Anda di halaman 1dari 14

PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE AND RELATED HEADACHE

Bagian Ilmu Penyakit Saraf


RSU dr. Pirngadi Medan
2009
1

PENDAHULUAN
Sakit kepala adalah gejala yang tidak wajar dan merupakan suatu permasalahan
umum yang sangat sering dijumpai dalam praktek klinis ilmu penyakit saraf. Riwayat
dari sakit kepala ini hampir muncul bersamaan dengan permulaan hidup manusia. Sakit
kepala ini mulai diketahui secara luas sejak peradaban Babilonia.
Banyak perdebatan yang terjadi diantara para ahli dalam menjelaskan cara
munculnya gejala ini. Banyak kekurangan yang ditemukan karena sakit kepala ini
merupakan keluhan yang subjektif, dan tidak ada ukuran yang objektif dan standarisasi
yang tersedia dan juga karena penelitian khusus yang terbatas pada manusia.
Ada 2 mekanisme yang secara umum telah diketahui, pertama ialah
mekanisme perlindungan yang muncul dari dalam tubuh sebagai akibat suatu tekanan
dari lingkungan luar, dan kedua adalah mekanisme akibat perantara dari suatu penyakit
seperti penyakit yang berhubungan dengan infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus
atau penyakit lainnya. Dan tampaknya, mekanisme yang pertama adalah yang paling
banyak menyebabkan sakit kepala.
Beberapa pengamatan memberikan kepercayaan untuk teori yang menjelaskan
mekanisme dari sakit kepala adalah akibat perlindungan dari dalam tubuh atas suatu
tekanan dari lingkungan luar. Ketika terkena suhu atau panas yang berlebihan, gejala
sakit kepala dapat terjadi pada manusia. Sama halnya dengan manusia yang kurang
istirahat atau makanan yang cukup.

PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE AND RELATED HEADACHE

Bagian Ilmu Penyakit Saraf
RSU dr. Pirngadi Medan
2009
2


Penyebab umum dari sakit kepala atau sakit kepala sebelah (migrain) secara
umum disebabkan oleh stres, suhu yang tinggi, kurang istirahat atau makanan. Orang -
orang dapat cenderung terkena sakit kepala bila dekat dengan faktor pencetus.

DEFINISI
Migrain dengan aura adalah migrain yang klasik meliputi beberapa gejala-gejala
pada penglihatan yang berlangsung kira-kira 60 menit sebelum fase sakit kepala.
Gejala-gejala ini meliputi photopsia, pandangan yang kabur.
o Sakit kepala migrain dengan aura.
o Non migrain dengan aura.
o Aura tanpa sakit kepala.
o Familial hemiplegic migraine
o Migrain tipe basilar.
Migrain tanpa aura adalah migrain yang paling umum yang merupakan sakit
kepala berdenyut-denyut tanpa gejala prodromal.
Childhood variants: akan berkembang menjadi migrain pada saat dewasa dan
meliputi cyclic vomiting, abdominal migraine, dan benign paroxysmal vomiting of
childhood.
o Cyclic vomiting: Anak-anak setidaknya mengalami 5 kali serangan nausea yang
hebat dan muntah dari 1 jam sampai 5 hari.
PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE AND RELATED HEADACHE

Bagian Ilmu Penyakit Saraf
RSU dr. Pirngadi Medan
2009
3
o Abdominal migraine/recurrent episodic vomiting: Ini merupakan sakit pada
perut bagian tengah selama 1-72 jam dengan 2 sampai 4 gejala lain seperti mual,
muntah, anoreksia.
o Benign paroxysmal vertigo of childhood: merupakan serangan vertigo yang
berulang sering bersamaan dengan vomiting atau nistagmus pada anak-anak.
Retinal migraine: sekali-kali, pasien dengan iskemik nervus optikus dan retina,
papilledema, dan perdarahan pada retina; jenis ini disebut dengan retinal migraine atau
ocular migraine.
Komplikasi dari migrain: meliputi migrain yang kronik (sakit kepala >15 d/mo),
stroke karena migrain, status migrain selama >72 jam.

