1.1. Letak Geografi dan Administratif Bontang merupakan satu diantara 14 kabupaten/kota yang berada di Provinsi Kalimantan Timur. Awalnya Bontang adalah kota administratif yang merupakan bagian dari Kabupaten Kutai, lalu ditingkatkan statusnya menjadi kota berdasarkan Undang-Undang No. 47 Tahun 1999 tentang Pemekaran Provinsi dan Kabupaten. Perkembangan berikutnya, sejak disahkannya Peraturan Daerah Kota Bontang No. 17 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi Kecamatan Bontang Barat, pada tanggal 16 Agustus 2002, Kota Bontang terbagi menjadi 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Bontang Selatan, Kecamatan Bontang Utara, dan Kecamatan Bontang Barat. Bila membandingkan luas wilayah diantara 3 kecamatan yang ada di Kota Bontang, Kecamatan Bontang Selatan merupakan wilayah yang paling luas, dengan luas wilayah 104,40 km 2 , yang diikuti Kecamatan Bontang Utara, dengan luas wilayah 26,20 km 2 , dan terakhir Kecamatan Bontang Barat dengan luas wilayah 17,20 km 2 . Secara geografis, kota Bontang memiliki posisi yang sangat strategis. Ia berada di bumi bagian utara dan berbatasan langsung dengan Selat Makassar sehingga sangat menguntungkan dalam mendukung interaksi antara kota Bontang dengan wilayah lain di luar Kota Bontang, baik terhadap kota maupun kabupaten di dalam Provinsi Kalimantan Timur maupun dengan kota dan kabupaten di Pulau Sulawesi. Selain itu, Kota Bontang juga dilalui oleh jalan trans Kalimantan Timur, sehingga mendukung dalam keluar masuknya hasil pertanian di wilayah ini. Letak geografi dan batas wilayah Kota Bontang dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Letak geografi dan administrasi Kota Bontang
Letak geografi Batas wilayah LU BT Utara Timur Selatan Barat 0 01 s/d 0 12 117 23 s/d 117 38 Kab. Kutai Timur Selat Makassar Kab. Kutai Kartanegara Kab. Kutai Timur Sumber : BPS Kota Bontang, 2010 1.2. Luas Wilayah dan Geologi Kota Bontang sebagian besar didominasi oleh topografi dengan permukaan tanah yang datar, landai, dan sedikit berbukit dengan ketinggian antara 0 106 m di atas permukaan laut. Kelerengan tanah sebagian besar antara 2 4 % dengan luas 7.211 ha. Di kawasan pinggir pantai wilayahnya relatif datar, sehingga relief Kota Bontang terlihat mendatar di wilayah pantai dan bergerak membukit dan bergelombang mulai dari wilayah bagian selatan ke arah barat. Luas wilayah Kota Bontang berdasarkan ketinggian tempatnya dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Luas wilayah berdasarkan ketinggian tempat dari permukaan laut Kota Bontang Ketinggian (m) Luas Wilayah (ha) Persentase (%) 0 100 14.768 99,86 100 500 20 0,14 500 - 1.000 0 0 1.000 - 1.500 0 0 1.500 - 2.000 0 0 Jumlah 14.788 100 Sumber: Bappeda Kota Bontang
1.3. Iklim
Iklim di wilayah Kota Bontang dikategorikan sebagai iklim tropika humida yang dicirikan oleh tingginya curah hujan tahunan. Perbedaan musim penghujan dan musim kemarau tidak jelas, karena hujan terjadi hampir sepanjang tahun. Bila melihat data curah hujan dari tahun 2010 hingga 2012 nampak bahwa rata-rata curah hujan tahunan adalah 2.619 mm dengan pada tahun 2010 dan 2011 curah hujan intensitasnya merata di setiap bulannya sedangkan intesnitas curah hujan pada tahun 2012 intensitas curah hujan menurun dibandingkan dengan tahun 2010 dan 2011. Tabel 1.3. Rata-rata curah hujan tahun 2010 s/d 2012 Kota Bontang No Nama