Transfusi darah telah menjadi faktor utama dalam memperbaiki dan mempertahankan kualitas hidup bagi pasien-pasien penderita kanker, gangguan hematologi, dan cedera yang berhubungan dengan trauma dan pasien-pasien yang telah menjalani prosedur bedah mayor. Transfusi darah mencakup pemberian infus seluruh darah atau suatu komponen darah dari satu individu (donor) ke individu lain (resipien) meskipun transfuse darah penting untuk mengembalikan homeostasis, transfusi darah dapat membahayakan. Banyak komplikasi dapat ditimbulkan oleh terapi komponen darah, contohnya reaksi heolitik akut yang kemungkinan mematikan, penularan penyakit infeksi (hepatitis, AIDS) dan reaksi demam. Kebanyakan reaksi transfusi yang mengancam hidup diakibatkan oleh identifikasi pasien yang tidak benar atau pembuatan label sampel darah atau komponen darah yang tidak akurat, menyebabkan pemberian darah yang tidak inkompatibel. Pemantauan pasien yang menerima darah dan komponen darah dan pemberian produk-produk ini adalah tanggung jawab keperawatan. Komponen darah harus diberikan oleh personel yang kompeten, berpengalaman, dan dilatih dengan baik dan mengikuti pedoman organisasi dan badan-badan yang telah diakreditasi dalam memberikan terapi komponen darah.
B. Prosedur Transfusi Darah
Untuk mencegah kemungkinan kontaminasi pada specimen darah, digunakan praprosedur dan prosedur yang steril, terampil dan teliti. Berikut ini adalah tahapannya : Praprosedur 1. Periksa kembali apakah pasien telah menandatangani inform consent. 2. Teliti apakah golongan darah pasien telah sesuai. 3. Lakukan konfirmasi bahwa transfusi darah memang telah diresepkan. 4. Jelaskan prosedur kepada pasien. 5. Saat menerima darah atau komponen darah a. Periksa ulang label dengan perawat lain untuk meyakinkan bahwa golongan ABO dan RH nya sesuai dengan catatan. b. Periksa adanya gelembung darah dan adanya warna yang abnormaldan pengkabutan. Gelembung udara menunjukan adanya pertumbuhan bakteri . Warna abnormal dan pengkabutan menunjukan hemolisis. c. Periksa jumlah dan jenis darah donor sesuai dengan catatan resipien. 6. Periksa identitas pasien dengan menanyakan nama pasien dan memeriksa gelang identitas. 7. Periksa ulang jumlah kebutuhan dan jenis resipien. 8. Periksa suhu, denyut nadi, respirasi dan tekanan darah pasien sebagai dasar perbandingan tanda-tanda vital selanjutnya. Prosedur 1. Pakai sarung tangan yang dianjurkan oleh universal precaution yang menyatakan bahwa sarung tangan harus dikenakan saat prosedur yang memungkinkan kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya. 2. Catatlah tanda vital sebelum memulai transfusi. 3. Jangan sekali-sekali menambahkan obat kedalam darah atau produk lain. 4. Yakinkan bahwa darah sudah harus diberikan dalam 30menit setelah dikeluarkan dari pendingin. 5. Bila darah harus dihangatkan, maka hangatkanlah dalam penghangat darah in-line dengan system pemantauan. darah tidak boleh dihangatkan dalam air atau oven microwave. 6. Gunakan jarum ukuran 19 atau lebih pada vena. 7. Gunakan selang khusus yang memiliki filter darah untuk menyaring bekuan fibrin dan bahan partikel lainnya. 8. Jangan melubangi kantung darah. 9. Untuk 15 menit pertama, berikan transfusi secara perlahan-tidak lebih dari 5 ml/menit. 10. Lakukan observasi pasien dengan cermat akan adanya efek samping. 11. Apabila tidak terjadi efek samping dalam 15 menit, naikkan kecepatan aliran kecuali jika pasien beresiko tinggi mengalami kelebihan sirkulasi. 12. Observasi pasien sesering mungkin selama pemberian transfusi. a. Lakukan pemantuan ketat selama 15-30 menit ntuk mendeteksi adanya tanda reaksi atau kelebihan beban sirkulasi. b. Lakukan pemantauan tanda vita dengan interval teratur. 13. Perhatikan bahwa waktu pemberian tidak melebihi jam karena akan terjadi peningkatan resiko poliferasi bakteri. 14. Siagalah terhadap adanya tanda reaksi samping : a. Kelebihan beban sirkulasi. b. Sepsis. c. Reaksi febril. d. Reaksi alergi e. Reaksi hemolitik akut.
