Kota Bontang
No. Uraian
Tahun
Rata-rata
2008 2009 2010 2011 2012
1. Luas tanam (ha) 25 26 26 6 6 35,6
2. Luas panen (ha) 26 28 35 13 6 21,6
3. Produktivitas (ton/ha) 15,9 17,4 18,8 18,7 19,8 18,1
4. Produksi (ton) 414 489 526 244 119 374,4
Sumber : BPS Kota Bontang, 2012
Tabel 4.5. Perkembangan luas panen, produktivitas dan produksi ubi jalar
(2008 s/d 2012) Kota Bontang
No. Uraian
Tahun
Rata-rata
2008 2009 2010 2011 2012
1. Luas tanam (ha) 16 13 24 9 7 13,8
2. Luas panen (ha) 15 15 16 16 7 13,8
3. Produktivitas (ton/ha) 8,4 8,4 8,4 8,3 8,3 8,3
4. Produksi (ton) 126 126 134 134 63 116,6
Sumber : BPS Kota Bontang, 2012

Seperti halnya tanaman palawija, pada produksi buah-buahan juga tidak semua jenis
ditampilkan. Hal ini disebabkan tidak sinambungnya data yang tersedia, sehingga produksi
buah-buahan ini dikelompokan pada buah-buahan lainnya. Pada buah-buahan lainnya ini
termasuk di dalamnya adalah buah alpokat, rambutan, duku/langsat, jeruk, durian, jambu
biji, jambu air, sawo, nenas, serta buah-buahan lain.
Produksi buah-buahan seperti mangga, pepaya, dan salak pada tahun 2012 cenderung
turun jika dibandingkan tahun 2011. Produksi buah-buahan di Kota Bontang disajikan pada
Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Perkembangan produksi buah-buahan ( 2011 s/d 2012 ) di Kota
Bontang (ton)
No. Jenis buah
Tahun
Rata-rata
2011 2012
1. Mangga 138 43 90,5
2. Pepaya 64 52 58
3. Pisang 331 147 239
4. Salak 118 64 91
Sumber : BPS Kota Bontang,2011 dan 2012

Tanaman sayur-sayuran yang dicatat dalam hal ini berasal dari data tahun 2011 s/d 2012.
Ada 24 jenis tanaman sayur-sayuran hanya 15 jenis saja yang ditampilkan, sedangkan
sayur-sayuran lainnya seperti bawang merah, bawang putih, kentang, kubis, wortel, lobak,
kacang merah, labu siam, blewah tidak menghasilkan dalam 2 tahun terakhir. Hal ini karena
jenis sayur-sayuran ini sejak tahun 2011 tidak ditanam di Kota Bontang atau ditanam tapi
tidak berlanjut. Sebagai contoh, labu siam hanya ditanam pada tahun 2005 sampai tahun
2007 saja.
Perkembangan luas panen, produktivitas, dan produksi sayur-sayuran sawi/petsai, kacang
panjang, cabe, tomat, terong, ketimun, kangkung, bayam dan yang lain disajikan pada
Tabel 4.7.





Tabel 4.7. Perkembangan luas panen, produktivitas dan produksi sayur-
sayuran (2011 s/d 2012) di Kota Bontang

No Jenis Sayuran
2011 2012
Luas
panen
Prod (t)
Produktivitas
Luas
panen
Prod
(t)
Produktivitas
(ha) Ton/ha (ha) Ton/ha
1. Bawang Merah 0 0 0 0 0 0
2. Bawang Putih 0 0 0 0 0 0
3. Bawang Daun 3 17 5,50 4 4 0,88
4. Ketang 0 0 0 0 0 0
5. Kubis 0 0 0 0 0 0
6. Kembang Kol 8 9 1,11 9 25 2,74
7. Petsai/Sawi 43 44 1,02 34 70 2,04
8. Wortel 0 0 0 0 0 0
9. Lobak 0 0 0 0 0 0
10. Kacang Merah 0 0 0 0 0 0
11. Kacang Panjang 19 47 2,47 17 80 4,72
12. Cabe Besar 18 30 1,64 19 81 4,26
13. Cabe Rawit 13 30 2,32 17 73 4,29
14. Jamur 1.450 2.979 2,05 1.710 28.500 16,67
15. Tomat 17 33 1,96 19 76 3,98
16. Terung 12 26 2,13 9 35 3,90
17. Buncis 3 7 2,37 2 5 2,25
18. Ketimun 13 25 1,90 17 65 3,84
19. Labu Siam 0 0 0 0 0 0,00
20. Kangkung 42 38 0,89 39 62 1,60
21. Bayam 38 34 0,89 38 60 1,59
22. Melon 3 8 2,80 2 10 4,95
23. Semangka 13 256 19,65 7 80 11,40
24. Blewah 0 0 0 0 0 0
Sumber : BPS Kota Bontang,2011 dan 2012

Anda mungkin juga menyukai