Bulan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Jumlah / Tahun MM HH MM HH MM HH MM HH 1 Januari 312 22 283 17 85 9 266,67 16,3 2 Februari 143 12 148 17 128 10 139,67 13 3 Maret 160 6 338 22 138 12 212 13,33 4 April 228 11 115 16 74 5 139 10,67 5 Mei 298 16 234 18 204 11 245,33 15 6 Juni - - 200 14 95 10 147,5 12 7 Juli 309 20 105 11 217 13 210,33 14,67 8 Agustus 213 18 145 10 216 6 191,33 11,33 9 September 258 15 193 15 42 5 164,33 11,67 10 Oktober 215 17 123 13 37 8 125 12,67 11 November 210 17 166 11 66 6 209,67 30 12 Desember 273 18 317 21 93 7 227,67 15,33 Sumber : BPS Kota Bontang 2012
1.4. Demografi Jumlah penduduk kota Bontang pada tahun 2010 sebesar 140.787 jiwa dengan perimbangan 72.854 jiwa laki-laki dan 67.953 jiwa perempuan. Jumlah tersebut tersebar di 3 kecamatan dan 15 kelurahan. Secara keseluruhan, dengan perhitungan kasar, yaitu berdasarkan jumlah penduduk dalam luas wilayah daratan, maka kepadatan penduduk Kota Bontang pada tahun 2010 adalah 9,5 jiwa per ha, meningkat dari tahun 2001 yang hanya 7 jiwa per ha. Wilayah terpadat berada di Kecamatan Bontang Utara, yaitu 22,5 jiwa per ha, dan terendah di Kecamatan Bontang Selatan, yaitu 5,5 jiwa per ha. Namun demikian, semenjak tahun 2007, pertumbuhan penduduk Kota Bontang cnderung menurun. Luas wilayah dan jumlah penduduk Kota Bontang disajikan pada Tabel 1.5.
Tabel 1.4. Luas wilayah dan jumlah penduduk tahun 2006 s/d 2010 Kota Bontang No. Kecamatan Luas wilayah (km 2 ) Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1. Bontang Selatan 104,40 53.612 54.866 53.774 55.319 57.058 2. Bontang Utara 26,20 51.274 52.470 55.219 56.806 58.829 3. Bontang Barat 17,20 20.301 22.364 24.519 25.224 24.911 Jumlah (jiwa) 125.187 129,700 133.512 137.349 140.787 Pertumbuhan (%) 3,39 3,60 2,94 2,87 2,50 Sumber : BPS Kota Bontang, 2007, 2008, 2009, dan 2010
II. SUMBERDAYA
2.1. Sumberdaya Lahan Basah, Kering dan Air Luas lahan pertanian potensial di Kota Bontang mencapai 5.400 ha atau sekitar 36,5% dari luas daratan. Dari luas lahan potensial tersebut hanya sedikit yang sudah dimanfaatkan sebagai lahan tanaman pangan. Lahan sawah yang ada di Kota Bontang relatif sangat sempit. Pada tahun 2007 tercatat 144 ha lahan sawah yang selanjutnya mengalami penurunan sangat tajam, sehingga pada tahun 2010 tercatat hanya 65 ha (44,83%) dari lahan 145 ha lahan tanaman pangan yang dimanfaatkan. Luas areal yang dimanfaatkan sebagai lahan tanaman pangan sangat fluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan -12,97% dan cenderung menurun setiap tahunnya. Kota Bontang adalah wilayah perkotaan, sehingga potensi pertanian di wilayah ini kurang menonjol. Pada umumnya Kota Bontang masih mengandalkan suplai bahan-bahan makanan dari daerah lain. Perkembangan perluasan lahan pertanian dan peruntukannya di Kota Bontang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Penggunaan Lahan Tahun 2012 No Penggunaan Lahan Realisasi Dalam Satu Tahun Ditanami Padi Tidak Sementara Jumlah
Ditanami Tidak (3)+(4)+(5)+ Tiga Kali Dua Kali Satu Kali Padi Diusahakan (6)+(7) 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Lahan Pertanian
1.1 Lahan Sawah
a. Irigasi Teknis - - - - - - b. Irigasi Setengah Teknis - - - - - - c. Irigasi Sederhana - - - - - - d. Irigasi Desa/Non PU - - - - - - e. Tadah Hujan - 69 - - - 69 f. Pasang Surut - - - - - - g. Lebak - - - - - - h. Lainnya (Polder, rembesan, dll) - - - - - - Jumlah Lahan Sawah - 69 - - - 69 No Penggunaan Lahan Luas 1 2 3 1.2 Lahan Bukan Sawah a. Tegal/Kebun 895 b. Ladang/Huma
