0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
80 tayangan2 halaman
Acetylcholine (Ach) adalah neurotransmitter utama sistem parasimpatis yang bertanggung jawab atas transmisi impuls saraf ke sel-sel efektor. Ach disintesis dan dilepaskan dari ujung saraf motorik dan berikatan dengan dua jenis reseptor, yaitu reseptor muskarin dan nikotin. Pelepasan Ach mengakibatkan berbagai efek seperti vasodilatasi, penurunan detak jantung, dan kontraksi otot polos.
Acetylcholine (Ach) adalah neurotransmitter utama sistem parasimpatis yang bertanggung jawab atas transmisi impuls saraf ke sel-sel efektor. Ach disintesis dan dilepaskan dari ujung saraf motorik dan berikatan dengan dua jenis reseptor, yaitu reseptor muskarin dan nikotin. Pelepasan Ach mengakibatkan berbagai efek seperti vasodilatasi, penurunan detak jantung, dan kontraksi otot polos.
Acetylcholine (Ach) adalah neurotransmitter utama sistem parasimpatis yang bertanggung jawab atas transmisi impuls saraf ke sel-sel efektor. Ach disintesis dan dilepaskan dari ujung saraf motorik dan berikatan dengan dua jenis reseptor, yaitu reseptor muskarin dan nikotin. Pelepasan Ach mengakibatkan berbagai efek seperti vasodilatasi, penurunan detak jantung, dan kontraksi otot polos.
Acetylcholine (Ach) adalah suatu neurohormones (neurotransmitter) dari sistem saraf
parasimpatetis atau yang sering disebut parasympathomimetic drugs. Ach merupakan neurotransmitter yang responsibel sebagai transmisi impuls ke sel efektor. Ach berperan penting pada transmisi impuls di sinaps dan myoneural junction. Ach mudah dirusak secara cepat oleh enzyme AChE, sehingga Ach memiliki duration of action yang pendek (Beggs, 2007). Ketika serat saraf parasimpatis dirangsang, serat saraf melepaskan ACh, dan impuls saraf bertransmisi dari serat saraf ke organ efektor atau struktur. Setelah impuls telah sampai pada organ efektor atau struktur, ACh dihancurkanoleh AChE neurohormon. Ketika impuls saraf berikutnya siap bertransmisi sepanjang serabut saraf, ACh dikeluarkan lagi dan kemudian dihancurkan oleh AChE. Acetylcholine disintesis di terminal neuron motoric dari kolin dan asetil koenzim-A dengan bantuan enzim kolin asetiltransferase. Kolin diambil ke dalam ujung saraf dari cairan ektraseluler oleh suatu pembawa (carrier) kolin khusus yang terletak pada membrane terminal (Beggs, 2007). Acetylcholine bekerja pada saraf spinal, yang menstimulasi medula adrenal untuk mensekresikan epinefrin dan norepinefrin; pada saraf simpatik, yang menstimulasi ganglia pada rantai simpatik sepanjang kolumna vertebralis; pada saraf spinal parasimpatik, yang menstimulasi ganglia parasimpatik perifer, dan pada saraf motorik pada neuromuscular junction (Neal, 2005). Pada neuromuscular junction, masing-masing vesikula sinaptik mengandung sekitar 10.000 molekul asetilkolin. Asetilkolin yang dilepaskan dari neuron prasinapsis dapat berdifusi dengan cepat melintas celah sinapsis, berikatan dengan reseptor asetilkolin di membran pascasinapsis (Neal, 2005). Jantung diinervasi oleh dua jenis saraf, yaitu berasal dari cabang saraf splanchnic (simpatik) yang jika terstimulasi akan melepaskan norepinefrin dan memacu detak jantung, sedangkan saraf yang lain merupakan cabang nervus vagus yang akan melepas acetylcholine jika terstimulasi. Pelepasan acetylcholine menyebabkan detak jantung melambat, mengurangi frekuensi kontraksi (catatan: pada otot lurik, pelepasan asetilkolin mengakibatkan kontraksi) (Neal, 2005). Pada pembuluh darah, pelepasan acetylcholine menyebabkan terjadinya vasodilatasi karena acetylcholine melepaskan nitric oxide dari sel endothelium menuju otot polos yang dipengaruhi oleh enzim guanine silase (Neal, 2005). Acetylcholine merupakan ester asetil dari kolin. Neuron yang melepaskan asetilkolin disebut neuron kolinergik. Sehingga acetylcholine merupakan golongan choline ester (Neal, 2005). Impuls yang sampai di synaptic knob, akan menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas membran sel terhadap ion kalsium. Influks kalsium yang terjadi mengakibatkan dilepaskannya acetylcholine dari vesikula ke celah sinapsis secara eksositosis. Acetylcholine yang dilepaskan akan berikatan dengan reseptor pada membran sel pascasinapsis, lebih meningkatkan permeabilitas membran sel pascasinapsis terhadap ion kalsium (Neal, 2005). Sintesis acetylcholine merupakan reaksi penggabungan antara kolin dengan asetat aktif (asetil koenzim-A = asetil ko-A) dengan katalis kolinasetiltransferase (terdapat di sitoplasma). Asetilkolin pada umumnya akan cepat diurai oleh asetilkolinesterase (terdapat di membran sel) saat terjadi repolarisasi membrane (Neal, 2005). Ada dua jenis reseptor untuk acetylcholine, yaitu reseptor muskarin (muscarinic receptors) dan reseptor nikotin (nicotinic receptors). Reseptor muskarin ditemukan pada otot polos dan kelenjar. Reseptor muskarin dapat diblok oleh atropin, dan ditemukan bukti bahwa aksi stimulasi reseptor muskarin terjadi melalui pelepasan c-GMP intrasel. Sedangkan pada ganglia simpatik, dalam jumlah kecil acetylcholine dapat menstimulasi neuron pascaganglion dan dalam jumlah besar acetylcholine dapat memblok transmisi impuls dari neuron pra ke pascaganglion. Aksi ini tidak dipengaruhi oleh atropin tetapi hampir sama dengan aksi nikotin. Reseptor untuk acetylcholine tersebut disebut dengan reseptor nikotin. Reseptor pada akhiran saraf motorik pada myoneural junction otot skeletal merupakan reseptor nikotin, tetapi tidak identik dengan yang terdapat pada ganglia simpatik, karena responnya terhadap obat-obatan berbeda (Neal, 2005). Dapus : Beggs, Susan, et al. 2007. Introductory Clinical Pharmacology. 7 th ed. Pp. 221 Neal, M.J. 2005. Medical Pharmacology at a Glance. 5 th ed. Blackwell Publishing Ltd. Pp 18- 23