Anda di halaman 1dari 3

MEMECAHKAN MASALAH TERORISME SECARA KOMPREHENSIF

Monday, 27 July 2009 15:10

Oleh: Yunus Husein

Tragedi bom bunuh diri yang terjadi di Hotel Marriott dan The Ritz-Carlton pada 17 Juli yang
lalu menunjukkan bahwa masalah terorisme di Indonesia masih merupakan persoalan yang
serius walaupun lebih tiga ratus teroris sudah ditangkap dan dihukum pengadilan.
Bagaimanakah masalah ini harus diselesaikan secara komprehensif agar tidak terulang lagi
pada masa yang akan datang?

Akar Permasalahan

Masalah terorisme bukanlah masalah yang berdiri sendiri. Ia sering terkait dengan masalah lain
seperti ketidakadilan, penindasan, dan kemiskinan. Ada juga kaitannya dengan perjuangan
kemerdekaan atau pembebasan yang sedang dilakukan oleh sekelompok orang. Masalah
ketidakadilan atau penindasan bisa terjadi di dalam atau di luar negeri.

Kelompok teroris ini merasa tidak mampu melakukan perlawanan secara langsung sehingga
melakukan perlawanan dengan kekerasan yang menimbulkan ketakutan (teror). Misalnya
ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Palestina yang ditindas oleh Israel yang hampir selalu
didukung oleh negara-negara Barat menimbulkan simpati sebagian kelompok Islam garis keras
di Indonesia kepada bangsa Palestina dan terpanggil untuk melakukan pembalasan. Mereka
tidak dapat membalas langsung sehingga mereka melakukan pembalasan tidak langsung
dengan menyerang kepentingan negara-negara Barat yang mendukung Israel. Dengan
demikian, untuk memecahkan masalah terorisme diperlukan mencari akar permasalahannya
untuk dipecahkan.

Diperlukan pendekatan multidimensi untuk memecahkan masalah ini dengan melibatkan


berbagai instansi dan tokoh masyarakat.Oleh karena itu, pembentukan Desk Terorisme di
bawah Kantor Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam)
sudahlah tepat.

Yang diperlukan adalah perlu ditingkatkannya peranan Desk Terorisme dengan berbagai
program yang memecahkan akar permasalahan tersebut. Yang selama ini banyak terdengar
adalah penindakan terhadap terorisme oleh Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri,sementara
Desk Terorisme tidak begitu aktif.

Aspek Internasional

Masalah terorisme di dalam negeri tidak terlepas dari masalah lain yang terjadi di luar negeri
seperti ketidakadilan yang dialami rakyat Palestina yang ditindas Israel dengan dukungan
negara-negara Barat, masalah Afghanistan, masalah invasi Amerika Serikat ke Irak tanpa
persetujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Selama masalah-masalah internasional tersebut tidak diselesaikan dengan adil dan


baik,masalah terorisme sulit untuk diselesaikan. Untuk itulah yang diperlukan kesadaran setiap
negara dan kerja sama internasional untuk selalu mengupayakan penyelesaian masalah
internasional dengan adil dan damai.

1/3
MEMECAHKAN MASALAH TERORISME SECARA KOMPREHENSIF
Monday, 27 July 2009 15:10

Penyelesaian masalah internasional hanya dengan cara kekerasan atau tindakan militer tidak
akan pernah menyelesaikan masalah secara tuntas dan permanen. Di sinilah diperlukan peran
PBB lebih aktif sehingga penyelesaian masalah internasional tidak diserahkan kepada negara
adidaya tertentu.

Aspek Pencegahan dan Penindakan

Penegakan hukum terhadap pelaku teror harus dilakukan dengan tegas,adil,dan


bijaksana.Penegakan hukum ini harus dilakukan terus menerus baik secara terbuka dan
tertutup (intelijen) baik untuk pencegahan maupun penindakan. Dengan terjadinya peledakan
bom di Hotel Marriot dan Ritz-Carlton timbul kesan bahwa upaya pencegahan kurang berhasil
dibandingkan dengan upaya penindakan yang sudah berhasil menangkap lebih dari tiga ratus
teroris.