1621 c. Perkebunan
0 d. Ditanami Pohon/Hutan Rakyat
0 e. Tambak
202 f. Kolam/Tebat/Empang
0 g. Padang Penggembalaan/Rumput
0 h. Sementara tidak Diusahakan **
74 i. Lainnya (perkerangan yang ditanami tanaman pertanian, dll )
1539 Jumlah Lahan Bukan Sawah 4331 2 Lahan Bukan Pertanian
a. Rumah, Bangunan dan Halaman Sekitarnya
5088 b. Hutan Negara
803 c. Rawa-rawa ( taidak ditanami )
938
d. Lainnya ( jalan, sungai, danau, lahan tandus, dll )
3551
Jumlah Lahan Bukan Peranian 10380 Total (Luas Wilayah Kecamatan) = Jumlah Lahan Sawah + Jumlah Lahan Pertanian 14780 Bukan Sawah + Jumlah Lahan Bukan Pertanian Sumber : Bappeda Kota Bontang
Tabel 2.2. Perluasan areal tanaman pangan tahun 2006-2010
No. Jenis Tanaman Pangan Tahun Rata- rata 2006 2007 2008 2009 2010 1. Sawah (ha) 79 179 136 139 147*) 136 Pertambahan luas (%) 126,58 -24,02 2,21 5,76 27,63 2. Ubi kayu (ha) 54 25 2 26 34*) 28 Pertambahan luas (%) -53,70 -92,00 1.200 30,77 271,27 3. Ubi Jalar (ha) 24 20 5 13 24*) 17 Pertambahan luas (%) -16,67 -75,00 160,00 84,62 38,24 Sumber : BPS Kota Bontang, 2009 dan 2010 *) : angka sementara tahun 2010 Untuk menunjang produktivitas pertanian perlu dilengkapi oleh infrastruktur yang memadai, termasuk pengairan. Dalam hal ini di Kota Bontang belum tersedia sarana irigasi yang memadai, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertaniannya masih mengandalkan sistem tadah hujan. Oleh sebab itu produktivitas padi sawah di Kota Bontang relatif rendah, pada tahun 2009 tercatat hanya 3,2 ton per ha.
2.2. Sumberdaya Petani dan Kelembagaan
2.2.1. Sumberdaya petani
Jumlah petani yang ada di Kota Bontang relatif sedikit. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Bontang pada tahun 2010 sebesar 140.787 jiwa, maka masyarakat yang berusaha di bidang pertanian hanya 0,5% saja atau 708 jiwa, dan konsentrasi usaha taninya berada di Kecamatan Bontang Selatan. Dari 708 petani yang ada di Kota Bontang, mereka tergabung dalam kelompok-kelompok tani. Terdapat 51 kelompok tani yang ada di Kota Bontang. Namun demikian kelompok tani yang ada masih dikategorikan sebagai kelas pemula. Jumlah petani untuk setiap Kecamatan di Kota Bontang dan jumlah kelompok tani untuk setiap kecamatan di Kota Bontang dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jumlah petani setiap kecamatan di Kota Bontang tahun 2012 Jumlah Jumlah Jenis Tingkat No. Kecamatan Desa Nama Kelompok Tani Kelompok Anggota Kelompok Kemampuan Tani (orang) Tani
Bontang Selatan
80 1246
1. Bontang Lestari 35 623
1 Tepat Guna 22 KD Pemula
2 Sumber Usaha 74 KD Pemula
3 Subur Baru 22 KD Pemula
4 Tunas Inti Baru 25 KD Pemula
5 Mario Santana 22 KD Pemula
6 Damai Abadi 24 KD Pemula
7 Sabar Menanti 21 KD Pemula
8 Bersama 17 KD Pemula
9 Pakamase 21 KD Pemula 10 Anugrah Sakti 33 KD Pemula Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Kota Bontang Mengingat luas lahan tanaman pangan aktual di Kota Bontang yang relatif sempit, yaitu hanya 145 ha pada tahun 2010, dimana 65 ha diantaranya (44,83%) adalah lahan sawah, maka komponen pendukung produksi pertanian, seperti penangkar benih padi, penangkar benih palawija, penangkar buah-buahan, perkumpulan petani pemakai Air (P3A), dan regu pengendali hama/penyakit (RPH) belum menjadi perhatian.