C. Definisi Transfusi Autologus.
Transfusi autologus adalah transfusi yang menggunakan darah penderita sendiri untuk transfusi. Dua pendekatan utama yang mungkin : darah bisa dikumpulkan dan disimpan selama berminggu-minggu setelah pembedahan, atau pilihan lain, darah yang keluar pada tempat pembedahan dikumpulkan dan siproses utnuk transfusi-prosedur yang dikenal sebagai “penyelamatan darah”. D. Tujuan Transfusi Autologus. Tujuan pada Transfusi Autolugus adalah : 1. Mengurangi resiko tranfusi. 2. Menghemat persediaan darah donor. 3. Mengurangi beban kerja dibank darah.
E. Keuntungan dan Kontraindikasi Transfusi Autologus.
Terdapat beberapa keuntungan pada transfusi autologus : Karena paparan terhadap transfusi sel darah merah homolog adalah minimal, tidak ada penularan penyakit (hepatitis, AIDS) atau aloimunisasi, dan menggunakan darah mereka kadang-kadang merupakan suatu alternatif yang dapat diterima oleh pasien yang menolak menerima darah yang disimpan karena alasan-alasan agama. keuntungan utama transfusi autolugus ini adalah pencegahan penularan infeksi virus dari darah orang lain.keuntungan lain adalah, transfusi ini aman bagi pasien dengan riwayat reaksi transfusi, menyediakan golongan darah yang langka, pencegahan aloimunisasi dan menghindari komplikasi pada pasien dengan aloantibodi, dan menjaga ketersediaan darah dalam komunitas tertutup. Kontraindikasi transfuse autologus adalah infeksi akut, penyakit kronis yang sangat melemahkan, hemoglobin kurang dari 11 g/l, hematokrit kurang dari 33%, riwayat epilepsi aktif, disritmia jantung, dan penyakit kardiovaskuler atau serebrospinal akut.
F. Macam-Macam Cara Transfusi Autolugus.
Terdapat berbagai macam cara transfusi autologus, antara lain : 1. Program pradeposit. Program pradeposit memerlukan pengumpulan pendonoran darah selama berminggu-minggu sebelum pembedahan. 2. Hemodilusi prabedah. Kadar hemoglobin intrabedah jauh dibawah normal masih aman, dan pada kebanyakan kasus mungkin dibutuhkan. Penderita yang bugar, dan tidak anemik, dapat diambil sampai dengan seperempat volume darahnya segera sebelum pembedahan, dan digantikan dengan volume expander, jadi ekiuvalen dengan jmlah darahnya sendiri yang tersedia untuk menggantikan kehilangan pada saat bedah.
G. Prosedur Transfusi Autolugus.
Tahapan dalam prosedur transfusi autologus adalah : 1. Darah dikumpulkan (dikumpulkan tidak lebih dari 72 jam sebelum prosedur pembedahan) dan diberilabel dengan tepat, dan disimpan menggunakan pedoman AABB. 2. Pasien harus mempunyai kadar HB minimal 11 g/dl dan kadar hematokrit yang lebih besar dari 34% sebelum setiap penyumbangan. 3. Untuk mengambil darah dari luka, gunakan alat penghisap dengan kateter berlumen 2, kateter menyalurkan antikoagulan CPDA-1 atau heparin pada ujung alat penghisap. 4. Setelah darah terkumpul dengan antikoagulan, segera kumpulkan dalam wadah plastik steril dengan pembatas yang fleksibel dan penyaring. 5. Darah yang diselamatkan disaring dan diinfuskan kembali sebagai darah lengkap atau yang diproses sebelum pemberian infus. 6. Darah yang diselamatkan tidak boleh disimpan karena baik penyaringan ataupun pemrosesan tidak dapat menghilangkan bakteria secara sempurna dari darah. 7. Pengumpulan darah untuk diinfuskan kembali harus selesai dalam 6 jam dari permulaan proses pengumpulan jika darah akan digunakan. 8. Darah yang dikumpulkan diinfuskan kembali setelah pendarahan telah dikendalikan. 9. Memberikan infus kembali dengan darah yang diselamatkan setelah pembedahan dilengkapi dengan pengumpulan darah yang memacar melalui system drainase yang tertutup, steril, dan terbuat dari plastik. 10. Teknik pengumpulan meliputi penghisapan yang diatur dengan hati-hati (tidak lebih dari 100 mmHg), menambah antikoagulan ACDA per peasanan dokter, memantau kadar cairan dalam wadah steril minimal setiap jam, dan menjaga sistem tersebut tertutup dan terbebas dari udara. 11. Karena resiko pertumbuhan bakteri, darah tidak boleh menetap dalam wadah pengumpulan selama lebih dari 6 jam. 12. Darah tersebut dapat diinfuskan kembali dengan tetesan grafitasi atau pompa infus. 13. Darah tersebut harus diinfuskan kembali dalam 6 jam dari permulaan proses pengumpulan jika darah tersebut akan digunakan. 14. Penggunaan penyaring mikroagregat diperlukan untuk pemberian infus kembali dari produk darah.