Anda di halaman 1dari 3

RESENSI

Judul buku : Mr.Assaat Datuk Mudo Pahlawan Nasional Indonesia


Resentator : M Ridho Fatullah XII IPS 2
Pengarang : Mhd.Nuh dan Armansyah
Penerbit : Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Andalas dan Dinas Sosial Provinsi
Sumatera Barat
Tahun Terbit : 2009
Jenis buku : Non Fiksi
Halaman : 40 halaman
Ukuran : 16 X 21 cm

Sejarah, sebuah kata yang mengingatkan masyarakat akan peristiwa di masa lampau serta
perjuangan pahlawan Indonesia. Sejarah merupakan ingatan bersama masyarakat yang tentunya
akan menyentuh hati masyarakat apabila ada satu atau lebih, tokoh yang mereka kenal yang
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan tetapi namanya tidak termasuk
kedalam daftar tokoh pahlawan nasional. Penulisan biografi ini dilator belakangi oleh belum
adanya penghargaan terhadap Mr.Assaat Datuk Mudo yang pernah memimpin Indonesia, dimana
tak lain ia adalah Presiden Republik Indonesia ketika Indonesia berada dalam Republik
Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1949-1950. Sebagai bangsa yang menghargai jasa para
pahlawannya sebaiknya pemerintah menetapkan Mr.Assaat Datuk Mudo sebagai Presiden
Republik Indonesia yang ke-3 dan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Mr.Assaat Datuk Mudo adalah Putra Minangkabau Sumatera Barat yang lahir di Dusun
Pincuran landai, Kenagarian Kubang Putih, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam pada
tanggal 18 September 1904. Ibunya bernama Djaora dan ayahnya bernama Thaib. Ia pernah
belajah di sekolah Adabiah dan Mulo di Padang, kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke
School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA) Jakarta. Ia mempunyai cita cita yang
sangat mulia yaitu ingin menjadi seorang Dokter. Ia sadar sebagian besar bangsa Indonesia
berada dalam kondisi dibawah standar dalam hal kesehatan. Akan tetapi cita cita nya itu tidak
kesampaian. Ia meninggalkan STOVIA dan pindah ke AMS. Setamat dari AMS ia
melanjutkannya ke Rechts Hoge School (RHS) Sekolah Tinggi Kehakiman Di Jakarta. Ketika
itulah ia mulai berkecimpung dalam gerakan kebangsaan seperti Jong Sumatera Bond sebuah
Perkumpulan Pemuda Asal Sumatera.
Dalam Organisasi Pemuda Sumatera itu karirnya semakin menanjak tinggi. Ia terpilih
sebagai anggota pengurus Perhimpunan Pemuda Indonesia, Partai Indonesia dan Bendahara
Komisaris Indonesia Muda. Kegiatan Mr.Assaat Datuk Mudo di bidang Politik Pergerakan
Kebangsaan tercium oleh dosennya di Sekolah Tinggi Kehakiman yang berkebangsaan Belanda.
Dosennya sangat marah ketika mengetahui Assaat aktif dalam Partai Politik yang berarti
membenci Belanda dan berusaha mengusir penjajahan Belanda. Assaat pun tidak diluluskan
walaupun telah mengikuti ujian akhir. Namun, gelora semangat pemudanya sangat bergejolak
dalam jiwanya. Ia memutuskan untuk keluar dari Sekolah Tinggi Kehakiman itu dan menuntut
ilmu ke Universitas Leiden di Belanda. Mr.Assaat Datuk Mudo pun berhasil menyelesaikan
pendidikannya dan meraih gelar Meester in de Rechten (Mr) Sarjana Hukum.
Mr.Assaat Datuk Mudo menikah dengan Roesiah, wanita Sungai Pua di Rumah Gadang
Koto Kabupaten Agam. Dari hasil pernikahannya mereka mempunyai 2 orang putra dan 1 orang
putrid. Namun Roesiah meninggal lebih dahulu dari pada Assaat. Kemudian, ia menikah lagi
dengan Widya Saria dari Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. Mr.Assaat Datuk Mudo adalah
tokoh yang tidak suka banyak bicara, tetapi segala pekerjaan bagi kepentingan perjuangan di
selesaikannya dengan baik. Semua rahasia Negara di pegangnya dengan teguh. Mr.Assaat Datuk
Mudo adalah pemimpin yang sederhana. Ia tidak ingin dipanggil Paduka Yang Mulia, cukup saja
memanggilnya dengan Bung Presiden atau Saudara Acting Presiden. Ia juga figure pemimpin
yang shaleh dan taat dalam menjalankan perintah agama, pemimpin yang sangat menghargai
waktu. Dalam perjuangan Mr.Assaat Datuk Mudo mempunyai prinsip bahwa perjuangan tidak
akan dikotori oleh penguasa Belanda, ia memilih jalan perjuangan yang tidak mau bekerjasama
dengan Belanda ( Non Kooperatif ).
Mr.Assaat Datuk Mudo adalah seorang yang setia memikul tanggung jawab selama
Revolusi dan sesudah Revolusi. Pengabdian dan perjuangan yang dilakukan oleh Mr.Assaat
Datuk Mudo berlangsung sepanjang hidupnya dan melebihi tugas yang diembaninya. Selama
hidupnya ia tidak pernah berbuat perbuatan tercela Riwayat hidupnya dipenuhi dengan
perjuangan untuk kemajuan Indonesia. Begitu dahsyatnya figure seorang Mr.Assaat Datuk
Mudo.
Ironinya, generasi muda Indonesia sedikit sekali mengenal perjuangan Mr.Assaat Datuk
Mudo. Seakan akan tak ada apresiasi terhadap perjuangannya. Hal ini terbukti dengan belum
terdaftarnya Mr.Assaat Datuk Mudo sebagai Presiden Republik Indonesia yang ke-3 serta
sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Sungguh Ironi memang, penghargaan yang diberikan
kepada seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang mengabdi untuk kemajuan rakyatnya atau
melepaskan belenggu penjajahan pada anak bangsa belum dihargai dengan baik. Menghilangkan
Mr.Assaat Datuk Mudo dari realitas sejarah Kepresidenan Indonesia sama saja dengan tidak
mengakui Universitas Gadjah Mada sebagai Universitas Negeri pertama di Indonesia.

Penulisan oleh Mhd.Nuh dan Armansyah mengenai Mr.Assaat Datuk Mudo sendiri ini
cukup menarik dan komperehensif terkait dengan berbagai fakta yang disajikan mengenai
Besarnya Perjuangan dan Pengabdian Mr.Assaat Datuk Mudo terhadap Indonesia. Meskipun
penggunaan bahasa dalam buku ini sedikit berbelit belit dan cover bukunya yang kurang menarik
perhatian pembaca, namun buku ini sangat pantas sekali untuk dibaca maupun di pelajari.

Anda mungkin juga menyukai