2.2.2. Kelembagaan Pendukung kegiatan perekonomian pertanian di Kota Bontang juga belum tersentuh, dimana koperasi unit desa (KUD) dan BRI unit desa juga belum terbentuk. Satu-satunya lembaga penggerak perekonomian pertanian di Kota Bontang adalah kios sarana produksi pertanian (saprodi). Jumlah kios saprodi, KUD, dan BRI unit desa yang ada di Kota Bontang dapat dilihat pada Tabel 2.4. Meskipun sub sektor pertanian tanaman pangan di Kota Bontang belum menjadi perhatian utama, namun potensi yang dimiliki cukup besar. Hal ini bisa di lihat dengan tersedianya lahan potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
Tabel 2.4. Jumlah kios saprodi, KUD, dan BRI Unit Desa di Kota Bontang tahun 2010 No. Kecamatan Jumlah kios saprodi Jumlah KUD Jumlah BRI Unit Desa 1. Bontang Selatan 2 0 0 2. Bontang Utara 2 0 0 3. Bontang Barat 0 0 0 Jumlah 4 0 0 Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Kota Bontang
III. SARANA PRODUKSI DAN ALAT MESIN PERTANIAN Dalam rangka pemantapan Ketahanan Pangan dan mendukung upaya peningkatan produktivitas/produksi padi, jagung, kedelai dan kacang tanah, serta untuk meringankan beban petani maka Pemerintah menyediakan Bantuan Langsung Benih Unggul ( BLBU ) tanaman pangan, agar tujuan dan sasaran dalam peningkatan produksi pangan dapat tercapai. Namun demikian, untuk Kota Bontang BLBU ini masih belum tersentuh, baik target maupun realisasinya, sehingga produksi dan produktivitasnya memang masih di bawah harapan. Bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang diterima oleh petani di Kota Bontang masih sangat terbatas, baik dari jenis maupun jumlahnya. Bantuan alsintan ini baru dilaksanakan pada tahun 2008. Jenis dan jumlah alsintan serta sebarannya dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan 3.2.
Tabel 3.1. Jumlah bantuan hand tractor (2006 s/d 2010) di Kota Bontang
No. Uraian Jumlah (unit) 2006 2007 2008 2009 2010 1. Hand tractor 0 0 1 1 3 Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Kota Bontang
Tabel 3.2. Data sebaran Alsintan (2008 s/d 2012) di Kota Bontang
No Jenis Alsintan Tahun 2011 2012 1 Hand Tractor 3 3 2 RMU 1 1 3 Power Thersher - - 4 Pengolah Jagung - - 5 Chopper - - 6 Pompa Air 21 21 7 Hand Sprayer 70 70 Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian Kota Bontang IV. PRODUKSI PERTANIAN TANAMAN PANGAN
Produksi padi untuk Kota Bontang hanya berasal dari padi sawah. Kota Bontang tidak menghasilkan padi ladang. Bila dibandingkan produksi padi tahun 2009, pada tahun 2010 terjadi penurunan produksi. Hal ini disebabkan oleh menurunnya luas panen dari 139 ha (2009) menjadi 65 ha (2010), sementara produktivitasnya sejak tahun 2006 tidak mengalami peningkatan. Perkembangan luas panen, produktivitas, dan produksi padi sawah di Kota Bontang disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Produktivitas, Produksi dan Luas Panen tahun 2012
No Nama Komuditi Luas Panen Produktivitas Produksi ( ha ) ( ku/ha ) ( ton ) 1 Padi Sawah 50 33,01 165 2 Padi Ladang 0 0,00 0 3 Padi 50 33,01 165 4 Jagung 3 10,00 3 5 Kedelai 0 0,00 0 6 Kacang Tanah 5 10,30 5 7 Kacang Hijau 0 0 0 8 Ubi Kayu 6 197,68 119 9 Ubi Jalar 7 89,3 63 Sumber : ATAP 2012
Tabel 4.2. Angka Ramalan Produktivitas, Produksi Dan Luas Lahan Tahun 2013 No Nama Komuditi Luas Panen Produktivitas Produksi ( ha ) ( ku/ha ) ( ton ) 1 Padi Sawah 54 37,67 203 2 Padi Ladang 0 0,00 0 3 Padi 54 37,67 203 4 Jagung 3 9,53 3 5 Kedelai 0 0,00 0 6 Kacang Tanah 2 11,17 2 7 Kacang Hijau 0 0 0 8 Ubi Kayu 9 207,36 187 9 Ubi Jalar 8 87,09 70 Sumber : ARAM 2012