EPIDEMIOLOGI
Migrain menyerang 17% wanita dan 6% laki-laki di Amerika Serikat. Sebelum
pubertas, prevalensi dan angka kejadian dari migrain lebih tinggi pada anak laki-laki
dibandingkan dengan anak perempuan. Pada usia lebih dari 12 tahun, angka prevalensi
meningkat pada laki-laki dan perempuan, dan terjadi penurunan pada usia lebih dari 40
tahun kecuali pada wanita perimenopause. Rata-rata angka prevalensi lebih tinggi pada
wanita dibandingkan laki-laki. Perbandingan antara wanita dan laki-laki meningkat dari
2,5:1 saat pubertas menjadi 3,5:1 saat usia 40 tahun, setelah itu terjadi penurunan.
Insidens dari migrain dengan puncak imbasnya sekitar usia 5 tahun pada anak
laki-laki dan sekitar 12-13 tahun pada perempuan. Sedangkan insidens dari migrain
tanpa puncak imbas sekitar usia 10-11 tahun pada anak laki-laki dan sekitar usia 14-17
PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE AND RELATED HEADACHE

Bagian Ilmu Penyakit Saraf
RSU dr. Pirngadi Medan
2009
4
tahun pada anak perempuan. Insidens migrain pada wanita pada masa reproduktif
meningkat pada usia lebih dari 20 tahun.

ETIOLOGI
Kira-kira 70% dari pasien memiliki riwayat penyakit migrain yang relatif
ringan. Resiko dari migrain ini meningkat 4 kali lipat pada orang yang menderita
migrain dengan aura. Bagaimanapun, tidak ada dasar genetik yang dijumpai pada
migrain secara umum, walaupun biasanya memperlihatkan adanya pola keturunan.

PATOFISIOLOGI
Ada 2 pemikiran yang menerangkan patofisiologi dari migrain. Yang pertama
adalah yang tertua dan berdasarkan pada teori vaskular; namun teori ini gagal dan
digantikan dengan teori neurovaskular.

Teori Vaskular.
Pada tahun 1940 sampai 1950, teori vaskular dikemukakan untuk menerangkan
patofisiologi dari sakit kepala migrain. Wolff, percaya bahwa vasokonstriksi
intrakranial bertanggungjawab atas terjadinya aura dari migrain dan juga vasodilatasi
dan aktivasi perivaskular dari saraf nosiseptif akibat dari sakit kepala. Teori ini
didasarkan atas penelitian : (1) extracranial vessels sebagai penyebab debaran atau
denyutan selama serangan sakit kepala, (2) rangsangan dari intracranial vessels, dan (3)
vasokonstriksi (ergots) yang memperbaiki gejala sakit kepala sedangkan vasodilatasi
PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE AND RELATED HEADACHE

Bagian Ilmu Penyakit Saraf
RSU dr. Pirngadi Medan
2009
5


(nitroglycerin) menyebabkan serangan. Bagaimanapun, teori ini telah dibantah oleh
beberapa alasan, termasuk teori yang akan dijelaskan di bawah ini.

Teori Neurovaskular.
Pada saat ini terlihat bahwa ada hubungan yang komplek dari neural dan vascular yang
menyebabkan migrain, hal ini disebut juga dengan teori neurovascular. Sebagai dasar,
migrain yang belum menjadi suatu sakit kepala merupakan hipereksitabilitas neuronal
pada korteks serebral, terutama pada korteks oksipital. Temuan ini telah
didemonstrasikan dengan rangsangan magnetik dari transkranial dan dengan pemakaian
MRI.

Cortical spreading depression (CSD)
Pada tahun 1944, Leao mengemukakan teori tentang CSD untuk menjelaskan
mekanisme dari migrain dengan aura. Migrain aura sehubungan dengan gelombang
rangsangan saraf pada daerah kortikal yang menyebar dari tempat asal dengan
kecepatan 2-6 mm/menit. Penyebaran ini diikuti dengan gelombang dari saraf yang
tertekan dengan cara yang sama.
The blood vessels pada daerah ini sama-sama berdilatasi dan kemudian
kontriksi. Karena itu, migrain dengan aura adalah kejadian pada daerah kortikal tertentu
dan sangat berhubungan dengan neuroelektrik. Bahan kimia dari CSD adalah akibat dari
potassium atau eksitasi asam amino glutamate dari jaringan saraf. Ini menyebabkan
PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE AND RELATED HEADACHE

Bagian Ilmu Penyakit Saraf
RSU dr. Pirngadi Medan
2009
6
depolarisasi ke jaringan sekitarnya, yang mana bergiliran dan melepaskan banyak
neurotransmitter, dan menyebabkan CSD.

Positron emission tomography (PET) scanning mendemonstrasikan bahwa
aliran darah dapat berkurang selama serangan migraine dengan aura berlangsung, tapi
tidak menyebabkan oligemia. Oligemia itu sendiri tidak berhubungan dengan teori
vaskular karena oligemia ini merupakan insufisiensi akibat rusaknya fungsi faal.
Bahkan, aliran ini berkurang karena adanya tekanan akibat menurunanya asupan
metabolisme.
Alasan kenapa neuron ini lebih dapat dirangsang belum diketehui secara jelas.
Ada kelompok pasien yang mempunyai riwayat migrain akibat dari gangguan genetik
yang disebut dengan familial hemiplegic migraine (FHM).

