Anda di halaman 1dari 14

BRONKIOLITIS

Diagnosis
Berdasarkan gambaran klinis, usia penderita &
adanya epidemi RSV di masyarakat
Kriteria :
mengi (wheezing) dan hiperventilasi (gejala utama).
didahului infeksi saluran napas atas (batuk dan pilek).
ekspirasi memanjang, ronki basah halus nyaring pada
akhir atau awal ekspirasi.
kenaikan suhu tubuh tidak tinggi / subfebril (jarang).


Pemeriksaan fisik :
Kasus ringan : gejala menghilang 1 3 hari.
Dalam 1 2 hari, gejala bertambah berat :
gelisah, Frekuensi pernapasan meningkat (>
60/menit), napas cuping hidung, penggunaan otot
pernapasan tambahan dan retraksi serta sianosis.
Manifestasi klinis berat : apnea dan kegagalan
pernapasan.
Hepar dan lien teraba akibat pendorongan
diafragma karena tertekan oleh paru yang
hiperinflasi.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab
Tidak spesifik
Leukositosis adanya infeksi sekunder bakteri
AGD asidosis respiratorik atau metabolik
(keadaan berat)
Untuk tentukan penyebab bronkiolitis
Pemeriksaan nasofaring & antigen RSV
Pemeriksaan rontgen

Gambaran Radiologis
Normal kasus ringan
Sebagian besar : infiltrat peribronkial, konsolidasi
infiltrat
hiperinflasi paru
diameter anteroposterior meningkat pada foto
lateral, diafragma mendatar
penonjolan daerah retrosternal
pelebaran interkostal

Bayi berisiko tinggi :
penyakit jantung kongenital dengan hipertensi
pulmonal
penyakit saluran napas kronik
defisiensi imun
bayi prematur
fibrosis kistik paru
Diagnosis Banding
Asma bronkiale
Bronkopneumoni
Penyakit jantung kongestif
Pertusis
Fibrosis kistik paru

Penatalaksanaan
Prinsip dasar terapi : terapi suportif
Dibaringkan dalam posisi supin, kepala ditegakkan
dgn kemiringan 30 40
0
, leher posisi ekstensi.
Pemantauan ketat suhu dan pemberian O
2

(konsentrasi 30 40%).
Keseimbangan & kecukupan cairan (diberikan dgn
nasogastric tube atau intravena)
Jika asidosis metabolik koreksi dengan natrium
bikarbonat

Tujuan terapi di RS :
Untuk menghilangkan gejala-gejala yang muncul
Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang
muncul
Pengobatan dengan antivirus yang spesifik jika ada
indikasi
Indikasi MRS :
Usia < 3 bulan
Prematur
Kelainan jantung
Penyakit paru kronis
Defisiensi imun
Distress napas
Terapi Spesifik
Ribavirin (Virazol) : obat virustatic dengan spektrum
luas; diberikan secara aerosol tiap 12 18 jam/hari
selama 3 5 hari.
Antibiotika : bila ada indikasi infeksi bakteri.
Bronkodilator lazim digunakan pada terapi
bronkiolitis. Tetapi efikasi bronkodilator sebagai terapi
bronkiolitis tidak secara umum dapat diterima.
Kortikosteroid : tidak ada manfaatnya.
Sedativa : tidak dianjurkan, karena menyebabkan
penekanan pusat pernapasan
Imunoglobulin : dalam tahap penelitian
Rekombinan interferon-2 per i.m : masih dalam
tahap penelitian
Pencegahan
Hindarkan bayi/anak kecil dari paparan asap
rokok & polusi udara
Pemberian ASI
Hindarkan dari kontak dengan penderita ISPA
Imunoglobulin : sebagai antibodi maternal
yang didapat secara pasif sebagai
imunoprofilaksi
Komplikasi
Komplikasi (20%) : wheezing menetap, bentuk
dada mencembung, adanya sumbatan jalan
napas, pneumotoraks, dan emfisema
menetap beberapa bulan.
Komplikasi lain : dehidrasi, infeksi sekunder
oleh bakteri (pneumonia bakterial), otitis
media dan gagal napas.

Prognosis
Prognosis tergantung ketepatan diagnosis,
fasilitas yang tersedia, ketepatan tatalaksana,
dan kecermatan pemantauan
Dengan terapi suportif yang memadai klinis
membaik (48-72 jam), angka mortalitas <1%
Bayi dengan resiko tinggi angka mortalitas :
37%.

Anda mungkin juga menyukai