Tabel 4.3. Perkembangan luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi padi sawah (2008 s/d 2012) Kota Bontang No Uraian Tahun Rata-rata 2008 2009 2010 2011 2012 1. Luas tanam (ha) 136 139 147 14 40 71,2 2. Luas panen (ha) 136 139 82 75 50 96,4 3. Produktivitas (ton/ha) 3,2 3,2 3,2 3,2 3,3 2,58 4. Produksi (ton) 435 445 262 245 165 310,4 Sumber : BPS Kota Bontang, 2012
Dari 6 jenis tanaman palawija, yaitu jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau yang ditanam secara konsisten sejak tahun 2008 sampai dengan 2012 di Kota Bontang hanya 2 jenis saja, yaitu ubi kayu dan ubi jalar. Luas panen ubi kayu, bila dibandingkan tahun 2008 mengalami peningkatan dari 25 ha menjadi 36 ha pada tahun 2009 dan 2010 dengan produksi tertinggi pada tahun 2010 yaitu dengan produksi 526 ton. Untuk ubi jalar, bila dibandingkan tahun 2008 terjadi perubahan luas panen, yaitu 24 ha pada tahun 2010 dengan produksi 134 ton. Namun bila dibandingkan tahun 2008 terjadi kemerosotan yang signifikan, yaitu dari 16 ha dan bertambah sampai 24 ha setelah itu terjadi penurunan luas tanam sampai 2012 luas panen hanya 7 ha, sementara produktivitasnya tidak mengalami penurunan pada tahun 2012 63 ton. Perkembangan luas panen, produktivitas, dan produksi ubi kayu dan ubi jalar dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5. Tabel 4.4. Perkembangan luas panen, produktivitas dan produksi ubi kayu (2008 s/d 2012) Kota Bontang No. Uraian Tahun Rata-rata 2008 2009 2010 2011 2012 1. Luas tanam (ha) 25 26 26 6 6 35,6 2. Luas panen (ha) 26 28 35 13 6 21,6 3. Produktivitas (ton/ha) 15,9 17,4 18,8 18,7 19,8 18,1 4. Produksi (ton) 414 489 526 244 119 374,4 Sumber : BPS Kota Bontang, 2012 Tabel 4.5. Perkembangan luas panen, produktivitas dan produksi ubi jalar (2008 s/d 2012) Kota Bontang No. Uraian Tahun Rata-rata 2008 2009 2010 2011 2012 1. Luas tanam (ha) 16 13 24 9 7 13,8 2. Luas panen (ha) 15 15 16 16 7 13,8 3. Produktivitas (ton/ha) 8,4 8,4 8,4 8,3 8,3 8,3 4. Produksi (ton) 126 126 134 134 63 116,6 Sumber : BPS Kota Bontang, 2012
Seperti halnya tanaman palawija, pada produksi buah-buahan juga tidak semua jenis ditampilkan. Hal ini disebabkan tidak sinambungnya data yang tersedia, sehingga produksi buah-buahan ini dikelompokan pada buah-buahan lainnya. Pada buah-buahan lainnya ini termasuk di dalamnya adalah buah alpokat, rambutan, duku/langsat, jeruk, durian, jambu biji, jambu air, sawo, nenas, serta buah-buahan lain. Produksi buah-buahan seperti mangga, pepaya, dan salak pada tahun 2012 cenderung turun jika dibandingkan tahun 2011. Produksi buah-buahan di Kota Bontang disajikan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Perkembangan produksi buah-buahan ( 2011 s/d 2012 ) di Kota Bontang (ton) No. Jenis buah Tahun Rata-rata 2011 2012 1. Mangga 138 43 90,5 2. Pepaya 64 52 58 3. Pisang 331 147 239 4. Salak 118 64 91 Sumber : BPS Kota Bontang,2011 dan 2012
Tanaman sayur-sayuran yang dicatat dalam hal ini berasal dari data tahun 2011 s/d 2012. Ada 24 jenis tanaman sayur-sayuran hanya 15 jenis saja yang ditampilkan, sedangkan sayur-sayuran lainnya seperti bawang merah, bawang putih, kentang, kubis, wortel, lobak, kacang merah, labu siam, blewah tidak menghasilkan dalam 2 tahun terakhir. Hal ini karena jenis sayur-sayuran ini sejak tahun 2011 tidak ditanam di Kota Bontang atau ditanam tapi tidak berlanjut. Sebagai contoh, labu siam hanya ditanam pada tahun 2005 sampai tahun 2007 saja. Perkembangan luas panen, produktivitas, dan produksi sayur-sayuran sawi/petsai, kacang panjang, cabe, tomat, terong, ketimun, kangkung, bayam dan yang lain disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Perkembangan luas panen, produktivitas dan produksi sayur- sayuran (2011 s/d 2012) di Kota Bontang