Brainstem activation
PET scanning pada pasien yang mempunyai sakit kepala migrain akut
memperlihatkan aktivasi dari kontralateral pons. Weiler, mengemukakan bahwa aktivasi
batang otak bisa menjadi factor pencetus migrain. Kondisi umum dari sakit kepala yang
berdenyut merupakan akibat dari dilatasi pembuluh darah otak.

Cutaneous allodynia
Burstein, menggambarkan fenomena allodynia cutaneus, berupa gejala
sekunder akibat dari gangguan sistem trigeminotalamus yang muncul akibat migarin.

PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE AND RELATED HEADACHE

Bagian Ilmu Penyakit Saraf
RSU dr. Pirngadi Medan
2009
7

Dopamine Pathway
Beberapa pengarang menjelaskan bahwa dopaminergik menyebabkan migrain.
Pada tahun 1977, Sicuteri menerangkan bahwa sensitifitas terhadap dopaminergik
menyebabkan migrain pada pasien. Teori ini kemudian diperbaharui.
Variasi dari gejala prodromal (menguap, gangguan irritabilitas, nausea, vomiting) bisa
merupakan rangsangan dari dopaminergik. Antagonis dopamine seperti
prochlorperazine, secara utuh dapat mengurangi hampir 75% serangan migrain yang
akut.

Magnesium Deficiency
Ada teori lain yang menjelaskan bahwa defisiensi magnesium di otak
merupakan salah satu rantai pemicu migrain, dimana terjadi penerimaan platelet serta
pelepasan glutamate yang akhirnya menghasilkan 5-hydroxytryptamine, yang
merupakan vasokonstriktor.

DIAGNOSIS
Diagnosis dari migrain merupakan dasar klinis, berdasarkan dari kriteria yang
dibuat oleh IHS. Beberapa pasien menggambarkan keluhan fase prodromal dini sampai
48 jam sebelum serangan sakit kepala. Pada fase ini meliputi gangguan iritabilitas,
depresi, sering meguap dan hipereksitabilitas.

PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE AND RELATED HEADACHE

Bagian Ilmu Penyakit Saraf
RSU dr. Pirngadi Medan
2009
8


Sakit kepala sendiri biasanya digambarkan berupa denyutan-denyutan. Ini
biasanya unilateral, tapi disamping itu juga bisa mempengaruhi sisi yang berbeda

dengan episode yang berbeda pula.Sakit kepala ini biasanya berlangsung selama 6-24
jam. Selama sakit kepala, pasien lebih suka untuk berdiam diri atau berbaring di kamar
yang gelap. Nausea, muntah, fotophobia, fonophobia, gangguan iritabilitas, dan malaise
adalah umum terjadi pada saat sakit kepala terjadi.
Riwayat pemicu merupakan penyebab yang sering. Pemicu yang umum
meliputi makanam seperti coklat, keju, jeruk, tomat, bawang, monosodium glutamat
(MSG), aspartame, dan alcohol. Perubahan hormon seperti menstruasi, hamil,
kontrasepsi oral. Trauma pada kepala, kondisi fisik yang lemah dan letih, serta
pengobatan seperti nitrogliserin, histamin, reserpine, hydralazine, ranitidine, estrogen.

PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang baik pada migraine meliputi 5 langkah.

Langkah 1
Diagnosa klinik yang akurat berdasarkan pada kriteria IHS. Pemeriksaan neurologi
yang menyeluruh bisa dapat dilakukan. Neuroimaging tidak dibutuhkan pada kasus-
kasus yang khas.
PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE AND RELATED HEADACHE

Bagian Ilmu Penyakit Saraf
RSU dr. Pirngadi Medan
2009
9


Langkah 2

Ketidakmampuan untuk menilai. Daftar pertanyaan yang sederhana, seperti pada
Migraine Disability Assessment Scale (MIDAS), bisa digunakan untuk mengukur
tingkat ketidakmampuan pasien. Daftar pertanyaan ini juga bisa digunakan untuk
evaluasi lanjutan.