Dalam penindakan aksi terorisme, tujuan penghukuman bukanlah untuk balas dendam,tetapi
untuk menimbulkan efek jera kepada pelaku dan menimbulkan efek pencegahan (deterrence
effect) bagi orang lain.

Pembinaan pelaku teror dan keluarganya atau kelompoknya juga perlu dilakukan dengan
komprehensif untuk menyadarkan pelaku. Keterlibatan para ahli, organisasi keagamaan, atau
tokoh agama kiranya tetap diperlukan. Adakalanya penyidik atau penuntut umum perlu
menguasai dengan baik organisasi teroris dan ideologi yang melatarbelakanginya.

Aspek Pembiayaan

Sumber dana merupakan lifeblood of the crime. Kegiatan terorisme pasti memerlukan sumber
dana untuk biaya pembuatan bom, biaya operasional, atau biaya hidup. Pemberantasan
terorisme harus disertai juga dengan pencegahan dan pemberantasan pembiayaan terorisme
dengan mengejar sumber uangnya (follow the money).

Hal ini perlu mendapat perhatian lebih baik karena kita mendapat penilaian yang kurang bagus
tentang masalah ini. Dari sembilan standar internasional (special recomendation) untuk
memberantas pembiayaan kegiatan terorisme, ada empat predikat nilai yang tersedia, yaitu
compliance, largely compliance, partial complaince, dan non-compliance. Indonesia hanya
memperoleh noncompliance dan partial compliance.

Tidak satu pun Indonesia memperoleh nilai compliance atau largely compliance. Laporan
transaksi keuangan mencurigakan (LTKM) yang disampaikan penyedia jasa keuangan (PJK)
yang terkait pembiayaan terorisme tidak begitu banyak. Sampai sekarang laporan yang diterima
sekitar tiga puluhan. Kebanyakan laporan disampaikan karena ada permintaan dari kepolisian.

Hampir tidak ada laporan yang disampaikan karena inisiatif PJK. Dalam hal ini harus diakui
bahwa PJK sangat kesulitan untuk mengetahui apakah suatu transaksi keuangan berkaitan
dengan pendanaan terorisme atau bukan. Untuk itu diperlukan kerja sama yang baik antara
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dengan kepolisian dan PJK
sehingga LTKM yang dilaporkan lebih banyak.

2/3
MEMECAHKAN MASALAH TERORISME SECARA KOMPREHENSIF
Monday, 27 July 2009 15:10

Dari lebih dari tiga ratus tersangka teroris yang ditangkap sangat sedikit (tidak sampai lima
kasus) yang dihukum karena melakukan kegiatan pembiayaan terorisme. Di masa depan
pendekatan follow the money dalam pemberantasan terorisme masih perlu ditingkatkan agar
mereka tidak memiliki dana yang cukup untuk membuat bom, biaya operasional,ataupun biaya
lain.

Pemberantasan terorisme adalah masalah yang kompleks.Hal ini bukan tugas kepolisian
saja,tetapi tugas kita semua, termasuk anggota masyarakat. Tanpa adanya kesadaran kita
bersama di dalam dan di luar negeri, sangat sulit untuk memberantas terorisme. Kurangnya
partisipasi masyarakat bukan saja mempersulit pemberantasan, tetapi juga akan memberikan
ruang hidup bagi para teroris tersebut.

Di samping itu,untuk menghilangkan terorisme secara tuntas, akar penyebabnya harus dicari
dan dihilangkan. Dalam hal ini kerja sama seluruh negara di bawah payung PBB suatu hal yang
sangat diperlukan.

Penulis: Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Tulisan ini
merupakan pendapat pribadi

Sumber: Harian Seputar Indonesia, Senin 27 Juli 2009

3/3

Anda mungkin juga menyukai