Langkah 3
Pengobatan sakit kepala sesuai dengan tingkatan penyakit. Pasien dengan gejala dan
gangguan yang ringan bisa diobati secara adekuat dengan acetaminophen, nonsteroidal
anti-inflammatory drugs (NSAIDs), propoxyphene, atau kombinasi dari obat tersebut.
Pasien dengan gangguan sedang butuh pengobatan oral yang spesifik.
Ada 2 kategori pengobatan yaitu triptan dan ergot alkaloid. Contoh triptan yang
spesifik adalah sumatriptan are sumatriptan, rizatriptan, zolmitriptan, naratriptan,
almotriptan, eletriptan, dan frovatriptan. Contoh ergot alkaloid yang spesifik adalah
ergotamine dan dihydroergotamine
Produk kombinasi pertama berupa reseptor 5HT agonis (sumatripan) dan NSAID
(naproxen sodium). Treximet, telah disetujui oleh US Food and Drug Administration
pada April 2008. Kemanjuran obat ini telah didemonstrasikan secara acak dengan
mencoba placebo dan komponen yang aktif (sumatripan dan naproxen) pada individu.
PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE AND RELATED HEADACHE

Bagian Ilmu Penyakit Saraf
RSU dr. Pirngadi Medan
2009
10
Pasien dengan sakit kepala yang hebat atau parah membutuhkan formula pengobatan
secara subkutan, intravena, atau oral. Pasien dengan nausea dan vomiting pada saat awal
serangan dapat diberikan secara intravena prochlorperazine serta memberikan respon
yang baik. Pasien ini bisa jadi dehidrasi dan membutuhkan hidrasi yan adekuat.

Kira-kira 40% dari semua serangan tidak memberikan respon terhadap pemberian
triptan atau zat lainnya. Jika semua ini gagal, pada migraine yang sudah lanjut (status
migrainosus) atau serangan selama lebih dari 72 jam, bisa jadi berada dalam kondisi
yang mendesak untuk mendapatkan perawatan yang segera di rumah sakit.

Langkah 4
Pengobatan terhadap pasien berdasarkan pada kondisi umum pasien. Ada 2 pasien
dengan gejala yang sama yaitu migrain. Masing-masing pasien mungkin mempunyai
lingkungan psikososial yang berbeda-beda.

Langkah 5
Anjuran untuk pasien, merupakan kunci untuk berhasilnya pengobatan jangka
panjang, karena migrain merupakan penyakit kronik yang dapat dikurangi dengan
meningkatkan kualitas hidup sehat.




PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE AND RELATED HEADACHE

Bagian Ilmu Penyakit Saraf
RSU dr. Pirngadi Medan
2009
11



DAFTAR RUJUKAN

1. Pathophysiology and Treatment of Migraine and Related Headache. 2008.
Avalaible from URL: www.eMedicine.com















PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE AND RELATED HEADACHE

Bagian Ilmu Penyakit Saraf
RSU dr. Pirngadi Medan
2009
12




KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kepada Tuhan YME, penulis telah selesai menyusun jurnal ini
guna melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Neurologi
RSU.Dr.Pirngadi Medan dengan judul PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF
MIGRAINE AND RELATED HEADACHE.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada
pembimbing Dr. GOLFRIED P. SIANTURI,Sp.S, atas bimbingan dan arahannya selama
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Neurologi RSU.Dr.Pirngadi Medan
serta dalam penyusunan jurnal ini.
Bahwasanya hasil usaha penyusunan jurnal ini tidak lepas dari masih banyaknya
kekurangan, tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang ada pada
penulis. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, guna
perbaikan penyusunan jurnal di kemudian harinya.
Harapan penulis semoga jurnal ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikan Ilmu Neurologi dalam klinik
dan masyarakat.

PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE AND RELATED HEADACHE

Bagian Ilmu Penyakit Saraf
RSU dr. Pirngadi Medan
2009
13
Medan,April 2009
Penulis

DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar ........................................................................................... i
2. Daftar Isi ..................................................................................................... ii
3. Pendahuluan ............................................................................................... 1
4. Definisi ....................................................................................................... 2
5. Epidemiologi .............................................................................................. 3
6. Etiologi ....................................................................................................... 4
7. Patofisiologi ............................................................................................... 4
8. Diagnosis .................................................................................................... 7
9. Penatalaksanaan ......................................................................................... 8
10. Daftar Rujukan ........................................................................................... 11






PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE AND RELATED HEADACHE

Bagian Ilmu Penyakit Saraf
RSU dr. Pirngadi Medan
2009
14







PATHOPHYSIOLOGY AND TREATMENT OF MIGRAINE
AND RELATED HEADACHE
Jurnal ini disusun untuk melengkapi persyaratan mengikuti
Kepanitraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit Saraf
di RSU dr. Pirngadi Medan

DISUSUN OLEH
TRISNA EKA PUTRI
0410070100048

PEMBIMBING
Dr. GOLFRIED P. SIANTURI, Sp. S.

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
RSU.Dr.PIRNGADI MEDAN

Anda mungkin juga menyukai